EYD

Tampilkan postingan dengan label EYD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label EYD. Tampilkan semua postingan

eyd


  






A. Huruf 

Huruf dalam abjad bahasa Indonesia ada -- seperti dalam tabel berikut. 

 

Huruf 

Nama Ucapan 

Kapital Nonkapital 

A a a a 

B b be be 

C c ce ce 

D d de de 

E e e e 

F f ef ef 

G g ge ge 

H h ha ha 

I i i i 

J j je je 

K k ka ka 

L l el el 

M m em em 

N n en en 

O o o o 

P p pe pe 

Q q qi ki 

R r er er 

S s es es 

T t te te 

U u u u 

V v ve fe 

 W w we we 

X x eks eks 

Y y ye ye 

Z z zet zet 

 

 

B. Huruf Vokal 

Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a, 

e, i, o, dan u. 

Huruf Vokal 

Contoh Penggunaan 

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir 

a api padi lusa 

e* 

  

enak petak sore 

emas kena tipe 

i itu simpan murni 

o oleh kota radio 

u ulang bumi ibu 

 

*) Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan 

tanda diakritik (ê) yang dilafalkan [ə]. 

Misalnya: 

Anak-anak bermain di teras. 

Upacara itu dihadiri pejabat teras [têras] Bank Indonesia. 

Kami menonton film seri. 

Pertandingan itu berakhir seri [sêri]. 

Seret saja barang itu jika berat! 

Makanan ini membuat kerongkonganku seret [sêrêt]. 

 

 

C. Huruf Konsonan 

Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi -- huruf, yaitu 

b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. 

 

Huruf 

Konsonan 

Contoh Penggunaan 

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir 

b bahasa sebut adab 

c cakap kaca - 

 d dua ada abad 

f fakir kafan maaf 

g guna tiga mug 

h hari saham tuah 

j jalan manja mikraj 

k kami paksa politik 

l lekas alas akal 

m maka kami diam 

n nama tanah daun 

p pasang apa siap 

q* qariah iqra Benuaq 

r raih bara putar 

s sampai asli tangkas 

t tali mata rapat 

v variasi lava molotov 

w wanita hawa takraw 

x* xenon marxisme Max 

y yakin payung alay 

z zeni lazim juz 

 

*) Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang 

tertentu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi 

tengah atau akhir diucapkan [ks]. 

 

 

D. Gabungan Huruf Vokal 

-. Monoftong 

Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan 

huruf vokal eu yang dilafalkan [ɘ]. 

Monoftong 

Contoh Penggunaan 

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir 

eu eurih seudati sadeu 

 

-. Diftong 

Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf 

vokal ai, au, ei, dan oi. 

 

 

 Diftong 

Contoh Penggunaan 

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir 

ai aikido kailan pandai 

au audit taufik harimau 

ei eigendom geiser survei 

oi oikumene boikot koboi 

 

 

E. Gabungan Huruf Konsonan 

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi 

konsonan. 

Gabungan Huruf 

Konsonan 

Contoh Penggunaan 

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir 

kh khusus akhir tarikh 

ng ngarai bangun senang 

ny nyata banyak - 

sy syarat musyawarah arasy 

 

 

F. Huruf Kapital 

-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.  

Misalnya: 

Apa maksudnya? 

Tolong ambilkan buku itu! 

Kita harus bekerja keras. 

Pekerjaan itu akan selesai dalam - jam. 

 

-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, 

termasuk julukan. 

Misalnya: 

Amir Hamzah  

Dewi Sartika 

André-Marie Ampère  

James Watt 

Mujair  

Rudolf Diesel 

Bapak Koperasi  

Jenderal Kancil 

 

 -. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang 

digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. 

Misalnya: 

- ampere 

-- watt  

ikan mujair  

mesin diesel 

 

-. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, 

hukum, dan rumus. 

Misalnya: 

teori Darwin  

hukum Archimedes 

rumus Phytagoras 

 

-. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata 

yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali  

dituliskan sebagai awal nama atau huruf pertama kata tugas dari. 

Misalnya: 

Abdul Rahman bin Zaini  

Fatimah binti Salim  

Indani boru Sitanggang 

Ayam Jantan dari Timur 

Charles Adriaan van Ophuijsen 

Salah satu pencetak gol terbanyak adalah Van Basten. 

 

-. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung. 

Misalnya: 

Ibu berpesan, "Berhati-hatilah, Nak!" 

"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.  

"Besok pagi," kata Rino, "mereka akan berangkat." 

 

-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang 

berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan 

dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan. 

Misalnya: 

Buddha  Al-Qur'an 

Hindu  Alkitab 

 Islam  Weda 

Kristen  Allah 

Konghucu  Tuhan 

Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan-Nya. 

Ya, Tuhan, bimbinglah hamba ke jalan yang Engkau beri rahmat. 

Tuhan YME (Yang Maha Esa) 

Allah Swt. (Subhanahuwataala) 

 

-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar 

kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik 

yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang mengikuti nama orang. 

Misalnya:  

Mahaputra Yamin  

Teuku Umar 

La Ode Khairudin 

Kiai Haji Hasjim Asjarie 

Doktor Mohammad Hatta  

Irwansyah, Magister Humaniora 

 

-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar 

kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan 

kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan. 

Misalnya: 

Selamat datang, Yang Mulia.  

Semoga berbahagia, Raden.  

Terima kasih, Kiai. 

Selamat pagi, Dokter.  

Silakan duduk, Prof.  

Siap, Jenderal. 

 

--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan 

pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti 

nama orang, nama instansi, atau nama tempat. 

Misalnya: 

Wakil Presiden Adam Malik  

Perdana Menteri Nehru  

Profesor Anton M. Moeliono 

Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara 

 Proklamator Republik Indonesia 

Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri 

Gubernur Papua Barat 

 

--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama 

bangsa, suku, bahasa, dan aksara. 

Misalnya: 

bangsa Indonesia  

suku Dani  

bahasa Tolaki  

aksara Kaganga 

 

--. Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan 

aksara yang berupa bentuk dasar kata turunan. 

Misalnya: 

pengindonesiaan kata asing  

keinggris-inggrisan 

kesunda-sundaan 

 

--. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun, 

bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. 

Misalnya: 

tahun Hijriah 

bulan Agustus 

hari Jumat 

hari Lebaran 

tarikh Masehi  

bulan Maulid 

hari Galungan 

hari Natal 

 

--. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa 

sejarah.  

Misalnya: 

Konferensi Asia Afrika  

Perang Dunia II 

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia  

Hari Pendidikan Nasional 

 --. Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama 

ditulis dengan huruf nonkapital. 

Misalnya: 

Kami memperingati proklamasi kemerdekaan setiap tahun.  

Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. 

 

--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. 

Misalnya: 

Benua Afrika  Teluk Persia 

Asia Tenggara Terusan Suez 

Pulau Miangas  Jawa Barat 

Jazirah Arab Jakarta 

Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Konawe 

Gunung Semeru Kota Kupang 

Pergunungan Himalaya Kecamatan Rengasdengklok 

Bukit Barisan Distrik Samofa 

Danau Toba Desa Sentul 

Ngarai Sianok  Kelurahan Rawamangun 

Lembah Baliem  Jalan Polonia 

Sungai Mamberamo  Gang Kelinci 

Tanjung Harapan  Lantai II Gedung Tabrani 

Selat Lombok Ruang Poerwadarminta Gedung Yudistira 

 

--. Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan 

huruf nonkapital. 

Misalnya: 

berlayar ke teluk  

mandi di sungai  

menyeberangi selat  

berenang di danau 

 

--. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis 

ditulis dengan huruf nonkapital. 

Misalnya: 

jeruk bali (Citrus maxima) 

kacang bogor (Voandzeia subterranea)  

nangka belanda (Anona muricata)  

petai cina (Leucaena glauca) 

 

 Catatan: 

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat 

dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam 

kelompoknya.  

Misalnya: 

Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula 

tebu, gula aren, dan gula anggur. 

Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang 

berbeda. 

 

--. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal 

daerah. 

Misalnya: 

batik Cirebon  

bubur Manado  

film Indonesia  

kopi Gayo  

satai Madura  

soto Banjar  

tari Bali 

 

--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk 

unsur bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, 

organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas. 

Misalnya: 

Bosnia dan Herzegovina 

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia  

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia 

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor -- Tahun ---- tentang 

Penggunaan Bahasa Indonesia  

Perserikatan Bangsa-Bangsa 

 

--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk 

unsur bentuk ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan 

makalah, serta nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak 

pada posisi awal.  

Misalnya: 

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. 

 Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra. 

Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan. 

Berita berjudul "Listrik Sahabat Petani" dimuat di paktani.com. 

Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata". 

 

--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama 

gelar dan nama pangkat. 

Misalnya: 

S.E.  sarjana ekonomi 

M.Si.  magister sains 

Hj.  hajah 

Pdt.  pendeta 

Dg.  daeng 

Dt.  datuk 

K.R.T. kanjeng raden tumenggung 

Kol.  kolonel 

 

--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk 

hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata 

atau ungkapan lain (termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan 

sebagai sapaan. 

Misalnya: 

"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.  

Dedi bertanya, "Itu apa, Bu?" 

"Silakan duduk, Dik!" kata Rani. 

Surat Saudara telah kami terima dengan baik. 

"Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"  

"Selamat belajar, Anak-Anak." 

"Sampai berjumpa kembali, Teman-Teman." 

 

Catatan: 

a. Kata Anda ditulis dengan huruf awal kapital.  

