anatomi tanaman 1

Tampilkan postingan dengan label anatomi tanaman 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anatomi tanaman 1. Tampilkan semua postingan

anatomi tanaman 1


Tumbuhan sebagai organisme eukariot bertipe multiseluler tersusun atas 
banyak sel. Sel-sel tersebut yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan 
membentuk sekelompok sel yang disebut jaringan sebagai penyusun organ 
tumbuhan, seperti akar, batang dan daun.Terdapat dua tipe jaringan pada 
tumbuhan, yakni jaringan meristem dan jaringan dewasa atau permanen. 
Perbedaan keduanya terletak pada kemampuan sel-selnya untuk membelah, 
yang mana pada jaringan meristem bersifat selalu aktif membelah (embrionik) 
sedangkan jaringan dewasa tidak. Jaringan meristem banyak ditemukan di 
bagian titik tumbuh tumbuhan baik pada ujung akar maupun batang sebagai 
meristem primer atau pada bagian batang dan akar sebagai meristem sekunder 
yang membentuk kambium. Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel￾selnya mengalami deferensiasi, seperti jaringan epidermis dan gabus sebagai 
pelindung, jaringan parenkim sebagai penyimpan cadangan makanan dan 
transport zat, jaringan kolenkim dan sklerenkim sebagai penguat serta jaringan 
xilem dan floem sebagai pengangkut mineral, air dan hasil fotosintesis ,
Selain bersifat embrionik, sel-sel penyusun meristem memiliki beberapa 
karakteristik di antaranya sel-sel berukuran sama dan tersusun rapat karena 
tidak adanya ruang antar sel, bentuk sel isodiametris (oval, bulat dan 
poligonal), memiliki satu atau lebih inti sel yang berukuran besar, dinding sel 

tipis, sel mengandung banyak protoplasma dan memiliki vakuola berukuran 
relatif kecil atau hampir tidak ada 
Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasar  asal 
pembentukan dan letaknya. berdasar  asal pembentukannya, jaringan 
meristem dibedakan menjadi 3 jenis, yakni promeristem, meristem primer dan 
meristem sekunder, sedangkan berdasar  letaknya jaringan meristem 
dibedakan menjadi 3 jenis, yakni meristem apikal, meristem interkalar atau 
aksilar dan meristem meristem lateral. Adapun masing-masing dari jenis 
meristem tersebut akan diuraikan dalam sub bab berikut.
 Jenis Meristem berdasar  Asal 
Pembentukan 
Promeristem 
Jaringan promeristem atau disebut juga sebagai jaringan primordial merupakan 
jaringan muda yang terletak di ujung akar maupun batang dan terbentuk sejak 
fase embrio (radikula, kotiledon dan kaulikulus). Promeristem tersusun atas 
sel-sel initial yang selanjutnya berkembang menjadi protoderm, prokambium 
dan meristem dasar (Gambar 1.1). Ketiga jaringan tersebut selanjutnya akan 
berdeferensiasi menjadi jaringan primer sehingga berperan penting dalam 
pertumbuhan primer, yang mana protoderm akan menjadi jaringan epidermis, 
prokambium menjadi jaringan pembuluh primer dan jaringan meristem dasar 
menjadi jaringan parenkim 
Meristem Primer 
Jaringan meristem primer merupakan jaringan meristem pada tumbuhan 
dewasa hasil deferensiasi promeristem. Meristem primer banyak terdapat pada 
titik tumbuh apikal baik ujung batang (pucuk) maupun ujung akar. Bagi 
tumbuhan, meristem primer berperan penting dalam pertumbuhan primer yang 
memacu perpanjangan batang dan akar secara vertikal. Jaringan meristem pada 
ujung akar membentuk 3 jaringan yang merupakan hasil dari deferensiasi 
promeristem, yakni epidermis dari protoderm, jaringan dasar dari meristem 
dasar dan silinder pusat dari prokambium (Gambar 1.1)

