eyd
A. Huruf
Huruf dalam abjad bahasa Indonesia ada -- seperti dalam tabel berikut.
Huruf
Nama Ucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be be
C c ce ce
D d de de
E e e e
F f ef ef
G g ge ge
H h ha ha
I i i i
J j je je
K k ka ka
L l el el
M m em em
N n en en
O o o o
P p pe pe
Q q qi ki
R r er er
S s es es
T t te te
U u u u
V v ve fe
W w we we
X x eks eks
Y y ye ye
Z z zet zet
B. Huruf Vokal
Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a,
e, i, o, dan u.
Huruf Vokal
Contoh Penggunaan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e*
enak petak sore
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu
*) Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan
tanda diakritik (ê) yang dilafalkan [ə].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras.
Upacara itu dihadiri pejabat teras [têras] Bank Indonesia.
Kami menonton film seri.
Pertandingan itu berakhir seri [sêri].
Seret saja barang itu jika berat!
Makanan ini membuat kerongkonganku seret [sêrêt].
C. Huruf Konsonan
Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi -- huruf, yaitu
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf
Konsonan
Contoh Penggunaan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga mug
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q* qariah iqra Benuaq
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon marxisme Max
y yakin payung alay
z zeni lazim juz
*) Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang
tertentu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi
tengah atau akhir diucapkan [ks].
D. Gabungan Huruf Vokal
-. Monoftong
Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan
huruf vokal eu yang dilafalkan [ɘ].
Monoftong
Contoh Penggunaan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
eu eurih seudati sadeu
-. Diftong
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf
vokal ai, au, ei, dan oi.
Diftong
Contoh Penggunaan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai aikido kailan pandai
au audit taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi oikumene boikot koboi
E. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi
konsonan.
Gabungan Huruf
Konsonan
Contoh Penggunaan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah arasy
F. Huruf Kapital
-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa maksudnya?
Tolong ambilkan buku itu!
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam - jam.
-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
André-Marie Ampère
James Watt
Mujair
Rudolf Diesel
Bapak Koperasi
Jenderal Kancil
-. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
- ampere
-- watt
ikan mujair
mesin diesel
-. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori,
hukum, dan rumus.
Misalnya:
teori Darwin
hukum Archimedes
rumus Phytagoras
-. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali
dituliskan sebagai awal nama atau huruf pertama kata tugas dari.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Ayam Jantan dari Timur
Charles Adriaan van Ophuijsen
Salah satu pencetak gol terbanyak adalah Van Basten.
-. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Ibu berpesan, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
"Besok pagi," kata Rino, "mereka akan berangkat."
-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang
berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan
dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan.
Misalnya:
Buddha Al-Qur'an
Hindu Alkitab
Islam Weda
Kristen Allah
Konghucu Tuhan
Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba ke jalan yang Engkau beri rahmat.
Tuhan YME (Yang Maha Esa)
Allah Swt. (Subhanahuwataala)
-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik
yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Teuku Umar
La Ode Khairudin
Kiai Haji Hasjim Asjarie
Doktor Mohammad Hatta
Irwansyah, Magister Humaniora
-. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Raden.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Siap, Jenderal.
--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Anton M. Moeliono
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia
Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri
Gubernur Papua Barat
--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama
bangsa, suku, bahasa, dan aksara.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Tolaki
aksara Kaganga
--. Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan
aksara yang berupa bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kesunda-sundaan
--. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun,
bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah
bulan Agustus
hari Jumat
hari Lebaran
tarikh Masehi
bulan Maulid
hari Galungan
hari Natal
--. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Hari Pendidikan Nasional
--. Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama
ditulis dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
Kami memperingati proklamasi kemerdekaan setiap tahun.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Benua Afrika Teluk Persia
Asia Tenggara Terusan Suez
Pulau Miangas Jawa Barat
Jazirah Arab Jakarta
Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Konawe
Gunung Semeru Kota Kupang
Pergunungan Himalaya Kecamatan Rengasdengklok
Bukit Barisan Distrik Samofa
Danau Toba Desa Sentul
Ngarai Sianok Kelurahan Rawamangun
Lembah Baliem Jalan Polonia
Sungai Mamberamo Gang Kelinci
Tanjung Harapan Lantai II Gedung Tabrani
Selat Lombok Ruang Poerwadarminta Gedung Yudistira
--. Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan
huruf nonkapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di sungai
menyeberangi selat
berenang di danau
--. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis
ditulis dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Catatan:
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat
dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam
kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula
tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang
berbeda.
--. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal
daerah.
Misalnya:
batik Cirebon
bubur Manado
film Indonesia
kopi Gayo
satai Madura
soto Banjar
tari Bali
--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
unsur bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.
Misalnya:
Bosnia dan Herzegovina
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor -- Tahun ---- tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa
--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur bentuk ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah, serta nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak
pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Berita berjudul "Listrik Sahabat Petani" dimuat di paktani.com.
Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar dan nama pangkat.
Misalnya:
S.E. sarjana ekonomi
M.Si. magister sains
Hj. hajah
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
K.R.T. kanjeng raden tumenggung
Kol. kolonel
--. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata
atau ungkapan lain (termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan
sebagai sapaan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dedi bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata Rani.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
"Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
"Selamat belajar, Anak-Anak."
"Sampai berjumpa kembali, Teman-Teman."
Catatan:
a. Kata Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Hanya teman Anda yang mengerti masalah itu.
b. Kata atau ungkapan yang digunakan dalam pengacuan ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
"Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."
"Besok Paman akan datang bersama kakakmu."
c. Istilah kekerabatan yang diikuti oleh kata yang menunjukkan
kepemilikan ditulis dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
G. Huruf Miring
-. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul
album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama
media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. ----. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com.
Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode.
Film Habibie dan Ainun diangkat dari kisah nyata.
Menteri Pendidikan meluncurkan album Simfoni Merdeka Belajar.
Siniar Celetuk Bahasa mengangkat tema kebahasaan.
Lakon Petruk Jadi Raja dipentaskan semalam suntuk.
-. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna 'memiliki'.
Dalam bab ini tidak dibahas penggunaan tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!
-. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah dan bahasa asing.
Misalnya:
Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak
malapeh awo.
Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan pendidikan.
Istilah men sana in corpore sano sering digunakan dalam bidang
olahraga.
Catatan:
a. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek
dagang dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan
huruf miring.
b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer),
bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu.
H. Huruf Tebal
-. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam ejaan
bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.
Catatan:
Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian
yang akan dicetak tebal ditandai dengan garis bawah dua.
-. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab
atau subbab.
Misalnya:
PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis secara mandiri.
Misalnya:
kantor
pergi
ramai
sangat
B. Kata Turunan
-. Kata Berimbuhan
a. Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta
gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.
Misalnya:
berjalan
mempermudah
menulis
dijual
pembaca
semula
terbatas
gelembung
kemilau
kinerja
gerejawi
kamerawan
lukisan
seniman
sukuisme
kemauan
pemungutan
perbaikan
b. Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu
pada konsep keilmuan tertentu.
