anatomi tanaman 3

Tampilkan postingan dengan label anatomi tanaman 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anatomi tanaman 3. Tampilkan semua postingan

anatomi tanaman 3


dan perkembangan tanaman akan membentuk bermacam 
macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan 
organ generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetatif 
dan bunga, buah serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase di mana
tanaman hanya membentuk organ vegetatif disebut fase pertumbuhan 
vegetatif. Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas 
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan 
pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral 
dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran 
tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan 
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji 
terbentuk bersama dengan perkembangan buah 
Akar 
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya berkembang 
di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah 
 Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan 
umumnya tumbuh di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan 
menjauhi cahaya. Berbeda dengan batang, akar tidak berbuku, tidak beruas,
dan tidak mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus 
pada ujungnya, bentuknya sering kali meruncing sehingga mudah menembus
tanah, dan warna nya keputihan atau kekuningan. Akar dengan sistem
percabangannya berfungsi menyerap air dari dalam tanah dan zat-zat hara yang
terlarut di dalam air
Bentuk dan Struktur Akar 
Bentuk dan struktur akar sangat beragam. Keanekaragaman ini bertalian 
dengan fungsinya, misalnya sebagai akar nafas, penyimpan cadangan 
makanan, sebagai penghisap, penopang, dan sebagainya.
Bagian-bagian yang umum terdapat pada akar antara lain:
1. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang 
bersambungan dengan pangkal batang.
2. Ujung akar (apex radix) yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri
atas jaringan yang masih dapat melakukan pertumbuhan.
3. Batang akar (corpus radix) yaitu bagian akar yang terdapat antara
leher akar dan ujungnya. 
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang
tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar
dari batang akar, dan masing-masing dapat mengadakan pertumbuhan 
lagi. 

5. Rambut-rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah penonjolan dinding luar sel-sel epidermis
yang panjang, bentuknya seperti rambut. Rambut-rambut akar ini
berfungsi memperluas bidang penyerapan akar sehingga lebih banyak
air dan zat terlarut dalam tanah yang dapat dihisap, (lihat gambar 
12.1) 6. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya pada ujung,
terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang
masih muda dan lemah 
 Sistem Perakaran 
Pada saat tumbuhan masih kecil yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, 
bakal akar sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada
perkembangan selanjutnya, ketika biji mulai berkecambah sampai menjadi 
tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang 
berbeda, sehingga pada tumbuhan dibedakan dua macam sistem perakaran, 
yaitu:
1. Sistem perakaran tunggang: terjadi bila akar lembaga tumbuh terus
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang
lebih kecil. Akar pokok demikian disebut akar tunggang (radix
primaria). Susunan perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan
dikotil dan tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). 
2. Sistem perakaran serabut: terjadi bila akar lembaga dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh
berkembangnya sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini bentuknya 
seperti serabut, oleh karena itu, disebut akar serabut. Sistem 
perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji tunggal 
(monokotil), Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga 
memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut 
dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama 
akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. 
 Sifat-sifat Akar 
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya 
2. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung
daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan 
4. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya 
masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah 
5. Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah 
 Fungsi Akar 
Fungsi akar bagi tumbuhan: 
1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat
hidupnya 
2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari
dalam tanah 
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat 
tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat
respirasi, misalnya tumbuhan bakau 
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif.
Misalnya wortel yang memiliki akar tunggang yang membesar,
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan
sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh
menjadi individu baru. 
 Batang 
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan penting sehingga sering dikatakan 
sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar tumbuhan terletak di 
atas tanah, namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah, bahkan ada 
tumbuhan yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun 
sesungguhnya berbatang hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah 
tidak berbatang Batang merupakan organ vegetatif tumbuhan yang berfungsi untuk tempat 
melekatnya daun, mengangkut air dan juga sebagai tempat penyimpanan 
cadangan makanan. Secara morfologi yang membedakan baang dengan akar 
adalah adanya ruas dan mata tunas di batang.
 Perbedaan Struktur Batang 
Struktur batang tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) pada umumnya 
mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke 
ujung semakin mengecil, bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya, 
tumbuhan biji berkeping tunggal (Monocotyledoneae) mempunyai batang 
yang dari pangkal sampai ujung batang tidak menunjukan perbedaan besarnya 

