Home » All posts
macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan
organ generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetatif
dan bunga, buah serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase di mana
tanaman hanya membentuk organ vegetatif disebut fase pertumbuhan
vegetatif. Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan
pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral
dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran
tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji
terbentuk bersama dengan perkembangan buah
Akar
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya berkembang
di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan
umumnya tumbuh di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan
menjauhi cahaya. Berbeda dengan batang, akar tidak berbuku, tidak beruas,
dan tidak mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus
pada ujungnya, bentuknya sering kali meruncing sehingga mudah menembus
tanah, dan warna nya keputihan atau kekuningan. Akar dengan sistem
percabangannya berfungsi menyerap air dari dalam tanah dan zat-zat hara yang
terlarut di dalam air
Bentuk dan Struktur Akar
Bentuk dan struktur akar sangat beragam. Keanekaragaman ini bertalian
dengan fungsinya, misalnya sebagai akar nafas, penyimpan cadangan
makanan, sebagai penghisap, penopang, dan sebagainya.
Bagian-bagian yang umum terdapat pada akar antara lain:
1. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang
bersambungan dengan pangkal batang.
2. Ujung akar (apex radix) yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri
atas jaringan yang masih dapat melakukan pertumbuhan.
3. Batang akar (corpus radix) yaitu bagian akar yang terdapat antara
leher akar dan ujungnya.
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang
tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar
dari batang akar, dan masing-masing dapat mengadakan pertumbuhan
lagi.
5. Rambut-rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah penonjolan dinding luar sel-sel epidermis
yang panjang, bentuknya seperti rambut. Rambut-rambut akar ini
berfungsi memperluas bidang penyerapan akar sehingga lebih banyak
air dan zat terlarut dalam tanah yang dapat dihisap, (lihat gambar
12.1) 6. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya pada ujung,
terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang
masih muda dan lemah
Sistem Perakaran
Pada saat tumbuhan masih kecil yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji,
bakal akar sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada
perkembangan selanjutnya, ketika biji mulai berkecambah sampai menjadi
tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang
berbeda, sehingga pada tumbuhan dibedakan dua macam sistem perakaran,
yaitu:
1. Sistem perakaran tunggang: terjadi bila akar lembaga tumbuh terus
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang
lebih kecil. Akar pokok demikian disebut akar tunggang (radix
primaria). Susunan perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan
dikotil dan tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
2. Sistem perakaran serabut: terjadi bila akar lembaga dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh
berkembangnya sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini bentuknya
seperti serabut, oleh karena itu, disebut akar serabut. Sistem
perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji tunggal
(monokotil), Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga
memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut
dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama
akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
Sifat-sifat Akar
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya
2. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung
daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan
4. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya
masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah
5. Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah
Fungsi Akar
Fungsi akar bagi tumbuhan:
1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat
hidupnya
2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari
dalam tanah
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat
tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat
respirasi, misalnya tumbuhan bakau
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif.
Misalnya wortel yang memiliki akar tunggang yang membesar,
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan
sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh
menjadi individu baru.
Batang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan penting sehingga sering dikatakan
sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar tumbuhan terletak di
atas tanah, namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah, bahkan ada
tumbuhan yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun
sesungguhnya berbatang hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah
tidak berbatang Batang merupakan organ vegetatif tumbuhan yang berfungsi untuk tempat
melekatnya daun, mengangkut air dan juga sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Secara morfologi yang membedakan baang dengan akar
adalah adanya ruas dan mata tunas di batang.
Perbedaan Struktur Batang
Struktur batang tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) pada umumnya
mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke
ujung semakin mengecil, bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya,
tumbuhan biji berkeping tunggal (Monocotyledoneae) mempunyai batang
yang dari pangkal sampai ujung batang tidak menunjukan perbedaan besarnya
Batang Dikotil
Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan
jaringan vaskuler (stele). Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan
bagian terluar batang. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan
pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua
daerah yaitu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati
posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele
terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun
melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem.
Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan
kambium. Kambium merupakan jaringan meristematis dan aktif membelah
yang dikenal dengan meristem lateral mengakibatkan batang bertambah
diameternya. Aktivitas pembelahan kambium akan mengakibatkan
terbentuknya xilem sekunder kearah dalam dan floem sekunder ke arah luar.
Pada batang dewasa kulit kayu (barak dibangun oleh tiga jenis jaringan yaitu
jaringan gabus (cork), kambium gabus (cork cambium) dan floem sekunder.
Aktivitas dari kambium akan membentuk lingkaran tahunan. Lingkaran
tahunan merupakan lingkaran yang dibentuk oleh aktivitas pembelahan
jaringan kambium selama setahun. Pada daerah temperata lingkaran tahunan
mudah terlihat yaitu dengan terbentuk jaringan kayu yang berwarna gelap dan
berwarna terang. Jaringan gelap merupakan jaringan yang dibentuk ketika
musim salju yang biasanya membentuk sel yang kecil-kecil dan rapat sehingga
kelihatan lebih gelap. Pada musim semi akan terbentuk jaringan pengangkut
(floem dan xilem) dengan sel yang berukuran lebih besar sehingga terlihat
lebih terang. Lingkaran tahunan dapat digunakan untuk menentukan umur
kayu.
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang dan ada pula yang tidak
bercabang. Cara percabangan batang dapat dibedakan menjadi percabangan
monopodial (pada cemara), simpodial, dan dikotomi (pada paku-pakuan).
Cabang yang besar dan secara langsung keluar dari batang dinamakan dahan,
sedang cabang-cabang yang lebih kecil dinamakan ranting.
Batang Monokotil
Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks
dan jaringan vaskuler (stele). Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata.
Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang
dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur
sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas
vaskuler monokotil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami
penebalan sekunder. Masingmasing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang
tersusun dari jaringan sklerenkim Fungsi Batang
Fungsi batang bagi tumbuhan:
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu
daun, bunga dan buah.
2. Percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang tertentu sehingga
menempatkan batang pada posisi yang menguntungkan.
3. Sebagai jalan pengangkut air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas
dan jalang pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. 4.
Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
Daun
Daun (Lat: folium) merupakan alat tubuh yang penting bagi tumbuh tumbuhan
karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun misalnya proses
fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tumbuhan
untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula mula berupa tonjolan
jaringan yang kecil, yaitu primordia pada waktu ujung pucuk tumbuh,
primordia daun baru mulai terbentuk menurut pola khas untuk tiap jenis
tumbuhan.
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang paling
bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada
tumbuhan disebut phyllom (film). berdasar variasi tersebut, folium dapat
digolongkan ke dalam: daun lebar, profil, katafil, hipsofil, kotiledon, dan lainlain. Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesis,
biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar
matahari. Katafil adalah sisik pada tunas atau batang di bawah tanah, berfungsi
sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Profil
merupakan daun pertama yang tumbuh paling bawah di cabang lateral, pada
monokotil hanya ada satu helai profil, sedang pada dikotil dijumpai dua helai
profil. Hipsofil merupakan tipe-tipe braktea yang bergabung dengan bunga dan
berfungsi sebagai pelindung, kadang-kadang hypsofil berwarna cerah dan
menyerupai mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada
tumbuhan.
Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas, dan pada umumnya
simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam
fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang
terekspos sinar matahari bisa lebih luas. Daun ditutupi kedua permukaannya
masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding luar epidermis biasanya tebal
dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis
seringkali dilapisi kutikula yang tebal maupun tipis. Lapisan kutikula ini
dibentuk dari kutin. Daun monokotil pada umumnya orientasinya tegak
sehingga kedua permukaannya mendapat sinar matahari. Struktur internal
hampir sama pada kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi.