Misalnya:
adibusana lokakarya purnawirawan
aerodinamika mancanegara saptakrida
antargolongan makroekonomi semiprofesional
antikekerasan mikrobiologi subbagian
awahama multilateral supercepat
bikarbonat narapidana swadaya
biokimia nirgagasan tansuara
demoralisasi nonkolaborasi telewicara
dekameter paripurna transmigrasi
dwiwarna pascakebenaran tritunggal
ekabahasa pascasarjana tunakarya
ekstrakurikuler praanggapan ultramodern
inkonvensional prajabatan wiraswasta
infrastruktur pramusaji ayahanda
kosponsor pramuwisata egosentris
kontraindikasi proaktif oktahedron
c. Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrika
pro-Barat
anti-PKI
non-ASEAN
non-Korpri
pasca-Orba
d. Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
anti-mainstream
pasca-reshuffle
pra-Aufklaerung
super-jegeg
e. Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang
mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf
awal kapital sebagai pengkhususan.
Misalnya:
Yang Maha Esa
Tuhan Yang Maha Kuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan Yang Maha Pengampun
Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki
-. Bentuk Ulang
a. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak mencari-cari
berjalan-jalan mondar-mandir
biri-biri porak-poranda
buku-buku ramah-tamah
cumi-cumi sayur-mayur
hati-hati serba-serbi
kuda-kuda terus-menerus
kupu-kupu tunggang-langgang
kura-kura cas-cis-cus
lauk-pauk dag-dig-dug
b. Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:
kapal barang → kapal-kapal barang
kereta api cepat → kereta-kereta api cepat
rak buku → rak-rak buku
surat kabar → surat-surat kabar
-. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
cendera mata model linear
duta besar orang tua
ibu kota rumah sakit
kambing hitam segi empat
mata acara simpang lima
meja tulis wali kota
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
buku-sejarah baru 'buku sejarah yang baru, bukan buku bekas'
buku sejarah-baru 'buku tentang sejarah baru'
ibu-bapak kami 'ibu dan bapak kami'
ibu bapak-kami 'ibu dari bapak kami (nenek)'
c. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
d. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis
terpisah.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
e. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali darmabakti padahal
adakala dukacita peribahasa
apalagi hulubalang perilaku
bagaimana kacamata puspawarna
barangkali karyawisata saputangan
beasiswa kasatmata sediakala
belasungkawa kosakata segitiga
bilamana manasuka sukacita
bumiputra matahari sukarela
daripada olahraga syahbandar
C. Pemenggalan Kata
-. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
b. Monoftong eu tidak dipenggal.
Misalnya:
ci-leun-cang
seu-da-ti
seu-lu-mat
c. Diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
pan-dai
sau-da-ra
sur-vei
am-boi
d. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk
gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
ba-pak
de-ngan
ke-nyang
la-wan
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah
e. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
ban-tu
man-di
som-bong
swas-ta
f. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Misalnya:
am-bruk
ben-trok
in-fra
ul-tra
in-stru-men
g. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak
dipenggal.
Misalnya:
ba-nyak
kong-res
makh-luk
masy-hur
-. Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut.
a. Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan
unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan
di-ambil
ke-kasih
mem-bantu
peng-intai
per-buat
se-buah
ter-bawa
letak-kan
makan-an
ke-kuat-an
me-rasa-kan
per-buat-an
di-per-jual-beli-kan
per-tanggung-jawab-kan
mem-per-tanggung-jawab-kan
non-aktif
swa-foto
apa-kah
apa-tah
pergi-lah
b. Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami
perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar.
Misalnya:
me-ma-kai
me-ngun-ci
me-nu-tup
me-nya-pu
pe-mi-kir
pe-nga-rang
pe-no-long
pe-nye-but
c. Pemenggalan kata yang mendapat sisipan dilakukan seperti pada kata
dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
d. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal
atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan oleh pembicara.
Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak ma-
u mengambilnya.
Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah mengakhir-
i pandemi ini.
Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut.
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan oleh pembicara.
Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak
mau mengambilnya.
Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah meng-
akhiri pandemi ini.
-. Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di
antara unsur-unsur itu.
Misalnya:
biografi bio-grafi
biodata bio-data
fotografi foto-grafi
fotokopi foto-kopi
introspeksi intro-speksi
introjeksi intro-jeksi
kilogram kilo-gram
kilometer kilo-meter
pascapanen pasca-panen
pascasarjana pasca-sarjana
-. Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara kata tersebut.
Misalnya:
Pencetus nama bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda adalah Mohammad
Tabrani.
Lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan pada Kongres Pemuda II oleh Wage
Rudolf Supratman.
Layar Terkembang yang terbit pada ---- dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.
-. Singkatan tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKK-
BN.
Semua pengguna kendaraan bermotor wajib membawa ST-
NK.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.
Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut.
Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di
BKKBN.
Semua pengguna kendaraan bermotor wajib membawa
STNK.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar
R.Ng. Rangga Warsita.
D. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Mereka ada di mana-mana.
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari, kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke luar kota.
Ia keluar dari rumah.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
E. Partikel
-. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Bertepuk tanganlah mengikuti irama!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
-. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
Jangankan dua kali, sekali pun engkau belum pernah berkunjung ke
rumahku.
-. Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut
ditulis serangkai.
adapun kendatipun
andaipun maupun
ataupun meskipun
bagaimanapun sekalipun
biarpun sementangpun
jikapun sungguhpun
kalaupun walaupun
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
Sekalipun teman dekat, dia belum pernah sekali pun datang ke rumahku.
Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati juga
aku melihat penderitaanmu itu.
-. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp--.---,-- per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per - Januari.
Dia menghubungiku per telepon.
F. Singkatan
-. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik di setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
dr. dokter
Dr. doktor
Dr. (H.C.) doktor honoris causa
M.B.A. master of business administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
Ph.D. philosophiae doctor (doctor of philosophy)
Prof. profesor
S.E. sarjana ekonomi
S.I.P sarjana ilmu politik
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.Kom. sarjana komputer
S.Sos. sarjana sosial
Sp.A. spesialis anak
R.M. Syahid Raden Mas Syahid
Sdr. Lukman Saudara Lukman
Kol. Inf. Hendri Kolonel Infanteri Hendri
A.K.B.P. Purnomo Ajun Komisaris Besar Polisi Purnomo
-. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
Misalnya:
LS Lilis Suryaningsih
SDD Sapardi Djoko Damono
STA Sutan Takdir Alisjahbana
-. Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
KTP kartu tanda penduduk
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
PT perseroan terbatas
SD sekolah dasar
UI Universitas Indonesia
WHO World Health Organization
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
LAN Lembaga Administrasi Negara
MAN madrasah aliah negeri
NIP nomor induk pegawai
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
PAUD pendidikan anak usia dini
SIM surat izin mengemudi
-. a. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan
dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
dkk. dan kawan-kawan
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
sda. sama dengan di atas
ttd. tertanda
ybs. yang bersangkutan
yth. yang terhormat
b. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam
dokumen atau surat-menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
s.d. sampai dengan
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
c. Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat ditulis
dengan dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik.