Batang Dikotil 
Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan 
jaringan vaskuler (stele). Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan 
bagian terluar batang. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan 
pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua 
daerah yaitu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati 
posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele 
terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun 
melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem. 
 Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan 
kambium. Kambium merupakan jaringan meristematis dan aktif membelah 
yang dikenal dengan meristem lateral mengakibatkan batang bertambah 
diameternya. Aktivitas pembelahan kambium akan mengakibatkan 
terbentuknya xilem sekunder kearah dalam dan floem sekunder ke arah luar. 
Pada batang dewasa kulit kayu (barak dibangun oleh tiga jenis jaringan yaitu 
jaringan gabus (cork), kambium gabus (cork cambium) dan floem sekunder. 
Aktivitas dari kambium akan membentuk lingkaran tahunan. Lingkaran
tahunan merupakan lingkaran yang dibentuk oleh aktivitas pembelahan
jaringan kambium selama setahun. Pada daerah temperata lingkaran tahunan 
mudah terlihat yaitu dengan terbentuk jaringan kayu yang berwarna gelap dan 
berwarna terang. Jaringan gelap merupakan jaringan yang dibentuk ketika 
musim salju yang biasanya membentuk sel yang kecil-kecil dan rapat sehingga
kelihatan lebih gelap. Pada musim semi akan terbentuk jaringan pengangkut 
(floem dan xilem) dengan sel yang berukuran lebih besar sehingga terlihat 
lebih terang. Lingkaran tahunan dapat digunakan untuk menentukan umur 
kayu. 
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang dan ada pula yang tidak
bercabang. Cara percabangan batang dapat dibedakan menjadi percabangan 
monopodial (pada cemara), simpodial, dan dikotomi (pada paku-pakuan). 
Cabang yang besar dan secara langsung keluar dari batang dinamakan dahan, 
sedang cabang-cabang yang lebih kecil dinamakan ranting. 
Batang Monokotil
Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks 
dan jaringan vaskuler (stele). Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. 
Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang 
dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur 
sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas 
vaskuler monokotil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami 
penebalan sekunder. Masing￾masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang
tersusun dari jaringan sklerenkim Fungsi Batang 
Fungsi batang bagi tumbuhan: 
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu
daun, bunga dan buah.
2. Percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang tertentu sehingga
menempatkan batang pada posisi yang menguntungkan. 
3. Sebagai jalan pengangkut air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas
dan jalang pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. 4. 
Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. 
 Daun 
Daun (Lat: folium) merupakan alat tubuh yang penting bagi tumbuh tumbuhan 
karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun misalnya proses 
fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tumbuhan 
untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula mula berupa tonjolan 
jaringan yang kecil, yaitu primordia pada waktu ujung pucuk tumbuh, 
primordia daun baru mulai terbentuk menurut pola khas untuk tiap jenis 
tumbuhan.
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang paling
bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada 
tumbuhan disebut phyllom (film). berdasar  variasi tersebut, folium dapat 
digolongkan ke dalam: daun lebar, profil, katafil, hipsofil, kotiledon, dan lain￾lain. Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesis, 
biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar 
matahari. Katafil adalah sisik pada tunas atau batang di bawah tanah, berfungsi 
sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Profil 
merupakan daun pertama yang tumbuh paling bawah di cabang lateral, pada 
monokotil hanya ada satu helai profil, sedang pada dikotil dijumpai dua helai 
profil. Hipsofil merupakan tipe-tipe braktea yang bergabung dengan bunga dan
berfungsi sebagai pelindung, kadang-kadang hypsofil berwarna cerah dan
menyerupai mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada 
tumbuhan.
Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas, dan pada umumnya 
simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam 
fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang 
terekspos sinar matahari bisa lebih luas. Daun ditutupi kedua permukaannya 
masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding luar epidermis biasanya tebal
dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis 
seringkali dilapisi kutikula yang tebal maupun tipis. Lapisan kutikula ini 
dibentuk dari kutin. Daun monokotil pada umumnya orientasinya tegak 
sehingga kedua permukaannya mendapat sinar matahari. Struktur internal 
hampir sama pada kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi. 
Jaringan mesofil tidak mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan 
jaringan spong, tetapi terdiri atas sel-sel parenkim dengan kloroplas dan ruang 
antar sel di antaranya 
Anatomi Daun 
Anatomi Daun 
1. Epidermis: Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis
bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya 
2. Jaringan mesofil: Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak
kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan
3. Jaringan bunga karang: Disebut juga jaringan spons karena lebih
berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan (lihat gambar 12.3) 
4. Berkas pembuluh angkut: Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan
floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya
dipisahkan oleh kambium. Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut 
air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai
sponsor penegak tumbuhan. Floem berfungsi mentransfor hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Bentuk Daun 
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau 
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk￾bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau 
menjadi elips dan memanjang namun tidak selamanya 
berbentuk helaian pipih serta melebar dan berfungsi untuk proses fotosintesis, 
respirasi, dan transpirasi. Daun dapat berubah bentuk maupun fungsinya, 
antara lain daun berbentuk benang- benang dan fungsinya untuk memanjat, 
atau berupa sisik berdaging pada umbi lapis, berupa daun tajam pada tanaman 
kaktus dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. 
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi 
menjadi organ penyimpan air. Daun yang mengalami perubahan bentuk dan 
fungsinya tadi dinamakan daun metamorfosa (modifikasi daun), misalnya 
daun pembelit (sulur) pada daun kembang sungsang (Gloriosa superba) dan 
pada daun kacang polong (Pisum sativum), 
Daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal
adalah daun yang hanya mempunyai satu helai daun pada satu tangkai daun, 
sedang daun majemuk merupakan daun yang jumlahnya lebih dari satu helai 
daun pada satu tangkai daun.
Daun dikatakan sebagai daun lengkap apabila mempunyai bagian-bagian
petiolus (tangkai daun), lamina (helaian daun), dan vagina (upih daun),
misalnya daun pohon pinang (Arena catechu), daun bambu (Bambusa sp),
daun pisang (Musa paradisiaca), dan lain-lain. Apabila daun suatu tumbuhan 
tidak mempunyai salah satu dari tiga bagian pokok daun seperti di atas, daun 
yang demikian, dinamakan daun tidak lengkap. Daun yang hanya terdiri atas 
tangkai daun dan helaian daun saja disebut daun bertangkai, contohnya pada 
daun nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dan lain-lain. 
Apabila daun hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja disebut daun 
berupih atau daun berpelepah, dan apabila suatu daun hanya terdiri dari tangkai 
daun yang bermodifikasi menjadi helaian daun maka hal yang demikian 
disebut helaian daun semu atau disebut pula dengan filodia, contohnya pada 
daun Acacia (Acacia auriculiformis). 
 Bagian Daun 
Bagian-bagian utama dan tambahan pada daun adalah sebagai berikut:
1. Tangkai daun (petiolus): merupakan bagian daun yang mendukung
helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada
posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari
sebanyak- banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun berbeda-beda 
menurut jenis tumbuhannya, biasanya berbentuk silinder dengan sisi
atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dilihat pada
penampang lintangnya ada yang bulat berongga, pipih dan tepinya
melebar, bersegi, atau setengah lingkaran. 
2. Helaian daun (lamina): merupakan bagian daun yang terpenting dan
lekas menarik perhatian sehingga suatu sifat yang sesungguhnya
hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya.
Suatu tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan
pada satu pohon, oleh karena itu, dikatakan memperlihatkan sifat
heterofili. Gejala heterofili ini dapat terjadi karena umur, modifikasi,
atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh
perubahan fungsinya. Sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam
pengenalan suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung,pangkal, susunan urat-urat daun, tepi, warna, permukaan atas/bawah,
tekstur, dan lain- lain. 
3. Pelepah/upih daun (vagina): merupakan bagian daun yang melekat
atau melingkupi batang, juga mempunyai fungsi sebagai pelindung
kuncup yang masih muda (misal pada daun tebu), dan memberi
kekuatan pada batang tanaman (misal pada pohon pisang). 
4. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa dua helai daun yang kecil,
terletak dekat pangkal tangkai daun, dan umumnya berguna
melindungi kuncup yang masih muda. 
5. Lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang umumnya terdapat
pada batas antara upih dan helaian daun pada keluarga rumput 
rumputan (Graminae). Alat ini berguna mencegah mengalirnya air
hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga
pembusukan dapat dihindarkan.
 Fungsi Daun 
 fungsi daun adalah:
1. Tempat terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan dikotil, terjadinya
fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan
monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons. 
2. Sebagai organ pernapasan.Di daun terdapat stomata yang berfungsi
sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi 
3. Daun). 
4. Tempat terjadinya transpirasi. 
5. Tempat terjadinya gutasi. 
6. Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor
bebek (tunas daun). 
 Stomata Daun 
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil 
CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai 
hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita di mana stomata mengambil CO2 
dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stomata, 
tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada 
batang. 
Tipe stomata pada daun sangat 
bervariasi. berdasar  hubungan stomata dengan sel epidermis sel tetangga 
ada banyak tipe stomata, Klasifikasi ini terpisah dari klasifikasi berdasar  
perkembangan. Walaupun tipe yang berbeda dapat terjadi pada satu famili 
yang sama atau dapat juga pada daun dari spesies yang sama. Struktur aparatus 
stomata dapat digunakan dalam studi taksonomi
 Bunga 
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan 
beberapa perubahan dalam pengaturan aspek pucuk. Bunga dianggap ranting 
yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk 
khas sesuai fungsinya. Sepal dan petal secara umum strukturnya menyerupai 
daun. Sepal dan petal terdiri atas epidermis dan jaringan dasar parenkim dan 
sistem vaskuler. Sel-sel pada bunga ada yang memiliki kristal, getah, tanin dan 
idioblas lainnya. Tepung dibentuk pada petal yang masih muda. Sepal yang 
berwarna hijau mengandung kloroplas, jarang mengalami diferensiasi menjadi 
jaringan tiang dan bunga karang. Warna petal yang berperan dalam menarik
polinator, menunjukkan adanya pigmen dalam kromoplas dan dalam cairan sel 
misalnya antosianin 
Anatomi Bunga 
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Tangkai Bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas
bersifat batang, seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian 
bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau yang merupakan
peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga. 
2. Dasar Bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang melebar,
dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang
mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk
amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam
satu lingkaran. 
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga 
umumnya tersusun menjadi 2 bagian:
• Kelopak (calyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga
masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup 
terhadap pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun 
kelopak (sepala).
• Mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang 
terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau. 
Warna bagian inilah yang lazim merupakan warna bunga. 
Mahkota bunga terdiri atas jumlah daun mahkota (petal), 
4. Alat Kelamin Jantan (androecium) disebut Benang Sari. Pada bunga
benang sari ada yang berlekatan ada pula yang bebas, ada yang
tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dua lingkaran. 
5. Alat Kelamin Betina (gynoecium) disebut Putik. Putik terdiri atas
metamorfosis daun disebut daun buah (karpela). Pada bunga terdapat
satu atau beberapa putik, setiap putik terdiri dari satu atau beberapa 
daun buah .
Macam Bunga 
Bunga terbagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.
1. Bunga tunggal (Planta uniflora), apabila dalam satu tangkai terdapat
hanya satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga tunggal terdiri atas
tangkai bunga (pedicel), dasar bungan (receptacle), kelopak (calyx),
mahkota (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistil). 
2. Bunga majemuk (planta multiflora), di mana dalam satu tangkai
terdapat lebih dari satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga 
majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung 
(bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga, 
Bunga majemuk terbagi menjadi dua macam:
1. Bunga majemuk berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai selalu 
ditutup dengan suatu bunga. 
2. Bunga majemuk tak berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai dapat
tumbuh terus atau dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi. 
 Struktur Alat Reproduksi Bunga 
Menurut Silalahi M, Adinugraha F. (2019), Struktur anatomi alat reproduksi
generatif bunga yaitu benang sari (jantan) dan putik (betina) terutama bagian 
kepala sari, pollen dan ovarium. Tumbuhan berbunga atau Magnoliophyta
melakukan reproduksi seksual dengan membentuk bunga. Bunga merupakan 
modifikasi organ vegetatif tumbuhan yaitu daun dan batang sehingga memiliki 
struktur anatomi yang mirip. Bunga merupakan organ generatif tumbuhan 
yang memiliki bagian bagian yaitu tangkai bunga (pedunculus), dasar bunga 
(reseptakulum), kelopak bunga (Kaliks), mahkota bunga (korola), benang sari 
(stamen) dan putik (karpel). Sebagian besar bunga Magnoliophyta tersusun 
dalam lingkaran atau yang dikenal juga dengan bunga siklik. 
Benang sari dan putik merupakan bagian dari bunga yang berfungsi sebagai 
alat reproduksi. Benang sari terdiri dari beberapa bagian yaitu tangkai buah 
(ovarium). Di dalam ovarium terdapat bakal buah (ovarium) dan di dalam 
bakal buah terdapat bakal biji (ovulum). 
Kepala sari memiliki kotak spora yang disebut dengan sporangium, terdiri dari 
benang sari (stylus), kepala sari (antera) dan serbuk sari (pollen). Putik 
memiliki bagian bagian yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stylus) dan 
bakal buah dapat melakukan spermatogenesis dan mikrosporogenesis, 
sedangkan dalam bakal buah terjadi mikrosporogenesis atau oogenesis. 
Struktur serbuk sari maupun bakal buah bervariasi pada setiap tumbuhan 
sehingga sering digunakan untuk identifikasi tumbuhan. Bakal biji (ovulum) 
yang tumbuh di plasenta pada bakal buah (ovarium) adalah tempat terjadinya 
megasporogenesis dan megagametogenesis. Pada bakal biji dapat dibedakan 
nuselus, satu atau dua integumen yang menutupi nuselus dan funikulus 
(tangkai biji). 
Hasil spermatogenesis akan terbentuk 4 sel serbuk sari dari setiap sel induk 
serbuk sari, sedangkan hasil dari oogenesis akan terbentuk satu sel telur yang 
fungsional. Serbuk sari akan berkecambah dan membentuk tabung sari ketika 
jatuh di kepala putik membentuk sel sperma. 
Proses fertilisasi pada tumbuhan Magnoliophyta terjadi dengan pembuahan 
ganda yang terjadi di dalam kantung embrio. Sel telur dan inti kandung 
lembaga sekunder akan dibuahi oleh sel sperma. Sel telur yang dibuahi akan 
membentuk embrio, sedangkan inti kandung lembaga sekunder yang dibuahi 
akan membentuk endosperm. Pada tanaman jagung endosperm berkembang 
dengan baik, namun pada berbagai jenis tanaman juga terkadang tidak
berkembang. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan dalam 
perkembangan embrio. 
Ovarium merupakan tempat terjadinya pembuahan. Struktur ovarium bunga 
bervariasi antara satu spesies dengan spesies lainnya. Di dalam ovarium 
ditemukan plasenta yaitu bagian yang menghubungkan biji dengan ovarium. 
Bila dilihat dari posisi ovarium terhadap dasar bunga dibedakan menjadi 
ovarium superior, ovarium inferior dan ovarium semi inferior. Bunga yang 
memiliki ovarium superior merupakan bunga hypogynous sedangkan bunga 
yang memiliki ovarium inferior merupakan 
 Buah 
Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan 
bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat pada biji juga 
berkembang menjadi embrio. Pada saat yang sama , bunga mengalami 
perubahan yang menyebabkan perkembangan bakal buah menjadi buah. 
 Buah merupakan hasil kelanjutan dari proses penyerbukan. 
Pada pembentukan buah, selain bakal buah, adakalanya bagian bunga juga ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian dari buah. Segera setelah terjadi
pembuahan bagian bunga selain bakal buah akan menjadi layu dan gugur. 
 Macam Buah 
berdasar  atas asal pembentukannya maka buah dibagi menjadi 2 macam:
1. Buah Semu 
Buah Semu yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah beserta bagian 
bagian lain dari bunga dan bagian lain itulah, yang kemudian akan
menjadi bagian utama dari buah. Buah semu ini dibagi lagi menjadi 3
macam, yaitu: 
• Buah semu tunggal. 
• Buah semu berganda. 
• Buah semu majemuk (lihat gambar 12.6)
2. Buah Sungguh atau Buah Sejati 
Buah sejati yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah dan merupakan
bagian utama, jika ada bagian lain yang masih tertinggal bukan
merupakan bagian utama. Seperti halnya juga buah semu maka buah
sejati ini dibagi menjadi 3 macam sebagai berikut: 
• Buah sejati tunggal. 
• Buah sejati berganda. 
• Buah sejati majemuk. (lihat gambar 12.6)
 Biji 
Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji
terbentuk bersama dengan perkembangan buah , Biji berkembang dari bakal biji (ovulum). 
Biji terdiri dari sporofit yang berkembang partial, embrio; endosperm (kadang 
tidak ada); dan lapisan protektif, selubung biji atau testa. Embrio beragam 
dalam pola perkembangan, tingkat diferensiasi dan ukuran. Embrio terdiri dari 
sumbu akar, cotyledon dan meristem tajuk yang pertama. Cadangan makanan 
disimpan dalam endosperm atau perisperm, disebut albuminous dan yang tidak 
memiliki jaringan cadangan makanan disebut exalbuminous. Pada kebanyakan 
biji, proporsi cadangan makanan tersimpan dalam embrio atau di luar embrio. 
 Bagian Biji 
Pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), biji merupakan alat
perkembangbiakan yang utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru 
atau lembaga. Pada biji terdapat bagian-bagian, seperti berikut: 
1. Kulit biji (spermodermis). 
2. Tali pusat (funiculus). 
3. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) 
Kecambah 
Tanaman yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari 
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah. 
Perkecambahan dibedakan menjadi 2 macam, seperti berikut: 
1. Perkecambahan diatas tanah (epigeal atau epigalis), yaitu jika pada
perkecambahan tersebut daun lembaganya terangkat ke atas muncul 
di atas tanah. 
2. Perkecambahan dibawah tanah (hipogeal atau hypogalis), yaitu
perkecambahan yang daun lembaganya tetap di dalam tanah atau 
tidak terangkat