Jaringan mesofil tidak mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan
jaringan spong, tetapi terdiri atas sel-sel parenkim dengan kloroplas dan ruang
antar sel di antaranya
Anatomi Daun
Anatomi Daun
1. Epidermis: Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis
bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya
2. Jaringan mesofil: Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak
kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan
3. Jaringan bunga karang: Disebut juga jaringan spons karena lebih
berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan (lihat gambar 12.3)
4. Berkas pembuluh angkut: Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan
floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya
dipisahkan oleh kambium. Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut
air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai
sponsor penegak tumbuhan. Floem berfungsi mentransfor hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Bentuk Daun
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentukbentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau
menjadi elips dan memanjang namun tidak selamanya
berbentuk helaian pipih serta melebar dan berfungsi untuk proses fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi. Daun dapat berubah bentuk maupun fungsinya,
antara lain daun berbentuk benang- benang dan fungsinya untuk memanjat,
atau berupa sisik berdaging pada umbi lapis, berupa daun tajam pada tanaman
kaktus dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi organ penyimpan air. Daun yang mengalami perubahan bentuk dan
fungsinya tadi dinamakan daun metamorfosa (modifikasi daun), misalnya
daun pembelit (sulur) pada daun kembang sungsang (Gloriosa superba) dan
pada daun kacang polong (Pisum sativum),
Daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal
adalah daun yang hanya mempunyai satu helai daun pada satu tangkai daun,
sedang daun majemuk merupakan daun yang jumlahnya lebih dari satu helai
daun pada satu tangkai daun.
Daun dikatakan sebagai daun lengkap apabila mempunyai bagian-bagian
petiolus (tangkai daun), lamina (helaian daun), dan vagina (upih daun),
misalnya daun pohon pinang (Arena catechu), daun bambu (Bambusa sp),
daun pisang (Musa paradisiaca), dan lain-lain. Apabila daun suatu tumbuhan
tidak mempunyai salah satu dari tiga bagian pokok daun seperti di atas, daun
yang demikian, dinamakan daun tidak lengkap. Daun yang hanya terdiri atas
tangkai daun dan helaian daun saja disebut daun bertangkai, contohnya pada
daun nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dan lain-lain.
Apabila daun hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja disebut daun
berupih atau daun berpelepah, dan apabila suatu daun hanya terdiri dari tangkai
daun yang bermodifikasi menjadi helaian daun maka hal yang demikian
disebut helaian daun semu atau disebut pula dengan filodia, contohnya pada
daun Acacia (Acacia auriculiformis).
Bagian Daun
Bagian-bagian utama dan tambahan pada daun adalah sebagai berikut:
1. Tangkai daun (petiolus): merupakan bagian daun yang mendukung
helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada
posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari
sebanyak- banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun berbeda-beda
menurut jenis tumbuhannya, biasanya berbentuk silinder dengan sisi
atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dilihat pada
penampang lintangnya ada yang bulat berongga, pipih dan tepinya
melebar, bersegi, atau setengah lingkaran.
2. Helaian daun (lamina): merupakan bagian daun yang terpenting dan
lekas menarik perhatian sehingga suatu sifat yang sesungguhnya
hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya.
Suatu tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan
pada satu pohon, oleh karena itu, dikatakan memperlihatkan sifat
heterofili. Gejala heterofili ini dapat terjadi karena umur, modifikasi,
atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh
perubahan fungsinya. Sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam
pengenalan suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung,pangkal, susunan urat-urat daun, tepi, warna, permukaan atas/bawah,
tekstur, dan lain- lain.
3. Pelepah/upih daun (vagina): merupakan bagian daun yang melekat
atau melingkupi batang, juga mempunyai fungsi sebagai pelindung
kuncup yang masih muda (misal pada daun tebu), dan memberi
kekuatan pada batang tanaman (misal pada pohon pisang).
4. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa dua helai daun yang kecil,
terletak dekat pangkal tangkai daun, dan umumnya berguna
melindungi kuncup yang masih muda.
5. Lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang umumnya terdapat
pada batas antara upih dan helaian daun pada keluarga rumput
rumputan (Graminae). Alat ini berguna mencegah mengalirnya air
hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga
pembusukan dapat dihindarkan.
Fungsi Daun
fungsi daun adalah:
1. Tempat terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan dikotil, terjadinya
fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan
monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernapasan.Di daun terdapat stomata yang berfungsi
sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi
3. Daun).
4. Tempat terjadinya transpirasi.
5. Tempat terjadinya gutasi.
6. Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor
bebek (tunas daun).
Stomata Daun
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil
CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai
hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita di mana stomata mengambil CO2
dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stomata,
tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada
batang.
Tipe stomata pada daun sangat
bervariasi. berdasar hubungan stomata dengan sel epidermis sel tetangga
ada banyak tipe stomata, Klasifikasi ini terpisah dari klasifikasi berdasar
perkembangan. Walaupun tipe yang berbeda dapat terjadi pada satu famili
yang sama atau dapat juga pada daun dari spesies yang sama. Struktur aparatus
stomata dapat digunakan dalam studi taksonomi
Bunga
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan
beberapa perubahan dalam pengaturan aspek pucuk. Bunga dianggap ranting
yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk
khas sesuai fungsinya. Sepal dan petal secara umum strukturnya menyerupai
daun. Sepal dan petal terdiri atas epidermis dan jaringan dasar parenkim dan
sistem vaskuler. Sel-sel pada bunga ada yang memiliki kristal, getah, tanin dan
idioblas lainnya. Tepung dibentuk pada petal yang masih muda. Sepal yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, jarang mengalami diferensiasi menjadi
jaringan tiang dan bunga karang. Warna petal yang berperan dalam menarik
polinator, menunjukkan adanya pigmen dalam kromoplas dan dalam cairan sel
misalnya antosianin
Anatomi Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Tangkai Bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas
bersifat batang, seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian
bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau yang merupakan
peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
2. Dasar Bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang melebar,
dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang
mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk
amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam
satu lingkaran.
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga
umumnya tersusun menjadi 2 bagian:
• Kelopak (calyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga
masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup
terhadap pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun
kelopak (sepala).
• Mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang
terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau.
Warna bagian inilah yang lazim merupakan warna bunga.
Mahkota bunga terdiri atas jumlah daun mahkota (petal),
4. Alat Kelamin Jantan (androecium) disebut Benang Sari. Pada bunga
benang sari ada yang berlekatan ada pula yang bebas, ada yang
tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dua lingkaran.
5. Alat Kelamin Betina (gynoecium) disebut Putik. Putik terdiri atas
metamorfosis daun disebut daun buah (karpela). Pada bunga terdapat
satu atau beberapa putik, setiap putik terdiri dari satu atau beberapa
daun buah .
Macam Bunga
Bunga terbagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.
1. Bunga tunggal (Planta uniflora), apabila dalam satu tangkai terdapat
hanya satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga tunggal terdiri atas
tangkai bunga (pedicel), dasar bungan (receptacle), kelopak (calyx),
mahkota (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistil).
2. Bunga majemuk (planta multiflora), di mana dalam satu tangkai
terdapat lebih dari satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga
majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung
(bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga,
Bunga majemuk terbagi menjadi dua macam:
1. Bunga majemuk berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai selalu
ditutup dengan suatu bunga.
2. Bunga majemuk tak berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai dapat
tumbuh terus atau dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi.
Struktur Alat Reproduksi Bunga
Menurut Silalahi M, Adinugraha F. (2019), Struktur anatomi alat reproduksi
generatif bunga yaitu benang sari (jantan) dan putik (betina) terutama bagian
kepala sari, pollen dan ovarium. Tumbuhan berbunga atau Magnoliophyta
melakukan reproduksi seksual dengan membentuk bunga. Bunga merupakan
modifikasi organ vegetatif tumbuhan yaitu daun dan batang sehingga memiliki
struktur anatomi yang mirip. Bunga merupakan organ generatif tumbuhan
yang memiliki bagian bagian yaitu tangkai bunga (pedunculus), dasar bunga
(reseptakulum), kelopak bunga (Kaliks), mahkota bunga (korola), benang sari
(stamen) dan putik (karpel). Sebagian besar bunga Magnoliophyta tersusun
dalam lingkaran atau yang dikenal juga dengan bunga siklik.
Benang sari dan putik merupakan bagian dari bunga yang berfungsi sebagai
alat reproduksi. Benang sari terdiri dari beberapa bagian yaitu tangkai buah
(ovarium). Di dalam ovarium terdapat bakal buah (ovarium) dan di dalam
bakal buah terdapat bakal biji (ovulum).