Terdapat beberapa teori tentang titik tumbuh menurut para ahli di antaranya 
teori sel apikal oleh Hofmeister dan Nageli (1878), teori histogen oleh 
Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (1868) dan teori tunika korpus 
oleh Schmidt (1924) dan Foster (1949).
1. Teori sel apikal menurut Hofmeister dan Nageli (1878) menjelaskan 
bahwa jaringan apikal atau root apical cell (RAC) pada ujung akar 
tidak berbeda secara spesifik. Hal tersebut dikarenakan semua sel-sel 
meristem di ujung akar berasal dari satu sel tunggal (Gambar 2a). 
Namun, teori sel apikal tersebut tidak berlaku untuk semua jenis 
tumbuhan, melainkan hanya berlaku pada kelompok tumbuhan 
tingkat rendah (kriptogam) yakni Pteridophyta (tumbuhan paku) di 
antaranya Lycopodium, Selaginella, Isoetes dan Ceratopteris 
(Brundrett, 2002; Hou and Blancaflor, 2018), sedangkan pada 
tumbuhan tingkat tinggi (Spermatophyta) seperti Angiospermae dan 
Gymnospermae tidak berlaku 
Sebagai contoh, pada tanaman pakis Ceratopteris richardii, RAC 
selalu membagi secara asimetris dan berurutan, di mana setiap bagian 
akan menghasilkan anakan merofit dan self-perpetuating RAC, 
sehingga batas-batas merofit akan lebih terlihat jelas. Merofit yang 
berasal dari permukaan divisi distal RAC akan memberikan 
kontribusi dalam pembentukan root cap (RC), sedangkan divisi 
proksimal RAC akan memunculkan akar (Gambar 2b). 2. Teori Histogen oleh Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein 
(1868) menjelaskan bahwa titik tumbuh terdiri dari 3 zona sebagai 
pembentuk jaringan (histogen), di antaranya (1) Dermatogen yakni 
zona luar yang memiliki ketebalan 1 sel, terbagi oleh dinding radial 
untuk membentuk jaringan epidermis; (2) Periblem yakni zona 
tengah yang terletak di antara dermatogen dan plerom, terdiri dari 
beberapa lapis sel isodiametrik sebagai pembentuk jaringan parenkim 
korteks; (3) Plerom yakni zona dalam dengan sel-sel yang dapat 
membelah ke segala arah membentuk silinder pusat yakni stele yang 
terdiri dari empulur, perisikel dan jaringan pengangkut primer 
(Gambar 1.3)
3. Teori Tunika-Korpus oleh Schmidt (1924) dan Foster (1949), bahwa 
terdapat 2 zona titik tumbuh berdasar  pengamatan perkembangan 
dan deferensiasi pada tumbuhan Angiospermae, di antaranya zona 
tunika dan zona korpus. Tunica merupakan zona paling luar yang 
terdiri dari satu atau lebih sel perifer yang membungkus massa 
jaringan pusat (korpus). Sel-sel pada zona tunika membelah secara 
antiklinal sehingga dapat memperluas permukaan titik tumbuh yang 
selanjutnya berdeferensiasi membentuk jaringan epidermis. 
Pembelahan tersebut bersamaan dengan pertumbuhan melengkung 
batang atau akar, namun tidak berpengaruh terhadap ketebalan 
masing-masing lapisan tersebut. Sedangkan korpus merupakan zona 
inti pusat yang dikelilingi oleh tunika dan memiliki ukuran yang lebih 
besar dari zona tunika. Korpus terdiri dari massa sel yang dapat 
membelah ke segala arah baik secara antiklinal, radial, periklinal 
maupun tangensial membentuk korteks dan silinder pusat. Pada 
Gambar 1.4 berikut dapat ditunjukkan bahwa zona tunika terdiri dari 
2 lapisan yakni lapisan epidermis (L1), subepidermis (L2) sedangkan 
zona korpus 1 lapis (L3). Zona tunika membelah secara melengkung 
agar masing-masing lapisan tetap terpisah satu sama lain sedangkan 
zona korpus membelah secara random sehingga membentuk massa 
sel yang tidak beraturan.
 Meristem Sekunder 
Jaringan meristem sekunder merupakan jaringan meristem dewasa yang sel￾selnya telah berdeferensiasi namun kembali bersifat embrionik. Meristem 
sekunder banyak ditemukan pada bagian batang dan akar kelompok tumbuhan 
gymnospermae dan angisopermae (dikotil). Bagi tumbuhan, jaringan meristem 
sekunder berperan dalam pertumbuhan batang secara lateral (menebal dan 
melebar), karena adanya aktivitas kambium vaskuler dan kambium gabus 
