geologi 1

Tampilkan postingan dengan label geologi 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label geologi 1. Tampilkan semua postingan

geologi 1


Apakah kalian pernah melihat salah satu tambang yang ada di 
negara kita, baik secara langsung maupun melalui video? Bagi yang 
pernah melihat, bagaimana pendapat kalian tentang tambang ini ? 
Kemudian dari tambang ini , banyak sekali barang-barang yang 
dihasilkan dari bahan tambang. Apakah kalian tahu apa saja barang￾barang dalam keseharian kita yang memakai bahan tambang 
ini  sebagai salah satu bahan pembuatnya?
Program keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah 
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) saat ini sangat beragam sekali. Semuanya 
yaitubidang-bidang yang berkaitan langsung dengan kebutuhan 
di industri dan dunia kerja. Apakah kalian masih ingat mengapa 
kalian memutuskan untuk memilih Program Keahlian Teknik Geologi 
Pertambangan? Program Keahlian Teknik Geologi Pertambangan berbeda 
dengan program-program keahlian lainnya, baik dari materi pelajaran, 
kurikulum, bahkan sampai pada karakter. Gambar di atas yaitu
salah satu bentuk aktivitas pembelajaran melalui kunjungan ke industri 
yang berkaitan dengan geologi pertambangan. Bagaimana kesan kalian 
ketika melihat gambar ini ?
Pada awal bab ini, kita bersama akan mempelajari banyak hal 
mengenai istilah yang berkaitan dengan pertambangan. Istilah 
pertambangan berasal dari kata dasar tambang. Istilah tambang 
bukan berarti tali ataupun sejenis alat berbentuk bundar panjang yang 
dipakai untuk mengikat, tetapi tambang yang merujuk pada material 
yang diambil dari dalam bumi maupun aktivitas pengambilannya. Dari 
istilah tambang ini , secara kata tambang bisa berkembang menjadi 
tiga kata yang mirip, masih berkaitan tetapi ada perbedaannya, yaitu 
tambang, pertambangan dan penambangan. 
Pertama kita bahas yaitu kata dasarnya terlebih dahulu yaitu 
istilah tambang. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa negara kita (KBBI), 
tambang yaitu suatu cebakan, parit, lubang di dalam tanah, atau bisa 
pula didefinisikan sebagai tempat yang digali atau diambil material￾material yang digolongkan sebagai bahan galian yang terkandung pada 
kulit bumi, baik berupa mineral, batuan, logam, batubara, dan material 
lainnya. Tambang pada konteks inilah yang akan kita pelajari, bukan 
tambang yang berarti tali (alat yang digunakan untuk ikat).
Istilah selanjutnya yaitu pertambangan. Dalam Kamus Besar 
Bahasa negara kita (KBBI), pertambangan yaitu suatu pekerjaan yang 
berkaitan dengan tambang seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf 
sebelumnya. Sedangkan arti istilah pertambangan dalam Undang-Undang 
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, 
yaitusebagian atau seluruh tahapan dari suatu kegiatan yang 
bertujuan untuk penyelidikan, pengelolaan, dan pengusahaan mineral 
atau batubara, yang kegiatannya terdiri dari penyelidikan umum, 
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengangkutan, 
pengolahan dan atau pemurnian, pemasaran, serta kegiatan reklamasi 
dan pascatambang.
Istilah yang ketiga atau penambangan lebih merujuk pada proses 
yang berlangsung, cara atau metode yang digunakan, serta aktivitas dalam 
pertambangan. Penambangan jika diulas secara lebih detail yaitu
suatu proses pelepasan dan pengambilan material baik mineral maupun 
batuan di permukaan bumi sampai bawah permukaan bumi.
Proses penambangan dapat dilakukan baik secara manual 
ataupun mekanis. Material yang ditambang yaitumaterial yang 
mempunyai nilai ekonomis bagi kehidupan manusia. Contoh-contoh 
komoditas yang ditambang ini  antara lain emas, perak, batubara, 
timbal, seng, bijih besi, timah, nikel, bauksit, batubara, minyak bumi 
dan jenis-jenis bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang lain. 
Gambar 1.3 di atas yaitusalah satu contoh aktivitas tambang 
batubara dengan metode tambang terbuka.
Dari ketiga istilah di atas secara singkat dapat diketahui perbedaannya. 
Istilah tambang dalam bahasa sehari-hari banyak mengarah pada nama 
atau jenis bahan galian hasil eksploitasinya, tergantung nama bahan 
galian yang mengikuti kata tambang ini , contoh tambang emas, 
tambang bijih besi, tambang nikel dan yang lainnya. 
Istilah pertambangan cenderung lebih menunjukkan suatu usaha 
di suatu bidang pekerjaan seperti halnya pertanian, perhutanan,
peternakan dan usaha-usaha lainnya. Salah satu proses yang berlangsung 
dalam usaha pertambangan yaitu proses atau tahap penambangan 
yang dalam bahasa sederhananya antara lain melepas dan mengambil 
material berharga dari tempatnya berada, terutama batuan dan tanah.
Dalam perkembangannya, pertambangan tumbuh menjadi industri 
yang mempunyai prospek menjanjikan dan tidak kalah dengan industri￾industri lain seperti industri otomotif, industri elektronika, industri 
pangan dan industri-industri besar yang lain. Industri pertambangan 
termasuk bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, ilmu 
pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, teknologi dan sumber daya 
manusia yang kompeten di bidangnya. Di sisi lain, industri pertambangan 
yaituindustri yang mempunyai potensi risiko juga.
Disiplin ilmu yang digunakan dalam mengelola suatu usaha 
tambang selain geologi dan pertambangan, juga mencakup ilmu-ilmu 
dan teknologi lain seperti pemesinan, otomotif, listrik, komunikasi, 
metalurgi, lingkungan, ekonomi, hukum, manajemen, keuangan, sosial 
budaya, dan ilmu-ilmu yang lainnya. Disisi lain kegiatan pertambangan 
juga mempunyai efek buruk yaitu sering kali memicu  kerusakan 
lingkungan hidup jika dalam pengelolaannya tidak menuruti aturan￾aturan teknis dan aturan-aturan hukum yang berlaku.
Dari beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan 
di atas, tentu aspek nilai ekonomis menjadi daya tarik utama bagi para 
pelaku usaha. Potensi nilai ekonomis yang menjanjikan ini mendorong 
seseorang ataupun kelompok warga untuk berusaha mengelola 
tambang demi mendapatkan keuntungan. 
Pengelolaan usaha pertambangan harus mengikuti payung hukum 
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah agar dapat berjalan dengan 
tertib. Ada banyak sekali aturan-aturan hukum tentang pengelolaan 
bahan galian atau bahan tambang ini . Aturan-aturan hukum 
ini  juga disesuaikan dengan perkembangan zaman, memenuhi 
aspek ketersediaan, tingkat konsumsi, dan nilai strategis bahan 
galian ini .
Salah satu contoh aturan tentang pengelolaan bahan galian ini  
yaitu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik 
negara kita Nomor 26 Tahun 2018 tentang Usaha Pertambangan, 
yaitukegiatan dalam pengelolaan dan pengusahaan mineral 
maupun batubara yang mencakup tahap-tahap mulai dari penyelidikan 
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, 
pengolahan dan atau pemurnian, pengangkutan, pemasaran penjualan, 
dan pekerjaan pascatambang
A. Penyelidikan Umum (Prospeksi)
Kegiatan usaha pertambangan diawali dengan pelaksanaan 
penyelidikan umum atau prospeksi. Pekerjaan ini bertujuan untuk 
mencari keberadaan material-material yang mempunyai nilai 
ekonomis. Secara teknis kegiatan ini meliputi pencarian dan penemuan 
atau indikasi keberadaan material berharga sebagai dasar untuk 
pelaksanaan penyelidikan yang lebih detail. 
Tahapan-tahapan kegiatan pada penyelidikan umum ini diawali 
dengan pekerjaan di ruangan atau studio dengan fokus utama yaitu 
studi literatur sebagai data awal dan pekerjaan penelitian lapangan.
Adapun tahapan-tahapan pekerjaan pada saat penyelidikan umum 
atau prospeksi meliputi:
1. Studi Literatur
Studi literatur atau kajian pustaka dilaksanakan untuk mempelajari data￾data awal dari publikasi-publikasi yang sudah diterbitkan sebelumnya. 
Data-data awal yang diharapkan ini  terutama tentang potensi 
bahan galian pada lokasi-lokasi yang menjadi target penyelidikan. 
Sebelum menetapkan akan melakukan penyelidikan bahan galian 
dan lokasinya di mana, maka data awal sebagai petunjuk dan pemandu 
yang bisa dipakai antara lain yaitu peta geologi regional, laporan￾laporan peneliti sebelumnya pada area yang sama maupun data awal 
yang lain. 
Pertimbangan utama yang menjadi dasar dalam menentukan lokasi 
penyelidikan antara lain yaitu terdapatnya proses-proses geologi yang 
membentuk cebakan-cebakan material berharga, sebagai indikasi utama 
dalam penyelidikan lapangan.
Setelah memilih jenis bahan galian dan lokasi yang akan diselidiki, 
maka tahapan selanjutnya yaitu tahapan penyelidikan lapangan 
pendahuluan. Tujuan dilakukannya tahapan ini yaitu untuk mencari
dan membuktikan keberadaan bahan galian, kondisi geologis dan 
morfologis di lokasi penelitian atau aspek teknis. 
Selain aspek teknis, aspek nonteknis juga harus diperhatikan, seperti 
ketersediaan akses pendukung seperti jalan, jembatan, pelabuhan 
maupun fasilitas fisik umum lainnya dan juga termasuk kondisi sosio￾kultural kemasyarakatan (jika di lokasi penyelidikan ada komunitas 
masyarakat).
2. Tinjauan Sepintas Lalu
Setelah tahap pekerjaan studi literatur atau tinjauan pustaka dilakukan 
di studio atau kantor, maka tahap pekerjaan selanjutnya yaitu kegiatan 
di lapangan berdasarkan data-data yang diperoleh pada saat studi
pustaka. Data-data ini  antara lain peta geologi, peta topografi, citra 
satelit serta pustaka-pustaka yang sebelumnya sudah pernah diterbitkan 
dalam bentuk laporan eksplorasi, prosiding, jurnal, paper dan sumber￾sumber yang lain. 
Tahap awal dari tinjauan sepintas lalu ini berupa pengecekan lokasi 
penyelidikan, baik untuk mendapatkan informasi dari aspek teknis 
dan aspek nonteknis. Aspek teknis terkait utama dengan keterdapatan 
mineral maupun bijih dan proses-proses geologi yang ada, sedangkan 
aspek nonteknis seperti posisi lokasi penyelidikan berada, akses menuju 
lokasi penyelidikan dan sarana prasarana pendukung seperti jalan, 
jembatan, bandara, pelabuhan, pasar maupun fasilitas-fasilitas umum 
yang lain. 