Kepala sari memiliki kotak spora yang disebut dengan sporangium, terdiri dari
benang sari (stylus), kepala sari (antera) dan serbuk sari (pollen). Putik
memiliki bagian bagian yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stylus) dan
bakal buah dapat melakukan spermatogenesis dan mikrosporogenesis,
sedangkan dalam bakal buah terjadi mikrosporogenesis atau oogenesis.
Struktur serbuk sari maupun bakal buah bervariasi pada setiap tumbuhan
sehingga sering digunakan untuk identifikasi tumbuhan. Bakal biji (ovulum)
yang tumbuh di plasenta pada bakal buah (ovarium) adalah tempat terjadinya
megasporogenesis dan megagametogenesis. Pada bakal biji dapat dibedakan
nuselus, satu atau dua integumen yang menutupi nuselus dan funikulus
(tangkai biji).
Hasil spermatogenesis akan terbentuk 4 sel serbuk sari dari setiap sel induk
serbuk sari, sedangkan hasil dari oogenesis akan terbentuk satu sel telur yang
fungsional. Serbuk sari akan berkecambah dan membentuk tabung sari ketika
jatuh di kepala putik membentuk sel sperma.
Proses fertilisasi pada tumbuhan Magnoliophyta terjadi dengan pembuahan
ganda yang terjadi di dalam kantung embrio. Sel telur dan inti kandung
lembaga sekunder akan dibuahi oleh sel sperma. Sel telur yang dibuahi akan
membentuk embrio, sedangkan inti kandung lembaga sekunder yang dibuahi
akan membentuk endosperm. Pada tanaman jagung endosperm berkembang
dengan baik, namun pada berbagai jenis tanaman juga terkadang tidak
berkembang. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan dalam
perkembangan embrio.
Ovarium merupakan tempat terjadinya pembuahan. Struktur ovarium bunga
bervariasi antara satu spesies dengan spesies lainnya. Di dalam ovarium
ditemukan plasenta yaitu bagian yang menghubungkan biji dengan ovarium.
Bila dilihat dari posisi ovarium terhadap dasar bunga dibedakan menjadi
ovarium superior, ovarium inferior dan ovarium semi inferior. Bunga yang
memiliki ovarium superior merupakan bunga hypogynous sedangkan bunga
yang memiliki ovarium inferior merupakan
Buah
Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan
bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat pada biji juga
berkembang menjadi embrio. Pada saat yang sama , bunga mengalami
perubahan yang menyebabkan perkembangan bakal buah menjadi buah.
Buah merupakan hasil kelanjutan dari proses penyerbukan.
Pada pembentukan buah, selain bakal buah, adakalanya bagian bunga juga ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian dari buah. Segera setelah terjadi
pembuahan bagian bunga selain bakal buah akan menjadi layu dan gugur.
Macam Buah
berdasar atas asal pembentukannya maka buah dibagi menjadi 2 macam:
1. Buah Semu
Buah Semu yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah beserta bagian
bagian lain dari bunga dan bagian lain itulah, yang kemudian akan
menjadi bagian utama dari buah. Buah semu ini dibagi lagi menjadi 3
macam, yaitu:
• Buah semu tunggal.
• Buah semu berganda.
• Buah semu majemuk (lihat gambar 12.6)
2. Buah Sungguh atau Buah Sejati
Buah sejati yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah dan merupakan
bagian utama, jika ada bagian lain yang masih tertinggal bukan
merupakan bagian utama. Seperti halnya juga buah semu maka buah
sejati ini dibagi menjadi 3 macam sebagai berikut:
• Buah sejati tunggal.
• Buah sejati berganda.
• Buah sejati majemuk. (lihat gambar 12.6)
Biji
Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji
terbentuk bersama dengan perkembangan buah , Biji berkembang dari bakal biji (ovulum).
Biji terdiri dari sporofit yang berkembang partial, embrio; endosperm (kadang
tidak ada); dan lapisan protektif, selubung biji atau testa. Embrio beragam
dalam pola perkembangan, tingkat diferensiasi dan ukuran. Embrio terdiri dari
sumbu akar, cotyledon dan meristem tajuk yang pertama. Cadangan makanan
disimpan dalam endosperm atau perisperm, disebut albuminous dan yang tidak
memiliki jaringan cadangan makanan disebut exalbuminous. Pada kebanyakan
biji, proporsi cadangan makanan tersimpan dalam embrio atau di luar embrio.
Bagian Biji
Pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), biji merupakan alat
perkembangbiakan yang utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru
atau lembaga. Pada biji terdapat bagian-bagian, seperti berikut:
1. Kulit biji (spermodermis).
2. Tali pusat (funiculus).
3. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)
Kecambah
Tanaman yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah.
Perkecambahan dibedakan menjadi 2 macam, seperti berikut:
1. Perkecambahan diatas tanah (epigeal atau epigalis), yaitu jika pada
perkecambahan tersebut daun lembaganya terangkat ke atas muncul
di atas tanah.
2. Perkecambahan dibawah tanah (hipogeal atau hypogalis), yaitu
perkecambahan yang daun lembaganya tetap di dalam tanah atau
tidak terangkat
Anatomi tumbuhan merupakan bagian ilmu pengetahuan tumbuhan yang terus
mengalami kemajuan. Pada prinsipnya anatomi tumbuhan ilmu dasar tanaman
yang mengkaji tentang identifikasi sel dan jaringan tumbuhan beserta
mekanismenya untuk menegaskan persamaan dan perbedaan karakteristik
morfologi dan fisiologi tumbuhan. Ilmu anatomi tumbuhan memudahkan
identifikasi tumbuhan yang telah dikelompokkan berdasar hubungan
kekerabatan atau famili, kelas, genus hingga spesies melalui pengkodean
binomial nomenclature pada setiap tingkatan tumbuhan. anatomi memiliki urgensi bagi para ahli termasuk pemulia tanaman,
ahli pertanian, ahli ekologi, dan ahli konservasi yang membutuhkan identitas
dan nama tumbuhan secara akurat untuk subjek studi mereka. Ahli
farmakognosi yang mencari zat kimia baru pasti tahu persis spesies, varietas
atau bahkan bagian dari suatu tumbuhan yang menghasilkan zat berharga
untuk kehidupan manusia.
Dasar studi anatomi berperan penting saat memeriksa hubungan kelompok
tumbuhan berdasar teknik molekuler. Tanpa nama dan deskripsi yang
akurat untuk suatu tanaman, eksperimen tidak dapat diulangi. Secara ilmiah,
tidak mungkin untuk mengatakan apakah tanaman atau tumbuhan yang dipilih
sebagai subjek percobaan berulang adalah spesies yang sama dengan yang
digunakan pada awalnya jika identitas bahan tidak pasti. Pemahaman yang
baik tentang anatomi tumbuhan sangat penting sehingga tetap menjadi
persyaratan utama bagi peneliti tumbuhan agar terhindar dari kesalahan
identifikasi jenis sel dan bahkan jaringan yang sering terjadi dalam penelitian.
Ruang Lingkup Anatomi Tumbuhan
Perkembangan anatomi tumbuhan terus memberikan makna dalam ruang
lingkup biologi tanaman yang lebih luas. Anatomi tumbuhan pada awalnya
dianggap sebagai bagian dari biologi yang berhubungan dengan struktur
eksternal dan internal tumbuhan. Dalam proses perkembangannya sebagai
ilmu, anatomi tumbuhan telah dipisahkan dari morfologi yang tidak hanya
mengacu pada ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan . Peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan mengembangkan anatomi
untuk melihat lebih jauh ke dalam sel dan organel menggunakan teknik
mikroskopis canggih, sehingga anatomi tumbuhan modern mencakup
pemahaman komposisi struktural organel seluler, membran, dan detail kecil
dari struktur seluler. Perluasan fungsi studi anatomi tumbuhan saat ini tidak
hanya berkaitan dengan sejumlah disiplin ilmu biologi dan botani yang
meliputi molekuler tumbuhan, patologi tumbuhan, fisiologi dan morfologi
tumbuhan, ilmu kehutanan, budidaya hortikultura dan studi agronomi . Studi anatomi modern berperan dalam ruang lingkup yang lebih
luas seiring dengan kemajuan peradaban dan upaya meningkatkan
kesejahteraan manusia.