(felogen). Selain berperan dalam pembesaran diameter pada batang, meristem 
sekunder berperan juga dalam pembentukan lingkaran tahun akibat pengaruh 
lingkungan (diameter kayu akan lebih besar pada musim hujan), berkas 
pengangkut sekunder dan jari-jari empulur 
Kambium vaskuler terletak di antara xilem dan floem, yang mana pembelahan 
ke arah dalam akan membentuk xilem sekunder (kayu) dan ke arah luar 
membentuk floem sekunder (kulit) (Gambar 1.5).
Gambar 1.5: Pertumbuhan sekunder pada batang
Kambium vaskuler berbentuk silinder menyerupai cincin dengan sel-sel 
kambium yang tersusun berselang seling, yakni terdiri dari inisial ray dan 
inisial fusiformis. Inisial ray merupakan sel-sel kambium yang menghasilkan 
xilem dan floem yang selanjutnya memisahkan lapisan kambium vaskuler. 
Xilem dan floem tersusun atas sel-sel parenkim sebagai sarana transportasi air 
dan nutrisi dan sebagai tempat penyimpanan zat pati atau cadangan makanan 
lainnya. Inisial ray memiliki sel-sel berbentuk bulat kecil yang tersusun secara 
radial membentuk jari-jari empulur. Sedangkan inisial fusiformis merupakan 
sel yang berbentuk runcing dan memiliki struktur memanjang sejajar dengan 
sumbu pada batang yang membentuk xilem sekunder dan floem sekunder dari 
kambium vaskuler (Gambar 1.6). berdasar  susunan sel inisial fusiformis, 
terdapat tipe kambium bertingkat dan tidak bertingkat. Pada kambium 
bertingkat, sel-sel inisialnya tersusun sejajar dengan ujung sel sama tinggi. 
Pada kambium tidak bertingkat, sel-sel inisialnya saling tumpang tindih 
sehingga tidak membentuk deretan
Kambium gabus (felogen) merupakan jaringan kambium yang membentuk 
periderm. Kambium gabus tersusun atas sel-sel parenkim gabus yang terletak 
di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua. Periderm berfungsi 
sebagai pelindung (pengganti epidermis) dalam pertumbuhan sekunder. 
Periderm terdiri atas felogen, felem dan feloderm (Gambar 1.7). Felogen
merupakan meristem pembentuk periderm, felem atau gabus merupakan 
jaringan pelindung yang dibentuk oleh felogen ke arah luar dan feloderm
merupakan jaringan parenkim yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam. 
Felem atau gabus tersusun atas sel-sel mati berbentuk kotak, memiliki dinding 
sel yang mengalami penebalan akibat aktivitas suberin dan bersifat 
semipermeabel. Feloderm tersusun atas sel-sel hidup yang menyerupai sel 
parenkim. Feloderm dapat dikatakan sebagai pemisah (barrier) antara tubuh 
tumbuhan dengan lingkungan luar. Sebagai penghubung keduanya, pada 
umumnya batang akan menggunakan lentisel dalam pertukaran udara
 Jenis Meristem berdasar  
Letaknya 
 Meristem Apikal 
Meristem apikal merupakan jaringan yang terletak pada titik tumbuh (ujung 
batang dan ujung akar). Pembelahan sel-sel pada jaringan meristem apikal 
merupakan bagian utama dari pertumbuhan primer pada tumbuhan, yakni 
pertumbuhan yang menyebabkan batang bertambah tinggi dan akar bertambah 
panjang menembus ke dalam tanah. Pertumbuhan primer pada batang terjadi 
di ujung batang (pucuk). Di mana, meristem apikal tampak seperti kubah yang 
terus aktif membelah dan memanjang ke atas. Namun untuk beberapa sel tetap 
berada di bawah dan akan menjadi meristem tunas samping atau ketiak daun 
(Gambar 1.1). Sedangkan pertumbuhan primer pada akar terjadi di 3 zona, 
yakni zona proliferasi (pembelahan), zona elongasi (pemanjangan) dan zona 
deferensiasi dan pematangan (Gambar 1.7). Zona proliferasi merupakan zona 
yang berada di ujung akar dan ujung batang dengan sel-sel yang terus 
membelah setiap 12-36 jam. Zona elongasi merupakan zona yang terletak di 
bawah zona proliferasi. Di zona elongasi, sel-sel meristem akan memanjang 
namun tidak melebar. Pemanjangan sel berperan dalam meningkatkan daya 
tekan akar dan proses pemanjangan akar. Zona deferensiasi dan pematangan 
merupakan zona yang sel-selnya telah mengalami perubahan fungsi menjadi 
jaringan yang lebih kompleks.