Anatomi tumbuhan merupakan bagian ilmu pengetahuan tumbuhan yang terus 
mengalami kemajuan. Pada prinsipnya anatomi tumbuhan ilmu dasar tanaman 
yang mengkaji tentang identifikasi sel dan jaringan tumbuhan beserta 
mekanismenya untuk menegaskan persamaan dan perbedaan karakteristik
morfologi dan fisiologi tumbuhan. Ilmu anatomi tumbuhan memudahkan 
identifikasi tumbuhan yang telah dikelompokkan berdasar  hubungan 
kekerabatan atau famili, kelas, genus hingga spesies melalui pengkodean 
binomial nomenclature pada setiap tingkatan tumbuhan. anatomi memiliki urgensi bagi para ahli termasuk pemulia tanaman, 
ahli pertanian, ahli ekologi, dan ahli konservasi yang membutuhkan identitas 
dan nama tumbuhan secara akurat untuk subjek studi mereka. Ahli 
farmakognosi yang mencari zat kimia baru pasti tahu persis spesies, varietas 
atau bahkan bagian dari suatu tumbuhan yang menghasilkan zat berharga
untuk kehidupan manusia.
Dasar studi anatomi berperan penting saat memeriksa hubungan kelompok 
tumbuhan berdasar  teknik molekuler. Tanpa nama dan deskripsi yang 
akurat untuk suatu tanaman, eksperimen tidak dapat diulangi. Secara ilmiah, 
tidak mungkin untuk mengatakan apakah tanaman atau tumbuhan yang dipilih 
sebagai subjek percobaan berulang adalah spesies yang sama dengan yang
digunakan pada awalnya jika identitas bahan tidak pasti. Pemahaman yang 
baik tentang anatomi tumbuhan sangat penting sehingga tetap menjadi 
persyaratan utama bagi peneliti tumbuhan agar terhindar dari kesalahan 
identifikasi jenis sel dan bahkan jaringan yang sering terjadi dalam penelitian.
Ruang Lingkup Anatomi Tumbuhan 
Perkembangan anatomi tumbuhan terus memberikan makna dalam ruang 
lingkup biologi tanaman yang lebih luas. Anatomi tumbuhan pada awalnya 
dianggap sebagai bagian dari biologi yang berhubungan dengan struktur 
eksternal dan internal tumbuhan. Dalam proses perkembangannya sebagai
ilmu, anatomi tumbuhan telah dipisahkan dari morfologi yang tidak hanya 
mengacu pada ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan . Peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan mengembangkan anatomi 
untuk melihat lebih jauh ke dalam sel dan organel menggunakan teknik
mikroskopis canggih, sehingga anatomi tumbuhan modern mencakup 
pemahaman komposisi struktural organel seluler, membran, dan detail kecil 
dari struktur seluler. Perluasan fungsi studi anatomi tumbuhan saat ini tidak 
hanya berkaitan dengan sejumlah disiplin ilmu biologi dan botani yang 
meliputi molekuler tumbuhan, patologi tumbuhan, fisiologi dan morfologi 
tumbuhan, ilmu kehutanan, budidaya hortikultura dan studi agronomi . Studi anatomi modern berperan dalam ruang lingkup yang lebih 
luas seiring dengan kemajuan peradaban dan upaya meningkatkan
kesejahteraan manusia.
Ruang lingkup anatomi tumbuhan akan terus mengalami perkembangan. Saat 
ini perkembangan manfaat studi anatomi tumbuhan berhubungan erat dengan 
hampir seluruh aspek kehidupan dan kesejahteraan manusia. Kemanfaatan 
studi anatomi yang lain di antaranya mendukung kemajuan industri yang di 
antaranya manufaktur, kesehatan dan farmasi yang dapat dikembangkan 
bersama studi bioteknologi, biosintesis dalam menghasilkan metabolit 
sekunder. Anatomi tumbuhan juga berperan penting dalam keseimbangan 
ekologi yang perkembangannya berkolaborasi dengan kemajuan teknik
arsitektur dan sipil (Punobasuki, 2014). 
Seluruh manfaat studi anatomi tersebut pada prinsipnya diperoleh berdasar  
kemampuan memahami dan meninjau struktur sel, histologi jaringan dan 
sistem organ tumbuhan vegetatif maupun generatif  Tinjauan
anatomi seluler menekankan pada komponen dua sifat. Pertama adalah sifat 
komponen sel hidup (protoplasmik) untuk menemukan cara memperbaiki dan 
meningkatkan kualitas genetik. Kedua adalah sifat komponen sel mati (non￾protoplasmik) yang menghasilkan kandungan senyawa aktif dan produk 
organik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia  Tinjauan 
histologi jaringan menekankan kajian karakteristik jaringan berbagai 
tumbuhan baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi. Histologi 
anatomi secara umum ditinjau berdasar  sifat yang meliputi jaringan muda 
dan dewasa. Histologi meneliti struktur jaringan sehingga pada tumbuhan 
dapat diketahui bagian-bagian yang tersusun atas jaringan sederhana dan 
kompleks. Pada fungsi jaringan menekankan pada kajian fungsi jaringan dasar, 
kulit, penguat, pengangkut dan sekretori , Dengan demikian 
dapat dipahami bahwa kajian histologi berkaitan dengan struktur tumbuhan 
untuk menentukan organisasi seluler penyusunnya dalam kelompok jaringan 
meristem, jaringan vaskular, jaringan fotosintetik, atau jaringan pendukung 
yang sebelumnya relatif kurang memberikan pedoman persamaan dan 
perbedaannya 
Urgensi Anatomi Tumbuhan 
Urgensi aplikasi anatomi tumbuhan bagi kesejahteraan kehidupan manusia 