Misalnya:
Gd. Tabrani Gedung Tabrani
Jl. Rawamangun Jalan Rawamangun
Gg. Kelinci Gang Kelinci
Kav. - Kaveling -
Km. -- Kilometer --
Lt. - Lantai -
No. - Nomor -
-. Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia;
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
kVA kilovolt-ampere
km kilometer
kg kilogram
l liter
Cu kuprum
Rp rupiah
-. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau
gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Bulog Badan Urusan Logistik
Kalteng Kalimantan Tengah
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-
Malaysia
Suramadu Surabaya-Madura
Wita Waktu Indonesia Tengah
-. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata
atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
nonkapital.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu pemilihan umum
puskesmas pusat kesehatan masyarakat
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran
G. Angka dan Bilangan
-. Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang
bilangan atau nomor.
Angka Arab : -, -, -, -, -, -, -, -, -, -
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (--), C (---), D (---),
M (-.---), V̅ (-.---), M̅ (-.---.---)
-. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam
perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi pribadi saya lebih dari seribu buku.
Di antara -- anggota yang hadir, -- orang setuju, -- orang tidak setuju,
dan - orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas --
bus, --- minibus, dan --- sedan.
-. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran
panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang
dan persentase.
Misalnya:
-,- sentimeter
- kilogram
- hektare
-- liter
- tahun - bulan - hari
- jam -- menit
Rp-.---,--
US$-,--
£-,--
¥---
-%
- persen
-. Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari
satu kata didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau
diubah susunan kalimatnya.
Misalnya:
Sebanyak -.--- orang peserta diundang panitia.
Sejumlah -- naskah kuno tersimpan di lemari itu.
Panitia mengundang -.--- orang peserta.
Di lemari itu tersimpan -- naskah kuno.
-. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian
dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Sebanyak --- ribu dosis vaksin telah didistribusikan ke beberapa
wilayah.
Dia mendapatkan bantuan -- juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
Perusahaan itu baru saja memperoleh pendapatan -- miliar rupiah.
Proyek nasional pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya
- triliun rupiah.
-. Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Kartika I No. --
Jalan Kartika I/--
Jalan Raya Dumai Kav. --
Jalan Raya Subrantas Km. -
Hotel Mahameru, Kamar ---
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang ---
-. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab
suci.
Misalnya:
Bab II, Pasal -, halaman --
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!"
(Surah Al-'Alaq [--]: -)
"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya." (Matius --: --)
-. Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang-
undangan, akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh ditulis secara mandiri.
Misalnya:
dua belas (--)
tiga puluh lima (--)
lima puluh lima ribu (--.---)
b. Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada bilangan
penyebut yang mengikutinya.
Misalnya:
setengah atau seperdua (½)
seperenam belas (⅟--)
tiga perempat (¾)
dua persepuluh (²∕₁₀)
tiga dua-pertiga (-⅔)
satu persen (-%)
satu permil (-‰)
-. Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi,
gabungan awalan ke- dan angka Arab, atau huruf.
Misalnya:
abad VII
abad ke--
abad ketujuh
Perang Dunia II
Perang Dunia Ke--
Perang Dunia Kedua
--. Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung
(-).
Misalnya:
lima lembar uang -----an (lima lembar uang lima ribuan)
seharga -.----an (seharga lima ribuan)
tahun -----an (tahun dua ribuan)
--. Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan,
akta, atau kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal -- ayat (-) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama - (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp---.---.---,-- (dua ratus juta rupiah).
Pada hari ini, Rabu, tanggal ---------- (tiga belas Oktober dua ribu dua
puluh satu) telah hadir di hadapan saya, Noviansyah, notaris yang
berkedudukan di Kota Batam.
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp---.---,-- (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
--. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan
huruf secara serangkai.
Misalnya:
Kelapadua
Limapuluhkoto
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa
H. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
-. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.
-. Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata
yang lain.
Misalnya:
Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan.
Kau masih muda, Bung.
Sebaiknya kau mengurus adikmu saja.
I. Kata Sandang si dan sang
-. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Dalam cerita itu si Pitung berhasil menolong penduduk.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
-. Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur
nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi
Wasa.
A. Tanda Titik (.)
-. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Mereka duduk di sana.
Dia akan datang pada pertemuan itu.
-. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang
diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul
baru.
Misalnya:
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan
nonstandar, ratusan bahasa daerah, dan ditambah beberapa bahasa
asing membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan
bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan
secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
-. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap
yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia,
yaitu (-) sangat bangga terhadap bahasa asing, (-) sangat bangga
terhadap bahasa daerah, dan (-) sangat bangga terhadap bahasa
Indonesia.
-. Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa
masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai
formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.
-. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap
bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota
besar, terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.
-. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu
daftar, perincian, tabel, atau bagan.
a. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Daftar
I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
-. Kedudukan
-. Fungsi
B. Bahasa Daerah
-. Kedudukan
-. Fungsi
C. Bahasa Asing
-. Kedudukan
-. Fungsi
b. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Perincian
I. Patokan Umum
II. Patokan Khusus
c. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Tabel
Tabel - Kelas Kata
Nomor Kata Kerja Kata Benda
-. makan rumah
-. mandi meja
dst.
d. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Bagan
Bagan - Alur Pendaftaran
-. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret
nomor dalam perincian.
Misalnya:
BAB II
KERANGKA TEORI
-.- Bahasa
-.-.- Fonologi
-.-.- Morfologi
-.-.- Sintaksis
-.- Sastra
-.-.- Puisi
-.-.- Prosa
-.-.- Drama
-. Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah
bertanda kurung dalam perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
-) bahasa nasional yang berfungsi sebagai, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional,
c) alat pemersatu bangsa, dan
d) sarana perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya;
-) bahasa negara ….
-. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir, baik satu digit
maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
Tabel - Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel -.- Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
Bagan - Struktur Organisasi
Bagan -.- Bagian Umum
Grafik - Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia
Grafik -.- Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
Gambar - Gedung Cakrawala
Gambar -.- Ruang Rapat
-. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul --.--.-- (pukul - lewat -- menit -- detik atau pukul -, -- menit,
-- detik)
--.--.-- jam (- jam, -- menit, -- detik)
--.--.-- jam (-- menit, -- detik)
--.--.-- jam (-- detik)
-. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari --.--- pulau.
Penduduk kota itu lebih dari -.---.--- orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp---.---.---.---,--.
-. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun ---- di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi V),
halaman ----.
Nomor rekening panitia seminar adalah ----------.
Dia diangkat sebagai PNS dengan NIP ------------------.
--. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul dan subjudul.
Misalnya:
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD ----)
Gambar - Alat Ucap Manusia
Tabel - Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
--. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat penerima surat serta
tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Rahmat Hidayat, S.T.