 Meristem Interkalar (aksilar) 
Jaringan meristem interkalar (aksilar) disebut juga sebagai jaringan meristem 
antara. Hal tersebut dikarenakan jaringan meristem interkalar terletak antara 
jaringan dewasa yang sudah terdeferensiasi dan ruas-ruas batang (nodus). 
Jaringan meristem interkalar membelah membentuk deretan sel sejajar sumbu 
sehingga disebut sebagai meristem rusuk. Aktivitas dari meristem interkalar 
sendiri dapat menyebabkan bertambahnya panjang ruas sehingga dapat 
berperan sebagai penompang batang khususnya pada tumbuhan monokotil, 
misalnya pada famili Poaceae. Selain itu, meristem interkalar juga berperan 
dalam munculnya bunga (Gambar 1.8) 
Gambar 1.8: Meristem interkalar 
 Meristem Lateral 
Jaringan meristem lateral atau disebut juga sebagai meristem samping 
merupakan jaringan yang terletak memanjang sejajar dengan permukaan organ 
baik akar maupun batang. Contoh dari meristem lateral adalah kambium dan 
kambium gabus (felogen).

Kedua jaringan tersebut memiliki aktivitas pertumbuhan sekunder, di mana
kambium vaskuler berperan dalam proses pelebaran dan penebalan akar dan 
batang, kambium gabus berperan sebagai pembentuk lapisan periderm sebagai 
pelindung. Pada batang, kambium gabus muncul pada sel-sel korteks dan pada 
akar muncul di dalam perisikel. Berikut adalah diagram dari meristem lateral.
Sel merupakan kumpulan materi sederhana yang merupakan unit struktural 
dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup yang umumnya mikroskopis 
yang dapat diamati melalui mikroskop Sebagai unit 
struktural berarti setiap makhluk hidup terdiri atas sel- sel, dan sebagai unit 
fungsional artinya semua fungsi-fungsi kehidupan berlangsung di dalam sel. 
Sel- sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk 
jaringan, jaringan akan membentuk organ, dan organ- organ akan membentuk 
sistem organ lalu kemudian terbentuklah organisme. berdasar  jumlah sel 
penyusunnya organisme dikategorikan menjadi organisme uniseluler (bersel 
tunggal) dan organisme multiseluler (bersel banyak).
Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel 
terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel pada organisme 
multiseluler tidak sama satu dengan lainnya tetapi memiliki struktur dan fungsi 
yang berbeda. Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel. 
Sel tumbuhan memiliki bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, 
plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel
tumbuhan dan disebut protoplas, sedangkan dinding sel berfungsi melindungi 
isi sel yang ada pada protoplasma. Jenis plastida yang sangat memiliki peran 
yang penting bagi tumbuhan ialah kloroplas yaitu berperan penting dalam 
proses fotosintesis.
Ciri khas sel tumbuhan yaitu terdiri dari organel dan sitoplasma. Semua 
organel sel pada tumbuhan dan struktur subseluler yang ada di dalam 
sitoplasma tertutup oleh membran sel atau dinding sel sebagai lapisan 
pelindung, kecuali inti sel.
2.2 Struktur Sel tumbuhan 
Tumbuhan terdiri dari sel- sel penyusun yang memiliki struktur dan fungsi 
yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan organ tumbuhan. Struktur sel 
tumbuhan terdiri dari organel- organel sel (Gambar 2.1).