 Indentifikasi Taksonomi Tumbuhan 
Studi anatomi telah berhasil memberikan pedoman dalam pengelompokkan 
berbagai tumbuhan berdasar  klasifikasi sistem taksonomi mulai dari 
sejarah awal perkembangannya pada masa lampau hingga keadaan mutakhir 
saat ini. Dalam klasifikasi tumbuhan yang sederhana menganut karakteristik
alamiah yang dipelopori oleh Theophrastus pada kisaran 370 SM-285SM yang 
menggolongkan tumbuhan hanya berdasar  pengamatan mata biasa yaitu 
pohon, semak, perdu dan herbal. Awal kemajuan sistem klasifikasi tumbuhan 
adalah sistem klasifikasi taksonomi yang mulai dikenal dengan sistem
taksonomi buatan dipelopori oleh ilmuwan Swedia yang bernama Carolus 
Linnaeus pada kisaran 1707-1778 yang disebut Bapak Taksonomi, yang mengelompokkan tumbuhan berdasar  manfaatnya bagi manusia. Pada 
periode ini tumbuhan diklasifikasikan sebagai tumbuhan beracun atau tidak, 
liar atau layak dipelihara, gulma atau tanaman utama berdasar  karakteristik 
morfologi dan sistem reproduksi seksualnya. Perkembangan selanjutnya, pada 
periode Charles Darwin kisaran tahun 1859 pengelompokkan taksonomi
dikembangkan berdasar  konsep filogenetik. Pada sistem ini Darwin 
menggunakan dasar urutan perkembangan makhluk hidup (filogeni) yang 
mengetahui hubungan kekerabatan suatu makhluk hidup satu dengan yang 
lainnya sangat memerlukan pendalaman informasi genetik 
Pada perkembangan taksonomi modern pada awal abad ke-20 tumbuhan mulai 
diklasifikasikan seperti diajarkan oleh Katherin Esau sekitar tahun 1965 
mengembangkan taksonomi berdasar  mikroskopik modern yang 
menekankan pada persamaan dan perbedaan sifat seluler dan molekuler pada
struktur tumbuhan . Aplikasi anatomi melahirkan ilmu 
Taksonomi dan telah mencapai kesepakatan universal bahwa seluruh 
tumbuhan termasuk dalam anggota kerajaan tumbuhan yang dalam bahasa 
taksonomi disebut Kingdom Plantae. Dalam klasifikasi besarnya meliputi 
tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Kelompok-kelompok 
yang dibentuk dan diatur selanjutnya ditetapkan ke berbagai kategori, yang 
memiliki urutan pengaturan tetap yang disebut hierarki taksonomi. Kelompok 
paling inklusif ditetapkan menjadi kategori tertinggi yang disebut divisi dan 
yang paling spesifik dikategorikan dalam kelompok spesies. Taksonomi
berdasar  karakteristik anatominya secara terperinci dan terstruktur 
membagi kelompok tumbuhan secara berurutan meliputi divisi, kelas, 
subkelas, ordo, famili, genus dan spesies. Nama-nama tersebut diberikan 
dalam katalog kode taksonomi sedemikian rupa sehingga menjadi pedoman 
kategori untuk identifikasi mulai tumbuhan tingkat rendah hingga tingkat
tinggi berdasar  karakteristiknya. 
Anatomi sangat membantu dalam studi taksonomi bahan herbarium ketika 
ciri-ciri secara morfologi tidak cukup untuk mengidentifikasi status taksonomi 
bahan tanaman. Sistematika tumbuhan merupakan ilmu anatomi yang 
mengelompokkan tumbuhan dalam klasifikasi tertentu dan mempelajari 
hubungan antar kelompok berdasar  karakter masing-masing. Secara 
historis, karakter morfologi telah digunakan secara dominan dalam sistematika 
tumbuhan, namun penelitian anatomi dapat ditingkatkan secara jika fakta 
perbedaan morfologi dari akar, batang, daun, dan bunga atau buji tidak 
mencukupi untuk menjelaskan identitas tumbuhan. Metode untuk meningkatkan identifikasi tersebut melalui komponen morfologi berdasar  
sifat seluler dan molekulernya 
Seluruh karakter tumbuhan yang ada di bumi berhasil disusun secara teratur 
mengikuti suatu hirarki taksonomi dan tidak menutup kemungkinan akan terus 
mengalami evolusi identitas pendefinisian karakteristik tumbuhan. Taksonomi
terus berkembang mulai dari periode klasifikasi sederhana hingga pada periode 
klasifikasi berdasar  karakteristik seluler baik prokariot maupun eukariot, 
uniseluler maupun multiseluler dengan struktur molekuler sederhana maupun
kompleks menyesuaikan kebutuhan dan kemajuan peradaban manusia. 
berdasar  katalog taksonomi tumbuhan yang telah tersusun dan menjadi 
pedoman dapat dikembangkan secara maksimal sehingga memberikan 
manfaat yang lebih luas sesuai kebutuhan peradaban manusia 
 Identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan 
patogenitasnya 
Karakteristik anatomi menurut Esau’s seperti dijelaskan oleh Evert (2012), 
bahwa Ilmu anatomi berdasar  aktivitas seluler dan mekanisme 
makromolekul yang terkandung di dalam bagian-bagian struktur tumbuhan 
dan telah menjadi kesepakatan ilmuwan memiliki urgensi sebagai dasar 
pedoman ilmu pengetahuan interpretasi fungsi struktur tumbuhan yang lebih 
realistis. Dengan demikian perbedaan dan persamaan bentuk dan sifat sel 
dalam membentuk struktur dan fungsinya pada masing masing jaringan 
beserta mekanismenya menjadi karakteristik spesifik tumbuhan. 
Ilmu anatomi secara aplikatif sebagai petunjuk karakteristik aktivitas struktur 
tumbuhan dan patogenitasnya sebagai berikut 
1. Organisasi internal tumbuhan
Anatomi internal tubuh tumbuhan terorganisasi dalam susunan 
berbagai jenis sel. Masing-masing tertutup dalam dinding sel dan 
menyatu dengan sel lain membentuk jaringan. Masing-masing 
kelompok sel dalam jaringan berbeda baik fungsi atau strukturnya. 
Variasi struktural tubuh tersusun atas berbagai jenis jaringan dengan 
komponen sel yang berbeda dan saling berkaitan satu sama lain. 
Beberapa jaringan secara struktural relatif sederhana karena terdiri 
dari satu jenis sel, sedangkan kelompok lainnya dapat berisi lebih
dari satu jenis sel dan bersifat kompleks. Dengan demikian susunan 
jaringan pada tumbuhan dengan struktur dan fungsionalnya secara 
keseluruhan menunjukkan kepastian bukti anatomi adanya suatu 
organisasi internal 
Keseluruhan aktivitas organisasi internal tumbuhan adalah 
serangkaian aktivitas proses metabolisme dalam kelangsungan 
kehidupannya. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia yang 
terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu zat 
menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein. Studi anatomi 
memberikan pedoman perbedaan sistem metabolisme pada tumbuhan 
berpembuluh dan berpembuluh. Dalam proses metabolisme 
melibatkan enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan 
katabolisme. Mekanisme anabolisme merupakan peristiwa 
pembentukan energi secara kimiawi di dalam sel melalui sintesis 
senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah 
mekanisme penguraian serta pelepasan energi yang telah dihasilkan 
dari senyawa-senyawa organik yang selanjutnya untuk 
mempertahankan kehidupan sel secara parsial dan bagi kelangsungan 
pertumbuhan dan kehidupan tumbuhan sebagai organisme. Seluruh 
proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim dalam 
proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Pada akhirnya aplikasi anatomi memberikan pemahaman
pengetahuan berkaitan kode unsur-unsur dan senyawa senyawa yang 
bereaksi secara kimiawi di dalam sel sebagai produsen dan distributor 
dengan mekanisme pembentukan dan pelepasan energi melalui 
proses metabolisme. Pada tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi 
bermanfaat pada berbagai aktivitas tumbuhan bersama material lain 
yang di antaranya adalah pada proses respirasi dan fotosintesis pada 
daun, transportasi air dan makanan pada batang, atau penyerapan air 
dan mineral dan unsur hara lainnya oleh akar yang dihantarkan ke 
seluruh bagian tumbuhan. Sebagai contoh adanya struktur organisasi 
internal yaitu terbentuknya sistem jaringan yang berkaitan dengan 
konduksi makanan dan air. Pada jaringan vaskuler dan non vaskuler 
membentuk organisasi sistem yang saling terkait dan berkesinambungan antar setiap organ tumbuhan. Jaringan vaskuler 
menghubungkan proses asupan air dan sintesis makanan dengan 
jaringan perkembangan, penyimpanan dan pertumbuhan. Terjalin 
koordinasi dan saling terkait secara spesifik dari hasil fotosintesis 
melalui jaringan vaskular ditransportasikan menuju jaringan 
penyimpanan makanan. Pada fungsi distribusi tersebut juga terjadi 
dari jaringan penyimpanan menuju organ penyangga dan berbagai 
komplemen yang saling terhubung melalui jaringan vaskuler.
Dengan demikian jaringan vaskuler berperan sangat penting sebagai 
konduktor aktivitas pengorganisasian internal jaringan yang 
mengekspresikan kontinuitas sistem jaringan sesuai topografi 
anatomi struktural dan fungsinya dalam menjelaskan proses kesatuan 
tubuh tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, bagian-bagian jaringan 
memiliki karakteristik dan pola distribusikan tergantung pada 
klasifikasi takson tanaman. Khusus pada tumbuhan berpembuluh 
prinsip dasar polanya sama bahwa jaringan vaskular tertanam di 
jaringan dasar dan jaringan dermal yang membentuk penutup luar 
dan menjadi konduktor antar jaringan secara berkelanjutan 
2. Perkembangan dan perkembangbiakan tumbuhan
Pada prinsipnya tumbuhan telah terbagi dalam struktur dan fungsinya 
yang terkait satu sama lain. Pertumbuhannya membutuhkan dua jenis 
nutrisi yaitu nutrisi organik dan anorganik. Nutrisi organik diperoleh 
pada aktivitas produksi senyawa karbon, Misalnya zat makanan yang 
dihasilkan dari penggabungan karbon, hidrogen, dan oksigen dalam 
proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik terutama berkaitan
dengan kebutuhan perolehan elemen mineral dan unsur hara lainnya 
dari tanah. Dengan demikian kedua nutrisi tersebut merupakan 
sumber energi utama sebagai faktor pendukung kehidupan melalui 
perkembangan dan pertumbuhan masing anggota tubuh pada seluruh 
kelompok tumbuhan 
Anatomi menjelaskan bahwa alur perkembangan tubuh tumbuhan 