Ruang lingkup anatomi tumbuhan akan terus mengalami perkembangan. Saat
ini perkembangan manfaat studi anatomi tumbuhan berhubungan erat dengan
hampir seluruh aspek kehidupan dan kesejahteraan manusia. Kemanfaatan
studi anatomi yang lain di antaranya mendukung kemajuan industri yang di
antaranya manufaktur, kesehatan dan farmasi yang dapat dikembangkan
bersama studi bioteknologi, biosintesis dalam menghasilkan metabolit
sekunder. Anatomi tumbuhan juga berperan penting dalam keseimbangan
ekologi yang perkembangannya berkolaborasi dengan kemajuan teknik
arsitektur dan sipil (Punobasuki, 2014).
Seluruh manfaat studi anatomi tersebut pada prinsipnya diperoleh berdasar
kemampuan memahami dan meninjau struktur sel, histologi jaringan dan
sistem organ tumbuhan vegetatif maupun generatif Tinjauan
anatomi seluler menekankan pada komponen dua sifat. Pertama adalah sifat
komponen sel hidup (protoplasmik) untuk menemukan cara memperbaiki dan
meningkatkan kualitas genetik. Kedua adalah sifat komponen sel mati (nonprotoplasmik) yang menghasilkan kandungan senyawa aktif dan produk
organik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia Tinjauan
histologi jaringan menekankan kajian karakteristik jaringan berbagai
tumbuhan baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi. Histologi
anatomi secara umum ditinjau berdasar sifat yang meliputi jaringan muda
dan dewasa. Histologi meneliti struktur jaringan sehingga pada tumbuhan
dapat diketahui bagian-bagian yang tersusun atas jaringan sederhana dan
kompleks. Pada fungsi jaringan menekankan pada kajian fungsi jaringan dasar,
kulit, penguat, pengangkut dan sekretori , Dengan demikian
dapat dipahami bahwa kajian histologi berkaitan dengan struktur tumbuhan
untuk menentukan organisasi seluler penyusunnya dalam kelompok jaringan
meristem, jaringan vaskular, jaringan fotosintetik, atau jaringan pendukung
yang sebelumnya relatif kurang memberikan pedoman persamaan dan
perbedaannya
Urgensi Anatomi Tumbuhan
Urgensi aplikasi anatomi tumbuhan bagi kesejahteraan kehidupan manusia
Indentifikasi Taksonomi Tumbuhan
Studi anatomi telah berhasil memberikan pedoman dalam pengelompokkan
berbagai tumbuhan berdasar klasifikasi sistem taksonomi mulai dari
sejarah awal perkembangannya pada masa lampau hingga keadaan mutakhir
saat ini. Dalam klasifikasi tumbuhan yang sederhana menganut karakteristik
alamiah yang dipelopori oleh Theophrastus pada kisaran 370 SM-285SM yang
menggolongkan tumbuhan hanya berdasar pengamatan mata biasa yaitu
pohon, semak, perdu dan herbal. Awal kemajuan sistem klasifikasi tumbuhan
adalah sistem klasifikasi taksonomi yang mulai dikenal dengan sistem
taksonomi buatan dipelopori oleh ilmuwan Swedia yang bernama Carolus
Linnaeus pada kisaran 1707-1778 yang disebut Bapak Taksonomi, yang mengelompokkan tumbuhan berdasar manfaatnya bagi manusia. Pada
periode ini tumbuhan diklasifikasikan sebagai tumbuhan beracun atau tidak,
liar atau layak dipelihara, gulma atau tanaman utama berdasar karakteristik
morfologi dan sistem reproduksi seksualnya. Perkembangan selanjutnya, pada
periode Charles Darwin kisaran tahun 1859 pengelompokkan taksonomi
dikembangkan berdasar konsep filogenetik. Pada sistem ini Darwin
menggunakan dasar urutan perkembangan makhluk hidup (filogeni) yang
mengetahui hubungan kekerabatan suatu makhluk hidup satu dengan yang
lainnya sangat memerlukan pendalaman informasi genetik
Pada perkembangan taksonomi modern pada awal abad ke-20 tumbuhan mulai
diklasifikasikan seperti diajarkan oleh Katherin Esau sekitar tahun 1965
mengembangkan taksonomi berdasar mikroskopik modern yang
menekankan pada persamaan dan perbedaan sifat seluler dan molekuler pada
struktur tumbuhan . Aplikasi anatomi melahirkan ilmu
Taksonomi dan telah mencapai kesepakatan universal bahwa seluruh
tumbuhan termasuk dalam anggota kerajaan tumbuhan yang dalam bahasa
taksonomi disebut Kingdom Plantae. Dalam klasifikasi besarnya meliputi
tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Kelompok-kelompok
yang dibentuk dan diatur selanjutnya ditetapkan ke berbagai kategori, yang
memiliki urutan pengaturan tetap yang disebut hierarki taksonomi. Kelompok
paling inklusif ditetapkan menjadi kategori tertinggi yang disebut divisi dan
yang paling spesifik dikategorikan dalam kelompok spesies. Taksonomi
berdasar karakteristik anatominya secara terperinci dan terstruktur
membagi kelompok tumbuhan secara berurutan meliputi divisi, kelas,
subkelas, ordo, famili, genus dan spesies. Nama-nama tersebut diberikan
dalam katalog kode taksonomi sedemikian rupa sehingga menjadi pedoman
kategori untuk identifikasi mulai tumbuhan tingkat rendah hingga tingkat
tinggi berdasar karakteristiknya.
Anatomi sangat membantu dalam studi taksonomi bahan herbarium ketika
ciri-ciri secara morfologi tidak cukup untuk mengidentifikasi status taksonomi
bahan tanaman. Sistematika tumbuhan merupakan ilmu anatomi yang
mengelompokkan tumbuhan dalam klasifikasi tertentu dan mempelajari
hubungan antar kelompok berdasar karakter masing-masing. Secara
historis, karakter morfologi telah digunakan secara dominan dalam sistematika
tumbuhan, namun penelitian anatomi dapat ditingkatkan secara jika fakta
perbedaan morfologi dari akar, batang, daun, dan bunga atau buji tidak
mencukupi untuk menjelaskan identitas tumbuhan. Metode untuk meningkatkan identifikasi tersebut melalui komponen morfologi berdasar
sifat seluler dan molekulernya
Seluruh karakter tumbuhan yang ada di bumi berhasil disusun secara teratur
mengikuti suatu hirarki taksonomi dan tidak menutup kemungkinan akan terus
mengalami evolusi identitas pendefinisian karakteristik tumbuhan. Taksonomi
terus berkembang mulai dari periode klasifikasi sederhana hingga pada periode
klasifikasi berdasar karakteristik seluler baik prokariot maupun eukariot,
uniseluler maupun multiseluler dengan struktur molekuler sederhana maupun
kompleks menyesuaikan kebutuhan dan kemajuan peradaban manusia.
berdasar katalog taksonomi tumbuhan yang telah tersusun dan menjadi
pedoman dapat dikembangkan secara maksimal sehingga memberikan
manfaat yang lebih luas sesuai kebutuhan peradaban manusia
Identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan
patogenitasnya
Karakteristik anatomi menurut Esau’s seperti dijelaskan oleh Evert (2012),
bahwa Ilmu anatomi berdasar aktivitas seluler dan mekanisme
makromolekul yang terkandung di dalam bagian-bagian struktur tumbuhan
dan telah menjadi kesepakatan ilmuwan memiliki urgensi sebagai dasar
pedoman ilmu pengetahuan interpretasi fungsi struktur tumbuhan yang lebih
realistis. Dengan demikian perbedaan dan persamaan bentuk dan sifat sel
dalam membentuk struktur dan fungsinya pada masing masing jaringan
beserta mekanismenya menjadi karakteristik spesifik tumbuhan.
Ilmu anatomi secara aplikatif sebagai petunjuk karakteristik aktivitas struktur
tumbuhan dan patogenitasnya sebagai berikut
1. Organisasi internal tumbuhan
Anatomi internal tubuh tumbuhan terorganisasi dalam susunan
berbagai jenis sel. Masing-masing tertutup dalam dinding sel dan
menyatu dengan sel lain membentuk jaringan. Masing-masing
kelompok sel dalam jaringan berbeda baik fungsi atau strukturnya.
Variasi struktural tubuh tersusun atas berbagai jenis jaringan dengan
komponen sel yang berbeda dan saling berkaitan satu sama lain.