Sel tumbuhan yang meristematik dan masih hidup terdiri atas organel sel 
seperti dinding sel dan protoplasma. Dinding sel merupakan organel terluar 
yang melindungi isi sel, sedangkan protoplasma merupakan seluruh bagian 
dalam sel.
 Dinding Sel 
Pada sel tumbuhan membran sel dilapisi oleh dinding sel yaitu organel terluar 
sel yang teksturnya kaku. Dinding sel tumbuhan terdiri atas polimer 
karbohidrat yaitu selulosa, hemiselulosa dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh 
diktiosom. Dinding sel pada tumbuhan tingkat tinggi dibedakan atas dinding 
primer, dinding sekunder, dan lamela tengah (Dadan Rosana, 2008). Dinding 
primer merupakan dinding pertama yang dibentuk saat pembelahan sel yang 
terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Selulosa terdiri dari mikrofibil 
atau serat yang berdaya renggang kuat. Pada dinding primer terdapat noktah 
yang menghubungkan satu sel dengan sel yang lainnya. Noktah merupakan sel 
yang bertetangga yang berhubungan melalui pori yang tidak mengalami 
penebalan , Sel-sel yang mempunyai dinding sel 
primer yaitu sel- sel muda yang sedang tumbuh, sel parenkim, dan sel 
kolenkim.
Dinding sel sekunder merupakan dinding sel yang tersusun atas selulosa yang 
lebih banyak dari dinding sel primer, juga selulosa, lignin, kutin dan suberin. 
Dinding sel sekunder terbentuk di sebelah dalam dinding primer setelah sel 
selesai tumbuh. Biasanya dinding sel yang tersusun selulosa mengalami 
penambahan lignin yang keras dan kaku. Lamela tengah adalah bagian terluar 
dari dinding sel yang berfungsi sebagai penghubung antara satu sel dengan sel 
lainnya. Lamela tengah terdiri atas pektin dan zat pektat. Lamela tengah juga 
sebagai suatu lapisan perekat antar sel yang terbentuk dari senyawa pektin,
Dinding sel pada tumbuhan memiliki ukuran ketebalan 0,1 µm. Dinding sel 
tumbuhan mempunyai kekuatan daya tarik yang cukup tinggi dalam menahan 
tekanan osmosis yang dihasilkan dari perbedaan konsentrasi zat terlarut antara 
sel interior dan air di bagian ekstraseluler 
Fungsi dinding sel antara lain:
1. memberi bentuk pada sel, 
2. membantu pengangkutan substansi yang melewatinya, 
3. sebagai turgiditas dan mencegah pecahnya protoplasma karena terlalu 
banyak menyerap air,
4. mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam sel.

 Membran Plasma 
Membran plasma atau sering juga disebut dengan plasmalemma merupakan 
selaput pembungkus isi sel (protoplasma) yang berasosiasi dengan dinding sel.
Membran plasma juga berperan sebagai pembatas organel sel. Membran 
plasma bersifat semipermeabel atau disebut juga selektif permeabel yaitu 
mencegah keluar masuknya molekul secara bebas. Struktur membran plasma 
merupakan lapisan lipid bilayer, dua lapis fosfolipid dengan ekor membentuk 
susunan sandwich di antara kepala. Membran plasma memiliki bagian yang 
tersusun dari lemak (lipid) dan protein (lipoprotein) 

Membran plasma berfungsi sebagai: 
1. pengatur pertukaran zat antara sitoplasma dengan larutan di luar sel;
2. penyelenggara pertahanan mekanisme;
3. memberi bentuk pada sel;
4. penyelenggara komunikasi antar sel, dan
5. pengontrol masuknya nutrisi dan mineral ke dalam sel.
 Protoplasma 
Protoplasma adalah dasar fisik kehidupan. Seluruh bagian sel yang terbungkus 
oleh membran plasma disebut protoplasma. Bagian dari protoplasma yang 
mencakup organel sel dan inti ialah sitoplasma. Secara fisika, sitoplasma 
merupakan cairan kental yang lebih kurang transparan dalam cahaya tampak.

Cairan merupakan bahan kimia penting dan tempat berlangsungnya 
metabolisme. Cairan tersebut memenuhi rongga antara selaput sel dan nukleus. 
Secara kimia, komponen utama sitoplasma adalah air yaitu sekitar 85% hingga 
90%. Pada sel hidup, sitoplasma selalu bergerak, dan dapat diamati dengan 
gerakan organel sel seperti kloroplas 
 Plastida 
Plastida merupakan salah satu organel yang terdapat pada sel tumbuhan yang 
sangat berperan penting dalam proses fotosintesis. Plastida dibentuk oleh dua 
lapis membran yaitu membran luar dan membran dalam. Membran dalam 
terdiri atas kantung tilakoid yaitu kantung yang mengandung klorofil, grana 
yaitu tumpukan kantung tilakoid, tilakoid grana yang merupakan penghubung 
antar grana dan stroma yaitu ruang antar lamela yang menghubungkan grana. 
Plastida pada sel tumbuhan terdiri atas kromoplas, kloroplas, dan leukoplas. 
Kromoplas adalah plastida yang menghasilkan warna selain hijau. Kromoplas 
mengandung pigmen karotin (kuning), fikodanin (biru), fikosantin(kuning), 
dan fikoeritrin (merah). Sedangkan kromoplas yang mengandung banyak 
klorofil disebut dengan kloroplas. 
Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. 
Kloroplas berwarna hijau disebabkan oleh klorofil atau zat hijau daun. Jenis 
klorofil yaitu klorofil a berwarna biru, dan klorofil b berwarna kuning. Adapun 
plastida yang tidak berpigmen atau tidak berwarna disebut leukoplas dan 
biasanya terdapat pada sel- sel yang tidak terkena sinar 
Mitokondria 
Struktur mitokondria terdiri dari membran luar, membran dalam, ruang antar 
membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran, ribosom, 
krista, oksisom, inklusi dan DNA mitokondria (Gambar 2.3). Mitokondria 
terdapat pada sel yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi dan 
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak.
Membran dalam mitokondria bentuknya berlipat yang dikenal dengan istilah 
krista, dan banyak terdapat enzim- enzim yang berperan dalam respirasi sel. 
Mitokondria berbentuk oval, memanjang, bulat memanjang dan atau berlekuk 
dengan ukuran diameter 0,5- 1,0 µm, dan panjang 3 µm. Fungsi mitokondria 
adalah sebagai tempat respirasi sel dan pembentukan energi (ATP) 
 Retikulum Endoplasma 
Retikulum endoplasma merupakan struktur yang terdiri dari dua lapis 
membran yang membatasi ruang sempit (ruang RE). Retikulum endoplasma 
merupakan komponen plasmodesmata, terletak dengan inti bahkan 
berhubungan dengan selaput inti