secara vertikal dengan bagian atas sebagai pucuk dan bawah sebagai akar tegak lurus dengan sumbu horizontal di permukaan tanah. Akar 
bergerak turun ke tanah yang lebih jauh dari sumber cahaya, 
sedangkan tunas bergerak ke atas menuju sumber cahaya untuk 
menangkap energi matahari. Baik bagian pucuk maupun akar 
tumbuhan pada awalnya berkembang dari jaringan meristematik yang 
sama, tetapi kemudian membedakan dan mengembangkan struktur 
spesifik untuk melakukan fungsi khususnya. Akar menyerap air dan
nutrisi dari tanah kemudian memasukkannya ke batang dan daun 
melalui ikatan pembuluh. Daun berfungsi mengubah energi matahari 
menjadi energi kimia, yang digunakan sebagai makanan untuk 
pertumbuhan lebih lanjut dan perkembangan tanaman secara 
keseluruhan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap bagian 
tumbuhan memiliki struktur khusus untuk menjalankan fungsinya. 
Setiap bagian tumbuhan tersusun dari sel dan jaringan dalam susunan 
tertentu yang digambarkan oleh fitur anatominya 
Perkembangan tumbuhan merupakan bagian dalam kehidupan 
tumbuhan melalui aktivitas metabolisme. Studi anatomi menerangkan 
perbedaan aktivitas metabolisme pada tumbuhan berpembuluh dan 
tidak berpembuluh. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia 
yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu 
zat menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein. 
Keseluruhan proses metabolisme pada sel tumbuhan melibatkan 
enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan katabolisme. 
Pada mekanisme anabolisme terjadi peristiwa pembentukan energi
secara kimiawi intraseluler melalui proses sintesis senyawa senyawa 
organik. Sedangkan katabolisme adalah mekanisme proses 
penguraian serta pelepasan energi yang dihasilkan senyawa-senyawa 
organik dalam mekanisme anabolisme untuk kehidupan parsial sel 
dan kelangsungan pertumbuhan serta kehidupan sebagai organisme. 
Seluruh proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim 
dalam proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit 
. Fungsinya sebagai produsen pembentukan energi dan 
distributor dalam pelepasan dalam proses metabolisme. Pada 
tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi bermanfaat pada berbagai
aktivitas pertumbuhan bersama material lain yang di antaranya adalah
dalam proses respirasi dan fotosintesis pada daun, transportasi air dan 
makanan pada batang, atau penyerapan air, mineral dan unsur hara 
lainnya oleh akar yang kemudian dihantarkan ke seluruh bagian 
tumbuhan. 
Pada kelompok tumbuhan tingkat rendah memiliki struktur tubuh 
yang lebih sederhana. Kelompok tumbuhan ini banyak bersifat 
akuatik karena ditemukan di habitat lembab atau basah. Subkingdom 
ini memiliki beberapa divisi yaitu tumbuhan belah (Schizophyta), 
tumbuhan lumut (Bryophyta), talus (Thallophyta), dan tumbuhan 
paku (Pteridophyta). Seperti halnya tumbuhan pada umumnya, 
tumbuhan tingkat rendah bersifat autotrof dan memproduksi makanan 
sendiri melalui proses fotosintesis. Pada tumbuhan tingkat rendah 
hanya kelompok Pteridophyta sudah ada akar sejati, dan sebagian
sudah merupakan tumbuhan heterospora yang telah memiliki struktur 
jaringan pembuluh khusus yang berguna mengangkut air dan hasil 
fotosintesis ini. Pada kelompok selain tumbuhan paku mengandalkan 
pergerakan air dan hasil fotosintesis hanya melalui difusi dan osmosis 
antar sel tumbuhan saja 
Tumbuhan tingkat tinggi adalah kelompok tumbuhan Spermatophyta 
yang telah memiliki struktur lengkap seperti akar, batang, daun sejati, 
bunga bahkan buah dan biji. Anatomi Spermatophyta berkaitan dengan persamaan dan perbedaan struktur bagian 
tumbuhan pada masing-masing kelompok tata urutan taksonominya 
sehingga menjadi pedoman dalam mempertegas ciri khas 
pertumbuhan masing-masing kelompok besar tumbuhan 
gymnospermae dan angiospermae. Studi anatomi memberikan dasar 
pengetahuan perbedaan tumbuhan berkaitan pertumbuhan sekunder 
pada proses pembentukan kayu sehingga dapat diidentifikasikan sifat 
kekerasan dan bentuknya melalui gambaran histologi jaringan kulit 
dan batang. Anatomi menerangkan pertumbuhan tumbuhan melalui 
biji dalam kelompok monokotil dan dikotil. Anatomi membedakan
jenis tumbuhan yang memiliki bunga baik sebagai penghasil buah
maupun tidak bahkan hingga detail sebagai kekhasan karakteristik 
termasuk warna, bentuk dan lokasi pertumbuhannya berdasar  
kode tertentu . Dengan demikian aplikasi anatomi 
memberikan detail pengetahuan berkaitan peran kode unsur-unsur 
dan senyawa-senyawa yang bereaksi secara kimiawi di dalam sel dan
jaringan sehingga diketahui fungsinya pada masing-masing struktur. 
Perkembanganbiakan tumbuhan mengikuti konstruksi klasifikasi
taksonominya. Dengan demikian nampak perbedaan cara 
perkembangbiakannya. Tumbuhan tingkat rendah, pada kelompok 
Bryophyta perkembangbiakan secara membelah diri (Gametosis) dan 
pada Pteridophyta secara sporosis. Tumbuhan gymnospermae dan 
angiospermae berkembang biak dengan biji, secara generatif dan 
vegetatif baik alami maupun modifikasi. Seperti pada tumbuhan 
generatif pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan pencangkokan 
sebagai alternatif upaya mempercepat perbanyakan bibit yang 
menurunkan sifat sama. Begitu pula modifikasi perbanyakan dengan 
sistem stek yang benar dan teliti dalam menghasilkan tanaman 
dengan sifat sama ataupun kreasi keragaman varietas tumbuhan. 
Kemanfaatan anatomi pada perkembangbiakan vegetatif lainnya 
memberikan pemahaman yang jelas terkait regenerasi struktur 
tumbuhan, perkembangan akar, tunas adventif baik akar maupun 
daun serta pembentukan kalus dalam kultur jaringan sehingga 
memudahkan manusia untuk memilih bagian struktur tamanan 
terbaik sebagai alternatif metode pembiakannya 
3. Patogenitas bagian-bagian tubuh tumbuhan.
Ilmu anatomi tumbuhan memberikan pemahaman yang lengkap 
tentang berbagai karakter pengaruh organisme patogen sehingga 
menjadi penyakit bagi tumbuhan. Penyakit tumbuhan didefinisikan 
sebagai "segala sesuatu mengganggu tumbuhan untuk dapat tumbuh 
secara normal dan maksimal". Definisi ini luas dan mencakup 
penyakit tumbuhan yang kompleks akibat pengaruh patogen baik 
yang bersifat abiotik maupun biotik. Penyakit yang disebabkan oleh 
kondisi di luar tanaman atau bukan disebabkan oleh makhluk hidup 
(abiotik) tidak dapat menyebar atau menular dari tanaman ke
tanaman. Contohnya termasuk pengaruh dari kondisi pemadatan 
tanah, kekurangan nutrisi, dan sengatan matahari yang berlebihan 
serta dampak erupsi vulkanik dalam jangka pendek. Penyakit yang 
disebabkan oleh organisme hidup (biotik) disebut patogen tanaman 
ketika organisme menginfeksi tanaman. Patogen dapat menyebar dari 
tumbuhan ke tumbuhan dan dapat menginfeksi semua jenis jaringan 
tumbuhan termasuk daun, pucuk, batang, tajuk, akar, umbi, buah, biji 
dan jaringan pembuluh. Patogen biotik tumbuhan sangat mirip 
dengan yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan yang 
pada umumnya akibat serangan jamur, organisme mirip jamur, 
bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda, dan parasit dari jenis 
tumbuhan tingkat tinggi semuanya merupakan patogen tumbuhan 
Secara anatomi, sifat patogen jamur atau organisme mirip jamur 
karena tidak dapat memproduksi makanan sendiri. Dalam proses 
infeksi, jamur secara masif melalui sporanya mudah terbawa angin 
dan menempel pada tumbuhan sehingga berkembangbiak dengan 
memanfaatkan nutrisi tumbuhan inang dalam hubungan simbiosis 
parasitisme. Beberapa ahli anatomi dalam penelitiannya telah 
menggolongkan kelompok jamur sebagai patogen umum yang paling 
banyak menginfeksi tanaman mulai akar, batang, daun hingga 
struktur meristem. Patogen jamur tidak hanya mengganggu 
pertumbuhan bahkan mampu membusukkan tanaman inang yang 
kemudian layu atau kering hingga mati. Sifat patogen parasit juga 
terdapat pada jenis tumbuhan tingkat tinggi dengan struktur yang
lengkap dan memiliki klorofil seperti benalu yang tidak dapat 
memproduksi makanan sendiri khususnya dalam memenuhi 
kebutuhan nutrisi dan air  
Sifat patogen organisme mikroskopis seperti bakteri, fitoplasma dan 
virus dapat dijelaskan berdasar  anatominya sebagai organisme 
mikroskopis bersel tunggal dengan dinding sel yang berkembang biak 
dengan cara pembelahan biner (satu sel membelah menjadi dua). 
Sedangkan bakteri menginfeksi tanaman harus melalui bukaan atau perlukaan alami pada tanaman. Awalnya bakteri bertahan hidup di 
tanah, diatas bahan tanaman yang membusuk dan beberapa bertahan 
pada vektor serangga. Ketika terjadi perlukaan oleh serangga sebagai 
vektor atau kondisi alamiah lainnya, bakteri masuk ke dalam 
tumbuhan dan bersirkulasi melalui sistem transportasi jaringan 
pembuluh tanaman. Bakteri merusak struktur dan fungsi jaringan 
yang dilaluinya sehingga mengakibatkan tanaman layu, batang 
mengecil atau mengering, keriput dan menguning pada daun yang 
akhirnya juga akan berakibat pada kematian tanaman. Karakter ini 
juga memiliki persamaan mekanisme dengan karakter sifat patogen 
fitoplasma. Sedangkan penularan virus sebagai patogen pada 
tumbuhan bersifat lebih kompleks karena secara alami dapat 
ditularkan oleh vektor termasuk serangga, nematoda, dan jamur yang 
sebelumnya telah dikenal sebagai organisme patogen. Virus dapat 
ditularkan pada proses pemangkasan tanaman dan modifikasi 
pembiakan vegetatif. Dengan demikian suatu perkembangan penyakit 
diketahui dimulai dari patogen yang berhasil menyerang sel dan 
jaringan tumbuh tanaman inang. Rantai kejadian yang terlibat dalam 
perkembangan penyakit meliputi inokulasi, penetrasi, infeksi,
inkubasi, reproduksi dan kelangsungan hidup patogen itu sendiri 