Misalnya: 

Sudahkah Anda tahu? 

Hanya teman Anda yang mengerti masalah itu. 

b. Kata atau ungkapan yang digunakan dalam pengacuan ditulis dengan 

huruf awal kapital. 

 

 Misalnya: 

"Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak." 

"Besok Paman akan datang bersama kakakmu." 

c. Istilah kekerabatan yang diikuti oleh kata yang menunjukkan 

kepemilikan ditulis dengan huruf nonkapital. 

Misalnya: 

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.  

Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. 

 

 

G. Huruf Miring 

-. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul 

album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama 

media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. 

Misalnya: 

Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.  

Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.  

Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala. 

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. ----. Kamus Besar 

Bahasa Indonesia. Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta: Balai Pustaka. 

Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com. 

Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode.  

Film Habibie dan Ainun diangkat dari kisah nyata. 

Menteri Pendidikan meluncurkan album Simfoni Merdeka Belajar.  

Siniar Celetuk Bahasa mengangkat tema kebahasaan. 

Lakon Petruk Jadi Raja dipentaskan semalam suntuk. 

 

-. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, 

bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. 

Misalnya: 

Huruf terakhir kata abad adalah d. 

Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna 'memiliki'. 

Dalam bab ini tidak dibahas penggunaan tanda baca. 

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan! 

 

 

 -. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam 

bahasa daerah dan bahasa asing. 

Misalnya: 

Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak 

malapeh awo. 

Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana. 

Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'. 

Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan pendidikan. 

Istilah men sana in corpore sano sering digunakan dalam bidang 

olahraga. 

 

Catatan: 

a. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek 

dagang dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan 

huruf miring. 

b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), 

bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu. 

 

H. Huruf Tebal 

-. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah 

ditulis miring. 

Misalnya: 

Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam ejaan 

bahasa Indonesia. 

Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'. 

 

Catatan: 

Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian 

yang akan dicetak tebal ditandai dengan garis bawah dua. 

 

-. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab 

atau subbab. 

Misalnya: 

 

 

 

 

PENULISAN KATA 

 

A. Kata Dasar 

Kata dasar ditulis secara mandiri.  

Misalnya: 

kantor  

pergi  

ramai  

sangat 

 

B. Kata Turunan 

-. Kata Berimbuhan 

a. Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta 

gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya. 

Misalnya:  

berjalan  

mempermudah  

menulis  

dijual 

pembaca  

semula  

terbatas 

gelembung  

kemilau  

kinerja 

gerejawi  

kamerawan  

lukisan  

seniman  

sukuisme 

kemauan 

pemungutan  

perbaikan 

 

 b. Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu 

pada konsep keilmuan tertentu.  

Misalnya: 

adibusana lokakarya purnawirawan 

aerodinamika mancanegara saptakrida 

antargolongan makroekonomi semiprofesional 

antikekerasan mikrobiologi subbagian 

awahama multilateral supercepat 

bikarbonat narapidana swadaya 

biokimia nirgagasan tansuara 

demoralisasi nonkolaborasi telewicara 

dekameter paripurna transmigrasi 

dwiwarna pascakebenaran tritunggal 

ekabahasa pascasarjana tunakarya 

ekstrakurikuler praanggapan ultramodern 

inkonvensional prajabatan wiraswasta 

infrastruktur pramusaji ayahanda 

kosponsor pramuwisata egosentris 

kontraindikasi proaktif oktahedron 

 

c. Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat 

dirangkaikan dengan tanda hubung (-). 

Misalnya: 

non-Indonesia  

pan-Afrika  

pro-Barat 

anti-PKI  

non-ASEAN  

non-Korpri  

pasca-Orba 

d. Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat 

dirangkaikan dengan tanda hubung (-). 

Misalnya: 

anti-mainstream  

pasca-reshuffle  

pra-Aufklaerung  

super-jegeg 

 

 e. Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang 

mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf 

awal kapital sebagai pengkhususan. 

Misalnya: 

Yang Maha Esa 

Tuhan Yang Maha Kuasa 

 

Yang Maha Pengasih 

Tuhan Yang Maha Pengampun 

Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki 

 

-. Bentuk Ulang 

a. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)  

di antara unsur-unsurnya. 

Misalnya: 

anak-anak mencari-cari 

berjalan-jalan mondar-mandir 

biri-biri porak-poranda 

buku-buku ramah-tamah 

cumi-cumi sayur-mayur 

hati-hati serba-serbi 

kuda-kuda terus-menerus 

kupu-kupu tunggang-langgang 

kura-kura cas-cis-cus 

lauk-pauk dag-dig-dug 

b. Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur 

pertama. 

Misalnya:  

kapal barang → kapal-kapal barang 

kereta api cepat → kereta-kereta api cepat 

rak buku → rak-rak buku 

surat kabar → surat-surat kabar 

 

-. Gabungan Kata 

a. Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. 

Misalnya: 

cendera mata model linear 

duta besar orang tua 

 ibu kota rumah sakit 

kambing hitam segi empat 

mata acara simpang lima 

meja tulis wali kota 

b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis 

dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. 

Misalnya: 

buku-sejarah baru 'buku sejarah yang baru, bukan buku bekas' 

buku sejarah-baru 'buku tentang sejarah baru' 

ibu-bapak kami 'ibu dan bapak kami' 

ibu bapak-kami 'ibu dari bapak kami (nenek)' 

c. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis 

serangkai.  

Misalnya: 

dilipatgandakan  

menggarisbawahi  

menyebarluaskan  

penghancurleburan  

pertanggungjawaban 

d. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis 

terpisah.  

Misalnya: 

bertepuk tangan  

menganak sungai  

garis bawahi  

sebar luaskan 

e. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.  

Misalnya: 

acapkali darmabakti padahal 

adakala dukacita peribahasa 

apalagi hulubalang perilaku 

bagaimana kacamata puspawarna 

barangkali karyawisata saputangan 

beasiswa kasatmata sediakala 

belasungkawa kosakata segitiga 

 bilamana manasuka sukacita 

bumiputra matahari sukarela 

daripada olahraga syahbandar 

 

 

C. Pemenggalan Kata 

 

-. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. 

a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, 

pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. 

Misalnya:  

bu-ah  

ma-in 

ni-at  

sa-at 

b. Monoftong eu tidak dipenggal. 

Misalnya: 

ci-leun-cang 

seu-da-ti  

seu-lu-mat 

c. Diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.  

Misalnya: 

pan-dai  

sau-da-ra  

sur-vei 

am-boi 

d. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk 

gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, 

pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. 

Misalnya: 

ba-pak  

de-ngan  

ke-nyang  

la-wan 

mu-ta-khir 

mu-sya-wa-rah 

 

 e. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang 

berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf 

konsonan itu.  

Misalnya: 

Ap-ril  

ban-tu  

man-di  

som-bong  

swas-ta 

 

f. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih 

yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya 

dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf 

konsonan yang kedua. 

Misalnya: 

am-bruk  

ben-trok  

in-fra 

ul-tra 

in-stru-men  

g. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak 

dipenggal. 

Misalnya: 

ba-nyak  

kong-res  

makh-luk  

masy-hur 

 

-. Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut. 

a. Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan 

unsur pembentuknya. 

Misalnya: 

ber-jalan  

di-ambil  

ke-kasih 

mem-bantu  

peng-intai  

per-buat 

 se-buah  

ter-bawa  

letak-kan  

makan-an  

ke-kuat-an 

me-rasa-kan  

per-buat-an 

di-per-jual-beli-kan 

per-tanggung-jawab-kan  

mem-per-tanggung-jawab-kan 

non-aktif  

swa-foto  

apa-kah  

apa-tah  

pergi-lah 

b. Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami 

perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar. 

Misalnya: 

me-ma-kai  

me-ngun-ci  

me-nu-tup  

me-nya-pu  

pe-mi-kir 

pe-nga-rang  

pe-no-long  

pe-nye-but 

c. Pemenggalan kata yang mendapat sisipan dilakukan seperti pada kata 

dasar. 

Misalnya: 

ge-lem-bung  

ge-mu-ruh  

ge-ri-gi 

si-nam-bung  

te-lun-juk 

 

 d. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal 

atau akhir baris tidak dilakukan. 

Misalnya: 

Beberapa pendapat mengenai masalah i-  

tu telah disampaikan oleh pembicara. 

Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak ma- 

u mengambilnya. 

Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah mengakhir-  

i pandemi ini. 

 

Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut. 

Beberapa pendapat mengenai masalah 

itu telah disampaikan oleh pembicara.  

Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak 

mau mengambilnya. 

Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah meng- 

akhiri pandemi ini. 

 

-. Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu 

dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di 

antara unsur-unsur itu. 

Misalnya: 

biografi bio-grafi 

biodata bio-data 

fotografi foto-grafi 

fotokopi foto-kopi 

introspeksi intro-speksi 

introjeksi intro-jeksi 

kilogram kilo-gram 

kilometer kilo-meter 

pascapanen pasca-panen 

pascasarjana pasca-sarjana 

 

-. Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris 

dipenggal di antara kata tersebut. 

Misalnya: 

Pencetus nama bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda adalah Mohammad 

Tabrani. 

 

 Lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan pada Kongres Pemuda II oleh Wage 

Rudolf Supratman. 

Layar Terkembang yang terbit pada ---- dikarang oleh Sutan Takdir 

Alisjahbana. 

 

-. Singkatan tidak dipenggal.  

Misalnya: 

Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKK- 

BN. 