Pada sel tumbuhan dikenal dua macam retikulum endoplasma yang struktur 
berbeda jelas, yaitu retikulum endoplasma kasar dan halus (Gambar 2.4).
1. RE kasar, terbentuk dari tubulus, vesikel dan cisternae (kantung 
berlapis) dan berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Pada RE
kasar terdapat ribuan bintik- bintik yaitu ribosom. 
2. RE halus tidak diselimuti ribosom. RE halus berperan dalam 
metabolisme yang meliputi sintesis lipid, hormon steroid, 
detoksifikasi metabolit yang berbahaya, dan metabolisme kalsium di 
dalam sel.
Retikulum endoplasma berfungsi dalam sintesis protein, transport intrasel, 
pembentukan material dinding sel, dan sekresi sel. Dalam menjalankan 
fungsinya, retikulum endoplasma bekerja sama dengan kompleks golgi.
 Badan Golgi 
Badan golgi disebut juga aparatus golgi atau kompleks golgi atau diktiosom
merupakan tumpukan lempeng sisterna yang pipih. Badan golgi hampir serupa 
dengan retikulum endoplasma, hanya saja badan golgi berlapis- lapis ruangan 
yang juga ditutupi oleh membran. Badan golgi memiliki dua permukaan yaitu 
cis dan trans. Permukaan cis berperan menerima vesikula dari retikulum 
endoplasma. Vesikula tersebut akan diserap ke ruangan- ruangan di dalam 
badan golgi. Sedangkan permukaan trans merupakan permukaan pembentukan 
dan pelepasan vesikula. Badan golgi berfungsi dalam proses sintesis dan 
sekresi, sebagai tempat memodifikasi protein, dan sebagai transpor lipid
 Ribosom 
Ribosom merupakan komponen sel berukuran kecil dan padat yang tersusun 
dari protein (protein histon) dan RNA. Ribosom termasuk organel yang tidak 
memiliki membran. Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma dan melekat 
pada retikulum endoplasma. Ukuran ribosom lebih kecil dari mitokondria. 
Ribosom terdiri atas dua sub unit, yaitu subunit besar dan 
subunit kecil. Jika proses sintesis protein tidak berlangsung ribosom akan 
membentuk sub unit kecil dan sub unit besar. Sub unit besar berperan sebagai 
tempat melekatnya t-RNA pada sintesis protein. Ribosom berfungsi sebagai 
pembuat protein dan melakukan sintesis protein dari semua asam amino. Sel
perlu memproduksi protein agar bisa mempercepat proses biologis yang 
dilaluinya dan untuk bisa berfungsi dengan baik.
 Nukleus 
Sel tumbuhan umumnya berinti satu. Pada sel embrional inti sel terletak di 
tengah sel. Pada sel dewasa inti sel dibungkus oleh selaput inti. Pada selaput 
inti terdapat pori, sebagai jalur transportasi antara sitoplasma dengan inti. 
Bagian dalam selaput inti terdapat cairan inti yang di dalamnya tersuspensi 
benang- benang kromatin, protein, dan matriks inti, serta anak inti