Jalan Sumbawa I/--
Sumurbandung
Bandung
Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur
-- Oktober ----
Jakarta, -- Oktober ---- (tanpa alamat lengkap pada kop surat)
B. Tanda Koma (,)
-. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa
kata, frasa, atau bilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang mewah lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Pelamar harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(-) akta kelahiran,
(-) ijazah terakhir, dan
(-) surat keterangan kesehatan.
Satu, dua, ... tiga!
-. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi,
melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan.
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
-. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimat.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
-. Tanda koma tidak digunakan jika induk kalimat mendahului anak
kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
-. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, dia berhasil menjadi
penulis terkenal.
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya
berhasil menjadi sarjana.
-. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o,
ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti
Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan kuliahmu selesai?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.
-. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."
"Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia
adalah makhluk sosial."
-. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung yang
diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari bagian kalimat yang
mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
"Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.
-. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang
ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Rahmat Hidayat, Jalan Sumbawa I/--, Kelurahan Merdeka,
Kecamatan Sumurbandung, Bandung -----
Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jl. Pangeran Diponegoro
No. --, Jakarta -----
Surabaya, -- Mei ----
Sofifi, Maluku Utara
--. Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan hormat
atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat
kami), dan nama jabatan penanda tangan surat.
Misalnya:
Dengan hormat,
Salam sejahtera,
Salam takzim,
Hormat kami,
Kepala Badan,
Rektor,
a.n. Kepala Badan
Sekretaris Badan,
(tanda tangan)
Hurip Danu Ismadi
NIP ------------------
--. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar
akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, nama keluarga, atau nama marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Dr. dr. Rahayu Ningtyas, Sp.A., Subsp.End.(K).
Prof. Dr. Muh. Muhlis, S.E., M.A., Ph.D.
Catatan:
a. Bandingkan Siti Khadijah, M.A. (Siti Khadijah, Master of Arts) dengan
Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
b. Spasi digunakan untuk memisahkan unsur nama dan singkatannya
serta antargelar dan singkatannya.
--. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
--,- m
--,- kg
Rp---,--
Rp---,--
--. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau
keterangan aposisi.
Misalnya:
Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum
diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti
pelatihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I Republik Indonesia, merupakan salah seorang
pendiri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (-),
wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama - (tujuh) hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang penggunaannya tidak
diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi
itu tanpa tes.
--. Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat memanfaatkan
bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan kalimat berikut.
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa
daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
C. Tanda Titik Koma (;)
-. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Kerbau melenguh; kambing mengembik; kuda meringkik.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; ibu menulis makalah; adik membaca
cerita pendek.
-. Tanda titik koma digunakan pada bagian perincian yang berupa frasa
verbal.
Misalnya:
Syarat mengikuti ujian penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(-) berkewarganegaraan Indonesia;
(-) berijazah sarjana S--;
(-) berbadan sehat; dan
(-) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
-. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; serta
pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program
kerja; serta
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
-. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan sumber-sumber
kutipan.
Misalnya:
Kasus perencanaan bahasa di Indonesia dianggap sebagai salah satu
yang paling berhasil (Fishman, ----; Moeliono, ----; Samuel, ----;
Wardhaugh dan Fuller, ----).
Tentang plagiarisme, para penulis (Keraf, ----; Putra, ----; Wibowo,
----) sama-sama mengingatkan pentingnya pengutipan dan perujukan
secara cermat untuk menghindari cap plagiat.
D. Tanda Titik Dua (:)
-. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
langsung diikuti perincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Saya akan membeli alat tulis kantor: kertas, tinta, spidol, dan pensil.
-. Tanda titik dua tidak digunakan jika perincian atau penjelasan itu
merupakan bagian dari kalimat lengkap.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.
-. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau frasa yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Wakil Ketua: Deni Simanjuntak
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
b. Narasumber: Prof. Dr. Saputra Effendi
Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.
-. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : "Bawa koper ini, Nak!"
Amir : "Baik, Bu."
Ibu : "Jangan lupa, letakkan baik-baik!"
-. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul suatu
karangan.
Misalnya:
Ultimart - (-): --–---
Surah Ibrahim: -–-
Matius -: -–-
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Mastera
-. Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul --:--:-- (pukul - lewat -- menit -- detik atau pukul -, -- menit,
-- detik)
--:--:-- jam (- jam, -- menit, -- detik)
--:--:-- jam (-- menit, -- detik)
--:--:-- jam (-- detik)
Catatan:
Lihat penggunaan tanda titik (kaidah A, butir -)!
-. Tanda titik dua digunakan untuk menuliskan rasio dan hal lain yang
menyatakan perbandingan dalam bentuk angka.
Misalnya:
Skala peta ini -:--.---.
Jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan di kelas itu adalah -:-.
E. Tanda Hubung (-)
-. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal
oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru.
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut.
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Parut jenis ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
-. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang.
Misalnya:
anai-anai
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
mengorek-ngorek
-. Tanda hubung digunakan untuk (a) menyambung tanggal, bulan, dan
tahun yang dinyatakan dengan angka, (b) menyambung huruf dalam
kata yang dieja satu demi satu, dan (c) menyatakan skor pertandingan.
Misalnya:
----------
p-a-n-i-t-i-a
---
-. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata
atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
meng-urus (merawat; memelihara; mengatur)
dua-puluh-lima ribuan (-- x -.---)
²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan)
Bandingkan dengan contoh di bawah ini!
be-revolusi
me-ngurus (menjadi kurus)
dua-puluh lima-ribuan (-- x -.---)
-- ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
mesin-hitung tangan (mesin hitung manual yang dioperasikan dengan
tangan)
-. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda,
yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan
angka.
Misalnya:
se-Indonesia
peringkat ke--
tahun -----an
hari-H
ber-KTP
di-SK-kan
ciptaan-Nya
D--
S--
KTP-mu
-. Tanda hubung tidak digunakan di antara huruf dan angka jika angka
tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
BP-MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia)
P-TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan)
P-K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
-. Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau slang.
Misalnya:
di-slepet 'dijepret' (bahasa Betawi)
ber-pariban 'bersaudara sepupu' (bahasa Batak)
mem-back up 'menyokong; membantu' (bahasa Inggris)
di-tafṣīl 'dijelaskan' (bahasa Arab)
di-bokisin 'dibohongi' (slang)
-. Tanda hubung digunakan untuk menandai imbuhan atau bentuk terikat
yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
Imbuhan pe- pada pekerja bermakna 'orang yang' atau 'pelaku'.
Bentuk terikat pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
Bentuk terikat -anda (-nda atau -da) terdapat pada kata seperti
ayahanda, ibunda, dan pamanda.
-. Tanda hubung digunakan untuk menandai dua unsur yang merupakan
satu kesatuan.
Misalnya:
suami-istri
Soekarno-Hatta
Konferensi Asia-Afrika
F. Tanda Pisah (—)
-. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha
keras.
-. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang merupakan bagian utama kalimat dan dapat saling
menggantikan dengan bagian yang dijelaskan.
Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi
nama jalan di beberapa kota di Indonesia.
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—
telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—
harus terus digelorakan.
-. Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan,
tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
Tahun ----—----
Tanggal -—-- April ----
Senin—Jumat
Jakarta—Bandung
G. Tanda Tanya (?)
-. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?
-. Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang diragukan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun ---- (?).
Di Indonesia terdapat --- (?) bahasa daerah.
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan
kekaguman, kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah.
Misalnya:
Alangkah indahnya Taman Laut Bunaken!
Saya tidak melakukannya!
Merdeka!
Hai!
Bayarlah pajak tepat waktu!
I. Tanda Elipsis (...)
-. Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan atau tidak
disebutkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun ----
disebutkan bahwa bahasa negara ialah ….
..., lain lubuk lain ikannya.
-. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog.
Misalnya:
"Menurut saya, …, seperti …. Bagaimana, Bu?"
"Jadi, simpulannya …. Oh, sudah saatnya kita beristirahat!"
-. Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda dalam tuturan yang
dituliskan.
Misalnya:
Maju … jalan!
Kamera … siap!
Satu, dua, … tiga!
-. Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda baca akhir kalimat
berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Misalnya:
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun ----
disebutkan bahwa bahasa negara ialah ….
"Jadi, mengapa selama ini dia bekerja sebagai …?"
"Pergi dari sini jika kamu …!"
J. Tanda Petik ("…")
-. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.
"Kerjakan tugas ini sekarang," perintah atasannya, "karena besok akan
dibahas dalam rapat!"
Menurut Pasal -- ayat (-) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun ----, "Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan."
-. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul
artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau
tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
Puisi "Pahlawanku" terdapat pada halaman --- buku itu.
Marilah, kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa
Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian
peserta seminar.
Perhatikan "Hubungan Antarklausa" dalam buku Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia.
Ceramah subuh minggu lalu di Masjid Istiqlal berjudul "Hikmah dan
Tujuan Berpuasa Ramadan".
Kongres Bahasa Indonesia XI bertema "Menjayakan Bahasa dan Sastra
Indonesia".
-. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
"Peladen" komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!
K. Tanda Petik Tunggal ('…')
-. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat
dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang!', dan rasa letihku lenyap
seketika," ujar Pak Hamdan.
"Kita bangga karena lagu 'Indonesia Raya' berkumandang di
arena Asian Games," kata Ketua KONI.
-. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, padanan, atau
penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
tergugat 'yang digugat'
retina 'dinding mata sebelah dalam'
noken 'tas khas Papua'
tadulako 'panglima'
marsiadap ari 'saling membantu'
tuah sakato 'sepakat untuk manfaat bersama'
self quarantine 'karantina mandiri'
lockdown 'karantina wilayah'
marhūn bih 'utang' atau 'pinjaman'
L. Tanda Kurung ((…))
-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan,
seperti singkatan atau padanan kata asing.
Misalnya:
Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang disebut Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia (UKBI).
Banyak pemengaruh (influencer) yang mendapat apresiasi karena konten
yang membangun.
-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Puisi Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun ----.
Keterangan itu (lihat Tabel --) menunjukkan arus perkembangan baru
pasar dalam negeri.
-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
Dia berangkat ke kantor dengan (bus) Transjakarta.
Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.
-. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai
penanda perincian yang ditulis ke samping atau ke bawah di dalam
kalimat.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c)
tenaga kerja.
Pelamar harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(-) daftar riwayat hidup,
(-) ijazah terakhir, dan
(-) surat keterangan kesehatan.
M. Tanda Kurung Siku ([…])
-. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau
kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah
bahasa Indonesia.
Peringatan [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan
secara khidmat.
-. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman --—--]) perlu dibentangkan di sini.
N. Tanda Garis Miring (/)
-. Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat,
dan penandaan masa - tahun yang terbagi dalam - tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: -/PK/II/----
Jalan Kramat III/--
-. Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta
setiap.
Misalnya:
Semua organisasi harus
memiliki AD/ART.
'Semua organisasi harus memiliki
anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga.'
Dalam susunan kepanitiaan dia
tercatat sebagai ketua/anggota.
'Dalam susunan kepanitiaan dia
tercatat sebagai ketua dan
anggota.'
Pilih salah satu moda
transportasi darat/laut!
'Pilih salah satu moda transportasi
darat atau laut!'
Yang harus mengambil rapor
adalah orang tua/wali peserta
didik masing-masing.
'Yang harus mengambil rapor
adalah orang tua atau wali peserta
didik masing-masing.'
Buku dan/atau majalah dapat
dijadikan sumber rujukan.
'Buku dan majalah atau buku
atau majalah dapat dijadikan
sumber rujukan.'
Staf yang berhalangan hadir
diwajibkan mengganti hari
dan/atau bertukar jadwal
dengan staf lain.
'Staf yang berhalangan hadir
diwajibkan mengganti hari dan
bertukar jadwal dengan staf lain
atau staf yang berhalangan hadir
diwajibkan mengganti hari atau
bertukar jadwal dengan staf lain.'
Harga kain itu
Rp--.---,--/meter.
'Harga kain itu Rp--.---,-- setiap
meter.'
Kecepatan mobil ini dapat
mencapai --- km/jam.
'Kecepatan mobil ini dapat
mencapai --- km setiap jam.'
-. Tanda garis miring dapat digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau
kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.
Maka adalah seorang/-orang/raja di dalam Bidakara.
Syahdan, /maka/ beberapa dipersembahkan oleh segala wazir /perdana
menteri/ yang besar-besar kepada baginda.
Jika demikian, /itu dan/ marilah, kita mufakat dan musyawarah.
O. Tanda Apostrof (’)
Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian
kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dia ’kan kusurati. (’kan = akan)
Malam ’lah tiba. (’lah = telah)
Diriku s’lalu dimanja. (s’lalu = selalu)
----’-- (’-- = ----)
Catatan:
Penggunaan tanda apostrof ini lazim dalam ragam nonstandar.
PENULISAN UNSUR SERAPAN
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali,
maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis,
Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan
dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.
Kelompok pertama merupakan unsur bahasa sumber yang tidak diserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeure, de facto, de jure, dan
l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu digunakan dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pelafalannya masih mengikuti
cara asing.
Kelompok kedua merupakan unsur bahasa sumber yang penulisan dan
pelafalannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini,
penyerapan diupayakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Unsur bahasa sumber diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan
memprioritaskan bentuk. Penyerapan bentuk tersebut meliputi huruf,
gabungan huruf, dan imbuhan. Kaidah yang berkaitan dengan imbuhan
dijelaskan dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI).
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan dijelaskan di bawah ini.
Di dalam kaidah ini ada asal bahasa yang dicantumkan di dalam tanda kurung,
misalnya (Wolio), yang berarti berasal dari bahasa Wolio.