Semua pengguna kendaraan bermotor wajib membawa ST- 

NK. 

Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. 

Ng. Rangga Warsita. 

 

Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut. 

Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di 

BKKBN. 

Semua pengguna kendaraan bermotor wajib membawa 

STNK. 

Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar 

R.Ng. Rangga Warsita. 

 

D. Kata Depan 

Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang 

mengikutinya.  

Misalnya: 

Di mana dia sekarang?  

Mereka ada di mana-mana. 

Kain itu disimpan di dalam lemari. 

Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.  

Mari, kita berangkat ke kantor. 

Saya pergi ke luar kota.  

Ia keluar dari rumah. 

Ia berasal dari Pulau Penyengat.  

Cincin itu terbuat dari emas. 

 

 

 

 E. Partikel 

 

-. Partikel -lah, -kah, dan -tah  ditulis serangkai dengan kata yang 

mendahuluinya. 

Misalnya: 

Bacalah buku itu baik-baik!  

Bertepuk tanganlah mengikuti irama! 

Apakah yang tersirat dalam surat itu?  

Siapakah gerangan dia? 

Apatah gunanya bersedih hati? 

 

-. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.  

Misalnya: 

Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan 

bijaksana. 

Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.  

Jangankan dua kali, sekali pun engkau belum pernah berkunjung ke 

rumahku. 

 

-. Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut 

ditulis serangkai. 

adapun   kendatipun 

andaipun   maupun 

ataupun   meskipun 

bagaimanapun  sekalipun 

biarpun   sementangpun 

jikapun   sungguhpun 

kalaupun   walaupun 

 

Misalnya: 

Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.  

Dia tetap bersemangat walaupun lelah. 

Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.  

Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan. 

Sekalipun teman dekat, dia belum pernah sekali pun datang ke rumahku.  

Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati juga 

aku melihat penderitaanmu itu. 

 -. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis 

terpisah dari kata yang mengikutinya. 

Misalnya: 

Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.  

Harga kain itu Rp--.---,-- per meter. 

Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per - Januari.  

Dia menghubungiku per telepon. 

 

 

F. Singkatan 

 

-. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan 

tanda titik di setiap unsur singkatan itu. 

Misalnya: 

A.H. Nasution  Abdul Haris Nasution 

H. Hamid   Haji Hamid 

Suman Hs.  Suman Hasibuan 

 

dr.    dokter 

Dr.    doktor 

Dr. (H.C.)   doktor honoris causa 

M.B.A.   master of business administration 

M.Hum.   magister humaniora 

M.Si.   magister sains 

Ph.D.   philosophiae doctor (doctor of philosophy) 

Prof.   profesor 

S.E.   sarjana ekonomi 

S.I.P   sarjana ilmu politik 

S.K.M.   sarjana kesehatan masyarakat 

S.Kom.   sarjana komputer 

S.Sos.   sarjana sosial 

Sp.A.   spesialis anak 

R.M. Syahid  Raden Mas Syahid 

 

Sdr. Lukman  Saudara Lukman 

Kol. Inf. Hendri  Kolonel Infanteri Hendri 

A.K.B.P. Purnomo Ajun Komisaris Besar Polisi Purnomo 

 

 

 

 -. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik. 

Misalnya: 

LS    Lilis Suryaningsih 

SDD   Sapardi Djoko Damono 

STA   Sutan Takdir Alisjahbana 

 

-. Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata 

ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. 

Misalnya: 

KTP   kartu tanda penduduk 

KUHP   Kitab Undang-Undang Hukum Pidana  

NKRI   Negara Kesatuan Republik Indonesia  

PBB   Perserikatan Bangsa-Bangsa 

PGRI   Persatuan Guru Republik Indonesia 

PT    perseroan terbatas 

SD    sekolah dasar 

UI    Universitas Indonesia 

WHO   World Health Organization 

 

BIG   Badan Informasi Geospasial 

BIN   Badan Intelijen Negara 

LAN   Lembaga Administrasi Negara 

MAN   madrasah aliah negeri 

NIP    nomor induk pegawai 

PASI   Persatuan Atletik Seluruh Indonesia 

PAUD   pendidikan anak usia dini 

SIM   surat izin mengemudi 

 

-. a. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan  

    dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik. 

Misalnya: 

dkk. dan kawan-kawan 

dll. dan lain-lain 

dsb. dan sebagainya 

dst. dan seterusnya 

hlm. halaman 

sda. sama dengan di atas 

ttd. tertanda 

 ybs. yang bersangkutan 

yth. yang terhormat 

b. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam 

dokumen atau surat-menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf. 

Misalnya: 

a.n. atas nama 

d.a. dengan alamat 

s.d. sampai dengan 

u.b. untuk beliau 

u.p. untuk perhatian 

c. Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat ditulis 

dengan dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik. 

Misalnya: 

Gd. Tabrani  Gedung Tabrani  

Jl. Rawamangun Jalan Rawamangun  

Gg. Kelinci  Gang Kelinci 

Kav. -   Kaveling - 

Km. --   Kilometer -- 

Lt. -   Lantai - 

No. -   Nomor - 

 

-. Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; 

dan mata uang tidak diikuti tanda titik. 

Misalnya: 

kVA  kilovolt-ampere 

km   kilometer 

kg   kilogram 

l   liter 

Cu   kuprum 

Rp   rupiah 

 

-. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau 

gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. 

Misalnya: 

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional  

Bulog  Badan Urusan Logistik 

Kalteng  Kalimantan Tengah  

 Kowani  Kongres Wanita Indonesia 

Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia- 

Malaysia 

Suramadu Surabaya-Madura 

Wita  Waktu Indonesia Tengah 

 

-. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata 

atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf 

nonkapital.  

Misalnya: 

iptek   ilmu pengetahuan dan teknologi 

pemilu   pemilihan umum 

puskesmas  pusat kesehatan masyarakat  

rapim   rapat pimpinan 

rudal   peluru kendali 

tilang   bukti pelanggaran 

 

 

G. Angka dan Bilangan 

-. Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang 

bilangan atau nomor. 

Angka Arab : -, -, -, -, -, -, -, -, -, - 

Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (--), C (---), D (---),  

                         M (-.---), V̅ (-.---), M̅ (-.---.---) 

 

-. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis 

dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam 

perincian.  

Misalnya: 

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.  

Koleksi pribadi saya lebih dari seribu buku. 

Di antara -- anggota yang hadir, -- orang setuju, -- orang tidak setuju, 

dan - orang abstain. 

Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas -- 

bus, --- minibus, dan --- sedan. 

 

-. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran 

panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang 

dan persentase.  

 Misalnya: 

-,- sentimeter 

- kilogram 

- hektare 

-- liter 

- tahun - bulan - hari 

- jam -- menit 

 

Rp-.---,--  

US$-,-- 

£-,-- 

¥---  

-% 

- persen 

 

-. Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari 

satu kata didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau 

diubah susunan kalimatnya. 

Misalnya: 

Sebanyak -.--- orang peserta diundang panitia. 

Sejumlah -- naskah kuno tersimpan di lemari itu. 

Panitia mengundang -.--- orang peserta.  

Di lemari itu tersimpan -- naskah kuno. 

 

-. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian 

dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. 

Misalnya: 

Sebanyak --- ribu dosis vaksin telah didistribusikan ke beberapa 

wilayah.  

Dia mendapatkan bantuan -- juta rupiah untuk mengembangkan 

usahanya.  

Perusahaan itu baru saja memperoleh pendapatan -- miliar rupiah. 

Proyek nasional pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya  

- triliun rupiah. 

-. Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah, 

apartemen, atau kamar. 

 

 Misalnya: 

Jalan Kartika I No. --  

Jalan Kartika I/-- 

Jalan Raya Dumai Kav. --  

Jalan Raya Subrantas Km. -  

Hotel Mahameru, Kamar --- 

Gedung Samudra, Lantai II, Ruang --- 

 

-. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab 

suci.  

Misalnya: 

Bab II, Pasal -, halaman -- 

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!" 

(Surah Al-'Alaq [--]: -) 

"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,  

kamu akan menerimanya." (Matius --: --) 

 

-. Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang- 

undangan, akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut. 

a. Bilangan utuh ditulis secara mandiri.  

Misalnya: 

dua belas  (--) 

tiga puluh lima  (--)  

lima puluh lima ribu  (--.---) 

b. Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada bilangan 

penyebut yang mengikutinya. 

Misalnya: 

setengah atau seperdua (½) 

seperenam belas (⅟--) 

tiga perempat (¾) 

dua persepuluh (²∕₁₀) 

tiga dua-pertiga (-⅔) 

satu persen (-%) 

satu permil (-‰) 

  

-. Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi, 

gabungan awalan ke- dan angka Arab, atau huruf. 

 Misalnya: 

abad VII  

abad ke--  

abad ketujuh 

Perang Dunia II  

Perang Dunia Ke--  

Perang Dunia Kedua 

--. Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung  

      (-).  

Misalnya: 

lima lembar uang -----an (lima lembar uang lima ribuan)  

seharga -.----an (seharga lima ribuan) 

tahun -----an (tahun dua ribuan) 

 

--. Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, 

akta, atau kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf. 

Misalnya: 

Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan 

sebagaimana dimaksud dalam Pasal -- ayat (-) dipidana dengan pidana 

kurungan paling lama - (satu) tahun dan pidana denda paling banyak 

Rp---.---.---,-- (dua ratus juta rupiah). 