Secara teknis kegiatan penyelidikan umum antara lain menggu￾nakan metode pemetaan geologi awal berupa tracing float. Tracing float 
dilakukan untuk mendapatkan jejak-jejak mineral-mineral berharga 
yang berupa pecahan-pecahan mineral, bijih maupun batuan tempat 
mineral-mineral ini  berasosiasi (batuan induk). 
Lokasi yang sangat baik untuk pelaksanaan tracing float ini yaitu 
pada sungai atau anak sungai, dengan menyusuri sungai ini  
terutama dari hilir ke arah hulu. Sungai yang baik untuk pelaksanaan
tracing float ini yaitu sungai aliran airnya tidak deras dan penuh, 
sehingga lebih mudah menemukan dan mengambil pecahan-pecahan 
bijih maupun mineral berharga. 
Apabila di bagian hilir aliran sungai didapatkan pecahan-pecahan 
bijih maupun mineral berharga, secara logika dapat diperkirakan jika 
di bagian sungai ke arah hulu ada sumber dari pecahan-pecahan 
ini . Dalam pelaksanaan tracing float ini  juga sebagai cara 
untuk mendata penyebaran batuan yang tersingkap sepanjang sungai.
Metode pemetaan geologi dilakukan untuk lebih mengetahui 
litologi secara lebih rinci. Selain dengan memetakan singkapan 
batuan sepanjang anak sungai seperti halnya tracing float (bisa juga 
menggabungkan dengan data-data tracing float), pemetaan geologi juga 
dilakukan terutama untuk memetakan penyebaran batuan-batuan yang 
tersingkap atau terekspos di permukaan bumi.
Pada tahap penyelidikan umum ini juga dilaksanakakan pengambilan 
sampel mineral berharga atau contoh batuan yang diindikasikan 
mengandung mineral berharga, untuk selanjutnya dianalisis kandungan 
kadar mineral berharganya. Sampel yang diambil untuk selanjutnya 
dianalisis bisa berupa float-float yang ditemukan di sepanjang sungai 
yang disusuri, sampel yang diambil dari singkapan batuan (out crop) 
yang diperkirakan mempunyai potensi mineral berharga, sampel 
endapan sedimen sungai maupun sampel laterit. 
Dari hasil pelaksanaan penyelidikan umum atau prospeksi yang 
berupa tracing float atau pemetaan geologi maupun kombinasi kedua￾duanya, jika di lapangan ditemukan indikasi-indikasi keterdapatan 
bahan galian yang cukup signifikan, maka akan dihasilkan suatu 
kesimpulan atau rekomendasi untuk dapat dilanjutkan pada tahap 
eksplorasi. Sekilas pelaksanaan tracing float seperti terlihat pada gambar 
1.4 di bawah ini.
Sedangkan jika selama tahap penyelidikan umum tidak didapatkan 
indikasi-indikasi keterdapatan mineral berharga, ataupun diketemukan 
indikasi keterdapatan mineral berharga tetapi dalam kualitas dan 
kuantitas yang signifikan, maka kesimpulan yang harus disampaikan 
yaitu bahwa penyelidikan umum atau prospeksi ini  tidak 
direkomendasikan untuk dilakukan tahap eksplorasi, dan data-data yang 
sudah didapat tetap menjadi laporan. Usaha selanjutnya yaitu mencari 
area lain yang dirasa prospek untuk selanjutnya dilaksanakan 
penyelidikan umum.
B. Eksplorasi
Tahapan dalam usaha pertambangan setelah penyelidikan umum atau 
prospeksi yaitu tahap eksplorasi. Tahap ini dilaksanakan sebagai 
bentuk rekomendasi atau berdasarkan hasil kegiatan pada tahap 
penyelidikan umum. Pada tahap penyelidikan umum ditemukan 
keberadaan potensi mineral bijih, maka tahap eksplorasi dilakukan 
untuk memperoleh data atau parameter yang lebih rinci terkait aspek 
dimensi, bentuk, posisi keberadaan, kualitas atau kadar bijih, termasuk 
karakteristik dari batuan bijih ini  berada (host rock) maupun 
karakteristik lapisan penutup (over burden).
Pada tahap eksplorasi mineral, tanah penutup ini diambil sampelnya 
untuk dianalisis kemungkinan keterdapatan mineral-mineral berharga 
walaupun dalam kadar yang relatif rendah.
Selain itu sampel tanah penutup yang diambil juga untuk analisis 
kesuburan tanahnya, dengan harapan jika suatu saat ditambang, tanah 
penutup ini  bisa dipakai kembali untuk lapisan penutup pada
lahan reklamasi sebagai lapisan tanah penyubur atau humus. Dengan 
demikian pada saat reklamasi nantinya fungsi dan daya dukung 
tanah untuk reboisasinya masih cukup baik, sehingga ekosistem tidak 
semuanya rusak walaupun tidak bisa kembali pulih seratus persen 
seperti semula.
Metode yang dipakai dalam tahap eksplorasi bahan galian ada 
beberapa jenis, hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis bahan galian yang 
dieksplorasi mempunyai karakteristik terutama fisik yang berlainan. 
Metode eksplorasi bahan galian dari golongan logam dasar (base metal), 
apalagi yang termasuk endapan primer, metodenya akan berbeda 
dengan bahan galian endapan laterit, apalagi dengan bahan galian 
sedimenter seperti halnya batubara.
Pada tahap eksplorasi pendahuluan metodenya akan berbeda 
dibandingkan pada saat eksplorasi detail yang tidak hanya kegiatan 
pemetaan geologi saja, melainkan sudah ditunjang dengan pemboran 
eksplorasi, pemetaan topografi, survei geofisika maupun survei geokimia.
1. Pemetaan Geologi Permukaan
Kegiatan awal dari tahap eksplorasi yaitu pemetaan geologi permukaan 
yang bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan penyebaran bijih 
maupun batuan secara horizontal, sehingga akan didapatkan data-data 
mengenai bentuk penyebaran dan luasan penyebarannya. 
Dalam pemetaan geologi ini , maka singkapan batuan yang 
yaitumedia berasosiasinya mineral-mineral menjadi obyek 
utama yang didata penyebarannya, diambil contohnya dan dianalisis 
kandungan kimianya. Sedangkan pada eksplorasi batubara, maka 
singkapan batubara yang langsung didata, diambil contoh dan dianalisis 
kualitas terutama kandungan kalornya. 
Singkapan-singkapan batuan atau out crop banyak muncul di area 
aliran sungai terutama yang ada aliran airnya. Singkapan batuan juga 
bisa ditemui pada lokasi-lokasi yang bentuk morfologinya cenderung 
menonjol dan menyembul secara alami di permukaan bumi. Hal
ini  dapat terjadi karena adanya proses-proses atau gaya dari dalam 
bumi, yaitu proses atau gaya endogen. Selain karena gaya endogen, 
tersingkapnya batuan juga karena pengaruh gaya eksogen.
Gaya endogen ini yaituproses yang berasal dari dalam bumi, 
bekerja pada kulit bumi, bersifat membangun, prosesnya cenderung 
lambat tetapi akibatnya bisa sangat dahsyat. Contoh dari gaya endogen 
kaitannya dengan singkapan batuan antara lain dengan terjadinya 
letusan gunung berapi atau erupsi mengeluarkan material termasuk 
batuan ke permukaan bumi. Selain itu, munculnya singkapan batuan 
juga bisa terjadi akibat gempa bumi tektonik baik berupa patahan 
maupun pergeseran lapisan batuan sehingga batuan yang sebelumnya 
tidak tampak (terpendam maupun berada di tempat lain) menjadi 
tampak, serta terjadinya pengangkatan atau uplift dari batuan yang 
berada di bawah permukaan bumi menjadi naik ke permukaan bumi 
akibat gaya atau arus konveksi magma. Gaya eksogen yaitu tenaga 
yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan 
di permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, 
abrasi, denudasi. 
Dalam tahap pemetaan geologi ini termasuk pengambilan contoh 
batuan atau bahan galian, baik contoh dari singkapan batuan, parit 
uji dan sumur uji. Contoh atau sampel ini  akan diuji kandungan 
kimianya di laboratorium untuk mengetahui kualitas atau kadar mineral 
berharga dari bahan galian ini .
2. Pemboran Eksplorasi
Di dalam kehidupan sehari-hari kalian pasti sudah sering men-dengar 
dan melihat aktivitas pemboran, atau sering juga disebut pengeboran. 
Jika dikaji secara teknis, pemboran yaituproses pembuatan 
lubang yang berbentuk silindris hingga pada kedalaman tertentu yang 
diinginkan memakai suatu alat.
Pada ranah ilmu kebumian, pemboran yaitusalah satu 
kegiatan dalam tahap eksplorasi bahan galian. Pemboran pada ranah 
eksplorasi atau lebih sering disebut sebagai pemboran eksplorasi 
dilaksanakan agar memperoleh data material bawah permukaan atau 
penyebaran bahan galian secara vertikal.
Data langsung yang didapat dari pelaksanaan pemboran eksplorasi 
ini yaitu berupa inti bor (core) yang berupa batuan atau tanah. 
Selanjutnya sampel ini  juga akan dianalisis di laboratorium untuk 
mengetahui kualitas atau kadar mineral berharganya.
Tahap pemboran eksplorasi ini dilaksanakan setelah sebelumnya 
dilakukan pemetaan geologi, sehingga data-data terutama kualitas 
bahan galian akan dikombinasikan yang pada akhirnya didapatkan 
peta sebaran bahan galian, baik luasan (penyebaran ke arah horizontal) 
maupun penyebaran ke bawah (vertikal) atau ketebalan untuk 
selanjutnya dilakukan perhitungan matematis bahan galian ini . 
Selain data mengenai cadangan bahan galian, juga untuk mengetahui 
karakteristik fisik dari batuan induk dari bahan galian ini , kaitannya 
penanganan dalam pengupasan lapisan penutup. Sebagai gambaran awal 
mengenai pemboran eksplorasi, silahkan kalian lihat pada gambar 1.5 
di samping tentang pemboran eksplorasi nikel di Halmahera Timur!
3. Survei Geofisika
Pada eksplorasi bahan galian, selain mengaplikasikan ilmu geologi, juga 
ditunjang dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan lain yang masih 
berkaitan, yaitu ilmu geofisika. Menurut Santoso (2002), ilmu geofisika 
berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui 
atau memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan bumi. 
Contoh aplikasi ilmu geofisika dalam praktik yang berkaitan geologi 
antara lain untuk eksplorasi mineral dan logam, eksplorasi minyak bumi, 
dan kajian pada ranah kebencanaan oleh proses-proses geologi gempa 
bumi tektonik, tsunami, erupsi gunungapi, maupun sebagai kajian dalam 
rencana pembangunan sarana prasarana fisik umum area seperti 
jalan, jembatan, bendungan, bandara, pelabuhan dan infrastruktur￾infrastruktur fisik yang lain. Pemanfaatan geofisika pada pekerjaan 
eksplorasi bahan galian, terdiri dari beberapa metode, antara lain:
1. Geolistrik
Metode survei geolistrik termasuk metode dalam survei geofisika yang 
prinsip kerjanya dengan mengetahui adanya respon aliran listrik
dalam batuan pada bawah permukaan dengan mendeteksinya pada 
permukaan bumi. 