Beberapa jaringan secara struktural relatif sederhana karena terdiri
dari satu jenis sel, sedangkan kelompok lainnya dapat berisi lebih
dari satu jenis sel dan bersifat kompleks. Dengan demikian susunan
jaringan pada tumbuhan dengan struktur dan fungsionalnya secara
keseluruhan menunjukkan kepastian bukti anatomi adanya suatu
organisasi internal
Keseluruhan aktivitas organisasi internal tumbuhan adalah
serangkaian aktivitas proses metabolisme dalam kelangsungan
kehidupannya. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia yang
terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu zat
menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein. Studi anatomi
memberikan pedoman perbedaan sistem metabolisme pada tumbuhan
berpembuluh dan berpembuluh. Dalam proses metabolisme
melibatkan enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan
katabolisme. Mekanisme anabolisme merupakan peristiwa
pembentukan energi secara kimiawi di dalam sel melalui sintesis
senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah
mekanisme penguraian serta pelepasan energi yang telah dihasilkan
dari senyawa-senyawa organik yang selanjutnya untuk
mempertahankan kehidupan sel secara parsial dan bagi kelangsungan
pertumbuhan dan kehidupan tumbuhan sebagai organisme. Seluruh
proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim dalam
proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Pada akhirnya aplikasi anatomi memberikan pemahaman
pengetahuan berkaitan kode unsur-unsur dan senyawa senyawa yang
bereaksi secara kimiawi di dalam sel sebagai produsen dan distributor
dengan mekanisme pembentukan dan pelepasan energi melalui
proses metabolisme. Pada tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi
bermanfaat pada berbagai aktivitas tumbuhan bersama material lain
yang di antaranya adalah pada proses respirasi dan fotosintesis pada
daun, transportasi air dan makanan pada batang, atau penyerapan air
dan mineral dan unsur hara lainnya oleh akar yang dihantarkan ke
seluruh bagian tumbuhan. Sebagai contoh adanya struktur organisasi
internal yaitu terbentuknya sistem jaringan yang berkaitan dengan
konduksi makanan dan air. Pada jaringan vaskuler dan non vaskuler
membentuk organisasi sistem yang saling terkait dan berkesinambungan antar setiap organ tumbuhan. Jaringan vaskuler
menghubungkan proses asupan air dan sintesis makanan dengan
jaringan perkembangan, penyimpanan dan pertumbuhan. Terjalin
koordinasi dan saling terkait secara spesifik dari hasil fotosintesis
melalui jaringan vaskular ditransportasikan menuju jaringan
penyimpanan makanan. Pada fungsi distribusi tersebut juga terjadi
dari jaringan penyimpanan menuju organ penyangga dan berbagai
komplemen yang saling terhubung melalui jaringan vaskuler.
Dengan demikian jaringan vaskuler berperan sangat penting sebagai
konduktor aktivitas pengorganisasian internal jaringan yang
mengekspresikan kontinuitas sistem jaringan sesuai topografi
anatomi struktural dan fungsinya dalam menjelaskan proses kesatuan
tubuh tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, bagian-bagian jaringan
memiliki karakteristik dan pola distribusikan tergantung pada
klasifikasi takson tanaman. Khusus pada tumbuhan berpembuluh
prinsip dasar polanya sama bahwa jaringan vaskular tertanam di
jaringan dasar dan jaringan dermal yang membentuk penutup luar
dan menjadi konduktor antar jaringan secara berkelanjutan
2. Perkembangan dan perkembangbiakan tumbuhan
Pada prinsipnya tumbuhan telah terbagi dalam struktur dan fungsinya
yang terkait satu sama lain. Pertumbuhannya membutuhkan dua jenis
nutrisi yaitu nutrisi organik dan anorganik. Nutrisi organik diperoleh
pada aktivitas produksi senyawa karbon, Misalnya zat makanan yang
dihasilkan dari penggabungan karbon, hidrogen, dan oksigen dalam
proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik terutama berkaitan
dengan kebutuhan perolehan elemen mineral dan unsur hara lainnya
dari tanah. Dengan demikian kedua nutrisi tersebut merupakan
sumber energi utama sebagai faktor pendukung kehidupan melalui
perkembangan dan pertumbuhan masing anggota tubuh pada seluruh
kelompok tumbuhan
Anatomi menjelaskan bahwa alur perkembangan tubuh tumbuhan
secara vertikal dengan bagian atas sebagai pucuk dan bawah sebagai akar tegak lurus dengan sumbu horizontal di permukaan tanah. Akar
bergerak turun ke tanah yang lebih jauh dari sumber cahaya,
sedangkan tunas bergerak ke atas menuju sumber cahaya untuk
menangkap energi matahari. Baik bagian pucuk maupun akar
tumbuhan pada awalnya berkembang dari jaringan meristematik yang
sama, tetapi kemudian membedakan dan mengembangkan struktur
spesifik untuk melakukan fungsi khususnya. Akar menyerap air dan
nutrisi dari tanah kemudian memasukkannya ke batang dan daun
melalui ikatan pembuluh. Daun berfungsi mengubah energi matahari
menjadi energi kimia, yang digunakan sebagai makanan untuk
pertumbuhan lebih lanjut dan perkembangan tanaman secara
keseluruhan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap bagian
tumbuhan memiliki struktur khusus untuk menjalankan fungsinya.
Setiap bagian tumbuhan tersusun dari sel dan jaringan dalam susunan
tertentu yang digambarkan oleh fitur anatominya
Perkembangan tumbuhan merupakan bagian dalam kehidupan
tumbuhan melalui aktivitas metabolisme. Studi anatomi menerangkan
perbedaan aktivitas metabolisme pada tumbuhan berpembuluh dan
tidak berpembuluh. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu
zat menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein.
Keseluruhan proses metabolisme pada sel tumbuhan melibatkan
enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan katabolisme.
Pada mekanisme anabolisme terjadi peristiwa pembentukan energi
secara kimiawi intraseluler melalui proses sintesis senyawa senyawa
organik. Sedangkan katabolisme adalah mekanisme proses
penguraian serta pelepasan energi yang dihasilkan senyawa-senyawa
organik dalam mekanisme anabolisme untuk kehidupan parsial sel
dan kelangsungan pertumbuhan serta kehidupan sebagai organisme.
Seluruh proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim
dalam proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit
. Fungsinya sebagai produsen pembentukan energi dan
distributor dalam pelepasan dalam proses metabolisme. Pada
tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi bermanfaat pada berbagai
aktivitas pertumbuhan bersama material lain yang di antaranya adalah
dalam proses respirasi dan fotosintesis pada daun, transportasi air dan
makanan pada batang, atau penyerapan air, mineral dan unsur hara
lainnya oleh akar yang kemudian dihantarkan ke seluruh bagian
tumbuhan.
Pada kelompok tumbuhan tingkat rendah memiliki struktur tubuh
yang lebih sederhana. Kelompok tumbuhan ini banyak bersifat
akuatik karena ditemukan di habitat lembab atau basah. Subkingdom
ini memiliki beberapa divisi yaitu tumbuhan belah (Schizophyta),
tumbuhan lumut (Bryophyta), talus (Thallophyta), dan tumbuhan
paku (Pteridophyta). Seperti halnya tumbuhan pada umumnya,
tumbuhan tingkat rendah bersifat autotrof dan memproduksi makanan
sendiri melalui proses fotosintesis. Pada tumbuhan tingkat rendah
hanya kelompok Pteridophyta sudah ada akar sejati, dan sebagian
sudah merupakan tumbuhan heterospora yang telah memiliki struktur
jaringan pembuluh khusus yang berguna mengangkut air dan hasil
fotosintesis ini. Pada kelompok selain tumbuhan paku mengandalkan
pergerakan air dan hasil fotosintesis hanya melalui difusi dan osmosis
antar sel tumbuhan saja
Tumbuhan tingkat tinggi adalah kelompok tumbuhan Spermatophyta
yang telah memiliki struktur lengkap seperti akar, batang, daun sejati,
bunga bahkan buah dan biji. Anatomi Spermatophyta berkaitan dengan persamaan dan perbedaan struktur bagian
tumbuhan pada masing-masing kelompok tata urutan taksonominya
sehingga menjadi pedoman dalam mempertegas ciri khas
pertumbuhan masing-masing kelompok besar tumbuhan
gymnospermae dan angiospermae. Studi anatomi memberikan dasar
pengetahuan perbedaan tumbuhan berkaitan pertumbuhan sekunder
pada proses pembentukan kayu sehingga dapat diidentifikasikan sifat
kekerasan dan bentuknya melalui gambaran histologi jaringan kulit
dan batang. Anatomi menerangkan pertumbuhan tumbuhan melalui
biji dalam kelompok monokotil dan dikotil. Anatomi membedakan
jenis tumbuhan yang memiliki bunga baik sebagai penghasil buah
maupun tidak bahkan hingga detail sebagai kekhasan karakteristik
termasuk warna, bentuk dan lokasi pertumbuhannya berdasar
kode tertentu . Dengan demikian aplikasi anatomi
memberikan detail pengetahuan berkaitan peran kode unsur-unsur
dan senyawa-senyawa yang bereaksi secara kimiawi di dalam sel dan
jaringan sehingga diketahui fungsinya pada masing-masing struktur.