A. Penulisan Unsur Serapan Umum
-. Harakat fatah atau bunyi /a/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang
menjadi a.
Misalnya:
‘umrah (ٌ ةَرْمُع) umrah
yatīm ( ٌمِْيَتي) yatim
ḥalāl (َللاَح) halal
ridā (رِضًا) rida
-. Huruf ‘ain (ﻉ Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, atau u.
Misalnya:
‘ajā’ib (ٌُِبئاَجَع) ajaib
sa‘ādah (ٌ ةَداَعَس) saadah
‘ilm ( ٌمْلِع) ilmu
qā‘idah (ٌ ةَدِعاَق) kaidah
‘uzr ( ٌرْذُع) uzur
ṭā‘ūn ( ٌنْوُعاَط) taun
-. Huruf ‘ain (ﻉ Arab) pada akhir suku kata menjadi k.
Misalnya:
i‘tiqād ( ٌداَِقتْعِا) iktikad
ta‘rīf ( ٌفْيِرَْعت) takrif
rukū‘ ( ٌعْوُكُر) rukuk
simā‘ ( ٌعاَمِس) simak
-. Huruf hamzah (ﺀ Arab) yang dibaca vokal menjadi a, i, atau u.
Misalnya:
amr ( ٌرَْمأ) amar
mas’alah (ٌ ةََلأْسَم) masalah
isyārah (ٌ ةَراَِشإ) isyarat
nā’ib ( ٌبِئاَن) naib
ufuq ( ٌُقُفأ) ufuk
uṣūl (ُقϝُϮْλْ) usul
-. Gabungan huruf aa (Belanda) menjadi a.
Misalnya:
baal bal
octaaf oktaf
paal pal
-. Gabungan huruf ae yang bervariasi dengan e menjadi e.
Misalnya:
aesthetic, esthetic estetik
haemoglobin, hemoglobin hemoglobin
palaeography, paleography paleografi
-. Gabungan huruf ae yang tidak bervariasi dengan e tetap ae.
Misalnya:
aerobe aerob
aerosol aerosol
taekwondo (Korea) taekwondo
-. Gabungan huruf ai tetap ai.
Misalnya:
detail detail
retail retail
trailer trailer
-. Gabungan huruf au tetap au.
Misalnya:
aura aura
caustic kaustik
hydraulic hidraulik
--. Gabungan huruf bl tetap bl.
Misalnya:
bleganjur (Bali) bleganjur
bleketepe (Jawa) bleketepe
blok (Belanda) blok
--. Huruf c (Inggris) yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi k.
Misalnya:
calomel kalomel
catalyst katalis
construction konstruksi
consul konsul
cubic kubik
cursor kursor
cluster kluster
crystal kristal
--. Huruf c yang diikuti e, i, oe, atau y menjadi s.
Misalnya:
cent sen
central sentral
circulation sirkulasi
circus sirkus
abiocoen abiosen
coelom selom
cyber siber
cylinder silinder
--. Gabungan huruf cc yang diikuti o, u, atau konsonan menjadi k.
Misalnya:
accomodation akomodasi
accordeon (Belanda) akordeon
acculturation akulturasi
accumulation akumulasi
acclimatization aklimatisasi
accreditation akreditasi
--. Gabungan huruf cc yang diikuti e dan i menjadi ks.
Misalnya:
accent aksen
accessory aksesori
accidental aksidental
vaccine vaksin
--. Gabungan huruf cch menjadi k.
Misalnya:
ecchymosis ekimosis
saccharin sakarin
zucchini zukini
--. Gabungan huruf ch yang diikuti a, o, atau konsonan menjadi k.
Misalnya:
charisma karisma
mechanic mekanik
cholera kolera
chorus korus
chromosome kromosom
technique teknik
--. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /s/ atau /sy/ menjadi s.
Misalnya:
attaché [ətaʃeɪ] atase
brochure [brəʃʊə] brosur
echelon [ɛʃəlɒn] eselon
--. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /c/ menjadi c.
Misalnya:
charter [tʃɑːtə] carter
kimchi (Korea) [kimtʃi] kimci
mochi (Jepang) [mɔtʃi] moci
--. Gabungan huruf ck menjadi k.
Misalnya:
check cek
racket raket
ticket tiket
--. Gabungan huruf cr (Belanda, Inggris, Prancis) menjadi kr.
Misalnya:
creatief (Belanda) kreatif
crematie (Belanda) kremasi
cresol (Inggris) kresol
critic (Inggris) kritik
crêpe (Prancis) krep
croissant (Prancis) kroisan
--. Gabungan huruf ct pada akhir kata menjadi k.
Misalnya:
abstract abstrak
contact kontak
contract kontrak
--. Huruf ç (Sanskerta) menjadi s.
Misalnya:
çabda sabda
çastra sastra
rāçi rasi
--. Huruf dal dan ḍad (Ω dan ﺽ Arab) menjadi d.
Misalnya:
da‘wah (ٌ ةَوْعَد) dakwah
qā‘idah (ٌ ةَدِعاَق) kaidah
ḍa‘īf ( ٌفْيِعَض) daif
ḥāḍir ( ٌرِضاَح) hadir
--. Gabungan huruf dh menjadi d.
Misalnya:
dhandhang (Jawa) dandang
dharma (Sanskerta) darma
dhingklik (Jawa) dingklik
--. Huruf e tetap e.
Misalnya:
effect efek
regulation regulasi
synthesis sintesis
--. Gabungan huruf ea yang dilafalkan /i/ menjadi i.
Misalnya:
cream [kriːm] krim
gear [ɡɪə] gir
team [tiːm] tim
--. Gabungan huruf ea yang dilafalkan bukan /i/ tetap ea.
Misalnya:
alinea [alɪnea] alinea
pancreas [pankreas] pankreas
theater [teatər] teater
--. Gabungan huruf ee menjadi e.
Misalnya:
apotheek (Belanda) apotek
idee (Belanda) ide
nominee (Inggris) nomine
--. Gabungan huruf ei tetap ei.
Misalnya:
eidetic eidetik
meiosis meiosis
protein protein
--. Gabungan huruf eo tetap eo.
Misalnya:
geometry geometri
stereo stereo
zeolite zeolit
--. Gabungan huruf eu tetap eu.
Misalnya:
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium
--. Gabungan huruf eu (Aceh, Sunda, Rejang) yang dilafalkan /ɘ/tetap eu.
Misalnya:
meunasah (Aceh) meunasah
keukeuh (Sunda) keukeuh
sadeu (Rejang) sadeu
--. Huruf fa (ﻑ Arab) menjadi f.
Misalnya:
afḍal (ٌُلَضَْفأ) afdal
‘ārif ( ٌفِراَع) arif
faṣīḥ ( ٌحْيِصَف) fasih
--. Huruf f tetap f.
Misalnya:
factor faktor
fanatic fanatik
fossil fosil
--. Gabungan huruf gh menjadi g.
Misalnya:
laghu (Sanskerta) lagu
sorghum sorgum
spaghetti spageti
--. Huruf gain (غ Arab) menjadi g.