Diagnosis Kandungan Nutrisi Dan Zat Berbahaya 
Diagnosis kandungan nutrisi dan zat berbahaya penting untuk mengontrol 
defisiensi nutrisi pertumbuhan tanaman, misalnya pada budidaya tanaman 
hidroponik. Terjadinya kekurangan atau keracunan hara di antaranya 
disebabkan oleh faktor tanah, tanaman, iklim, dan budaya. Faktor-faktor ini
berinteraksi dan berpengaruh penting terhadap ketersediaan hara untuk 
kebutuhan tanaman. Sifat tanah memengaruhi bentuk, jumlah, retensi dan 
pergerakan unsur hara tanah. Sifat tanah dalam menyediakan air berpengaruh 
terhadap unsur hara, karena air sangat penting untuk reaksi kimia, aktivitas 
biologis, serta pengangkutan dan penyerapan unsur hara oleh akar. Di antara 
sifat-sifat kimiawi tanah yang penting dalam memengaruhi ketersediaan hara 
tanah adalah pH tanah (ukuran keasaman atau kebasaan suatu tanah) dan 
kapasitas pertukaran kation tanah (ukuran kapasitas nutrisi tanah untuk
mempertahankan ion yang bermuatan positif). Beberapa sifat fisik penting 
yang secara anatomi memengaruhi ketersediaan hara sebagai faktor kesuburan 
di antaranya adalah tekstur tanah dengan proporsi yang ideal, mineralogi tanah, 
dan struktur spesifik tanah atau susunan sifat fisik partikel tanah 
Defisiensi nutrisi dapat didiagnosis berdasar  gambaran tanda gejalanya. 
Setiap gejala defisiensi berkaitan dengan beberapa fungsi nutrisi bagi tanaman. 
Nutrisi diperoleh dari peran masing-masing unsur hara sebagai kebutuhan 
penting tanaman untuk hidup dan tumbuh. Defisiensi nutrisi merupakan gejala 
yang disebabkan oleh terjadinya kekurangan unsur hara yang pada umumnya 
digolongkan dalam lima kelompok kategori gejala yaitu: 1) pertumbuhan 
lambat, 2) klorosis, 3) klorosis interveinal, 4) warna merah keunguan, dan 5) 
nekrosis.
Pertumbuhan lambat biasanya ditandai dengan stunting yang merupakan 
gejala umum defisiensi yang banyak terjadi akibat kekurangan nutrisi yang 
secara bervariasi berpengaruh pada tanaman. Misalnya, ketika kekurangan 
nutrisi pada fungsi tanaman pada pertumbuhan pemanjangan batang, 
fotosintesis, dan berkurangnya produksi protein sehingga berakibat pada
pertumbuhan tanaman lambat atau tanaman bertubuh kecil. Klorosis dan 
klorosis interveinal biasanya ditemukan pada tanaman yang kekurangan nutrisi 
bahan fotosintesis dan/atau produksi klorofil seperti pigmen hijau daun. 
Klorosis dapat menyebabkan seluruh tanaman atau daun berubah menjadi 
hijau muda yang kemudian menguning, atau tampak lebih terlokalisasi seperti 
adanya bercak putih atau kuning. Klorosis interveinal terjadi ketika 
kekurangan nutrisi tertentu seperti B, Fe, magnesium (Mg), Mn, Nikel (Ni) 
dan Zn 
Perubahan warna merah keunguan pada batang dan daun tanaman disebabkan 
oleh kadar antosianin (pigmen berwarna ungu) yang berlebihan di atas normal 
sehingga mengganggu fungsi struktur utama pada batang dan daun tanaman. 
Gejala ini sangat sulit untuk didiagnosa karena adanya faktor penyebab lain 
penumpukan antosianin seperti suhu dingin, penyakit lain, kekeringan dan 
bahkan pematangan usia beberapa tanaman dapat menjadi alternatif penyebab 
 Kultivar tanaman tertentu mungkin 
juga menunjukkan warna ungu ini. Sedangkan nekrosis umumnya terjadi pada 
tahap defisiensi lanjutan pada bagian-bagian tanaman yang dapat 
menyebabkan tanaman yang terkena defisiensi pertama kali menjadi coklat 
dan mati
 Identifikasi Kayu Pada Tumbuhan Potensial 
Kayu dinyatakan memiliki nilai ekonomi yang signifikan secara universal. 
Berbagai macam produk olahan terbuat dari kayu yang mempertimbangkan 
kualitas serat dan ekstrak kayu dari tumbuhan potensial. Perkembangan dan 
komposisi kayu secara anatomi ditunjukkan oleh siklus tahunan yang 
merupakan akumulasi pertumbuhan xylem selama beberapa tahun dengan 
variasi arsitektur dan komposisinya sesuai karakter tumbuhan potensialnya 
. Kayu dan xylem secara anatomi berfungsi untuk memberikan 
dukungan pada tanaman sebagai saluran pengangkutan air dari tanah melalui 
akar ke daun. Kayu memiliki sifat beragam mulai dari kekuatan atau 
kekerasannya, warna, serat, dan manfaatnya sehingga menjadikan kayu 
sebagai bahan tumbuhan yang serbaguna untuk semua jenis kebutuhan 
manusia. Identifikasi kayu dalam kajian anatomi dapat menunjukkan asal 
tumbuhan kayu secara geografis. Berbagai tumbuhan kayu telah teridentifikasi 
secara anatomi dan juga telah tersusun dalam taksonomi tumbuhan. Kayu 
merupakan produk pertumbuhan sekunder tumbuhan yang teridentifikasi 
dalam bentuk cincin tahun pertumbuhan (lingkaran tahun). Tumbuhan sebagai 
penghasil kayu memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasar  kondisi 
iklim dan geografisnya. Kayu bahkan menjadi tumbuhan unggulan pada 
masing-masing negara dan menjadi komoditas ekspor andalan 
Pemanfaatan kayu mulai dari olahan individu, industri rumahan hingga 
industri besar. 
Pemanfaatan kayu di antaranya untuk pembuatan furnitur, sebagai bahan 
bakar, pembangkit listrik, bahkan sebagai suplemen makanan. Sebagai contoh 
beberapa karakter kayu berdasar  letak geografisnya seperti India yang 
merupakan eksportir berbagai kayu mentah dari jenis kayu yang lebih gelap 
seperti jati (Tectona grandis), meranti (Shorea sp.), dan Mahoni (Toona sp.). 
Indonesia juga memiliki karakter tumbuhan kayu yang sama seperti India 
sebagai hasil hutan tropis dan juga penghasil berbagai tumbuhan kayu 
potensial lainnya. Dalam geografis yang berbeda, Kanada, Amerika Serikat 
dan beberapa negara Amerika Latin merupakan penghasil pinus dan cemara. 
. Brasil juga merupakan pengekspor terbesar kayu mentah dunia 
yang sebagian besar berasal dari hutan di wilayah Amazon dari jenis pinus dan 
eukaliptus. Hasil olahan produk kayu yang diperdagangkan di antaranya 
adalah berupa kayu balok, bubur kayu (pulp) yang dihasilkan dari pemisahan 
bahan berserat dalam kayu, serpihan kayu, serbuk kayu, kayu lapis, berbagai 
jenis kertas, bahan campuran tekstil, lantai, dan furniture. Semua produk
olahan dari kayu tersebut dievaluasi berdasar  anatomi serat kayu yang 
menunjukkan kekerasan dan kelenturan serta nilai estetikanya sehingga dapat 
dipilah kemanfaatan sesuai peruntukannya yang pada akhirnya lebih 
meningkatkan nilai ekonomisnya 
Identifikasi arkeologi tumbuhan 
Kolaborasi ilmu anatomi dengan ilmu dendrokronologi yang mempelajari 
pertumbuhan sekunder kelompok tumbuhan gymnospermae dan tumbuhan 
dikotil berdasar  lingkaran tahunan pohon untuk mengungkap lama 
peristiwa perubahan iklim dan lingkungan masa lalu dari tahun ke tahun pada 
fosil tumbuhan. Identifikasi anatomi kayu berdasar  penampang melintang 
dari visualisasi xylem yang menunjukkan pola atau karakter pertumbuhan 
sekunder tumbuhan untuk melacak kondisi fosil tumbuhan selama masa 
kehidupannya. Dengan ilmu dendrokronologi dapat ditetapkan verifikasi 
tanggal pada bangunan, alat musik, dan karya seni serta beberapa benda 
arkeologi untuk memperkirakan keaslian karya tersebut  
Dendrokronologi pertama kali digunakan pada awal abad kedua puluh oleh A. 
E. Douglass yang dikembangkan dalam sebuah proses yang disebut 
penanggalan arkeologi yaitu cara yang tepat dalam menggunakan informasi 
untuk menentukan kondisi arkeologi selama periode waktu yang lama. Cincin 
pertumbuhan pohon juga dapat digunakan dalam hubungannya dengan 
penanggalan radiokarbon (14C). Karena sebagian besar pohon hanya hidup 
selama 100–200 tahun, sehingga untuk rentang waktu informasi yang lebih 
lama suatu fosil dapat diperoleh dengan mencocokkan visualisasi cincin 
tumbuhan dari pohon yang hidup dengan sampel spesimen fosil/ arkeologi
yang diawetkan dan dijaga dari kerusakan agar dapat diperiksa bagian-bagian 
anatomi untuk menunjukkan karakteristik pola pertumbuhan cincin xylem. 
Dengan demikian pemeriksaan akan memperoleh kecocokan informasi usia 
atau masa kehidupan suatu fosil tumbuhan  Identifikasi Bukti Forensik 
Ketika tanaman atau tumbuhan disita dan diperiksa untuk membuktikan 
perdagangan ilegal, petugas penegak hukum dapat menggunakan teknik 
anatomi tradisional, morfologi, dan/atau fluoresen (pewarnaan) untuk 
mengidentifikasi sampel kayu. Kemudian dapat dianalisis suatu hubungan 
kekerabatan tumbuhan berdasar  taksonominya. Dengan demikian secara 
forensik dapat teridentifikasi tumbuhan yang dilarang untuk diperdagangkan
karena tergolong langka dan terancam punah. Atau bahkan untuk identifikasi 
tanaman yang digunakan untuk kejahatan. Pekerjaan forensik berkaitan 
dengan tumbuhan secara makroskopis sering melibatkan identifikasi serpihan 
kayu dan potongan-potongan kecil bahan tanaman selain kayu (daun atau 
ranting). Metode mikroskopis memungkinkan untuk identifikasi racun atau zat 
lain yang dihasilkan oleh bagian-bagian tumbuhan dalam berbagai macam 
partikel tanaman yang berhubungan dengan peristiwa kriminalitas di tempat 
kejadian perkara (TKP). Fragmen tanaman yang ditemukan dan berhasil 
didentifikasi pada tersangka dapat memberikan petunjuk adanya hubungan 
bukti yang kuat dengan bantuan slide mikroskop laboratorium forensik dalam 
menerangkan duduk perkara di TKP.
Dalam sebuah kasus, penyidik menemukan lokasi bahan tanaman pada 
tersangka atau korban, dan kemudian membuat berita acara untuk menetapkan 
asal tanaman itu. Pada tingkat makroskopis memungkinkan hasil identifikasi 
yang cukup jelas. Namun apabila yang ditemukan hanya ranting atau rumpun 
daun atau serpihan kayu yang ditemukan di telapak tangan korban akan 
menyulitkan penyidikan dalam menyimpulkan jenis tumbuhan. Pada tingkat 
kesulitan lain adalah kemungkinan bukti tumbuhan pada tingkat mikroskopis, 
seperti butiran serbuk sari bunga yang indah dan menarik untuk dicium dan 
diduga mengandung racun dan dapat membunuh manusia karena terhirup. 
Dengan demikian menarik untuk penyelidikan lebih lanjut dengan 
memperlakukan barang bukti dari potongan tumbuhan agar terjaga keutuhan 
dan keamanannya sehingga dapat dilakukan ekstraksi lebih lanjut di 
laboratorium untuk mengidentifikasi secara jelas bahan tumbuhan yang diduga 
sebagai barang bukti kejahatan.
Jadi, pedoman anatomi harus dikembangkan menentukan lebih detail 
kandungan kimia setiap struktur tumbuhan untuk memberikan dukungan 
kepastian forensik bahwa suatu bahan tanaman aman atau tidak untuk 
manusia. Salah satu metode yang dikembangkan adalah analisis langsung 
dengan metode Real Time Time-of-Flight Mass Spectrometry (DART￾TOFMS) yang secara cepat dengan meneliti sampel massa ion untuk 
mengidentifikasi sampel kayu tumbuhan yang tidak diketahui spesiesnya. 
Spesimen yang tidak diketahui dapat diidentifikasi ke suatu kelompok spesies 
dengan membandingkan tanda kandungan kimia tertentu dari ion sampel 
dengan referensi keluaran DART-TOFMS. Banyak persamaan produk kayu 
dari pohon yang dilindungi dan yang tidak dilindungi karena kemiripan 
penampilannya. Sebagai contoh, Lancaster dan Espinoza pada tahun 2012 
telah menguji kandungan kimiawi tumbuhan dengan teknik DART-TOFMS
untuk mengetahui perbedaan tanda kimianya sehingga teridentifikasi 13 jenis
pohon yang sebelumnya tidak diketahui kekerabatannya 
Dengan metode DART-TOFMS, analisis perbedaan masa jenis menggunakan 
teknik analisis diskriminan linier dapat ditemukan kandungan kimia dalam 
akumulasi biosintesis secara tepat pada bagian-bagian tumbuhan. Komposisi 
biosistesis yang telah ditemukan pada tumbuhan dikelompokkan berdasar  
taksonominya sehingga dapat menjadi pedoman karektiristik kandungan 
kimiawi untuk menjadi pembanding dengan temuan barang bukti tumbuhan. 
Dengan demikian, DART-TOFMS dapat menjadi cara untuk mengidentifikasi 
tanaman yang dilindungi dengan cepat untuk memecahkan masalah dalam 
botani forensik atau untuk kepentingan forensik lainnya dan masih 
memungkinkan untuk terus dikembangkan dengan metode lainnya  .
Pengembangan tanaman dengan kultur meristem 
Meristem merupakan merupakan jaringan embrionik atau jaringan 
pertumbuhan yang tersusun atas sel-sel hidup yang memiliki kemampuan 
membelah diri secara aktif sebagai penanda pertumbuhan suatu tanaman. 
berdasar  anatomi, meristem memiliki 3 lokasi potensial yang telah 
disepakati meliputi: 1) meristem apeks yang berlokasi di ujung batang dan 
akar; 2) meristem lateral yang berpotensi pada pertumbuhan organ secara lebar 
yang disebut lateral; 3) meristem interkalar yang berada di antara jaringan yang 
sudah berdiferensiasi. Pemahaman terhadap sifat-sifat khusus sebagai karakter 
sel-sel meristematik dan lokasinya di dalam tanaman sangat potensial untuk 
dapat dikembangan dengan teknik hortikultura. Hal ini sangat penting bagi 
siapa saja yang ingin memuliakan tanaman dengan meningkatkan kuantitasnya 
khususnya secara vegetatif yang di antaranya dengan cangkok, stek dan kultur  jaringan 
Kegunaan praktis utama dari meristem apikal, khususnya pada meristem 
pucuk, adalah dengan kultur meristem untuk memproduksi tanaman secara 
vegetatif. Sel-sel meristem apikal merupakan parenkim yang tidak 
terdiferensiasi, dan selalu berada dalam kondisi ideal untuk pertumbuhan 
melalui pembelahan sel secara aktif. Diperlukan kehati-hatian dalam perlakuan 
setelah memisahkan meristem apikal dari tumbuhan. Karena setelah 
pemisahan, tumbuhan rentan kering sehingga harus segera dipindahkan ke 
media nutrisi. Semua tahap teknik ini harus aseptik atau steril sehingga tidak
terjadi interaksi dengan patogen. Keberhasilan penumbuhan apeks meristem
yang memanfaatkan pucuk atau akar, awalnya akan membentuk massa 