Perkembanganbiakan tumbuhan mengikuti konstruksi klasifikasi
taksonominya. Dengan demikian nampak perbedaan cara
perkembangbiakannya. Tumbuhan tingkat rendah, pada kelompok
Bryophyta perkembangbiakan secara membelah diri (Gametosis) dan
pada Pteridophyta secara sporosis. Tumbuhan gymnospermae dan
angiospermae berkembang biak dengan biji, secara generatif dan
vegetatif baik alami maupun modifikasi. Seperti pada tumbuhan
generatif pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan pencangkokan
sebagai alternatif upaya mempercepat perbanyakan bibit yang
menurunkan sifat sama. Begitu pula modifikasi perbanyakan dengan
sistem stek yang benar dan teliti dalam menghasilkan tanaman
dengan sifat sama ataupun kreasi keragaman varietas tumbuhan.
Kemanfaatan anatomi pada perkembangbiakan vegetatif lainnya
memberikan pemahaman yang jelas terkait regenerasi struktur
tumbuhan, perkembangan akar, tunas adventif baik akar maupun
daun serta pembentukan kalus dalam kultur jaringan sehingga
memudahkan manusia untuk memilih bagian struktur tamanan
terbaik sebagai alternatif metode pembiakannya
3. Patogenitas bagian-bagian tubuh tumbuhan.
Ilmu anatomi tumbuhan memberikan pemahaman yang lengkap
tentang berbagai karakter pengaruh organisme patogen sehingga
menjadi penyakit bagi tumbuhan. Penyakit tumbuhan didefinisikan
sebagai "segala sesuatu mengganggu tumbuhan untuk dapat tumbuh
secara normal dan maksimal". Definisi ini luas dan mencakup
penyakit tumbuhan yang kompleks akibat pengaruh patogen baik
yang bersifat abiotik maupun biotik. Penyakit yang disebabkan oleh
kondisi di luar tanaman atau bukan disebabkan oleh makhluk hidup
(abiotik) tidak dapat menyebar atau menular dari tanaman ke
tanaman. Contohnya termasuk pengaruh dari kondisi pemadatan
tanah, kekurangan nutrisi, dan sengatan matahari yang berlebihan
serta dampak erupsi vulkanik dalam jangka pendek. Penyakit yang
disebabkan oleh organisme hidup (biotik) disebut patogen tanaman
ketika organisme menginfeksi tanaman. Patogen dapat menyebar dari
tumbuhan ke tumbuhan dan dapat menginfeksi semua jenis jaringan
tumbuhan termasuk daun, pucuk, batang, tajuk, akar, umbi, buah, biji
dan jaringan pembuluh. Patogen biotik tumbuhan sangat mirip
dengan yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan yang
pada umumnya akibat serangan jamur, organisme mirip jamur,
bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda, dan parasit dari jenis
tumbuhan tingkat tinggi semuanya merupakan patogen tumbuhan
Secara anatomi, sifat patogen jamur atau organisme mirip jamur
karena tidak dapat memproduksi makanan sendiri. Dalam proses
infeksi, jamur secara masif melalui sporanya mudah terbawa angin
dan menempel pada tumbuhan sehingga berkembangbiak dengan
memanfaatkan nutrisi tumbuhan inang dalam hubungan simbiosis
parasitisme. Beberapa ahli anatomi dalam penelitiannya telah
menggolongkan kelompok jamur sebagai patogen umum yang paling
banyak menginfeksi tanaman mulai akar, batang, daun hingga
struktur meristem. Patogen jamur tidak hanya mengganggu
pertumbuhan bahkan mampu membusukkan tanaman inang yang
kemudian layu atau kering hingga mati. Sifat patogen parasit juga
terdapat pada jenis tumbuhan tingkat tinggi dengan struktur yang
lengkap dan memiliki klorofil seperti benalu yang tidak dapat
memproduksi makanan sendiri khususnya dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dan air
Sifat patogen organisme mikroskopis seperti bakteri, fitoplasma dan
virus dapat dijelaskan berdasar anatominya sebagai organisme
mikroskopis bersel tunggal dengan dinding sel yang berkembang biak
dengan cara pembelahan biner (satu sel membelah menjadi dua).
Sedangkan bakteri menginfeksi tanaman harus melalui bukaan atau perlukaan alami pada tanaman. Awalnya bakteri bertahan hidup di
tanah, diatas bahan tanaman yang membusuk dan beberapa bertahan
pada vektor serangga. Ketika terjadi perlukaan oleh serangga sebagai
vektor atau kondisi alamiah lainnya, bakteri masuk ke dalam
tumbuhan dan bersirkulasi melalui sistem transportasi jaringan
pembuluh tanaman. Bakteri merusak struktur dan fungsi jaringan
yang dilaluinya sehingga mengakibatkan tanaman layu, batang
mengecil atau mengering, keriput dan menguning pada daun yang
akhirnya juga akan berakibat pada kematian tanaman. Karakter ini
juga memiliki persamaan mekanisme dengan karakter sifat patogen
fitoplasma. Sedangkan penularan virus sebagai patogen pada
tumbuhan bersifat lebih kompleks karena secara alami dapat
ditularkan oleh vektor termasuk serangga, nematoda, dan jamur yang
sebelumnya telah dikenal sebagai organisme patogen. Virus dapat
ditularkan pada proses pemangkasan tanaman dan modifikasi
pembiakan vegetatif. Dengan demikian suatu perkembangan penyakit
diketahui dimulai dari patogen yang berhasil menyerang sel dan
jaringan tumbuh tanaman inang. Rantai kejadian yang terlibat dalam
perkembangan penyakit meliputi inokulasi, penetrasi, infeksi,
inkubasi, reproduksi dan kelangsungan hidup patogen itu sendiri
Diagnosis Kandungan Nutrisi Dan Zat Berbahaya
Diagnosis kandungan nutrisi dan zat berbahaya penting untuk mengontrol
defisiensi nutrisi pertumbuhan tanaman, misalnya pada budidaya tanaman
hidroponik. Terjadinya kekurangan atau keracunan hara di antaranya
disebabkan oleh faktor tanah, tanaman, iklim, dan budaya. Faktor-faktor ini
berinteraksi dan berpengaruh penting terhadap ketersediaan hara untuk
kebutuhan tanaman. Sifat tanah memengaruhi bentuk, jumlah, retensi dan
pergerakan unsur hara tanah. Sifat tanah dalam menyediakan air berpengaruh
terhadap unsur hara, karena air sangat penting untuk reaksi kimia, aktivitas
biologis, serta pengangkutan dan penyerapan unsur hara oleh akar. Di antara
sifat-sifat kimiawi tanah yang penting dalam memengaruhi ketersediaan hara
tanah adalah pH tanah (ukuran keasaman atau kebasaan suatu tanah) dan
kapasitas pertukaran kation tanah (ukuran kapasitas nutrisi tanah untuk
mempertahankan ion yang bermuatan positif). Beberapa sifat fisik penting
yang secara anatomi memengaruhi ketersediaan hara sebagai faktor kesuburan
di antaranya adalah tekstur tanah dengan proporsi yang ideal, mineralogi tanah,
dan struktur spesifik tanah atau susunan sifat fisik partikel tanah
Defisiensi nutrisi dapat didiagnosis berdasar gambaran tanda gejalanya.