Struktur nukleus terdiri atas selaput inti, plasma, kromosom, dan anak inti. 
Selaput atau membran inti berfungsi melindungi inti sel yang terdiri dari 
plasma dan bagian padat yang disebut dengan nukleolus. Membran inti yang 
melapisi inti sel memiliki pori yang cukup besar agar molekul protein mampu 
melewati membran dari inti menuju ke sitoplasma.
Fungsi nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan 
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Nukleus juga 
berfungsi mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi 
sel mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, serta 
mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan dan 
diakhiri
 Mikrotubul 
Mikrotubul adalah tabung berongga yang kaku yang tersusun dari 
mikrotubulin dengan diameter luar kira-kira 25 nm dan diameter dalam lebih 
kurang 12 nm. Mikrotubul terdapat dekat dinding sel. Pada saat pembelahan 
sel muncul di antara dua kutub sel yang berseberangan

Fungsi mikrotubul adalah sebagai pertulangan sitoplasma (sitoskeleton) dan 
sebagai tempat melekatnya organel sel. Susunan mikrotubulus sebagai 
sitoskeleton dapat dilihat pada gambar 2.5.
 Vakuola 
Vakuola adalah organel yang dibungkus oleh membran sel yang paling besar 
(tonoplas). Vakuola berasal dari bahasa Latin ’vacuolum’ yang artinya 
’kosong’, karena organel ini sama sekali tidak memiliki struktur internal. 
Ukuran vakuola tergolong cukup besar , dapat mengambil tempat sekitar 95% 
dalam protoplasma , Ukuran vakuola berbeda antara sel 
muda dengan sel dewasa. Pada sel muda ukuran vakuola lebih kecil dan 
jumlahnya lebih banyak, sedangkan pada sel dewasa ukuran vakuola menjadi 
besar. 
Pada sel tumbuhan, vakuola berfungsi untuk menyimpan benda- benda 
ergastik cair seperti protein, lemak, juga cadangan makanan lainnya (Akmalia
dkk, 2020). Vakuola tidak hanya menyimpan zat- zat tertentu saja melainkan 
juga memiliki fungsi khusus lainnya seperti membantu sel untuk 
mempertahankan turgor sel, menghidrolisis protein menjadi asam amino 
kemudian dikembalikan ke sitosol guna kepentingan seluler. Vakuola juga 
menjadi tempat biosintesis senyawa- senyawa penting untuk mekanisme 
defens tumbuhan.
 Zat Ergastik 
Benda mati yang ada dalam sel tumbuhan dikenal sebagai zat ergastik yang 
terdiri atas zat padat dan zat cair. Zat ergastik merupakan zat non protoplasma, 
baik organik maupun anorganik sebagai hasil metabolisme. Zat ergastik adalah 
senyawa kimia hasil metabolisme yang terdapat dalam sitoplasma sebagai 
cairan yang tidak hidup. Zat ergastik dibedakan atas produk makanan, produk 
sekresi, dan produk sisa. Produk makananan dapat dibedakan atas: produk 
yang tidak mengandung nitrogen (amilum, inulin, hemiselulosa, selulosa, dan 
gula), produk yang mengandung nitrogen (protein, dan asam amino), lemak 
dan asam lemak. Produk sekresi terdiri atas enzim, pigmen, dan nektar. Produk 
sisa terdiri atas produk tidak mengandung nitrogen (tanin, kristal, mineral, 
lateks, minyak esensial, dan getah), dan produk yang mengandung nitrogen 
(alkaloid). Pati umumnya disimpan di dalam amiloplas. Zat ergastik berfungsi 
untuk penyimpanan cadangan makanan. Zat ergastik juga memiliki fungsi 
sebagai cadangan makanan dan pertahanan, serta pemeliharaan struktur sel.
Tumbuhan dapat berumur ratusan tahun dan terus mengalami pertumbuhan 
secara berkelanjutan. Pertumbuhan terbagi dalam dua tahap, yaitu pembelahan 
sel dan pembesaran sel . Pertumbuhan terjadi pada jaringan, 
yang merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Salah 
satunya adalah jaringan muda yang disebut meristem. Jaringan meristem 
merupakan pusat pertumbuhan di mana terjadi pembelahan sel (mitosis dan 
sitokinesis) secara aktif. Meristem juga disebut sebagai zona pemanjangan 
yang menyebabkan penambahan ukuran sel dan kemudian mengalami 
diferensiasi . 
Beberapa penelitian yang membuktikan bahwa jaringan meristem dapat 
beregenerasi telah dilakukan, di antaranya pemotongan pucuk dan melalui
perlakuan pewarnaan nampak bahwa sel pada daerah tengah kurang aktif 
membelah dibandingkan dengan sel bagian ujung
Tanaman menumbuhkan organ baru sebagai wujud pertumbuhan dan 
mengganti organ yang rusak atau hilang. Jaringan muda atau meristem 
merupakan bagian tanaman yang pada umumnya terjadi pembelahan sel. 
Meristem merupakan jaringan yang menghasilkan sel baru dan mengalami 
proses diferensiasi menjadi bentuk jaringan dewasa 
Karakteristik jaringan meristem: dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris 
dibanding sel dewasa, sel penyusun terdiri dari protoplasma yang sangat 
banyak, tidak terdapat ruang antar sel, inti besar dan plastida belum 
berkembang sempurna. Pada Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola 
kecil yang tersebar diseluruh protoplas.
Lokasi Jaringan Meristem 
Jaringan meristem terletak pada puncak, wilayah meristematik dan apikal. 
Jaringan meristem pada puncak biasanya terletak pada ujung pucuk, akar atau 
daun (Gambar 3.1). Jaringan meristem yang berada pada wilayah meristematis 
merupakan zona di mana terjadi pembelahan sel
Meristem apikal juga terdapat pada node dan tunas aksilar dan berkembang 
menjadi cabang , Tanaman mempunyai tiga jenis 
meristem yaitu meristem pucuk yang menghasilkan daun, cabang aksilar, 
bunga dan jaringan batang; meristem akar untuk pemanjangan dan 
pertumbuhan lateral akar serta meristem vaskular yang bertanggung jawab 
pada jaringan floem dan xylem serta penebalan batang pada tanaman berkayu 