jaringan seperti kalus, kemudian nampak terbentuk tunas dan akar embrionik 

kecil pada media pertumbuhan yang telah diformulasikan dengan benar pada 

budidaya atau massa jaringan , Secara vegetatif, kultur meristem 

memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan  metode kultur kalus yang prosesnya 

penumbuhannya lebih lama . 

Meristem interkalar juga digunakan untuk perbanyakan tanaman dalam 

metode hortikultura. Salah satu fungsinya adalah menumbuhkan tanaman 

melalui batang yang tumbang sehingga dapat tumbuh kembali tegak sebagai 

tanaman baru. Hal ini meristem interkalar mampu menghasilkan akar adventif 

pada batang, misalnya pada budidaya tanaman Anyelir dan Triticum. 

Meristem lateral secara umum diaplikasikan untuk penumbuhan vegetatif yang 

memanfaatkan batang tanaman sebagai bahan utama pada metode cangkok 

dan stek. Dengan demikian dapat diturunkan sifat tanaman sejenis atau 

memodifikasi sifat tanaman dari jenis yang berbeda sehingga terbentuk varians

baru ,
Anatomi tumbuhan sebagai bagian ilmu pengetahuan tumbuhan terus 

mengalami kemajuan dengan prinsip dasar mengkaji persamaan dan 

perbedaan karakteristik morfologi dan fisiologi struktur tumbuhan berdasar  

identifikasi sel dan histologi jaringan beserta mekanismenya. Anatomi secara 

luas bermanfaat dalam segala aspek kehidupan. Pengembangan anatomi 

memiliki urgensi bagi para ahli pemulia tanaman, ahli pertanian, ahli ekologi, 

dan ahli konservasi yang membutuhkan akurasi identitas dan nama tumbuhan 

untuk kepentingannya. Aplikasi anatomi secara umum memiliki banyak 

manfaat dan kepentingan, di antaranya adalah: 1) untuk mengidentifikasikan 

taksonomi tumbuhan; 2) untuk identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan 

patogenitas tumbuhan; 3) untuk diagnosis kandungan nutrisi dan zat

berbahaya; 4) untuk identifikasi karakteristik kayu pada tumbuhan potensial; 

5) identifikasi arkeologi tumbuhan; 6) identifikasi forensik; dan 7) untuk 

pengembangan tanaman dengan kultur meristem. Namun tidak menutup 

kemungkinan dapat terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban dan 

kebutuhan manusia.