Pada hari ini, Rabu, tanggal ---------- (tiga belas Oktober dua ribu dua 

puluh satu) telah hadir di hadapan saya, Noviansyah, notaris yang 

berkedudukan di Kota Batam. 

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp---.---,-- (sembilan 

ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen). 

 

--. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan 

huruf secara serangkai. 

Misalnya: 

Kelapadua  

Limapuluhkoto  

Rajaampat  

Simpanglima  

Tigaraksa 

 

 

 

 H. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya 

-. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang 

mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan 

kata yang mendahuluinya. 

Misalnya: 

Rumah itu telah kujual.  

Majalah ini boleh kaubaca. 

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. 

Rumahnya sedang diperbaiki. 

-. Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata 

yang lain. 

Misalnya: 

Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan. 

Kau masih muda, Bung. 

Sebaiknya kau mengurus adikmu saja. 

 

I. Kata Sandang si dan sang 

-. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.  

Misalnya: 

Surat itu dikembalikan kepada si pengirim. 

Dalam cerita itu si Pitung berhasil menolong penduduk.  

Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli. 

Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.  

Sang adik mematuhi nasihat sang kakak. 

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. 

 

-. Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur 

nama Tuhan. 

Misalnya: 

Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta. 

Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi 

Wasa. 




 

A. Tanda Titik (.) 

-. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.  

Misalnya: 

Mereka duduk di sana. 

Dia akan datang pada pertemuan itu. 

 

-. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang 

diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul 

baru. 

Misalnya: 

Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan 

nonstandar, ratusan bahasa daerah, dan ditambah beberapa bahasa 

asing membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan 

bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan 

secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut. 

-. Latar Belakang 

Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap 

yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, 

yaitu (-) sangat bangga terhadap bahasa asing, (-) sangat bangga 

terhadap bahasa daerah, dan (-) sangat bangga terhadap bahasa 

Indonesia. 

-. Masalah 

Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa 

masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di 

Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai 

formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil. 

-. Tujuan 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap 

bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota 

besar, terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. 

 

 

 -. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu 

daftar, perincian, tabel, atau bagan. 

a. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Daftar  

I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia 

A. Bahasa Indonesia 

-. Kedudukan 

-. Fungsi 

B. Bahasa Daerah 

-. Kedudukan 

-. Fungsi 

C. Bahasa Asing 

-. Kedudukan 

-. Fungsi 

 

b. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Perincian 

I. Patokan Umum 

II. Patokan Khusus 

 

c. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Tabel  

Tabel - Kelas Kata 

Nomor Kata Kerja Kata Benda 

-. makan rumah 

-. mandi meja 

dst.   

 

d. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Bagan 

 

Bagan - Alur Pendaftaran 

 

 

 -. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret 

nomor dalam perincian. 

Misalnya: 

BAB II  

KERANGKA TEORI 

-.- Bahasa 

-.-.- Fonologi 

-.-.- Morfologi 

-.-.- Sintaksis 

-.- Sastra 

-.-.- Puisi 

-.-.- Prosa 

-.-.- Drama 

 

 

 

-. Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah 

bertanda kurung dalam perincian. 

Misalnya: 

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai 

-) bahasa nasional yang berfungsi sebagai, antara lain, 

a) lambang kebanggaan nasional, 

b) identitas nasional, 

c) alat pemersatu bangsa, dan 

d) sarana perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya; 

-) bahasa negara …. 

 

 

 

 -. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir, baik satu digit 

maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar. 

Misalnya: 

Tabel - Kondisi Kebahasaan di Indonesia  

Tabel -.- Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia  

Bagan - Struktur Organisasi 

Bagan -.- Bagian Umum 

Grafik - Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia 

Grafik -.- Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia 

Gambar - Gedung Cakrawala  

Gambar -.- Ruang Rapat 

 

-. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik 

yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.  

Misalnya: 

pukul --.--.-- (pukul - lewat -- menit -- detik atau pukul -, -- menit, 

-- detik) 

--.--.-- jam (- jam, -- menit, -- detik) 

--.--.-- jam (-- menit, -- detik)  

--.--.-- jam (-- detik) 

 

-. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau 

kelipatannya yang menunjukkan jumlah. 

Misalnya: 

Indonesia memiliki lebih dari --.--- pulau.  

Penduduk kota itu lebih dari -.---.--- orang. 

Anggaran lembaga itu mencapai Rp---.---.---.---,--. 

 

-. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau 

kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. 

Misalnya: 

Dia lahir pada tahun ---- di Bandung. 

Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi V),  

halaman ----. 

Nomor rekening panitia seminar adalah ----------. 

Dia diangkat sebagai PNS dengan NIP ------------------. 

 

 --. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul dan subjudul.  

Misalnya: 

Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD ----)  

Gambar - Alat Ucap Manusia 

Tabel - Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan 

 

--. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat penerima surat serta 

tanggal surat. 

Misalnya: 

Yth. Rahmat Hidayat, S.T.  

Jalan Sumbawa I/-- 

Sumurbandung 

Bandung 

 

Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa  

Jalan Daksinapati Barat IV 

Rawamangun  

Jakarta Timur 

 

-- Oktober ---- 

 

 

Jakarta, -- Oktober ---- (tanpa alamat lengkap pada kop surat) 

 

 

B. Tanda Koma (,) 

-. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa 

kata, frasa, atau bilangan. 

Misalnya: 

Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang mewah lagi. 

Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan. 

Pelamar harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan 

(-) akta kelahiran, 

(-) ijazah terakhir, dan 

(-) surat keterangan kesehatan.  

Satu, dua, ... tiga! 

  

 

 

 -. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, 

melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan. 

Misalnya: 

Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.  

Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. 

Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama. 

 

-. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang 

mendahului induk kalimat. 

Misalnya: 

Kalau diundang, saya akan datang. 

Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman. 

Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku. 

 

-. Tanda koma tidak digunakan jika induk kalimat mendahului anak 

kalimat.  

Misalnya: 

Saya akan datang kalau diundang. 

Dia mempunyai banyak teman karena baik hati. 

Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas. 

 

-. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung 

antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan 

dengan itu, dan meskipun demikian. 

Misalnya: 

Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh 

beasiswa belajar di luar negeri. 

Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, dia berhasil menjadi 

penulis terkenal. 

Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya 

berhasil menjadi sarjana. 

 

-. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, 

ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti 

Bu, Dik, atau Nak.  

Misalnya: 

O, begitu? 

Wah, bukan main! 

 Hati-hati, ya, jalannya licin! 

Nak, kapan kuliahmu selesai?  

Siapa namamu, Dik? 

Dia baik sekali, Bu. 

 

-. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari 

bagian lain dalam kalimat. 

Misalnya: 

Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini." 

"Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia 

adalah makhluk sosial." 

 

 

-. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung yang 

diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari bagian kalimat yang 

mengikutinya. 

Misalnya: 

"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.  

"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.  

"Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu. 

 

-. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian 

alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang 

ditulis berurutan. 

Misalnya: 

Sdr. Rahmat Hidayat, Jalan Sumbawa I/--, Kelurahan Merdeka, 

Kecamatan Sumurbandung, Bandung ----- 

Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jl. Pangeran Diponegoro 

No. --, Jakarta ----- 

Surabaya, -- Mei ----  

Sofifi, Maluku Utara 

 

--. Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan hormat 

atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat 

kami), dan nama jabatan penanda tangan surat. 

Misalnya: 

Dengan hormat,  

Salam sejahtera,  

 Salam takzim,  

Hormat kami, 

 

Kepala Badan,  

Rektor, 

 

a.n. Kepala Badan  

Sekretaris Badan, 

 

(tanda tangan) 

 

Hurip Danu Ismadi 

NIP ------------------ 

 

--. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar 

akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan 

nama diri, nama keluarga, atau nama marga. 

Misalnya: 

B. Ratulangi, S.E. 

Ny. Khadijah, M.A. 

Bambang Irawan, M.Hum.  

Siti Aminah, S.H., M.H. 

Dr. dr. Rahayu Ningtyas, Sp.A., Subsp.End.(K).  

Prof. Dr. Muh. Muhlis, S.E., M.A., Ph.D. 

Catatan: 

a. Bandingkan Siti Khadijah, M.A. (Siti Khadijah, Master of Arts) dengan 

Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung). 

b. Spasi digunakan untuk memisahkan unsur nama dan singkatannya 

serta antargelar dan singkatannya. 

 

--. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah 

dan sen yang dinyatakan dengan angka. 

Misalnya: 

--,- m 

--,- kg  

Rp---,--  

Rp---,-- 

 --. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau 

keterangan aposisi. 

Misalnya: 

Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum 

diolah. 

Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti 

pelatihan paduan suara. 

Soekarno, Presiden I Republik Indonesia, merupakan salah seorang 

pendiri Gerakan Nonblok. 

Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (-), 

wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama - (tujuh) hari. 

 

Bandingkan dengan keterangan pewatas yang penggunaannya tidak 

diapit tanda koma! 

Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi 

itu tanpa tes. 

 

--. Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat 

pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian. 

Misalnya: 

Dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat memanfaatkan 

bahasa daerah.  

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. 

 

Bandingkan dengan kalimat berikut. 

Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa 

daerah.  

Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. 

 

 

C. Tanda Titik Koma (;) 

-. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung 

untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk. 

Misalnya: 

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku. 

Kerbau melenguh; kambing mengembik; kuda meringkik. 

Ayah menyelesaikan pekerjaan; ibu menulis makalah; adik membaca 

cerita pendek. 