Misalnya:
gībah (ٌ ةَبْيِغ) gibah
magfirah (ٌ ةَرِفْغَم) magfirah
magrib ( ٌبِرْغَم) magrib
--. Huruf ḥa dan ha (ﺡ dan ϩ Arab) menjadi h.
Misalnya:
ḥākim ( ٌمِكاَح) hakim
iṣlāḥ ( ٌحَلاْصِإ) islah
hawā’ ( ٌءاَوَه) hawa
sahm ( ٌمْهَس) saham
--. Huruf hamzah (ﺀ Arab) pada tengah kata menjadi k.
Misalnya:
ma’mūm ( ٌمْوُْمأَم) makmum
mu’mīn ( ٌنِمْؤُم) mukmin
ta’wīl ( ٌلْيِْوَأت) takwil
--. Huruf hamzah (ﺀ Arab) pada akhir kata dihilangkan.
Misalnya:
imlā’ ( ٌءَلاِْمإ) imla
munsyi’ ( ٌئِشْنُم) munsyi
wuḍū’ ( ٌءْوُضُو) wudu
--. Harakat kasrah atau bunyi /i/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau
panjang menjadi i.
Misalnya:
i‘tikāf ( ٌفاَِكتْعِا) iktikaf
qiyāmah (ٌ ةَماَِيق) kiamat
naṣīḥah (ٌ ةَحْيِصَن) nasihat
ṣaḥīḥ ( ٌحْيِحَص) sahih
--. Huruf i pada awal suku kata dan diikuti a atau o tetap i.
Misalnya:
iambus iambus
ion ion
iota iota
--. Gabungan huruf ie (Belanda) yang dilafalkan /i/ menjadi i.
Misalnya:
favoriet [favorit] favorit
politiek [politik] politik
riem [rim] rim
--. Gabungan huruf ie (Latin) tetap ie.
Misalnya:
caries karies
species spesies
varietas varietas
--. Huruf jim (ﺝ Arab) menjadi j.
Misalnya:
ḥijāb ( ٌباَجِح) hijab
ijāzah (ٌ ةَزاَجِإ) ijazah
juz’ ( ٌءْزُج) juz
--. Huruf kha (ﺥ Arab) menjadi kh.
Misalnya:
khuṣūṣ ( ٌصْوُصُخ) khusus
makhlūq ( ٌϕُْولْخَم) makhluk
tārīkh ( ٌΦْيِرَات) tarikh
--. Gabungan huruf kl tetap kl.
Misalnya:
klem (Belanda) klem
klenik (Jawa) klenik
kliniek (Belanda) klinik
--. Gabungan huruf kr tetap kr.
Misalnya:
krans (Belanda) krans
kri (Aceh) kri
krida (Sanskerta) krida
--. Huruf n (Jepang, Cina) di depan p menjadi m.
Misalnya:
kenpo (Jepang) kempo
lunpia (Cina) lumpia
tenpura (Jepang) tempura
--. Gabungan huruf ng tetap ng.
Misalnya:
contingent kontingen
congress kongres
linguistiek (Belanda) linguistik
--. Gabungan huruf oe (oi Yunani) menjadi e.
Misalnya:
amoeba, amoibe ameba
foetus fetus
oestrogen estrogen
--. Gabungan huruf oi (Belanda, Inggris, Prancis) tetap oi.
Misalnya:
croissant (Prancis) kroisan
point (Inggris) poin
reservoir (Belanda) reservoir
--. Gabungan huruf oo (Belanda) menjadi o.
Misalnya:
astroloog astrolog
bioscoop bioskop
provoost provos
--. Gabungan huruf oo yang dilafalkan /u/ menjadi u.
Misalnya:
cartoon [kɑːtuːn] kartun
pool [puːl] pul
proof [pruːf] pruf
--. Gabungan huruf oo (vokal ganda) tetap oo.
Misalnya:
kamomoose (Wolio) kamomoose
noosphère noosfer
zoology zoologi
--. Gabungan huruf ou yang dilafalkan /u/ menjadi u.
Misalnya:
contour [kɒntʊə] kontur
coupon [kuːpɒn] kupon
souvenir [suːvənɪə] suvenir
--. Gabungan huruf ou yang dilafalkan bukan /u/ tetap ou.
Misalnya:
coulrophobia [koʊlrəfoʊbiə] koulrofobia
mondou (Fakfak) [mɔndɔw] mondou
voucher [vaʊtʃə] voucer
--. Gabungan huruf ph menjadi f.
Misalnya:
microphone mikrofon
phase fase
spectograph spektograf
--. Gabungan huruf pl tetap pl.
Misalnya:
amplang amplang
implant implan
pleno pleno
--. Gabungan huruf pr tetap pr.
Misalnya:
apron apron
praja praja
product produk
--. Gabungan huruf ps tetap ps.
Misalnya:
pseudonym pseudonim
psychiatry psikiatri
psychosomatic psikosomatik
--. Gabungan huruf pt tetap pt.
Misalnya:
pterodactyl pterodaktil
pteropoda pteropoda
ptyalin ptialin
--. Huruf q menjadi k.
Misalnya:
aquarium akuarium
equator ekuator
frequency frekuensi
--. Huruf qaf (ﻕ Arab) menjadi k.
Misalnya:
maqām ( ٌماَقَم) makam
muṭlaq ( ٌَقلْطُم) mutlak
qurūn (ُقرُوْْنٌ) kurun
--. Gabungan huruf rh menjadi r.
Misalnya:
rhesus resus
rhinoscope rinoskop
rhombus rombus
--. Huruf śa, sin, dan ṣad (ﺙ, ﺱ, dan ﺹ Arab) menjadi s.
Misalnya:
aṡiri ( نϳΜ༘ﻱ ) asiri
wāriṡ ( ٌثِراَو) waris
asās ( ٌساََسأ) asas
silsilah (ٌ َةلِسْلِس) silsilah
khuṣūṣ ( ٌصْوُصُخ) khusus
ṣaḥḥ ( ٌحَص) sah
--. Huruf syin (ﺵ Arab) menjadi sy.
Misalnya:
‘arsy ( ٌشْرَع) arasy
‘āsyiq ( ٌقِشاَع) asyik
syukr ( ٌرْكُش) syukur
--. Gabungan huruf sc yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi sk.
Misalnya:
scallop skalop
scandium skandium
score skor
scotopia skotopia
scuba skuba
scutella skutela
sclerosis sklerosis
manuscript manuskrip
--. Gabungan huruf sc yang diikuti e, i, atau y menjadi s.
Misalnya:
adolescence adolesens
luminescence luminesens
oscilator osilator
scintillation sintilasi
hyoscyamine hiosiamina
scyphistoma sifistoma
--. Gabungan huruf sch yang diikuti vokal menjadi sk.
Misalnya:
schema skema
schizophrenia skizofrenia
scholastiek skolastik
--. Gabungan huruf sr tetap sr.