Setiap gejala defisiensi berkaitan dengan beberapa fungsi nutrisi bagi tanaman.
Nutrisi diperoleh dari peran masing-masing unsur hara sebagai kebutuhan
penting tanaman untuk hidup dan tumbuh. Defisiensi nutrisi merupakan gejala
yang disebabkan oleh terjadinya kekurangan unsur hara yang pada umumnya
digolongkan dalam lima kelompok kategori gejala yaitu: 1) pertumbuhan
lambat, 2) klorosis, 3) klorosis interveinal, 4) warna merah keunguan, dan 5)
nekrosis.
Pertumbuhan lambat biasanya ditandai dengan stunting yang merupakan
gejala umum defisiensi yang banyak terjadi akibat kekurangan nutrisi yang
secara bervariasi berpengaruh pada tanaman. Misalnya, ketika kekurangan
nutrisi pada fungsi tanaman pada pertumbuhan pemanjangan batang,
fotosintesis, dan berkurangnya produksi protein sehingga berakibat pada
pertumbuhan tanaman lambat atau tanaman bertubuh kecil. Klorosis dan
klorosis interveinal biasanya ditemukan pada tanaman yang kekurangan nutrisi
bahan fotosintesis dan/atau produksi klorofil seperti pigmen hijau daun.
Klorosis dapat menyebabkan seluruh tanaman atau daun berubah menjadi
hijau muda yang kemudian menguning, atau tampak lebih terlokalisasi seperti
adanya bercak putih atau kuning. Klorosis interveinal terjadi ketika
kekurangan nutrisi tertentu seperti B, Fe, magnesium (Mg), Mn, Nikel (Ni)
dan Zn
Perubahan warna merah keunguan pada batang dan daun tanaman disebabkan
oleh kadar antosianin (pigmen berwarna ungu) yang berlebihan di atas normal
sehingga mengganggu fungsi struktur utama pada batang dan daun tanaman.
Gejala ini sangat sulit untuk didiagnosa karena adanya faktor penyebab lain
penumpukan antosianin seperti suhu dingin, penyakit lain, kekeringan dan
bahkan pematangan usia beberapa tanaman dapat menjadi alternatif penyebab
Kultivar tanaman tertentu mungkin
juga menunjukkan warna ungu ini. Sedangkan nekrosis umumnya terjadi pada
tahap defisiensi lanjutan pada bagian-bagian tanaman yang dapat
menyebabkan tanaman yang terkena defisiensi pertama kali menjadi coklat
dan mati
Identifikasi Kayu Pada Tumbuhan Potensial
Kayu dinyatakan memiliki nilai ekonomi yang signifikan secara universal.
Berbagai macam produk olahan terbuat dari kayu yang mempertimbangkan
kualitas serat dan ekstrak kayu dari tumbuhan potensial. Perkembangan dan
komposisi kayu secara anatomi ditunjukkan oleh siklus tahunan yang
merupakan akumulasi pertumbuhan xylem selama beberapa tahun dengan
variasi arsitektur dan komposisinya sesuai karakter tumbuhan potensialnya
. Kayu dan xylem secara anatomi berfungsi untuk memberikan
dukungan pada tanaman sebagai saluran pengangkutan air dari tanah melalui
akar ke daun. Kayu memiliki sifat beragam mulai dari kekuatan atau
kekerasannya, warna, serat, dan manfaatnya sehingga menjadikan kayu
sebagai bahan tumbuhan yang serbaguna untuk semua jenis kebutuhan
manusia. Identifikasi kayu dalam kajian anatomi dapat menunjukkan asal
tumbuhan kayu secara geografis. Berbagai tumbuhan kayu telah teridentifikasi
secara anatomi dan juga telah tersusun dalam taksonomi tumbuhan. Kayu
merupakan produk pertumbuhan sekunder tumbuhan yang teridentifikasi
dalam bentuk cincin tahun pertumbuhan (lingkaran tahun). Tumbuhan sebagai
penghasil kayu memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasar kondisi
iklim dan geografisnya. Kayu bahkan menjadi tumbuhan unggulan pada
masing-masing negara dan menjadi komoditas ekspor andalan
Pemanfaatan kayu mulai dari olahan individu, industri rumahan hingga
industri besar.
Pemanfaatan kayu di antaranya untuk pembuatan furnitur, sebagai bahan
bakar, pembangkit listrik, bahkan sebagai suplemen makanan. Sebagai contoh
beberapa karakter kayu berdasar letak geografisnya seperti India yang
merupakan eksportir berbagai kayu mentah dari jenis kayu yang lebih gelap
seperti jati (Tectona grandis), meranti (Shorea sp.), dan Mahoni (Toona sp.).
Indonesia juga memiliki karakter tumbuhan kayu yang sama seperti India
sebagai hasil hutan tropis dan juga penghasil berbagai tumbuhan kayu
potensial lainnya. Dalam geografis yang berbeda, Kanada, Amerika Serikat
dan beberapa negara Amerika Latin merupakan penghasil pinus dan cemara.
. Brasil juga merupakan pengekspor terbesar kayu mentah dunia
yang sebagian besar berasal dari hutan di wilayah Amazon dari jenis pinus dan
eukaliptus. Hasil olahan produk kayu yang diperdagangkan di antaranya
adalah berupa kayu balok, bubur kayu (pulp) yang dihasilkan dari pemisahan
bahan berserat dalam kayu, serpihan kayu, serbuk kayu, kayu lapis, berbagai
jenis kertas, bahan campuran tekstil, lantai, dan furniture. Semua produk
olahan dari kayu tersebut dievaluasi berdasar anatomi serat kayu yang
menunjukkan kekerasan dan kelenturan serta nilai estetikanya sehingga dapat
dipilah kemanfaatan sesuai peruntukannya yang pada akhirnya lebih
meningkatkan nilai ekonomisnya
Identifikasi arkeologi tumbuhan
Kolaborasi ilmu anatomi dengan ilmu dendrokronologi yang mempelajari
pertumbuhan sekunder kelompok tumbuhan gymnospermae dan tumbuhan
dikotil berdasar lingkaran tahunan pohon untuk mengungkap lama
peristiwa perubahan iklim dan lingkungan masa lalu dari tahun ke tahun pada
fosil tumbuhan. Identifikasi anatomi kayu berdasar penampang melintang
dari visualisasi xylem yang menunjukkan pola atau karakter pertumbuhan
sekunder tumbuhan untuk melacak kondisi fosil tumbuhan selama masa
kehidupannya. Dengan ilmu dendrokronologi dapat ditetapkan verifikasi
tanggal pada bangunan, alat musik, dan karya seni serta beberapa benda
arkeologi untuk memperkirakan keaslian karya tersebut
Dendrokronologi pertama kali digunakan pada awal abad kedua puluh oleh A.
E. Douglass yang dikembangkan dalam sebuah proses yang disebut
penanggalan arkeologi yaitu cara yang tepat dalam menggunakan informasi
untuk menentukan kondisi arkeologi selama periode waktu yang lama. Cincin
pertumbuhan pohon juga dapat digunakan dalam hubungannya dengan
penanggalan radiokarbon (14C). Karena sebagian besar pohon hanya hidup
selama 100–200 tahun, sehingga untuk rentang waktu informasi yang lebih
lama suatu fosil dapat diperoleh dengan mencocokkan visualisasi cincin
tumbuhan dari pohon yang hidup dengan sampel spesimen fosil/ arkeologi
yang diawetkan dan dijaga dari kerusakan agar dapat diperiksa bagian-bagian
anatomi untuk menunjukkan karakteristik pola pertumbuhan cincin xylem.