Cara ini digunakan terutama agar susunan bawah permukaan 
bumi bisa diketahui, misalnya pola penyebaran mineral dan batubara, 
pencarian air bawah tanah atau akuifer, kajian maupun rekayasa geologi 
teknik, mitigasi bencana melalui sistem deteksi dini (early warning 
system), dan pendeteksian adanya obyek-obyek yang terpendam di 
bawah permukaan bumi seperti candi.
Survei geolistrik ini dilakukan dengan memakai peralatan 
yaitu resistivitymeter yang yaitualat utama dan dilengkapi 
dengan penghubung, aki sebagai sumber listrik dan batang elektroda
(di lapangan bisa berupa besi panjang atau linggis) serta palu sebagai 
alat bantu untuk menancapkan batang elektroda atau linggis ke dalam 
tanah. Peralatan-peralatan Survei Geolistrik ditunjukkan pada Gambar 
1.6 di samping.
Prinsip kerja secara sederhana dari survei geolistrik ini  
yaitu dengan mengalirkan atau injeksi arus listrik ke bawah 
permukaan, kemudian mengukur tegangan tegangan listrik yang diukur 
memakai batang elektroda. 
Data geolistrik yang diperoleh yaitunilai tahanan jenis semu 
yang diperoleh dari nilai tegangan listrik, kuat arus listrik serta nilai 
faktor berdasarkan hasil nilai beda potensial listrik, nilai arus listrik, 
dan nilai faktor geometri hasil pengukuran. Nilai tahanan jenis semu 
itu lalu diproses dengan perangkat lunak khusus geolistrik sehingga 
menghasilkan nilai resistivitas atau nilai tahanan jenis listrik sebenarnya 
untuk menentukan area prospek pada area eksplorasi. Prinsip 
kerja dari survei geolistrik diilustrasikan pada Gambar 1.7 berikut.
2. Magnetik
Metode survei magnetik atau geomagnetik yaitu salah satu metode 
eksplorasi yang yaitubagian dari metode geofisika untuk 
eksplorasi batuan, mineral, minyak bumi, panas bumi (geothermal), 
pendeteksian barang-barang bersejarah yang terpendam atau 
peninggalan-peninggalan arkeologi, sampai untuk pengawasan
kegiatan vulkanisme gunung berapi.
Prinsip dasar dari magnetik ini yaitu memetakan suatu area 
berdasarkan besaran variasi medan magnet akibat adanya medan 
magnetik remanen maupun medan magnetik induksi. Peralatan 
utama pada survei geomagnet ini yaitu Magnetometer seperti yang 
ditunjukkan pada gambar 1.8 di bawah ini. Fungsi dari magnetometer 
ini  yaitu untuk mengetahui besaran medan magnet pada batuan 
atau nilai kuat kemagnetan total.
Peralatan pendukung dalam survei megnetik Global Positioning 
System atau (GPS) yang fungsinya mengetahui kedudukan dari obyek 
yang diukur atau koordinat dengan memakai bantuan satelit. 
Survei ini sangat cocok untuk ekaplorasi bijih besi, mangan dan mineral 
bijih lainnya.
Dalam survei magnetik ini kalian perlu mengetahui besarnya 
suseptibilitas dari mineral maupun batuan, karena yang dicari yaitu 
pola-pola anomali mineral yang memiliki variasi maupun keunikan nilai 
suseptibilitas. Semakin tinggi kandungan mineral magnetik dalam suatu 
batuan, maka nilai suseptibilitas batuan akan bertambah.
Pada pelaksanaan survei magnetik, pengambilan data ke-magnetan 
dilaksanakan dengan membuat stasiun dasar dan stasiun pengamatan 
medan magnet yang berupa grid pengukuran dengan ukuran dan bentuk 
terpola. Hasil yang diperoleh dari survei magnetik ini berupa data yang 
terekam meliputi hari, tanggal, waktu, besaran kuat medan magnet, 
cuaca dan keadaan lingkungan.
Tahap selanjutnya yaitu mengukur besaran medan magnet di 
stasiun pengukuran, dan di waktu yang sama dilakukan variasi harian 
pada stasiun dasar. Pada tahap survei magnetik alat yang digunakan 
berupa magnetometer.
3. Seismik
Metode survei ini diaplikasikan dalam mengidentifikasi su-sunan 
serta tingkatan pada bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan 
perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang gempa (gelombang 
seismik) untuk kemudian direfraksikan atau direfleksikan sepanjang 
perbedaan lapisan batuan. 
Metode survei seismik ini digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu 
seismik refraksi dan seismik refleksi. Metode survei seismik refraksi 
yaitusalah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang 
struktur bawah permukaan, yaitusalah satu metode untuk 
memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang
penelitian lainnya. Seismik refraksi biasanya diinterpretasikan dalam 
bentuk lapisan-lapisan dengan tiap lapisan masing-masing memiliki 
dip dan topografi. Pelaksanaan survei seismik seperti ditunjukkan pada 
Gambar 1.9 berikut.
Sedangkan metode seismik refleksi yaitu salah satu metode survei 
geofisika yang memanfaatkan pemantulan gelombang ke dalam bumi 
yang ditimbulkan oleh sumber getaran dan diterima oleh geophone. Pada 
seismik refleksi merekam dan memakai semua medan gelombang 
yang terekam. Alat utama yang digunakan dalam survei seismik ini 
yaitu seismograf.
4. Gravitasi
Metode survei gravitasi atau sering disebut dengan Gravity Survey
yaitu salah satu metode survei geofisika yang yaitusurvei 
dengan pengukuran variasi medan gravitasi bumi yang dipicu 
oleh perbedaan densitas atau massa jenis batuan bawah permukaan. 
Walaupun survei ini dikenal dengan nama metode survei gravitasi, tetapi 
dalam kenyataannya variasi gravitasi yang diukur yaituvariasi 
percepatan gravitasi (Reynold, 1997). Alat yang digunakan dalam survei 
gravitasi ini yaitu Gravitymeter. Gambar 1.10 di bawah menunjukkan 
kegiatan survei gravitasi.

4. Survei Geokimia
Survei Geokimia yaitu metode eksplorasi yang mengkonsen-trasikan 
pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur 
bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan

tujuan mendeteksi endapan bijih. Pelaksanaan survei geokimia seperti 
ditunjukkan pada gambar 1.11 berikut.
Survei geokimia meliputi dua metode:
1. Metode yang memakai pola dispersi mekanis, sesuai diterapkan 
pada mineral yang relatif lebih stabil pada kondisi permukaan bumi, 
seperti: emas, platina, kasiterit maupun kromit. Survei ini cocok 
untuk digunakan di area yang kondisi pelapukan kimiawinya 
kurang dipengaruhi oleh iklim.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola 
ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun 
yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.
5. Tahapan Eksplorasi
Secara umum tahapan eksplorasi terdiri dari dua tahap, yaitu tahap 
eksplorasi awal atau tahap eksplorasi pendahuluan dan tahap 
eksplorasi detail.
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Pada tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian dalam 
pengamatan dan pengambilan data yang diperlukan belum berupa data 
yang mendetailkan sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi 
pendahuluan ini berskala 1:50.000 sampai 1:25.000.
Sebagian besar area di negara kita sudah tersedia peta dasarnya 
yang berupa peta topografi. Kalian punya akses yang cukup mudah 
untuk mendapatkan peta topografi ini . Cara yang paling mudah 
untuk mendapatkan peta topografi yaitu dengan datang langsung 
ke Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pertanahan Nasional) 
atau yang sekarang telah beralih nama menjadi BIG (Badan Informasi 
Geospasial) di Daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Di BIG ini kalian 
tinggal memilih lembar-lembar mana saja yang kalian cari. Atau dapat 
mengakses melalui website resmi BIG https://tanahair.negara kita.go.id/
Di beberapa perguruan tinggi hampir semua bidang ilmu geologi 
sudah menyediakan peta topografi, terutama pengelola bidang ilmu 
kebumian saat ini juga sudah menyediakan peta topografi. Selain dengan 
datang langsung ke BIG, kalian juga bisa memesan lewat surat maupun 
surat elektronik.
Pemetaan singkapan batuan (outcrop) dilakukan peta topografi 
ini  sebagai panduan terutama kondisi morfologisnya. Peta geologi 
regional juga sebagian besar area negara kita sudah tersedia. Peta
geologi ini  berfungsi sebagai data awal dalam memetakan batuan 
maupun bahan galiannya.
Dengan panduan peta geologi, penyelidikan bisa lebih mudah 
karena pada peta geologi ini  sudah digambarkan tentang 
penyebaran batuannya dan kita tinggal membuktikan, mencocokkan 
dan mendetailkan. Pada tahap ini yang dilaksanakan yaitu pencarian 
dan pendataan singkapan bahan galian dan singkapan batuan yang 
diindikasikan mengandung mineral berharga dan pengambilan contoh 
dari singkapan-singkapan yang diharapkan mengandung mineral￾mineral berharga. Data-data hasil pemetaan geologi yang diperoleh 
ini  kemudian dimasukkan atau di plot ke dalam peta dasar, seperti 
diperlihatkan pada gambar 1.12 di atas.

Selain pengamatan singkapan-singkapan batuan pembawa bahan 
galian (host rock) atau bahan galian langsung (misalnya batubara), 
data lain yang perlu juga diperhatikan yaitu perubahan atau batas 
satuan batuan, orientasi lapisan batuan sedimen yang berupa strike/
dip (jurus dan kemiringan), orientasi struktur geologi seperti sesar dan 
tanda-tanda lainnya.
Hal-hal penting ini  harus dimasukkan ke dalam peta dasar 
dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, GPS, serta tanda-tanda 
alami seperti bukit, lembah, sungai, jalan, kampung dan tanda-tanda 
lainnya, sehingga menjadi peta penyebaran singkapan-singkapan batuan.
Tahap selanjutnya yaitu penentuan titik-titik untuk perencanaan 
pengambilan contoh yang lain seperti pembuatan parit uji, sumur uji 
dan jika diperlukan dilakukan pemboran awal. Lokasi-lokasi ini  
kemudian harus diplot dan diikat dengan tepat di peta dengan bantuan 
alat ukur seperti Theodolite.
Dari tahap ini akan dihasilkan bentuk atau model geologi yang meliputi, 
model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi dan 
kadar awal yang selanjutnya akan dipakai untuk menetapkan apakah area 
survei ini  memberikan harapan baik sehingga direkomendasikan 
prospek atau tidak. Kalau area ini  direkomendasikan prospek, 
maka tahapan kegiatan penyelidikan dapat diteruskan dengan tahap 
eksplorasi selanjutnya yaitu tahap eksplorasi detail.
2. Tahap Eksplorasi Detail
Tahapan eksplorasi detail dilakukan setelah hasil tahapan eksplorasi 
pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang telah ditemukan 
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi 
detail (White, 1997 dalam www.literasipublik.com 2018). Pengambilan 
contoh bahan galian pada tahap eksplorasi detail dilaksanakan dengan 
jarak yang lebih dekat atau rapat, baik sampling secara manual maupun 
pengambilan contoh dengan melaksanakan pemboran eksplorasi 
spasi detil untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai bentuk
volume cadangan penyebaran kadar atau kualitas bahan galian secara 
horizontal maupun vertikal. Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini yaitu 
pengambilan contoh batuan (sampling), seperti yang ditunjukkan pada 
gambar 1.13 di atas.