 

-. Tanda titik koma digunakan pada bagian perincian yang berupa frasa 

verbal.  

 Misalnya: 

Syarat mengikuti ujian penerimaan pegawai di lembaga ini adalah 

(-) berkewarganegaraan Indonesia; 

(-) berijazah sarjana S--; 

(-) berbadan sehat; dan 

(-) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik 

Indonesia. 

 

-. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian 

perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. 

Misalnya: 

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; serta 

pisang, apel, dan jeruk. 

Agenda rapat ini meliputi 

a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; 

b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program 

kerja; serta 

c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi. 

 

-. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan sumber-sumber 

kutipan.  

Misalnya: 

Kasus perencanaan bahasa di Indonesia dianggap sebagai salah satu 

yang paling berhasil (Fishman, ----; Moeliono, ----; Samuel, ----; 

Wardhaugh dan Fuller, ----). 

Tentang plagiarisme, para penulis (Keraf, ----; Putra, ----; Wibowo, 

----) sama-sama mengingatkan pentingnya pengutipan dan perujukan 

secara cermat untuk menghindari cap plagiat. 

 

 

D. Tanda Titik Dua (:) 

-. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang 

langsung diikuti perincian atau penjelasan. 

Misalnya: 

Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. 

Saya akan membeli alat tulis kantor: kertas, tinta, spidol, dan pensil. 

 

-. Tanda titik dua tidak digunakan jika perincian atau penjelasan itu 

merupakan bagian dari kalimat lengkap. 

 

 Misalnya: 

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.  

Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi 

a. persiapan, 

b. pengumpulan data, 

c. pengolahan data, dan 

d. pelaporan. 

 

-. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau frasa yang memerlukan 

pemerian.  

Misalnya: 

a. Ketua : Ahmad Wijaya  

Wakil Ketua: Deni Simanjuntak 

Sekretaris : Siti Aryani 

Bendahara  : Aulia Arimbi 

b. Narasumber: Prof. Dr. Saputra Effendi  

Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.  

Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd. 

 

-. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang 

menunjukkan pelaku dalam percakapan. 

Misalnya: 

Ibu : "Bawa koper ini, Nak!"  

Amir : "Baik, Bu." 

Ibu : "Jangan lupa, letakkan baik-baik!" 

 

-. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, 

(b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul suatu 

karangan. 

Misalnya: 

Ultimart - (-): --–--- 

Surah Ibrahim: -–- 

Matius -: -–- 

Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Mastera 

 

-. Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, 

dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. 

 

 Misalnya: 

pukul --:--:-- (pukul - lewat -- menit -- detik atau pukul -, -- menit, 

-- detik) 

--:--:-- jam (- jam, -- menit, -- detik) 

--:--:-- jam (-- menit, -- detik) 

--:--:-- jam (-- detik) 

 

Catatan: 

Lihat penggunaan tanda titik (kaidah A, butir -)! 

 

-. Tanda titik dua digunakan untuk menuliskan rasio dan hal lain yang 

menyatakan perbandingan dalam bentuk angka. 

Misalnya: 

Skala peta ini -:--.---. 

Jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan di kelas itu adalah -:-. 

 

 

E. Tanda Hubung (-) 

-. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal 

oleh pergantian baris. 

Misalnya: 

Di samping cara lama, diterapkan juga ca- 

ra baru. 

Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum- 

put laut. 

Kini ada cara yang baru untuk meng- 

ukur panas. 

Parut jenis ini memudahkan kita me- 

ngukur kelapa. 

 

-. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang. 

Misalnya: 

anai-anai  

anak-anak 

berulang-ulang  

kemerah-merahan  

mengorek-ngorek 

  

-. Tanda hubung digunakan untuk (a) menyambung tanggal, bulan, dan 

tahun yang dinyatakan dengan angka, (b) menyambung huruf dalam 

kata yang dieja satu demi satu, dan (c) menyatakan skor pertandingan. 

Misalnya: 

---------- 

p-a-n-i-t-i-a  

--- 

 

-. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata 

atau ungkapan. 

Misalnya: 

ber-evolusi 

meng-urus (merawat; memelihara; mengatur)  

dua-puluh-lima ribuan (-- x -.---) 

²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima) 

mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan) 

Bandingkan dengan contoh di bawah ini!  

be-revolusi 

me-ngurus (menjadi kurus) 

dua-puluh lima-ribuan (-- x -.---) 

-- ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima) 

mesin-hitung tangan (mesin hitung manual yang dioperasikan dengan 

tangan) 

 

-. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda, 

yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan 

angka. 

Misalnya: 

se-Indonesia  

peringkat ke--  

tahun -----an  

hari-H 

ber-KTP  

di-SK-kan 

ciptaan-Nya  

D-- 

 S-- 

KTP-mu 

 

 

-. Tanda hubung tidak digunakan di antara huruf dan angka jika angka 

tersebut melambangkan jumlah huruf. 

Misalnya: 

BP-MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) 

P-TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga 

Kependidikan) 

P-K (pertolongan pertama pada kecelakaan) 

 

-. Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia 

dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau slang. 

Misalnya: 

di-slepet 'dijepret' (bahasa Betawi) 

ber-pariban 'bersaudara sepupu' (bahasa Batak) 

mem-back up 'menyokong; membantu' (bahasa Inggris)  

di-tafṣīl 'dijelaskan' (bahasa Arab) 

di-bokisin 'dibohongi' (slang) 

 

-. Tanda hubung digunakan untuk menandai imbuhan atau bentuk terikat 

yang menjadi objek bahasan. 

Misalnya: 

Imbuhan pe- pada pekerja bermakna 'orang yang' atau 'pelaku'. 

Bentuk terikat pasca- berasal dari bahasa Sanskerta. 

Bentuk terikat -anda (-nda atau -da) terdapat pada kata seperti 

ayahanda, ibunda, dan pamanda. 

 

-. Tanda hubung digunakan untuk menandai dua unsur yang merupakan 

satu kesatuan. 

Misalnya: 

suami-istri  

Soekarno-Hatta 

Konferensi Asia-Afrika 

 

 

 

 F. Tanda Pisah (—) 

-. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau 

penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. 

Misalnya: 

Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan 

oleh bangsa itu sendiri. 

Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha 

keras. 

 

-. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau 

penjelasan yang merupakan bagian utama kalimat dan dapat saling 

menggantikan dengan bagian yang dijelaskan. 

Misalnya: 

Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi 

nama jalan di beberapa kota di Indonesia. 

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—

telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. 

Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—

harus terus digelorakan. 

 

-. Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan, 

tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'. 

Misalnya: 

Tahun ----—---- 

Tanggal -—-- April ----  

Senin—Jumat  

Jakarta—Bandung 

 

G. Tanda Tanya (?) 

-. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.  

Misalnya: 

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?  

Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"? 

 

-. Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan 

bagian kalimat yang diragukan atau yang kurang dapat dibuktikan 

kebenarannya.  

Misalnya: 

 Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun ---- (?).  

Di Indonesia terdapat --- (?) bahasa daerah. 

 

H. Tanda Seru (!) 

Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan 

kekaguman, kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah. 

Misalnya: 

Alangkah indahnya Taman Laut Bunaken!  

Saya tidak melakukannya! 

Merdeka! 

Hai! 

Bayarlah pajak tepat waktu! 

 

I. Tanda Elipsis (...) 

-. Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu 

kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan atau tidak 

disebutkan. 

Misalnya: 

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. 

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun ---- 

disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. 

..., lain lubuk lain ikannya. 

 

-. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam 

dialog.  

Misalnya: 

"Menurut saya, …, seperti …. Bagaimana, Bu?" 

"Jadi, simpulannya …. Oh, sudah saatnya kita beristirahat!" 

 

-. Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda dalam tuturan yang 

dituliskan.  

Misalnya: 

Maju … jalan! 

Kamera … siap! 

Satu, dua, … tiga! 

 

 

 -. Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda baca akhir kalimat 

berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. 

Misalnya: 

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun ---- 

disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. 

"Jadi, mengapa selama ini dia bekerja sebagai …?" 

"Pergi dari sini jika kamu …!" 

 

J. Tanda Petik ("…") 

-.  Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal 

dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. 

Misalnya: 

"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya. 

"Kerjakan tugas ini sekarang," perintah atasannya, "karena besok akan 

dibahas dalam rapat!" 

Menurut Pasal -- ayat (-) Undang-Undang Dasar Negara Republik 

Indonesia Tahun ----, "Setiap warga negara berhak mendapat 

pendidikan." 

 

-. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul 

artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau 

tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat. 

Misalnya: 

Puisi "Pahlawanku" terdapat pada halaman --- buku itu.  

Marilah, kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"! 

Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa 

Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. 

Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian 

peserta seminar. 

Perhatikan "Hubungan Antarklausa" dalam buku Tata Bahasa Baku 

Bahasa Indonesia. 

 

Ceramah subuh minggu lalu di Masjid Istiqlal berjudul "Hikmah dan 

Tujuan Berpuasa Ramadan". 

Kongres Bahasa Indonesia XI bertema "Menjayakan Bahasa dan Sastra 

Indonesia". 

 

-. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang 

dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. 

 Misalnya: 

"Peladen" komputer ini sudah tidak berfungsi.  

Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas! 

 

K. Tanda Petik Tunggal ('…') 

-. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat 

dalam petikan lain. 

Misalnya: 

Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?" 

"Kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang!', dan rasa letihku lenyap 

seketika," ujar Pak Hamdan. 

"Kita bangga karena lagu 'Indonesia Raya' berkumandang di 

arena Asian Games," kata Ketua KONI. 