Misalnya:
asrār (Arab) asrar
asri (Sanskerta) asri
srisip (Jawa) srisip
--. Huruf t yang diikuti i dan dilafalkan /s/ menjadi s.
Misalnya:
garantie [xarɑn(t)si] garansi
patient [patiënt] pasien
politie [poli(t)si] polisi
--. Huruf ṭa (ﻁ Arab) menjadi t.
Misalnya:
muṭlaq ( ٌَقلْطُم) mutlak
syarṭ ( ٌطْرَش) syarat
ṭabīb ( ٌبِْيبَط) tabib
--. Gabungan huruf th menjadi t.
Misalnya:
bathok (Jawa) batok
methode (Belanda) metode
thesis tesis
--. Gabungan huruf tr tetap tr.
Misalnya:
putren putren
transfer transfer
matra matra
--. Gabungan huruf ts (Jepang) tetap ts.
Misalnya:
jujitsu jujitsu
mochitsuki mocitsuki
tsunami tsunami
--. Huruf u tetap u.
Misalnya:
bus bus
modus modus
unit unit
--. Harakat damah atau bunyi /u/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau
panjang menjadi u.
Misalnya:
mubāḥ ( ٌحاَبُم) mubah
ufuq ( ٌُقُفأ) ufuk
mafhūm ( ٌمْوُهْفَم) mafhum
qāmūs ( ٌسْوُماَق) kamus
--. Gabungan huruf ua tetap ua.
Misalnya:
aquarium akuarium
dualisme dualisme
equator ekuator
--. Gabungan huruf ue tetap ue.
Misalnya:
consequent konsekuen
duet duet
frequency frekuensi
--. Gabungan huruf ui tetap ui.
Misalnya:
conduite konduite
equinox ekuinoks
equivalent ekuivalen
--. Gabungan huruf uo tetap uo.
Misalnya:
duodenum duodenum
fluorescence fluoresens
quota kuota
--. Gabungan huruf uu menjadi u.
Misalnya:
lectuur lektur
prematuur prematur
vacuum vakum
--. Huruf v tetap v.
Misalnya:
evacuation evakuasi
vision visi
vitamin vitamin
--. Huruf wau (و Arab) yang tidak terletak pada akhir kata tetap w.
Misalnya:
jadwal ( ٌلَوْدَج) jadwal
taqwā (ىًوَْقت) takwa
wujūd ( ٌدْوُجُو) wujud
--. Huruf wau (و Arab) yang terdiri atas dua konsonan dan didahului u
dihilangkan.
Misalnya:
nubuwwah (ٌ ة ُوُبن) nubuat
quwwah (ٌ ة ُوق) kuat
ukhuwwah (ٌ ة وُُخأ) ukhuah
--. Huruf x pada awal suku kata tetap x.
Misalnya:
macroxenoglossophobia makroxenoglosofobia
xenon xenon
xylophone xilofon
--. Huruf x pada tengah kata atau akhir suku kata menjadi ks.
Misalnya:
executive eksekutif
taxi taksi
complex kompleks
latex lateks
--. Gabungan huruf xc yang diikuti e atau i menjadi ks.
Misalnya:
exception eksepsi
excess ekses
excision eksisi
excitation eksitasi
--. Gabungan huruf xc yang diikuti a, o, u, atau konsonan menjadi ksk.
Misalnya:
excalatie ekskalasi
excavatie ekskavasi
excomunnicatie ekskomunikasi
excoriation ekskoriasi
excubation ekskubasi
excursie ekskursi
exclusief eksklusif
excretie ekskresi
--. Huruf y yang dilafalkan /y/ tetap y.
Misalnya:
yakitori (Jepang) [yakitɔri] yakitori
yoga (Sanskerta) [yoga] yoga
yuan (Cina) [yuán] yuan
--. Huruf y yang dilafalkan /ai/ atau /i/ menjadi i.
Misalnya:
cyber [sʌɪbə] siber
psychodrama [sʌɪkə(ʊ)drɑːmə] psikodrama
dynamo (Belanda) [dinamo] dinamo
yttrium [ɪtrɪəm] itrium
--. Huruf ya (ﻱ Arab) pada awal suku kata menjadi y.
Misalnya:
hidāyah (ٌ َةياَدِه) hidayah
ya‘nī (يِنَْعي) yakni
yaqīn ( ٌنْيَِقي) yakin
--. Huruf ya (ﻱ Arab) yang didahului i dihilangkan.
Misalnya:
khiyānah (ٌ ةَناَيِخ) khianat
qiyās ( ٌساَِيق) kias
ziyārah (ٌ ةَراَيِز) ziarah
--. Huruf z tetap z.
Misalnya:
zenith zenit
zodiac zodiak
zygote zigot
--. Huruf zai, żal, dan ẓa (ﺯ, ﺫ, dan ﻅ Arab) menjadi z.
Misalnya:
zamān ( ٌناَمَز) zaman
zuhd ( ٌدْهُز) zuhud
ustāż (ٌُذَاتُْسأ) ustaz
żāt ( ٌتاَذ) zat
ḥāfiẓ ( ٌِظفاَح) hafiz
ẓālim ( اَظ ٌمِل ) zalim
B. Penulisan Unsur Serapan Khusus
-. Deret konsonan pada akhir kata bahasa Arab disisipi vokal yang sama
dengan vokal sebelumnya (/a/, /i/, atau /u/) di antara deret konsonan
tersebut.
Misalnya:
‘aqd ( ٌدْقَع) akad
fajr ( ٌرْجَف) fajar
jild ( ٌدْلِج) jilid
milk ( ٌكْلِم) milik
syukr ( ٌرْكُش) syukur
‘umr ( ٌرْمُع) umur
-. Deret konsonan pada akhir kata bahasa Arab dapat ditambah vokal /u/.
Misalnya:
farḍ ( ٌضْرَف) fardu
ṡalj ( ٌجَْلث) salju
waqt ( ٌتْقَو) waktu
-. Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal.
Misalnya:
accu aki
‘allāmah alamah
ballet balet
commission komisi
effect efek
espresso espreso
ferrum ferum
gabbro gabro
kaffah kafah
onnagata onagata
pizza piza
salfeggio salfegio
tafakkur tafakur
tammat tamat
terracotta terakota
ummat umat
Konsonan rangkap dipertahankan jika menimbulkan ketaksaan atau
konotasi negatif.
Misalnya:
mann manna (bandingkan dengan mana)
mass massa (bandingkan dengan masa)
teller teller (bandingkan dengan teler)
-. Unsur serapan yang sudah lazim digunakan dan tidak sesuai dengan
kaidah umum penulisan unsur serapan tidak diubah.
Misalnya:
alamat majemuk sehat
bengkel majenun Selasa
dongkrak makalah Senin
faedah medan setan
heran nalar sirsak
kabar napas soal
Kamis paham syahadat
khotbah perlu telepon
koperasi pikir terjemah
lafal populer trayek
lahir proyek
majedub Rabu
majelis sahabat