Data yang dihasilkan ini  sudah bisa dikategorikan sebagai 
cadangan terukur, yaitu besaran cadangan dengan persentase kesalahan 
yang kecil atau kurang dari 20%. Pada kategori cadangan terukur ini 
perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan risiko dapat 
diminimalkan.
Data-data pada tahap ini juga diperjelas dengan data mengenai 
ketebalan, kedalaman, kemiringan, dan pola penyebaran cadangan 
secara 3 dimensi yang menjelaskan panjang, lebar dan tebal serta data 
mengenai karakteristik batuan pembawa bahan galian (host rock), 
kondisi air tanah, dan penyebaran struktur geologi.
Data-data ini  akan menunjang perencanaan kemajuan tambang, 
penentuan lebar atau ukuran bukaan dan kemiringan lereng tambang 
(jenjang), perencanakan produksi bulanan maupun tahunan dan 
pemilihan peralatan tambang serta faktor-faktor penunjang yang lain.
3. Studi Kelayakan
Studi kelayakan yaitutahapan akhir dari serangkaian 
penyelidikan awal yang dilakukan sebelumnya, sehingga apakah 
kegiatan penambangan endapan bahan galian ini  layak dilakukan 
atau tidak. Pertimbangan yang digunakan dasar meliputi pertimbangan 
teknis, pertimbangan ekonomis, teknologi yang ada pada saat ini, dan 
tetap memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan 
hidup. Jika dari beberapa parameter ini  disimpulkan layak maka 
akan direkomendasikan ke tahap selanjutnya, tetapi jika belum layak, 
maka data akan diarsipkan.
C. Perencanaan Tambang
Perencanaan tambang didasarkan atas perhitungan cadangan bahan 
galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan kategori cadangan 
terukur. Besaran cadangan bahan galian yang dijadikan acuan 
dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
1. Cadangan terukur yaitu cadangan dengan tingkat kesalahan 
maksimal 20% dan pada cadangan terukur ini telah dilakukan 
pemboran untuk pengambilan contoh.
2. Cadangan terindikasi yaitu cadangan dengan bahan galian dengan 
tingkat kesalahan 40% dan belum dilakukan pemboran.
3. Cadangan tereka yaitu cadangan dengan tingkat kesalahan 80% 
dan belum dilakukan pengeboran.
Setelah melewati fase eksplorasi dan studi kelayakan, bila hasil 
perhitungan cadangan bahan galiannya telah memenuhi kategori cadangan 
terukur, berarti sudah layak memasuki tahap perencanaan tambang. Data￾data yang diperoleh dari tahap penyelidikan umum maupun eksplorasi 
tetap menjadi dasar dalam proses perencanaan tambang.
Tahap perencanaan tambang dilakukan untuk merencanakan secara 
teknis, ekonomi dan lingkungan pada kegiatan penambangan, sehingga 
dalam pelaksanaan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan 
baik, menguntungkan dan tetap menjaga keselamatan manusia serta 
lingkungan hidup. 
Selain perencanaan tambang, juga terkait dengan perancangan 
tambang. Perancangan tambang meliputi batas akhir penambangan, 
tahapan penambangan, urutan penambangan tahunan atau bulanan, 
penjadwalan produksi, dan perancangan waste dump (Waterman 
Sulistyana Bargawa, 2018). 
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dalam 
pekerjaan perencanaan tambang juga semakin canggih dan modern, 
terutama penggunaan perangkat lunak khusus atau software tambang 
seperti diperlihatkan pada gambar 1.14 berikut.
D. Konstruksi
Tahap persiapan tambang atau konstruksi yaitu kegiatan yang 
dilakukan untuk mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang akan digunakan 
selama proses penambangan dilakukan, baik fasilitas yang secara teknik 
terkait dengan penambangan maupun fasilitas-fasilitas pendukung 
operasional tambang. Gambar 1.15 berikut yang yaitucontoh 
konstruksi pada salah satu tambang emas dan tembaga.
Pekerjaan konstruksi pada pertambangan meliputi pembuatan jalan 
tambang, stock pile, disposal area, perkantoran, pelabuhan, bengkel, mes 
karyawan, fasilitas komunikasi, pembangkit listrik, gudang, fasilitas 
pengolahan bahan galian dan fasilitas-fasilitas lain yang dibutuhkan 
untuk menunjang keberlangsungan kegiatan penambangan bahan 
galian di lokasi tambang
E. Penambangan (Eksploitasi)
Penambangan yaitu serangkaian proses pelepasan atau pem-bongkaran 
material baik tanah maupun batuan dari permukaan maupun bawah 
permukaan bumi untuk diambil manfaat dan nilai ekonomisnya. Proses 
penambangan terdiri dari aktivitas penggalian maupun pembongkaran, 
pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
1. Metode Penambangan
Proses penambangan bahan galian terdiri dari beberapa jenis. Jika 
dibedakan berdasarkan lokasi dan kondisi penambangannya, maka 
proses penambangan bisa dibagi tiga jenis:
1. Tambang Terbuka
Tambang terbuka yaitu suatu proses penambangan yang seluruh 
aktifitas penambangannya berhubungan langsung dengan atmosfer dan 
udara luar. Tambang terbuka diklasifikasikan atas:
a. Open pit (open cut/open cast/open mine)
Open pit yaitu salah satu metode tambang terbuka yang dilakukan 
untuk menggali deposit atau endapan bijih yang posisinya relatif 
horizontal. Salah satu contoh tambang terbuka sudah ditunjukkan 
pada gambar 1.16 di bawah.
b. Quarry
Quarry yaitu salah satu metode penambangan terbuka yang 
digunakan untuk menggali jenis bahan galian industri, seperti 
granit, batu gamping, andesit dan lain-lain. Gambar 1.17 di bawah 
yaituquarry tambang marmer.
c. Strip mine
Strip mine alah satu metode tambang terbuka yang dipergunakan 
untuk penambangan jenis endapan bijih yang letaknya relatif 
horizontal atau agak miring. Gambar 1.18 berikut yaitu strip mine
sebagai salah satu contoh model tambang terbuka.
d. Alluvial mine
Alluvial mine yaitu salah satu metode tambang terbuka yang 
digunakan untuk menambang jenis endapan-endapan alluvial, 
misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dan lain-lain. Gambar 
1.19 berikut menunjukkan salah satu model tambang terbuka jenis 
alluvial mine pada penambangan timah di negara kita.

Terdapat tahapan umum dalam kegiatan penambangan 
terbuka yaitu pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan 
menyimpannya di tempat tertentu, pembongkaran dan penggalian 
tanah penutup (overburden) dengan meng-gunakan bahan peledak 
atau tanpa bahan peledak dan memindahkannya ke disposal area, 
penggalian bahan galian atau eksploitasi, dan membawanya ke 
stockpile untuk diproses lebih lanjut termasuk untuk dipasarkan serta 
melakukan reklamasi lahan bekas penambangan.
2. Tambang Bawah Tanah
Tambang bawah tanah (underground mining) yaitu penambangan 
yang sebagian besar atau seluruh aktivitas penambangannya tidak 
berhubungan langsung dengan atmosfir dan udara luar. Tambang 
bawah tanah menurut Lewis & Clark, (1964) dalam Nurhakim (2003),
secara garis besar dibedakan atas beberapa kelas antara lain metode 
tambang bawah tanah memakai penyangga (supported method), 
metode tambang bawah tanah tanpa penyangga (unsupported method),

metode tambang bawah tanah secara runtuhan (caving method) dan 
metode tambang bawah tanah kombinasi memakai penyangga dan 
runtuhan (combination of supported and caved stopes). Dari tiap-tiap 
kelas ini  metode tambang bawah tanah, yang akan kalian dapatkan 
di semester 2.
Terdapat beberapa tahapan dalam tambang bawah tanah 
yaitu, pembuatan jalan utama (main road), pemasangan penyangga 
(supported), pembuatan lubang maju untuk produksi, ventilasi, drainase, 
dan fasilitas tambang bawah tanah lainnya. Setelah itu melakukan 
operasional penambangan bawah tanah dengan atau tanpa bahan 
peledak dan kemudian membawa bahan galian ke stockpile untuk 
diproses lebih lanjut sampai pada akhirnya dipasarkan. Gambar 1.20 di 
atas yaitusalah satu contoh tambang bawah tanah pada tambang 
emas dan tembaga.
3. Tambang Bawah Air
Tambang bawah air yaitu metode penambangan yang dilakukan untuk 
mengambil endapan alluvial atau endapan placer yang terletak di bawah 
permukaan air, seperti lepas pantai, sungai, danau atau lembah yang 
menjadi area aliran dan genangan air. Metode penambangan dilakukan 
terutama pada lepas pantai dangkal maupun lepas pantai dalam.
Beberapa tahun kemarin metode pertambangan ini pernah ramai 
dibicarakan seiring dengan pelaksanaan reklamasi pulau di beberapa 
negara. Salah satu metode untuk menyediakan material reklamasi 
tersbut berasal dari penambangan bawah air yang berupa endapan 
alluvial yang diambil atau dikeruk memakai peralatan khusus 
untuk tambang bawah air yaitu dredge atau kapal keruk. Pada gambar 
1.21 berikut yaitusalah satu contoh tambang bawah air.

F. Pengolahan atau Pemurnian
Bahan galian hasil proses penambangan mempunyai karakteristik yang 
berbeda-beda, ada yang bisa langsung dipasarkan maupun digunakan 
seperti batubara, tetapi sebagian besar umumnya harus diolah atau 
dimurnikan terlebih dahulu di tempat pengolahan maupun pemurnian 
untuk meningkatkan nilai tambah. 
Alasan yang mendasari hal ini  antara lain dipicu oleh 
tercampurnya pengotor pada bahan galian, spesifikasi tertentu dari 
bahan galian, mengurangi volume dan ongkos angkut mereduksi 
senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik peleburan dan untuk 
meningkatkan nilai jual bahan galian, apalagi sekarang pemerintah 
sudah mengeluarkan peraturan tentang pengolahan dan pemurnian 
bahan galian untuk meningkatan nilai jual bahan galian ini  dengan 
salah satunya yaitu pendirian smelter pada perusahaan pertambangan.
Proses pengolahan bijih ada beberapa jenis diantaranya yaitu 
pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan 
pengolahan secara fisika dan kimia dengan ekstraksi metal. Pengolahan 
bahan galian secara fisika ialah pengolahan bahan galian dengan cara 
memberikan perlakuan fisika pada fisik bahan galian ini  seperti 
peremukan, penggerusan, pencucian, pengeringan, dan pembakaran 
dengan suhu rendah. Contoh pengolahan bahan galian secara fisika 
yaitu pada proses pencucian batubara.
Pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal yaitu 
pengolahan bahan galian dengan cara fisika dan kimia tanpa adanya 
melalui proses konsentrasi dan ekstraksi metal. Contohnya secara fisika 
dan kimia tanpa ekstraksi metal yaitu pengolahan batubara pada tingkat 
rendah memakai reagen kimia. Pengolahan bahan galian secara 
fisika dan kimia dengan ekstraksi metal yaitu pengolahan bahan galian 
yang termasuk dalam kategori logam mulia dan logam dasar seperti Au, 
Ag, Pt, Cu, Pb dan Zn. Secara sekilas pengolahan atau pemurnian logam 
diilustrasikan pada gambar 1.22 di atas.
G. Pemasaran
Bahan galian sudah selesai diolah atau dimurnikan, maka bahan 
galian ini  akan dipasarkan. Baru pada tahap inilah perusahaan 
pertambangan akan mendapatkan pemasukan secara finansial dari 
serangkaian panjang tahap-tahap pertambangan. Pada tahap prospeksi 
sampai tahap pengolahan atau pemurnian, perusahaan pertambangan 
masih mengeluarkan biaya produksi yang sangat besar.
Dalam sistem pemasaran bahan galian, biasanya sudah terjalin 
ikatan jual beli antara pengusaha tambang dengan pembeli berupa 
ikatan kontrak jual beli, baik beli jangka panjang dan jangka pendek.
H. Reklamasi dan Pascatambang
Reklamasi yaitu kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata 
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha 
pertambangan, agar lahan ini  dapat berfungsi dan berdaya guna 
sesuai peruntukannya (Waterman Sulistyana Bargawa, 2015).
Reklamasi ini dilaksanakan dengan cara memperbaiki dan memu￾lihkan lahan bekas tambang walaupun tidak bisa kembali seperti sedia 
kala dengan penanaman kembali (reboisasi). Reklamasi ini sangat 
penting karena pengaruh atau dampak negatif dari penambangan 
ini  pasti memicu  perubahan lingkungan, baik secara 
fisik, kimia maupun biologi, diantaranya bentuk lahan, tumbuhan, 
hewan, kondisi tanah, kualitas air, pola pengaliran, debu, getaran, 
serta mengganggu maupun merubah komunitas manusia jika ada 
komunitas manusia di area tambang. Pada gambar 1.23 berikut 
yaitusalah satu contoh reklamasi pascatambang pada area 
bekas tambang
Perubahan lingkungan fisik, kimia, biologi termasuk perubahan di 
komunitas warga ini harus diatur dengan sebaik mungkin untuk 
menghindari dampak negatif pada lingkungan yang berakibat negatif 
seperti erosi, pendangkalan sungai maupun danau, drainase yang buruk, 
turunnya bahkan hilangnya kesuburan tanah, tumbuhnya tanaman￾tanaman liar (gulma), munculnya hama, pencemaran air permukaan 
maupun air tanah oleh bahan berbahaya beracun dan akibat buruk 
lainnya.
Tahap reklamasi secara sederhana meliputi dua proses kerja, 
yaitu pemulihan kembali area bekas tambang yang bertujuan untuk 
memperbaiki fungsi lahan yang terganggu ekosistemnya, dan menyiapkan 
lahan ini  untuk penggunaan selanjutnya seperti perhutanan, 
perkebunan dan pemanfaatan-pemanfaatan lain.
Pentingnya reklamasi pascatambang, maka proses pengajuan 
ijin tambang salah satu klausul yaitu mengenai jaminan reklamasi. 
Hal ini bertujuan susaha perusahaan pertambangan benar-benar 
berkomitmen untuk melaksanakan reklamasi pascatambang, sehingga 
kerusakan lahan bisa dikurangi walaupun tidak bisa mencapai seratus 
persen seperti sebelum ditambang, serta bisa dimanfaatkan lagi untuk 
kepentingan yang lain.
Proses bisnis pertambangan yaitusuatu proses panjang dalam 
mendapatkan suatu jenis bahan galian. Harus jelas diantara istilah 
tambang, pertambangan dan penambangan. Tambang yaitu suatu 
cebakan, parit, lubang di dalam tanah, baik berupa mineral, batuan, 
logam, batubara, dan material lainnya. 
Pertambangan meliputi kegiatan yang bertujuan untuk penyelidikan, 
pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara, yang kegiatannya 
terdiri dari penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, 
penambangan, pengangkutan, pengolahan dan atau pemurnian, 
pemasaran, serta kegiatan pascatambang terutamanya reklamasi 
(Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral 
dan Batubara).
Penambangan lebih merujuk pada proses pelepasan dan pengambilan 
material baik mineral maupun batuan di permukaan bumi sampai 
bawah permukaan bumi. 
Tahapan-tahapan dalam aktivitas pertambangan secara garis 
besar meliputi:
1. Penyelidikan umum bertujuan untuk mencari keberadaan atau 
tidaknya material-material yang mempunyai nilai ekonomis, terdiri 
atas studi literatur dan tinjauan sepintas lalu untuk mendapatkan 
informasi dari aspek teknis terkait utama dengan keterdapatan 
mineral maupun bijih dan proses-proses geologi yang ada, sedangkan 
aspek nonteknis seperti posisi lokasi penyelidikan berada, akses 
menuju lokasi penyelidikan dan sarana prasarana pendukung 
seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, pasar maupun fasilitas￾fasilitas umum yang lain. 
2. Eksplorasi dilakukan untuk memperoleh data yang lebih rinci 
terkait aspek dimensi, bentuk, posisi keberadaan, kualitas atau
kadar bijih, termasuk karakteristik dari batuan dimana bijih 
ini  berada (host rock) maupun karakteristik lapisan penutup 
(overburden), dengan melakukan pemetaan geologi, pemboran 
eksplorasi, pemetaan topografi, survei geofisika maupun survei 
geokimia. Tahapan Eksplorasi terdiri atas tahap eksplorasi 
pendahuluan dan tahapan eksplorasi detail, target akhir tahapan 
eksplorasi untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai 
bentuk, volume cadangan penyebaran kadar atau kualitas bahan 
galian secara horizontal maupun vertikal, ketebalan, kedalaman, 
kemiringan, dan pola penyebaran cadangan secara 3 dimensi 
yang menjelaskan panjang, lebar dan tebal serta data mengenai 
karakteristik batuan pembawa bahan galian (host rock), kondisi 
air tanah, dan penyebaran struktur geologi. 
3. Studi kelayakan yaitutahapan akhir apakah kegiatan 
penambangan endapan bahan galian ini  layak dilakukan atau 
tidak. Jika dari beberapa paremeter ini  disimpulkan layak 
maka akan direkomendasikan ke tahap selanjutnya, tetapi jika 
belum layak, maka data akan diarsipkan.
4. Perencanaan tambang didasarkan atas perhitungan cadangan 
bahan galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan kategori 
cadangan terukur. Besaran cadangan bahan galian yang dijadikan 
acuan dikategorikan menjadi tiga, yaitu cadangan terukur, 
cadangan terindikasi dan cadangan tereka.
5. Konstruksi pada pertambangan meliputi pembuatan jalan tambang 
(hauling road), stock pile, disposal area, perkantoran, pelabuhan, 
bengkel, wisma karyawan, fasilitas komunikasi, pembangkit listrik, 
gudang, fasilitas pengolahan bahan galian dan fasilitas-fasilitas 
lain yang dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan kegiatan 
penambangan bahan galian di lokasi tambang.
6. Penambangan terdiri dari aktivitas penggalian maupun 
pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Metode 
penambangan terdiri dari metode tambang terbuka, tambang 
bawah tanah dan tambang bawah air.
7. Pengolahan dan atau pemurnian bahan galian untuk meningkatan 
nilai jual bahan galian ini  dengan salah satunya yaitu 
pendirian smelter pada perusahaan pertambangan.
8. Pemasaran sebagai tahap ketika perusahaan pertambangan 
akan mendapatkan pemasukan secara finansial dari serangkaian 
panjang tahap-tahap pertambangan. 
9. Reklamasi dan pascatambang bertujuan memperbaiki atau menata 
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha 
pertambangan, agar lahan ini  dapat berfungsi dan berdaya 
guna sesuai peruntukannya.



Aktivitas pertambangan telah dikenal oleh manusia sejak beberapa 
abad yang lalu sebagai salah satu penunjang kehidupan mereka. Di era 
modern ini aktivitas pertambangan juga masih terus belangsung. Salah 
satu hal yang membedakan antara aktivitas pertambangan pada zaman 
dahulu dan sekarang yang paling jelas yaitu teknologinya.
Perkembangan teknologi pertambangan berkaitan erat dengan 
beberapa faktor yang lain. Faktor apa saja yang mempengaruhi 
perkembangan teknologi pertambangan, silahkan lihat dan cermati 
peta konsep mengenai perkembangan teknologi pertambangan seperti 
diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut!
Negara kita dikaruniai potensi sumber daya alam yang melimpah dan 
sudah turun temurun dimanfaatkan. Menurut kalian apa yang bisa 
menjamin keberlangsungan penambangan bahan galian ini ?
A. Perkembangan Teknologi
Bumi yang kita tempati ini dikaruniai bahan galian yang begitu 
melimpah. Semua yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa 
kepada manusia pasti dibutuhkan oleh manusia. Dalam kehidupan 
sehari-hari kita tidak bisa lepas dari benda- benda sebagai produk 
bahan tambang.
Tahukah kalian mulai kapan benda-benda hasil tambang ini  
mulai digunakan untuk menunjang kehidupan manusia?
1. Sejarah Pertambangan di Dunia
Aktivitas pertambangan di dunia diawali dari sejak peradaban manusia, 
ketika pada saat itu manusia mulai memanfaatkan pasir, keramik, dan 
logam yang ditemukan pada permukaan bumi. Bahkan sejak zaman 
prasejarah, manusia sudah mulai melakukan aktivitas pertambangan 
sebagai usaha untuk menunjang keberlangsungan hidupnya seperti 
untuk membuat peralatan senjata untuk mencari makanan dengan cara 
berburu.
Sejarah pertambangan mencatat bahwa salah satu tambang 
tertua ada di Gua Singa, Swaziland, Afrika yang diprediksi 
berumur kurang lebih 43.000 tahun yang lalu, berdasarkan hasil dari
analisis data radiokarbon. Kemudian disusul oleh Bangsa Mesir yang 
pertambangannya dimulai dengan dibukanya Tambang Emas Nubia. 
Sedangkan di Benua Eropa, aktivitas pertambangan yang relatif 
awal dibuat yaitu Tambang Perak di Laurium yang berada di Kota 
Athena pada Zaman Romawi. Salah satu contoh tambang konvensional 
diilustrasikan pada gambar 2.2 di atas.
Seiring perkembangan sejarah pada sekitar abad pertengahan, 
kegiatan pertambangan telah berubah dengan cepat, yang diindikasikan 
karena kebutuhan terutama untuk peralatan perang, sehingga orientasi 
penambangan cenderung beralih pada ekstraksi logam tembaga dan 
logam-logam lainnya untuk keperluan pada saat itu terutama bidang 
persenjataan dan perlengkapan perang yang lain.