 

-. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, padanan, atau 

penjelasan kata atau ungkapan. 

Misalnya: 

tergugat  'yang digugat' 

retina  'dinding mata sebelah dalam' 

noken  'tas khas Papua' 

tadulako  'panglima' 

marsiadap ari  'saling membantu' 

tuah sakato  'sepakat untuk manfaat bersama' 

self quarantine  'karantina mandiri'  

lockdown  'karantina wilayah'  

marhūn bih  'utang' atau 'pinjaman' 

 

L. Tanda Kurung ((…)) 

-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, 

seperti singkatan atau padanan kata asing.  

Misalnya:  

Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang disebut Uji Kemahiran 

Berbahasa Indonesia (UKBI). 

Banyak pemengaruh (influencer) yang mendapat apresiasi karena konten 

yang membangun. 

 

-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan 

yang bukan bagian utama kalimat. 

 

 Misalnya: 

Puisi Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di 

Bali) ditulis pada tahun ----. 

Keterangan itu (lihat Tabel --) menunjukkan arus perkembangan baru 

pasar dalam negeri. 

 

-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata yang keberadaannya di 

dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan. 

Misalnya: 

Dia berangkat ke kantor dengan (bus) Transjakarta.  

Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang. 

 

-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai 

penanda perincian yang ditulis ke samping atau ke bawah di dalam 

kalimat. 

Misalnya: 

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) 

tenaga kerja. 

Pelamar harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan 

(-) daftar riwayat hidup, 

(-) ijazah terakhir, dan 

(-) surat keterangan kesehatan. 

 

M. Tanda Kurung Siku ([…]) 

-. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau 

kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau 

kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. 

Misalnya: 

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. 

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah 

bahasa Indonesia. 

Peringatan [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan 

secara khidmat. 

 

-. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam 

kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. 

Misalnya: 

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II 

[lihat halaman --—--]) perlu dibentangkan di sini. 

 

 N. Tanda Garis Miring (/) 

-. Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, 

dan penandaan masa - tahun yang terbagi dalam - tahun takwim. 

Misalnya: 

Nomor: -/PK/II/----  

Jalan Kramat III/-- 

 

-. Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta 

setiap.  

Misalnya: 

Semua organisasi harus 

memiliki AD/ART. 

'Semua organisasi harus memiliki 

anggaran dasar dan anggaran 

rumah tangga.' 

Dalam susunan kepanitiaan dia 

tercatat sebagai ketua/anggota. 

'Dalam susunan kepanitiaan dia 

tercatat sebagai ketua dan 

anggota.' 

Pilih salah satu moda 

transportasi darat/laut! 

'Pilih salah satu moda transportasi 

darat atau laut!' 

Yang harus mengambil rapor 

adalah orang tua/wali peserta 

didik masing-masing. 

'Yang harus mengambil rapor 

adalah orang tua atau wali peserta 

didik masing-masing.' 

Buku dan/atau majalah dapat 

dijadikan sumber rujukan. 

'Buku dan majalah atau buku 

atau majalah dapat dijadikan 

sumber rujukan.' 

Staf yang berhalangan hadir 

diwajibkan mengganti hari 

dan/atau bertukar jadwal 

dengan staf lain. 

'Staf yang berhalangan hadir 

diwajibkan mengganti hari dan 

bertukar jadwal dengan staf lain  

atau staf yang berhalangan hadir 

diwajibkan mengganti hari atau 

bertukar jadwal dengan staf lain.' 

Harga kain itu 

Rp--.---,--/meter. 

'Harga kain itu Rp--.---,-- setiap 

meter.' 

Kecepatan mobil ini dapat 

mencapai --- km/jam. 

'Kecepatan mobil ini dapat 

mencapai --- km setiap jam.' 

 

 

-. Tanda garis miring dapat digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau 

kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau 

kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. 

Misalnya: 

Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa. 

Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank. 

Maka adalah seorang/-orang/raja di dalam Bidakara. 

 Syahdan, /maka/ beberapa dipersembahkan oleh segala wazir /perdana 

menteri/ yang besar-besar kepada baginda. 

Jika demikian, /itu dan/ marilah, kita mufakat dan musyawarah. 

 

O. Tanda Apostrof (’) 

Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian  

kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu. 

Misalnya: 

Dia ’kan kusurati. (’kan = akan)  

Malam ’lah tiba. (’lah = telah) 

Diriku s’lalu dimanja. (s’lalu = selalu) 

----’-- (’-- = ----) 

Catatan: 

Penggunaan tanda apostrof ini lazim dalam ragam nonstandar. 

  

 

PENULISAN UNSUR SERAPAN 

 

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai 

bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, 

maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, 

Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan 

dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. 

Kelompok pertama merupakan unsur bahasa sumber yang tidak diserap 

ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeure, de facto, de jure, dan 

l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu digunakan dalam 

konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pelafalannya masih mengikuti 

cara asing. 

Kelompok kedua merupakan unsur bahasa sumber yang penulisan dan 

pelafalannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, 

penyerapan diupayakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk 

Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. 

Unsur bahasa sumber diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan 

memprioritaskan bentuk. Penyerapan bentuk tersebut meliputi huruf, 

gabungan huruf, dan imbuhan. Kaidah yang berkaitan dengan imbuhan 

dijelaskan dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI). 

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan dijelaskan di bawah ini.  

Di dalam kaidah ini ada asal bahasa yang dicantumkan di dalam tanda kurung, 

misalnya (Wolio), yang berarti berasal dari bahasa Wolio. 

 

A. Penulisan Unsur Serapan Umum 

-. Harakat fatah atau bunyi /a/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang 

menjadi a. 

Misalnya: 

‘umrah (ٌ ةَرْمُع) umrah 

yatīm (  ٌمِْيَتي) yatim 

ḥalāl (َللاَح) halal 

ridā (رِضًا) rida 

 

 

 

 -. Huruf ‘ain (ﻉ Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, atau u. 

Misalnya: 

‘ajā’ib (ٌُِبئاَجَع) ajaib 

sa‘ādah (ٌ ةَداَعَس) saadah 

‘ilm (  ٌمْلِع) ilmu 

qā‘idah (ٌ ةَدِعاَق) kaidah 

‘uzr (  ٌرْذُع) uzur 

ṭā‘ūn (  ٌنْوُعاَط) taun 

 

-. Huruf ‘ain (ﻉ Arab) pada akhir suku kata menjadi k. 

Misalnya: 

i‘tiqād (  ٌداَِقتْعِا) iktikad 

ta‘rīf (  ٌفْيِرَْعت) takrif 

rukū‘ (  ٌعْوُكُر) rukuk 

simā‘ (  ٌعاَمِس) simak 

 

-. Huruf hamzah (ﺀ Arab) yang dibaca vokal menjadi a, i, atau u. 

Misalnya: 

amr (  ٌرَْمأ) amar 

mas’alah (ٌ ةََلأْسَم) masalah 

isyārah (ٌ ةَراَِشإ) isyarat  

nā’ib (  ٌبِئاَن) naib 

ufuq (  ٌُقُفأ) ufuk 

uṣūl (ُقϝُϮْλْ΃) usul 

 

-. Gabungan huruf aa (Belanda) menjadi a. 

Misalnya: 

baal bal 

octaaf oktaf 

paal pal 

 

-. Gabungan huruf ae yang bervariasi dengan e menjadi e. 

Misalnya: 

aesthetic, esthetic   estetik 

haemoglobin, hemoglobin   hemoglobin 

palaeography, paleography    paleografi 

 

 -. Gabungan huruf ae yang tidak bervariasi dengan e tetap ae. 

Misalnya: 

aerobe aerob 

aerosol aerosol 

taekwondo (Korea) taekwondo 

 

-. Gabungan huruf ai tetap ai. 

Misalnya: 

detail detail 

retail retail 

trailer trailer 

 

-. Gabungan huruf au tetap au. 

Misalnya: 

aura aura 

caustic kaustik 

hydraulic hidraulik 

 

--. Gabungan huruf bl tetap bl. 

Misalnya: 

bleganjur (Bali) bleganjur 

bleketepe (Jawa) bleketepe 

blok (Belanda) blok 

 

--. Huruf c (Inggris) yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi k. 

Misalnya: 

calomel kalomel 

catalyst katalis 

construction konstruksi 

consul konsul 

cubic kubik 

cursor kursor 

cluster kluster 

crystal kristal 

 

 

 

 --. Huruf c yang diikuti e, i, oe, atau y menjadi s. 

Misalnya: 

cent sen 

central sentral 

circulation sirkulasi 

circus sirkus 

abiocoen abiosen 

coelom selom 

cyber siber 

cylinder silinder 

 

--. Gabungan huruf cc yang diikuti o, u, atau konsonan menjadi k. 

Misalnya: 

accomodation akomodasi 

accordeon (Belanda) akordeon 

acculturation akulturasi 

accumulation akumulasi 

acclimatization aklimatisasi 

accreditation akreditasi 

 

--. Gabungan huruf cc yang diikuti e dan i menjadi ks. 

Misalnya: 

accent aksen 

accessory aksesori 

accidental aksidental 

vaccine vaksin 

 

--. Gabungan huruf cch menjadi k. 

Misalnya: 

ecchymosis ekimosis 

saccharin sakarin 

zucchini zukini 

 

--. Gabungan huruf ch yang diikuti a, o, atau konsonan menjadi k. 