Dengan demikian pemeriksaan akan memperoleh kecocokan informasi usia
atau masa kehidupan suatu fosil tumbuhan Identifikasi Bukti Forensik
Ketika tanaman atau tumbuhan disita dan diperiksa untuk membuktikan
perdagangan ilegal, petugas penegak hukum dapat menggunakan teknik
anatomi tradisional, morfologi, dan/atau fluoresen (pewarnaan) untuk
mengidentifikasi sampel kayu. Kemudian dapat dianalisis suatu hubungan
kekerabatan tumbuhan berdasar taksonominya. Dengan demikian secara
forensik dapat teridentifikasi tumbuhan yang dilarang untuk diperdagangkan
karena tergolong langka dan terancam punah. Atau bahkan untuk identifikasi
tanaman yang digunakan untuk kejahatan. Pekerjaan forensik berkaitan
dengan tumbuhan secara makroskopis sering melibatkan identifikasi serpihan
kayu dan potongan-potongan kecil bahan tanaman selain kayu (daun atau
ranting). Metode mikroskopis memungkinkan untuk identifikasi racun atau zat
lain yang dihasilkan oleh bagian-bagian tumbuhan dalam berbagai macam
partikel tanaman yang berhubungan dengan peristiwa kriminalitas di tempat
kejadian perkara (TKP). Fragmen tanaman yang ditemukan dan berhasil
didentifikasi pada tersangka dapat memberikan petunjuk adanya hubungan
bukti yang kuat dengan bantuan slide mikroskop laboratorium forensik dalam
menerangkan duduk perkara di TKP.
Dalam sebuah kasus, penyidik menemukan lokasi bahan tanaman pada
tersangka atau korban, dan kemudian membuat berita acara untuk menetapkan
asal tanaman itu. Pada tingkat makroskopis memungkinkan hasil identifikasi
yang cukup jelas. Namun apabila yang ditemukan hanya ranting atau rumpun
daun atau serpihan kayu yang ditemukan di telapak tangan korban akan
menyulitkan penyidikan dalam menyimpulkan jenis tumbuhan. Pada tingkat
kesulitan lain adalah kemungkinan bukti tumbuhan pada tingkat mikroskopis,
seperti butiran serbuk sari bunga yang indah dan menarik untuk dicium dan
diduga mengandung racun dan dapat membunuh manusia karena terhirup.
Dengan demikian menarik untuk penyelidikan lebih lanjut dengan
memperlakukan barang bukti dari potongan tumbuhan agar terjaga keutuhan
dan keamanannya sehingga dapat dilakukan ekstraksi lebih lanjut di
laboratorium untuk mengidentifikasi secara jelas bahan tumbuhan yang diduga
sebagai barang bukti kejahatan.
Jadi, pedoman anatomi harus dikembangkan menentukan lebih detail
kandungan kimia setiap struktur tumbuhan untuk memberikan dukungan
kepastian forensik bahwa suatu bahan tanaman aman atau tidak untuk
manusia. Salah satu metode yang dikembangkan adalah analisis langsung
dengan metode Real Time Time-of-Flight Mass Spectrometry (DARTTOFMS) yang secara cepat dengan meneliti sampel massa ion untuk
mengidentifikasi sampel kayu tumbuhan yang tidak diketahui spesiesnya.
Spesimen yang tidak diketahui dapat diidentifikasi ke suatu kelompok spesies
dengan membandingkan tanda kandungan kimia tertentu dari ion sampel
dengan referensi keluaran DART-TOFMS. Banyak persamaan produk kayu
dari pohon yang dilindungi dan yang tidak dilindungi karena kemiripan
penampilannya. Sebagai contoh, Lancaster dan Espinoza pada tahun 2012
telah menguji kandungan kimiawi tumbuhan dengan teknik DART-TOFMS
untuk mengetahui perbedaan tanda kimianya sehingga teridentifikasi 13 jenis
pohon yang sebelumnya tidak diketahui kekerabatannya
Dengan metode DART-TOFMS, analisis perbedaan masa jenis menggunakan
teknik analisis diskriminan linier dapat ditemukan kandungan kimia dalam
akumulasi biosintesis secara tepat pada bagian-bagian tumbuhan. Komposisi
biosistesis yang telah ditemukan pada tumbuhan dikelompokkan berdasar
taksonominya sehingga dapat menjadi pedoman karektiristik kandungan
kimiawi untuk menjadi pembanding dengan temuan barang bukti tumbuhan.
Dengan demikian, DART-TOFMS dapat menjadi cara untuk mengidentifikasi
tanaman yang dilindungi dengan cepat untuk memecahkan masalah dalam
botani forensik atau untuk kepentingan forensik lainnya dan masih
memungkinkan untuk terus dikembangkan dengan metode lainnya .
Pengembangan tanaman dengan kultur meristem
Meristem merupakan merupakan jaringan embrionik atau jaringan
pertumbuhan yang tersusun atas sel-sel hidup yang memiliki kemampuan
membelah diri secara aktif sebagai penanda pertumbuhan suatu tanaman.
berdasar anatomi, meristem memiliki 3 lokasi potensial yang telah
disepakati meliputi: 1) meristem apeks yang berlokasi di ujung batang dan
akar; 2) meristem lateral yang berpotensi pada pertumbuhan organ secara lebar
yang disebut lateral; 3) meristem interkalar yang berada di antara jaringan yang
sudah berdiferensiasi. Pemahaman terhadap sifat-sifat khusus sebagai karakter
sel-sel meristematik dan lokasinya di dalam tanaman sangat potensial untuk
dapat dikembangan dengan teknik hortikultura. Hal ini sangat penting bagi
siapa saja yang ingin memuliakan tanaman dengan meningkatkan kuantitasnya
khususnya secara vegetatif yang di antaranya dengan cangkok, stek dan kultur jaringan
Kegunaan praktis utama dari meristem apikal, khususnya pada meristem
pucuk, adalah dengan kultur meristem untuk memproduksi tanaman secara
vegetatif. Sel-sel meristem apikal merupakan parenkim yang tidak
terdiferensiasi, dan selalu berada dalam kondisi ideal untuk pertumbuhan
melalui pembelahan sel secara aktif. Diperlukan kehati-hatian dalam perlakuan
setelah memisahkan meristem apikal dari tumbuhan. Karena setelah
pemisahan, tumbuhan rentan kering sehingga harus segera dipindahkan ke
media nutrisi. Semua tahap teknik ini harus aseptik atau steril sehingga tidak
terjadi interaksi dengan patogen. Keberhasilan penumbuhan apeks meristem
yang memanfaatkan pucuk atau akar, awalnya akan membentuk massa
jaringan seperti kalus, kemudian nampak terbentuk tunas dan akar embrionik
kecil pada media pertumbuhan yang telah diformulasikan dengan benar pada
budidaya atau massa jaringan , Secara vegetatif, kultur meristem
memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan metode kultur kalus yang prosesnya
penumbuhannya lebih lama .
Meristem interkalar juga digunakan untuk perbanyakan tanaman dalam
metode hortikultura. Salah satu fungsinya adalah menumbuhkan tanaman
melalui batang yang tumbang sehingga dapat tumbuh kembali tegak sebagai
tanaman baru. Hal ini meristem interkalar mampu menghasilkan akar adventif
pada batang, misalnya pada budidaya tanaman Anyelir dan Triticum.
Meristem lateral secara umum diaplikasikan untuk penumbuhan vegetatif yang
memanfaatkan batang tanaman sebagai bahan utama pada metode cangkok
dan stek. Dengan demikian dapat diturunkan sifat tanaman sejenis atau
memodifikasi sifat tanaman dari jenis yang berbeda sehingga terbentuk varians
baru ,
Anatomi tumbuhan sebagai bagian ilmu pengetahuan tumbuhan terus
mengalami kemajuan dengan prinsip dasar mengkaji persamaan dan
perbedaan karakteristik morfologi dan fisiologi struktur tumbuhan berdasar
identifikasi sel dan histologi jaringan beserta mekanismenya. Anatomi secara
luas bermanfaat dalam segala aspek kehidupan. Pengembangan anatomi
memiliki urgensi bagi para ahli pemulia tanaman, ahli pertanian, ahli ekologi,
dan ahli konservasi yang membutuhkan akurasi identitas dan nama tumbuhan
untuk kepentingannya. Aplikasi anatomi secara umum memiliki banyak
manfaat dan kepentingan, di antaranya adalah: 1) untuk mengidentifikasikan
taksonomi tumbuhan; 2) untuk identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan
patogenitas tumbuhan; 3) untuk diagnosis kandungan nutrisi dan zat
berbahaya; 4) untuk identifikasi karakteristik kayu pada tumbuhan potensial;
5) identifikasi arkeologi tumbuhan; 6) identifikasi forensik; dan 7) untuk
pengembangan tanaman dengan kultur meristem. Namun tidak menutup
kemungkinan dapat terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban dan
kebutuhan manusia.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)