2. Sejarah Pertambangan di negara kita
negara kita sebagai negara yang juga dikaruniai potensi bahan galian 
yang melimpah, maka seiring waktu, pertambangan juga mulai masuk 
dan berkembang di negara kita. Bahan tambang yang melimpah di 
negara kita di antaranya yaitu minyak bumi, gas bumi, batubara, bijih 
besi, emas, nikel, timah, bauksit dan logam-logam yang lain. Kekayaan 
sumber daya alam bahan tambang ini pulalah yang menjadi salah 
satu penyebab terjadinya penjajahan di negara kita. Di satu sisi terjadi 
eksploitasi bahan galian oleh penjajah, tetapi disisi lain juga terjadi 
transfer teknologi terutama teknologi pertambangan.
Sejarah pertambangan di negara kita dimulai pada tahun 1602, dimana 
pada saat itu Pemerintah Hindia Belanda membuat persekutuan dagang 
(VOC), yang yaituusaha perdagangan dari berbagai komoditas 
termasuk hasil pertambangan. Selanjutnya pada tahun 1850 Pemerintah 
Hindia Belanda membentuk Mijnwezenn atau Dinas Pertambangan yang 
berkedudukan di Batavia.
Perkembangan pertambangan di negara kita dibuka oleh Bangsa Barat 
pada umumnya, oleh Pemerintah Hindia Belanda juga disertai dengan 
mulai dibukanya pendidikan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Hingga 
saat era kemerdekaan Republik negara kita, rata-rata penambangan 
yang pernah dibuka dan kemudian ditinggalkan oleh Pemerintah 
Hindia Belanda masih dilanjutkan pengelolaannya oleh Pemerintah 
Republik negara kita.
Hal ini sesuai dengan amanah yang tercantum pada pasal 33 ayat 
3 UUD 45 yang menyatakan “bumi dan air dan kekayaan alam yang 
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan 
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dengan kata lain bahwa 
pengelolaan sumber daya alam yang benar dapat memajukan peradaban 
suatu bangsa.
Sampai saat ini, aktivitas pertambangan telah dan terus berjalan 
dengan teknologi yang terus berkembang dari teknologi pertambangan 
konvensional sampai teknologi pertambangan modern mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan manusia 
serta peradaban manusia. Gambar 2.3 di atas yaitusalah satu 
contoh tambang modern, sehingga antara alat dengan operator tidak 
berada dalam satu tempat atau alat bisa dioperasikan dari jarak jauh.
Perkembangan kecanggihan teknologi yang hangat diperbincangkan 
yaitu penggunaan piranti atau mesin tanpa awak atau sering disebut 
dengan drone. Hampir semua bidang kehidupan sekarang memakai 
drone. Drone sendiri sebelum banyak digunakan sekarang, sebenarnya 
sudah terlebih dahulu digunakan dalam sektor teknologi pertambangan.
Pesatnya perkembangan teknologi khususnya di bidang pertam￾bangan membuat operasional tambang menjadi lebih efektif dan efisien. 
Selain itu juga menciptakan operasional kerja tambang dalam kehidupan 
yang lebih aman secara berkelanjutan serta menekan dampak buruk
serendah mungkin dari akibat dilaksanakannya aktivitas pertambangan, 
terutama dampak buruk terhadap lingkungan hidup.
Efek yang ditimbulkan dari diaplikasikannya terknologi modern pada 
bidang pertambangan ini selain efek positif baik untuk meningkatkan 
efektivitas dan efisiensi waktu, kerja, kualitas dan keselamatan manusia, 
juga menghasilkan efek negatif secara sosiologis. Dampak negatif 
ini  antara lain yaitu dengan berkurang porsi manusia untuk 
bekerja pada sektor pertambangan karena sebagian posisi manusia 
sudah digantikan oleh piranti atau mesin.
Berikut ini yaitujenis-jenis teknologi yang harus diterapkan 
di lingkungan pertambangan:
a. Teknologi untuk perlindungan manusia
Teknologi pertama yang harus diterapkan yaitu teknologi yang 
bertujuan untuk memberi perlindungan bagi manusia dalam hal 
ini yaitu pekerja tambang. Teknologi ini bisa berupa perlindungan 
keselamatan fisik pekerja tambang di lokasi tambang sampai jaminan 
fasilitas kesehatan.
Dalam penerapan teknologi yang bertujuan untuk meminimalkan 
risiko terjadinya kecelakaan juga harus diiringi dengan peralatan 
dan fasilitas keselamatan dan kesehatan, termasuk edukasi untuk 
memaksimalkan perlindungan yang diberikan. 
Penerapan teknologi perlindungan keselamatan dan kesehatan 
di area tambang dilakukan dengan penyediaan APD (Alat Pelindung 
Diri) yang lengkap dan terstandarisasi seperti helm, rompi, sepatu, 
kacamata, penyaring udara, sarung tangan, pelindung telinga, dan 
lain-lain.
b. Teknologi Alat Berat
Teknologi kedua yang harus ada yaitu teknologi yang berkaitan 
dengan peralatan untuk keperluan pertambangan, terutama alat berat.
Proses penggalian sumber mineral maupun batubara bisa 
dilakukan dengan kedalaman sampai ribuan meter di bawah 
permukaan bumi. Kondisi ini  ditambah dengan waktu 
yang lama serta cuaca, nantinya juga akan meningkatkan risiko 
kecelakaan di lokasi pertambangan terutama terjadinya galian 
runtuh. Oleh sebab itu perusahaan pertambangan menyediakan 
alat berat dengan teknologi terkini dan teruji dalam menjamin 
keselamatan dan kesehatan.
Dengan penerapan teknologi modern dalam bidang pertam￾bangan, maka posisi manusia terutama pada lokasi-lokasi yang 
mempunyai risiko terjadi kecelakaan tinggi seperti di tambang 
bawah tanah, sehingga posisi ini  bisa digantikan oleh mesin, 
dan manusia hanya memonitor saja di area aman, sehingga risiko 
kecelakaan bisa ditekan.
c. Teknologi untuk Mengatasi Dampak Negatif pada Lingkungan
Teknologi ketiga yang harus diterapkan oleh perusahaan pertambangan 
yaitu teknologi yang berkaitan dengan kegiatan mengurangi 
akibat negatif kegiatan tambang terhadap lingkungan hidup, karena 
seharusnya aktivitas pertambangan yaitu mencari, mengeksploitasi, 
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang tujuannya baik.
Akan tetapi setiap hal baik yang dilakukan manusia, berapa￾pun porsinya pasti menghasilkan efek kurang baik bagi manusia. 
Kegiatan pertambangan ini memakai alat-alat mekanis dan 
beberapa bahan kimia yang sudah pasti mempunyai dampak buruk 
bagi kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, harus ada teknologi untuk 
menanggulanginya susaha keselamatan dan kesehatan lingkungan 
hidup tetap terjaga.
Saat ini sedang digencarkan kampanye penambangan yang 
berwawasan lingkungan yang tentunya tidak hanya kampanye saja 
tetapi sudah banyak perusahaan pertambangan yang menerapkan 
teknologi penambangan yang berwawasan lingkungan. Dengan
penerapan penambangan yang berwa-wasan lingkungan ini  
bertujuan membantu menekan risiko tanah tercemar oleh 
hidrokarbon, kontaminasi air asam tambang sehingga dapat 
melindungi pekerja maupun warga sekitar pertambangan.
3. Tujuan Pemanfaatan Teknologi di Pertambangan
Penerapan teknologi modern pada semua lini bidang pertambangan 
ini memiliki banyak tujuan untuk kebaikan semua pihak yang terkait. 
Tujuan- tujuan ini  diantaranya:
a. Meminimalisasi Kecelakaan
Menekan angka kecelakaan kerja yang sering terjadi di lingkungan 
pertambangan, sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman 
bagi para pekerja lapangan.
b. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi
Efisiensi dan efektivitas waktu, tenaga dan perangkat kerja 
pada kegiatan pertambangan bisa dicapai salah satunya dengan 
penerapan teknologi pertambangan yang terkini.
c. Meminimalisasi Rusaknya Lingkungan
Dengan penerapan teknologi pertambangan terkini, maka 
diharapkan bisa meminimalisir bahkan bisa menanggulangi dan 
mencegah dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap 
kesehatan lingkungan sekitarnya.
Penerapan teknologi pertambangan yang sifatnya wajib tidak hanya 
membantu melindungi pekerja tambang di area tambang saja, tetapi juga 
akan membantu melindungi warga sekitar area pertambangan.
Dengan demikian kegiatan pertambangan tidak merugikan masyarakat, 
baik kerugian jangka pendek maupun jangka panjang.
Berbanding lurus dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan 
teknologi, di industri pertambanganpun terus mengikuti perkembangan 
terkini, sehingga proses kerja semakin efektif dan hasil produksi semakin 
besar. Hal ini juga diikuti dengan tingkat keamanan, keselamatan dan 
kenyamanan bagi pekerja.
Dihimpun dari laman www.miningglobal.com yang dikutip dalam 
www.duniatambang.co.id (2020), pada saat ini, beberapa inovasi yang 
diaplikasikan di bidang pertambangan, di antaranya:
1. Digital Twins
Digital Twins yaitu yaitusuatu teknologi baru yang 
memakai perang big data yang difungsikan dalam memonitor 
pekerjaan eksplorasi bahan galian dari jarak jauh, sehingga dapat 
mengurangi pengeluaran. Perusahaan juga dapat melakukan 
simulasi untuk menentukan sejauh mana efisiensi dan produktivitas 
hasil tambang di waktu yang akan mendatang. Selain itu teknologi ini 
juga dapat membantu dalam penyusunan perencanaan operasional 
selama tahap eksplorasi bahan galian.
2. Perlengkapan Keselamatan Modern
Salah satu jenis peralatan yang dimaksud yaitu SmartCap, yang
berupa helm yang dilengkapi sensor. Sensor pada helm ini bisa 
mendeteksi tanda atau gejala kelelahan yang mulai melanda 
pada pekerja yang memakai helm ini . Helm ini juga dapat 
memprediksi dampak insiden yang kemungkinan bisa terjadi di 
lokasi pertambangan. Perlengkapan kedua yaitu Centennial Coal, 
yaitu sejenis sepatu boot yang menawarkan kestabilan, dukungan 
pergelangan kaki dan anti air.
3. Model Bisnis Revolusioner
Merupakan aplikasi perangkat lunak secara efektif di masa kini 
bisa membantu perusahaan tambang meraih sumber pendapatan 
baru yang potensial. Perusahaan tambang juga bisa menjalankan 
bisnisnya dengan tidak berdiri sendiri, tetapi bisa bekerja 
sama dengan perusahaan lain yang relevan bidang usahanya. 
Dalam cakupan yang lebih luas, perusahaan pertambangan bisa 
membangun wadah yang terintegrasi untuk menghubungkan kerja 
samanya dengan perusahaan dibidang lain tetapi masih terkait 
dengan bidang pertambangan, seperti pelayaran dan logistik.
4. Logistik Otomatis
Teknologi ini sudah diuji coba sejak 2017 dengan pengiriman kereta 
api bijih besi tanpa pengemudi sejauh 100 km di Australia Barat. 