Misalnya: 

charisma karisma 

 mechanic mekanik 

cholera kolera 

chorus korus 

chromosome kromosom 

technique teknik 

 

--. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /s/ atau /sy/ menjadi s. 

Misalnya: 

attaché [ətaʃeɪ] atase 

brochure [brəʃʊə] brosur 

echelon [ɛʃəlɒn] eselon 

 

--. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /c/ menjadi c. 

Misalnya: 

charter [tʃɑːtə] carter 

kimchi (Korea)  [kimtʃi]  kimci 

mochi (Jepang) [mɔtʃi]  moci 

 

--. Gabungan huruf ck menjadi k. 

Misalnya: 

check cek 

racket raket 

ticket tiket 

 

--. Gabungan huruf cr (Belanda, Inggris, Prancis) menjadi kr. 

Misalnya: 

creatief (Belanda)  kreatif 

crematie (Belanda)  kremasi 

cresol (Inggris)  kresol 

critic (Inggris)  kritik 

crêpe (Prancis)  krep 

croissant (Prancis)  kroisan 

 

--. Gabungan huruf ct pada akhir kata menjadi k. 

Misalnya: 

abstract abstrak 

 contact kontak 

contract kontrak 

 

--. Huruf ç (Sanskerta) menjadi s. 

Misalnya: 

çabda sabda 

çastra sastra 

rāçi rasi 

 

--. Huruf dal dan ḍad (Ω dan ﺽ Arab) menjadi d. 

Misalnya: 

da‘wah (ٌ ةَوْعَد) dakwah 

qā‘idah (ٌ ةَدِعاَق) kaidah 

ḍa‘īf (  ٌفْيِعَض) daif 

ḥāḍir (  ٌرِضاَح) hadir 

 

--. Gabungan huruf dh menjadi d. 

Misalnya: 

dhandhang (Jawa)       dandang 

dharma (Sanskerta)  darma 

dhingklik (Jawa)  dingklik 

 

--. Huruf e tetap e. 

Misalnya: 

effect efek 

regulation regulasi 

synthesis sintesis 

 

--. Gabungan huruf ea yang dilafalkan /i/ menjadi i. 

Misalnya: 

cream  [kriːm] krim 

gear [ɡɪə] gir 

team [tiːm] tim 

 

--. Gabungan huruf ea yang dilafalkan bukan /i/ tetap ea. 

Misalnya: 

alinea  [alɪnea] alinea 

 pancreas [pankreas]  pankreas 

theater  [teatər] teater 

 

--. Gabungan huruf ee menjadi e. 

Misalnya: 

apotheek (Belanda) apotek 

idee (Belanda) ide 

nominee (Inggris) nomine 

 

--. Gabungan huruf ei tetap ei. 

Misalnya: 

eidetic eidetik 

meiosis meiosis 

protein protein 

 

--. Gabungan huruf eo tetap eo. 

Misalnya: 

geometry geometri 

stereo stereo 

zeolite zeolit 

 

--. Gabungan huruf eu tetap eu. 

Misalnya: 

neutron neutron 

eugenol eugenol 

europium europium 

 

--. Gabungan huruf eu (Aceh, Sunda, Rejang) yang dilafalkan /ɘ/tetap eu. 

Misalnya: 

meunasah (Aceh) meunasah 

keukeuh (Sunda) keukeuh 

sadeu (Rejang) sadeu 

--. Huruf fa (ﻑ Arab) menjadi f. 

Misalnya: 

afḍal (ٌُلَضَْفأ) afdal 

‘ārif (  ٌفِراَع) arif 

faṣīḥ (  ٌحْيِصَف) fasih 

 --. Huruf f tetap f. 

Misalnya: 

factor faktor 

fanatic fanatik 

fossil fosil 

 

--. Gabungan huruf gh menjadi g. 

Misalnya: 

laghu (Sanskerta) lagu 

sorghum sorgum 

spaghetti spageti 

 

--. Huruf gain (غ Arab) menjadi g. 

Misalnya: 

gībah  (ٌ ةَبْيِغ) gibah 

magfirah (ٌ ةَرِفْغَم) magfirah 

magrib (  ٌبِرْغَم) magrib 

 

--. Huruf ḥa dan ha (ﺡ dan ϩ Arab) menjadi h. 

Misalnya: 

ḥākim (  ٌمِكاَح) hakim 

iṣlāḥ (  ٌحَلاْصِإ) islah 

hawā’ (  ٌءاَوَه) hawa 

sahm (  ٌمْهَس) saham 

 

--. Huruf hamzah (ﺀ Arab) pada tengah kata menjadi k. 

Misalnya: 

ma’mūm (  ٌمْوُْمأَم) makmum 

mu’mīn (  ٌنِمْؤُم) mukmin 

ta’wīl (  ٌلْيِْوَأت) takwil 

 

--. Huruf hamzah (ﺀ Arab) pada akhir kata dihilangkan. 

Misalnya: 

imlā’ (  ٌءَلاِْمإ) imla 

munsyi’ (  ٌئِشْنُم) munsyi 

wuḍū’ (  ٌءْوُضُو) wudu 

 

 --. Harakat kasrah atau bunyi /i/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau 

panjang menjadi i. 

Misalnya: 

i‘tikāf  (  ٌفاَِكتْعِا) iktikaf 

qiyāmah  (ٌ ةَماَِيق) kiamat 

naṣīḥah (ٌ ةَحْيِصَن) nasihat 

ṣaḥīḥ (  ٌحْيِحَص) sahih 

 

--. Huruf i pada awal suku kata dan diikuti a atau o tetap i. 

Misalnya: 

iambus iambus 

ion ion 

iota iota 

 

--. Gabungan huruf ie (Belanda) yang dilafalkan /i/ menjadi i. 

Misalnya: 

favoriet  [favorit] favorit 

politiek  [politik] politik 

riem  [rim] rim 

 

--. Gabungan huruf ie (Latin) tetap ie. 

Misalnya: 

caries karies 

species spesies 

varietas  varietas 

 

--. Huruf jim (ﺝ Arab) menjadi j. 

Misalnya: 

ḥijāb (  ٌباَجِح) hijab 

ijāzah (ٌ ةَزاَجِإ) ijazah 

juz’ (  ٌءْزُج) juz 

 

--. Huruf kha (ﺥ Arab) menjadi kh. 

Misalnya: 

khuṣūṣ (  ٌصْوُصُخ) khusus 

makhlūq (  ٌϕُْولْخَم) makhluk 

tārīkh (  ٌΦْيِرَات) tarikh 

 --. Gabungan huruf kl tetap kl. 

Misalnya: 

klem (Belanda) klem 

klenik (Jawa) klenik 

kliniek (Belanda) klinik 

 

--. Gabungan huruf kr tetap kr. 

Misalnya: 

krans (Belanda) krans 

kri (Aceh) kri 

krida (Sanskerta) krida 

 

--. Huruf n (Jepang, Cina) di depan p menjadi m. 

Misalnya: 

kenpo (Jepang) kempo 

lunpia (Cina) lumpia 

tenpura (Jepang) tempura 

 

--. Gabungan huruf ng tetap ng. 

Misalnya: 

contingent kontingen 

congress kongres 

linguistiek (Belanda) linguistik 

 

--. Gabungan huruf oe (oi Yunani) menjadi e. 

Misalnya: 

amoeba, amoibe ameba 

foetus fetus 

oestrogen estrogen 

 

--. Gabungan huruf oi (Belanda, Inggris, Prancis) tetap oi. 

Misalnya: 

croissant (Prancis) kroisan 

point (Inggris) poin 

reservoir (Belanda) reservoir 

 

 

 

 --. Gabungan huruf oo (Belanda) menjadi o. 

Misalnya: 

astroloog astrolog 

bioscoop bioskop 

provoost provos 

 

--. Gabungan huruf oo yang dilafalkan /u/ menjadi u. 

Misalnya: 

cartoon  [kɑːtuːn] kartun 

pool  [puːl] pul 

proof  [pruːf] pruf 

 

--. Gabungan huruf oo (vokal ganda) tetap oo. 

Misalnya: 

kamomoose (Wolio) kamomoose 

noosphère noosfer 

zoology zoologi 

 

--. Gabungan huruf ou yang dilafalkan /u/ menjadi u. 

Misalnya: 

contour [kɒntʊə] kontur 

coupon  [kuːpɒn] kupon 

souvenir  [suːvənɪə] suvenir 

 

--. Gabungan huruf ou yang dilafalkan bukan /u/ tetap ou. 

Misalnya: 

coulrophobia [koʊlrəfoʊbiə] koulrofobia 

mondou (Fakfak) [mɔndɔw] mondou 

voucher [vaʊtʃə]  voucer 

 

--. Gabungan huruf ph menjadi f. 

Misalnya: 

microphone mikrofon 

phase fase 

spectograph spektograf 

 

 

 

 --. Gabungan huruf pl tetap pl. 

Misalnya: 

amplang amplang 

implant implan 

pleno pleno 

 

--. Gabungan huruf pr tetap pr. 

Misalnya: 

apron apron 

praja praja 

product produk 

 

--. Gabungan huruf ps tetap ps. 

Misalnya: 

pseudonym pseudonim 

psychiatry psikiatri 

psychosomatic psikosomatik 

 

--. Gabungan huruf pt tetap pt. 

Misalnya: 

pterodactyl pterodaktil 

pteropoda pteropoda 

ptyalin ptialin 

 

--. Huruf q menjadi k. 

Misalnya: 

aquarium akuarium 

equator ekuator 

frequency frekuensi 

 

--. Huruf qaf (ﻕ Arab) menjadi k. 