Pada perkembangannya juga akan dikembangkan pada kapal kargo 
otomatis. Teknologi ini dapat menurunkan biaya tenaga kerja, dan 
membuat transportasi menjadi lebih aman dan efisien.
5. Pengumpulan Data Secara Rutin
Dengan teknologi ini perusahaan pertambangan bisa mengelola 
kegiatan operasional dari jarak jauh. Salah satu perusahaan 
pertambangan yang sudah menerapkan yaitu salah satu perusahaan 
pertambangan asal Swedia. Perusahaan ini menghubungkan sensor 
melalui bantuan robotik untuk mengumpulkan data di tambang dan 
menghubungkan data dari lapangan ke pusat kontrol untuk diproses 
lebih lanjut. Dengan teknologi ini perusahaan dapat menerapkan 
pemeliharaan secara otomatis dan memprediksi penggantian 
komponen-komponen kerjanya.
B. Revolusi Industri 4.0 di Bidang Geologi 
Pertambangan
Pernahkah kalian mendengar istilah Era Revolusi Industri 4.0? Kalau 
kalian sudah bahkan sering mendengar istilah ini , pertanyaan 
selanjutnya yaitu tahukah kalian maksud dari revolusi industri 
ini ? Mari kita bahas istilah ini  berdasarkan pendapat 
beberapa tokoh.
Ada beberapa sumber yang menjelaskan definisi dari Revolusi 
Industri 4.0. Menurut pendapat Kanselir Jerman Angela Markel (dalam 
Prasetyo dan Sutopo, 2018:19) bahwa Industri 4.0 yaitu transformasi 
yang kompherenshif dari keseluruhan aspek produksi di industri 
melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri 
konvensional. 
Pendapat lain yang disampaikan oleh Kagermann (dalam Prasetyo 
dan Sutopo, 2018:19) bahwa Industri 4.0 yaitu integrasi dari Cyber 
Physical System (CPS) dan Internet of Things and Service (IoT dan IoS) ke 
dalam proses industri yang meliputi manufaktur dan logistik serta proses
lainnya. Cyber Physical System (CPS) yaitu teknologi yang digunakan 
untuk menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia maya.
Hermann dkk, (2015) (dalam Prasetyo dan Sutopo, 2018:19) 
menambahkan bahwa Industri 4.0 yaitu istilah yang digunakan untuk 
menyebut sekumpulan teknologi dan organisasi rantai nilai yang berupa 
Smart Factory, CPS, IoT dan IoS. Smart Factory yaitu pabrik modular 
dengan teknologi CPS yang memonitor proses fisik produksi untuk 
kemudian menampilkannya secara virtual dan melakukan desentralisasi 
pengambilan keputusan.
Revolusi Industri dari simpulan beberapa tokoh yaitu era 
industri yang yaituseluruh entitas yang ada di dalamnya 
dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan 
berlandaskan pemanfaatan teknologi internet dan CPS (Cyber￾Physical System) guna mencapai tujuan tercapainya kreasi 
nilai baru.
Di berbagai bidang kehidupan sekarang berlomba memperbaharui 
atau memperbarui dirinya untuk bisa menyesuaikan diri dengan Era 
Revolusi Industri 4.0 ini , tidak terkecuali bidang pertambangan. 
Dengan penerapan revolusi industri 4.0 selain dampak positif, juga 
menimbulkan keresahan di kalangan pekerja terutama pekerja di 
sektor pertambangan. 
Keresahan ini cukup beralasan dikarenakan penerapan industri 
4.0 secara otomatis terjadi pergeseran posisi kerja manusia bahkan 
pengurangan posisi kerja manusia karena beberapa posisi kerja yang 
semula dioperasikan manusia akan diganti dengan robot yang dikendalikan 
oleh sistem komputer. Secara otomatis posisi kerja manusia sebagai operator 
akan dikurangi sehingga persaingan kerja juga semakin sengit, apalagi 
dengan semakin banyaknya kompetitor dalam satu bidang keilmuan. Untuk 
lebih mudah dalam mempelajari dan membandingkan perkembangan 
generasi industri, silahkan cermati gambar 2.4 di atas.
Kita tidak bisa menghindar apalagi sembunyi dari perkembangan 
Industri 4.0 ini, karena semakin kita anti terhadap revolusi ini, kita akan
semakin repot sendiri menjalani kehidupan ini. Perkembangan zaman 
harus diikuti dengan menerapkan pola kehidupan yang dinamis pula. 
Kalian harus cepat belajar di era perubahan yang cepat ini. Perubahan 
tidak membutuhkan waktu yang lama, jika kalian tidak cepat belajar, 
maka kemungkinan perubahan yang kemarin belum kalian kuasai, hari 
ini atau besok sudah terjadi perubahan yang lebih canggih lagi.
Salah satu cara untuk menyongsong era revolusi industri 4.0 ini 
yaitu dengan memperluas wawasan belajar, sehingga kalian bisa 
menjadi multi talenta, sebagai contoh jika suatu saat pelaksanaan 
pengukuran topografi sudah maju dan tidak lagi memakai 
Theodolite secara manual di lapangan dan digantikan dengan drone, 
maka kalian harus bisa megoperasikan drone ini .
C. Penerapan Teknik Digitalisasi
Setelah sebelumnya kalian belajar tentang revolusi industri 4.0, maka 
sekarang kalian juga harus mempelajari istilah yang juga relatif baru 
yaitu tentang digitalisasi. Apakah kalian sering mendengar atau apakah 
kalian paham dengan istilah ini ? Mari kita pelajari bersama-sama.
Makna digitalisasi di kamus Besar Bahasa negara kita (KBBI) yaitu 
proses pemberian atau pemakaian sistem digital. Digitalisasi saat ini 
dikembangkan hampir di seluruh bidang kehidupan, tidak terkecuali 
di bidang pertambangan.
Teknologi digital yang yaitubagian dari prinsip revolusi 
industri 4.0 yang berkembang sangat cepat membuat beberapa 
perusahaan tambang global ikut bertransformasi digital agar mampu 
menghasilkan produksi yang lebih besar, biaya yang lebih efisien dan 
keselamatan kerja bagi pekerja serta lingkungan hidup yang lebih baik.
Teknologi digital pada bidang pertambangan saat ini mulai 
digunakan mulai pada perencanaan dan pengembangan lahan tambang, 
operasional tambang, sistem transportasi sampai pada tahap pengolahan 
hasil tambang dengan salah satu fasilitasnya yang sedang ramai dibuat 
sekarang yaitu smelter.
Digitalisasi di sektor pertambangan membuat perubahan yang sangat 
berarti pada proses kerja. Dengan digitallisasi, kegiatan tambang bawah 
tanah sudah semi otomatis, sebagai contoh mesin bor dioperasikan oleh 
operator (driller) dari jarak jauh (dari ruang operasi pusat), selanjutnya 
material hasil pembongkaran diangkut ke dalam kontainer kemudian 
dikumpulkan sementara pada suatu tempat. Penerapan salah satu penerapan 
digitalisasi di sektor pertambangan ditunjukkan pada gambar 2.5 di atas.
Selanjutnya material diangkut dengan truk ke tempat penyimpanan 
transisi sebelum dikirimkan melalui truk atau conveyor belt ke tempat 
penampungan akhir. Hal yang sama juga diaplikasikan pada tambang 
terbuka. Dengan teknologi digital optimalisasi proses penambangan 
lebih baik sehingga hasilnya lebih efektif dan efisien.
Berikut yaitu teknologi digital yang digunakan dalam operasi 
pertambangan saat ini antara lain yaitu Internet of Things (IoT), 
Cloud Computing, Big Data, Machine Learning, Artificial Intelligent (AI), 
Augmented Reality (AR), mesin robot untuk drilling, Drones, Autonomous 
Truck, Digital Twins hingga Blockchain. Tenaga operator yang bekerja 
dari pusat pengoprerasian akan digantikan oleh mesin bor robot, karena
robot sudah diprogram sehingga mampu menjalankan tugas membor 
secara mandiri.
Tenaga kerja manusia hanya berfungsi sebagai pengawas atau 
pengendali kegiatan operasional pertambangan. Dalam sektor 
transportasi tambang, autonomous truck akan berjalan secara otomatis 
tanpa sopir untuk membawa material tambang ke tempat pengumpulan 
karena sudah diprogram oleh tenaga kerja manusia.
Pada sektor teknologi informasipun juga demikian, Teknologi IoT 
menjadikan semua elemen produksi dan manusia terhubung ke dalam 
sistem pengolahan data secara terintegrasi, sehingga terkumpul data 
tentang kegiatan mesin bor robot, alat produksi penunjang, kondisi lahan 
tambang, sistem transportasi dan kondisi pekerja yang sedang bekerja 
secara realtime. Informasi yang dihasilkan ini  sangat penting agar 
operasi tambang dapat bekerja secara berkesinambungan selama 24 jam 
dalam tujuh hari kerja.
Selain pada proses penambangan, digitalisasi bisnis juga dilakukan 
di bidang transportasi, supply chain management, Sumber Daya 
Manusia dan HSE (Health, Safety and Environment). Dengan penerapkan 
teknologi IoT maka seluruh komponen alat pendukung tambang 
akan mengumpulkan dan mengirimkan data ke Cloud Network untuk 
selanjutnya diolah dan menghasilkan data dan informasi yang menjadi 
dasar untuk pengambilan keputusan.
Sebagai contoh, para pekerja tambang bawah tanah secara teratur 
dapat melaporkan kondisi tubuhnya, kondisi terowongan tambang 
bawah tanah dan kondisi peralatan-peralatan HSE. Demikian juga alat￾alat angkut seperti dump truck bahan galian dapat juga melaporkan 
secara berkala kondisinya sehingga dapat dimonitor muatan, lokasi, 
keamanan dan pemeliharaan truk yang akhirnya truk ini  mampu 
bekerja optimal.
Beberapa perusahaan besar di bidang pertambangan di negara kita 
sudah mulai menjalankan sebagian dari transformasi digital dibidang 
teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa perusahaan lain saat ini
juga sudah memakai sistem teknologi digitasi ini . Pada saat ini 
sistem teknologi informasi dan komunikasi sangat memegang peranan 
penting sehingga mempermudah aspek pengerjaan operasional tambang 
dan pekerjaan dari manusia. Hal ini  sejalan dengan pengelolaan 
tambang yang mengeluarkan investasi alat berat yang tidak murah 
sehingga diperlukan manajemen yang tepat untuk mengelola aset-aset 
perusahaan ini.
Secara internal di beberapa perusahaan juga sudah menerapkan 
teknologi berbasis digitalisasi seperti DigiMan (Digital Maintenance) 
dengan tujuan menjaga kinerja alat berat selalu dalam kondisi prima 
sesuai dengan spesifikasinya.
Selain itu dengan aplikasi ini  para pekerja khususnya para 
mekanik mendapatkan kemudahan dalam mengelola pekerjaan dengan 
sistem pelaporan yang terintegrasi dan mencegah kerusakan alat berat 
yang lebih parah. Bila dilakukan perawatan yang berkala, maka target 
produksi yang diharapkan tentu lebih mudah dicapai.
D. Isu-Isu Global di Bidang Pertambangan
Keberlangsungan perusahaan tambang selain didukung oleh tenaga 
kerja yang handal, peralatan dan teknologi yang modern, juga sangat 
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar perusahaan, seperti harga bahan 
tambang di pasaran dunia, situasi politik maupun peraturan-peraturan 
yang menjadi payung hukum dalam pemberian ijin penambangan.
Hal-hal ini  kadang membuat iklim dan suasana kerja di suatu 
perusahaan ikut mengalami fluktuasi, walaupun terkadang hal-hal 
ini  tidak selalu terjadi dan hanya berkembang menjadi sebatas isu￾isu saja. Akan tetapi kadang perubahan memang diawali dengan isu-isu, 
termasuk isu larangan ekspor bahan mentah yang kemudian beberapa 
perusahaan membuat fasilitas pengolahan atau smelter, seperti yang 
ditunjukkan oleh gambar 2.6 di bawah ini.
Isu-isu dalam skala global yang sering hangat kadang mempengaruhi 
kondisi dan suasana kerja di perusahaan tambang antara lain 
seperti perlindungan lingkungan hidup, penyediaan material secara 
bertanggung jawab (responsible sourcing), kebijakan jual beli bahan 
tambang di pasaran dunia dan yang ramai dibahas pada awal 2020 
yaitu pengaruh pandemi Covid-19 yang melanda semua lini kehidupan 
dalam skala global.
Sedangkan dalam skala regional, isu sosial-ekonomi terutama 
terkait distribusi kesejahteraan dan manfaat sektor ini pada semua 
level, isu-isu tentang kesejahteraan buruh sangat rawan, masa-masa 
momentum politik, batasan kegiatan pengolahan dan pemurnian, 
kebijakan peningkatan nilai tambah dengan insentif bagi perusahaan 
yang membangun smelter sampai dengan tahun 2022 serta penghiliran 
pada industri batubara, kewenangan penerbitan surat ijin penambangan 
batuan, reklamasi dan pascatambang akan dibuat lebih tegas apabila 
terjadi pelanggaran lingkungan, jangka waktu IUP maupun IUPK dan 
izin usaha pertambangan rakyat (IPR) terkait luas WPR (Wilayah 
Pertambangan Rakyat) yang semula 25 hektare (Ha) menjadi 100 Ha dan 
pendapatan area dari IPR maupun isu-isu lain
Isu yang paling ramai di tingkat warga pada umumnya antara 
lain yaitu kesejahteraan warga sekitar area pertambangan. 
Selain masalah kesejahteraan rakyat secara langsung, perusahaan 
pertambangan juga dituntut untuk memberi perhatian secara khusus 
melalui pendekatan yang bersifat kemitraan sesuai dengan konteks 
sosial-ekonomi dan budaya setempat.
E. Perubahan Iklim
Selain tantangan dalam menyongsong revolusi industri 4.0, digitalisasi 
di sektor pertambangan, pengaruh isu-isu regional serta global, industri 
pertambangan juga tidak bisa lepas dari pengaruh perubahan iklim.
Sebagai salah satu sektor yang paling diunggulkan, industri 
pertambangan dapat terpengaruh oleh pergantian musim. Sebagai 
contoh yaitu dampaknya pergantian musim bagi pertambangan yang 
cukup memengaruhi terhadap proses maupun hasil penambangan.
Hal ini diperparah jika perubahan musim secara ekstrim ini  
sering terjadi tidak hanya dalam cakupan lokal saja, tetapi mencapai 
cakupan regional bahkan global. Apalagi saat ini perubahan cuaca di 
beberapa bagian belahan dunia susah untuk diprediksi. Iklim yang sudah 
diprediksi kadang-kadang bisa berubah secara mendadak, sehingga 
perencanaan dan proses penambangan bisa terganggu.
Hal yang sering dituding menjadi penyebab perubahan musim secara 
ekstrim ini  yaitu karena pemasan global. Tetapi jika dipelajari, 
pengaruh perubahan iklim terhadap dunia pertambangan tidak hanya 
dampak negatif saja, tetapi juga bisa membawa dampak yang positif. 
Dampak positif dari perubahan iklim pada industri pertambangan 
diantaranya yaitu ketika terjadi perubahan dari musim hujan ke 
musim kemarau. Pada saat ini  akan terjadi peningkatan produksi 
setelah saat musim hujan produksi kurang maksimal karena intensitas 
hujan yang lebih tinggi (www.agincourtresources.com 2018).

Adapun kegiatan-kegiatan pada industri pertambangan yang bisa 
terpengaruh akibat perubahan iklim ini  antara lain:
1. Kegiatan Eksplorasi
Tahap eksplorasi yaitu tonggak awal bagi sebuah perusahaan dalam 
melaksanakan kegiatan pertambangan. Perencanaan dan persiapan 
eksplorasi wajib dibuat sebaik mungkin. Hal ini  dikarenakan 
kegiatan eksplorasi biasanya dilakukan pada area yang belum 
banyak dijamah oleh banyak orang, misalnya hutan belantara, 
sehingga pekerja di bagian ini  yaituujung tombak 
dalam memulai suatu kegiatan usaha di bidang pertambangan. Jika 
kegiatan ini  banyak terjadi hujan terutama di siang hari, tentu 
akan mengurangi efektivitas pelaksanaan eksplorasi.
2. Kegiatan Produksi
Pada tahap produksi saat musim hujan tiba, air yang mengguyur 
lahan areal tambang dan jalan tambang akan mengubah kondisi 
tekstur tanah yang ada. Akibatnya kegiatan penggalian untuk 
mengambil mineral yang ada di dalam tanah atau bahkan dihentikan 
menunggu hujan reda. Kondisi tanah yang basah bisa menimbulkan 
longsor yang membahayakan keselamatan pekerja, yang akibat 
akhirnya proses produksi akhirnya terhambat.
3. Transportasi Terganggu
Metode pengangkutan bahan tambang di suatu perusahaan tambang 
bermacam-macam, ada yang memakai moda pengangkutan 
memakai dump truck, belt conveyor dan kereta api. Pada areal 
pertambangan kadang antara lokasi penggalian atau front yang 
tidak berada pada satu lokasi sehingga dari lokasi penggalian harus 
diangkut ke tempat penumpukan sementara atau stock pile maupun 
dari stock pile ke pelabuhan yang terkadang jaraknya jauh.
Perusahaan tambang juga diwajibkan untuk mempunyai jalan 
tambang sendiri, sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat, 
dan warga juga tidak mengurangi produktifitas tambang. 
Kondisi jalan tambang biasanya hanya berupa tanah, tentu akan 
menjadi sulit dan membahayakan untuk dilalui ketika hujan turun. 
Tanah yang bertekstur lempung jika terkena air hujan akan berubah 
menjadi lumpur yang membuat kendaraan tidak dapat melaluinya.
Akibat yang terjadi proses distribusi hingga produksi juga 
terhambat, karena kendaraan yang mengangkut karyawan atau 
kendaraan angkut bahan tambang tidak bisa beroperasi selama 
kondisi jalan masih basah.
F. Aspek-Aspek Ketenagakerjaan di Bidang 
Geologi Pertambangan
Sebagai industri yang padat modal, padat ilmu, padat teknologi 
tetapi juga padat laba, industri pertambangan tentu menarik banyak 
warga untuk ikut berkecimpung dan menikmati kesejahteraan 
di dalamnya. Industri pertambangan melingkupi berbagai bidang 
kompetensi keahlian, baik kompetensi pertambangan sendiri,
geologi, permesinan, otomotif, ekonomi, elektronika, listrik, hukum 
bahkan kesehatan.
Untuk bisa ikut bekerja di perusahaan pertambangan tentu harus 
menguasai kompetensi-kompetensi ini  dengan jalan harus 
menempuh pendidikan yang dipersyaratkan. Aspek ketenagakerjaan 
menjadi permasalahan bagi perusahaan pertambangan, terutama animo 
warga lokal di sekitar tambang untuk bisa ikut bekerja di perusahaan 
ini . Perusahaan tambang tentu tidak bisa menerima semua orang 
yang mendaftar untuk bekerja karena terkadang rasio antara posisi 
kerja di perusahaan dengan peminat atau pelamar pekerjaan sangat 
tidak berimbang.
Oleh karena itu perusahaan akan melakukan seleksi untuk 
penerimaan karyawannya. Disinilah peran dunia pendidikan menonjol 
karena standar kompetensi yang dijadikan acuan perusahaan dalam 
menerima karyawan yaitu ijazah. Pekerjaan di bidang pertambangan 
yang cukup dinamis dan kompleks cenderung berisiko tinggi dan 
berpotensi pada tingkat stres yang tinggi.
Aktivitas pemboran, peledakan, manuver alat berat, cuaca panas atau 
dingin yang berganti sering mendadak, maupun kondisi morfologis yang 
naik turun mempunyai risiko bahaya yang mengancam keselamatan 
para pekerja. Belum lagi dengan beban moril berupa target produksi 
yang harus tercapai sehingga membuat tekanan pada para pekerja 
tambang sehingga rentan mengalami tingkat stres yang tinggi. 
Oleh sebab itu para pekerja tambang mendapatkan kesejahteraan 
dan fasilitas yang baik serta hak untuk istirahat atau libur setelah bekerja 
di lokasi tambang selama beberapa waktu tertentu atau dalam istilah 
dunia pertambangan disebut dengan roster. Sebagai contoh misalnya 
seorang surveyor tambang mendapatkan roster 6:2, berarti pekerja 
ini  berhak mendapatkan cuti selama 2 pekan setelah bekerja 
selama 6 pekan.
G. Umur Tambang (Life of Mine)
Dalam kehidupan ini ternyata yang mempunyai umur bukan hanya 
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Menurut kalian kira-kira 
selain makhluk hidup apa saja yang mempunyai umur. Kalau kita 
berbicara selain makhluk hidup yang mempunyai umur, bisa kita ambil 
contoh suatu bangunan mempunyai umur yang dihitung dari bangunan 
ini  didirikan.
Ketika kita berbicara tentang bidang pertambangan, maka 
secara otomatis kita juga harus berbicara tentang umur tambang. 
Keberlangsungan suatu perusahaan pertambangan salah satunya 
ditentukan oleh faktor umur tambang. Pertanyaan selanjutnya yaitu 
apa yang dimaksud dengan umur tambang ini ?
Menurut Kamus Besar Bahasa negara kita (KBBI), yang dimaksud 
dengan umur tambang yaitu waktu yang dihitung dari jumlah cadangan
dibagi dengan produksi tambang per tahun. Jadi secara umum umur 
tambang yaituwaktu atau durasi maupun seberapa lama suatu 
perusahaan tambang beroperasi atau berproduksi yang diketahui dengan 
cara menghitung jumlah cadangan total dibagi dengan produksi pada 
setiap tahunnya. 
Beberapa faktor yang mempengaruhi umur tambang antara lain 
yaitu jumlah cadangan, target produksi pada