Misalnya: 

maqām (  ٌماَقَم) makam 

muṭlaq (  ٌَقلْطُم) mutlak 

qurūn (ُقرُوْْنٌ) kurun 

 

 

 

 --. Gabungan huruf rh menjadi r. 

Misalnya: 

rhesus resus 

rhinoscope rinoskop 

rhombus rombus 

 

--. Huruf śa, sin, dan ṣad  (ﺙ, ﺱ, dan ﺹ Arab) menjadi s. 

Misalnya: 

aṡiri ( نϳΜ༘ﻱ ) asiri 

wāriṡ  (  ٌثِراَو) waris 

asās (  ٌساََسأ) asas 

silsilah (ٌ َةلِسْلِس) silsilah 

khuṣūṣ (  ٌصْوُصُخ) khusus 

ṣaḥḥ (  ٌحَص) sah 

 

--. Huruf syin (ﺵ Arab) menjadi sy. 

Misalnya: 

‘arsy (  ٌشْرَع) arasy 

‘āsyiq (  ٌقِشاَع) asyik 

syukr (  ٌرْكُش) syukur 

 

--. Gabungan huruf sc yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi sk. 

Misalnya: 

scallop skalop 

scandium skandium 

score skor 

scotopia skotopia 

scuba skuba 

scutella skutela 

sclerosis sklerosis 

manuscript manuskrip 

 

--. Gabungan huruf sc yang diikuti e, i, atau y menjadi s. 

Misalnya: 

adolescence adolesens 

luminescence luminesens 

 oscilator osilator 

scintillation sintilasi 

hyoscyamine hiosiamina 

scyphistoma sifistoma 

 

--. Gabungan huruf sch yang diikuti vokal menjadi sk. 

Misalnya: 

schema skema 

schizophrenia skizofrenia 

scholastiek skolastik 

 

--. Gabungan huruf sr tetap sr. 

Misalnya: 

asrār (Arab) asrar 

asri (Sanskerta)                 asri 

srisip (Jawa) srisip 

 

--. Huruf t yang diikuti i dan dilafalkan /s/ menjadi s. 

Misalnya: 

garantie [xarɑn(t)si] garansi 

patient  [patiënt] pasien 

politie  [poli(t)si] polisi 

  

--. Huruf ṭa (ﻁ Arab) menjadi t. 

Misalnya: 

muṭlaq (  ٌَقلْطُم) mutlak 

syarṭ  (  ٌطْرَش) syarat 

ṭabīb (  ٌبِْيبَط) tabib  

 

--. Gabungan huruf th menjadi t. 

Misalnya: 

bathok (Jawa) batok 

methode (Belanda) metode 

thesis  tesis 

 

 

 

 --. Gabungan huruf tr tetap tr. 

Misalnya: 

putren putren 

transfer transfer 

matra matra 

 

--. Gabungan huruf ts (Jepang) tetap ts. 

Misalnya: 

jujitsu jujitsu 

mochitsuki mocitsuki 

tsunami tsunami 

 

--. Huruf u tetap u. 

Misalnya: 

bus bus 

modus modus 

unit unit 

 

--. Harakat damah atau bunyi /u/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau 

panjang menjadi u. 

Misalnya: 

mubāḥ (  ٌحاَبُم) mubah 

ufuq (  ٌُقُفأ) ufuk 

mafhūm  (  ٌمْوُهْفَم) mafhum 

qāmūs  (  ٌسْوُماَق) kamus 

 

--. Gabungan huruf ua tetap ua. 

Misalnya: 

aquarium akuarium 

dualisme dualisme 

equator ekuator 

 

--. Gabungan huruf ue tetap ue. 

Misalnya: 

consequent konsekuen 

duet duet 

frequency frekuensi 

 --. Gabungan huruf ui tetap ui. 

Misalnya: 

conduite konduite 

equinox ekuinoks 

equivalent ekuivalen 

 

--. Gabungan huruf uo tetap uo. 

Misalnya: 

duodenum  duodenum  

fluorescence fluoresens 

quota kuota 

 

--. Gabungan huruf uu menjadi u. 

Misalnya: 

lectuur lektur 

prematuur  prematur 

vacuum vakum 

 

--. Huruf v tetap v. 

Misalnya: 

evacuation evakuasi 

vision visi 

vitamin vitamin 

 

--. Huruf wau (و Arab) yang tidak terletak pada akhir kata tetap w. 

Misalnya: 

jadwal     (  ٌلَوْدَج) jadwal 

taqwā (ىًوَْقت) takwa 

wujūd (  ٌدْوُجُو) wujud 

 

--. Huruf wau (و Arab) yang terdiri atas dua konsonan dan didahului u 

dihilangkan. 

Misalnya: 

nubuwwah (ٌ ة  ُوُبن) nubuat 

quwwah (ٌ ة  ُوق) kuat 

ukhuwwah (ٌ ة  وُُخأ) ukhuah 

 

 

 --. Huruf x pada awal suku kata tetap x. 

Misalnya: 

macroxenoglossophobia  makroxenoglosofobia  

xenon xenon 

xylophone xilofon 

 

--. Huruf x pada tengah kata atau akhir suku kata menjadi ks. 

Misalnya: 

executive eksekutif 

taxi taksi 

complex kompleks 

latex lateks 

 

--. Gabungan huruf xc yang diikuti e atau i menjadi ks. 

Misalnya: 

exception eksepsi 

excess ekses 

excision eksisi 

excitation eksitasi 

 

--. Gabungan huruf xc yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi ksk. 

Misalnya: 

excalatie ekskalasi 

excavatie ekskavasi 

excomunnicatie ekskomunikasi 

excoriation ekskoriasi 

excubation ekskubasi 

excursie ekskursi 

exclusief eksklusif 

excretie ekskresi 

 

--. Huruf y yang dilafalkan /y/ tetap y. 

Misalnya: 

yakitori (Jepang) [yakitɔri]  yakitori 

yoga (Sanskerta) [yoga]  yoga 

yuan (Cina)  [yuán]  yuan 

 

 --. Huruf y yang dilafalkan /ai/ atau /i/ menjadi i. 

Misalnya: 

cyber [sʌɪbə]  siber 

psychodrama [sʌɪkə(ʊ)drɑːmə] psikodrama 

dynamo (Belanda) [dinamo]  dinamo 

yttrium [ɪtrɪəm]  itrium 

 

--. Huruf ya (ﻱ Arab) pada awal suku kata menjadi y. 

Misalnya: 

hidāyah  (ٌ َةياَدِه) hidayah 

ya‘nī (يِنَْعي) yakni 

yaqīn (  ٌنْيَِقي) yakin 

 

--. Huruf ya (ﻱ Arab) yang didahului i dihilangkan. 

Misalnya: 

khiyānah (ٌ ةَناَيِخ) khianat 

qiyās (  ٌساَِيق) kias 

ziyārah (ٌ ةَراَيِز) ziarah 

 

--. Huruf z tetap z. 

Misalnya: 

zenith zenit 

zodiac zodiak 

zygote zigot 

 

--. Huruf zai, żal, dan ẓa (ﺯ, ﺫ, dan ﻅ Arab) menjadi z. 

Misalnya: 

zamān (  ٌناَمَز) zaman 

zuhd  (  ٌدْهُز) zuhud 

ustāż (ٌُذَاتُْسأ) ustaz 

żāt (  ٌتاَذ) zat 

ḥāfiẓ (  ٌِظفاَح) hafiz 

ẓālim ( اَظ ٌمِل ) zalim 

 

 

 

 B. Penulisan Unsur Serapan Khusus 

-. Deret konsonan pada akhir kata bahasa Arab disisipi vokal yang sama 

dengan vokal sebelumnya (/a/, /i/, atau /u/) di antara deret konsonan 

tersebut.  

Misalnya: 

‘aqd (  ٌدْقَع) akad 

fajr (  ٌرْجَف) fajar 

jild (  ٌدْلِج) jilid 

milk (  ٌكْلِم) milik 

syukr (  ٌرْكُش) syukur 

‘umr (  ٌرْمُع) umur 

 

-. Deret konsonan pada akhir kata bahasa Arab dapat ditambah vokal /u/. 

Misalnya: 

farḍ (  ٌضْرَف) fardu 

ṡalj (  ٌجَْلث) salju 

waqt (  ٌتْقَو) waktu 

 

-. Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal. 

Misalnya: 

accu aki 

‘allāmah alamah 

ballet balet 

commission komisi 

effect efek 

espresso espreso 

ferrum ferum 

gabbro gabro 

kaffah kafah 

onnagata onagata 

pizza piza 

salfeggio salfegio 

tafakkur tafakur 

tammat tamat 

terracotta terakota 

ummat umat 

 Konsonan rangkap dipertahankan jika menimbulkan ketaksaan atau 

konotasi negatif. 

Misalnya: 

mann manna (bandingkan dengan mana) 

mass massa (bandingkan dengan masa) 

teller teller (bandingkan dengan teler) 

 

-. Unsur serapan yang sudah lazim digunakan dan tidak sesuai dengan 

kaidah umum penulisan unsur serapan tidak diubah. 

Misalnya: 

alamat majemuk sehat 

bengkel majenun Selasa 

dongkrak makalah Senin 

faedah medan setan 

heran nalar sirsak 

kabar napas soal 

Kamis paham syahadat 

khotbah perlu telepon 

koperasi pikir terjemah 

lafal populer trayek 

lahir proyek  

majedub Rabu  

majelis sahabat