Klasifikasi Jaringan Meristem 
Jaringan meristem berdasar  karakteristiknya dikelompokkan menjadi dua, 
yaitu jaringan meristem primer dan sekunder. Meristem primer merupakan 
perkembangan dari embrio yang banyak ditemukan pada ujung batang dan 
ujung akar, sedangkan meristem sekunder berasal dari jaringan yang telah 
berdiferensiasi yaitu kambium dan gabus . Klasifikasi jaringan 
meristem terdapat pada Gambar 3.2.
Meristem dibedakan menjadi tiga berdasar  posisi dalam tubuh tumbuhan: 
1. Meristem apikal yang terdapat di ujung pucuk dan akar. 
2. Meristem interkalar/aksilar yang terdapat di antara jaringan 
berdiferensiasi atau dewasa, contoh pada pangkal ruas suku rumput
rumputan (Graminae).

3. Meristem lateral yang menyebabkan organ bertambah lebar ke arah 
lateral, yaitu kambium dan kambium gabus (felogen). 
 Struktur Jaringan Muda (Meristem) 
Meristem Apikal 
Meristem apikal bertanggung jawab terhadap pembelahan pada pertumbuhan 
primer yang menghasilkan organ baru yaitu pucuk, daun dan akar (Gambar 
3.3)

Meristem apikal pucuk terdiri dari beberapa lapisan, di mana jumlahnya 
tergantung jenis tanaman. Lapisan luar disebut tunika dan lapisan dalam 
disebut korpus yang dikenal dengan Model Tunica-Corpus. Meristem apikal
terbagi menjadi lapisan epidermis (L1) dan lapisan subepidermis (L2) yang 
membentuk lapisan luar yang disebut tunika. Lapisan L3 terletak di bagian 
dalam yang disebut korpus. Sel di lapisan L1 dan L2 membelah secara 
menyamping, berdiferensiasi menjadi epidermis, sedangkan lapisan L3 
membelah ke segala arah membentuk semua jaringan epidermis
Pada proses pembungaan, meristem apikal berubah menjadi meristem bunga, 
yang menghasilkan bagian bagian bunga, sepal, petal, benangsari dan bakal 
biji . Pada tumbuhan monokotil, tunika menentukan ciri fisik 
tepi daun. Pada dikotil, lapisan korpus menentukan karakteristik tepi daun. 
Korpus dan tunika memainkan bagian penting fisik tumbuhan. Meristem 
apikal pucuk merupakan tempat sebagian besar embriogenesis pada tanaman 
berbunga 
Meristem apikal, terdiri dari:
1. Meristem apikal pucuk, bagian diatas primordia daun yang paling 
muda, yang bersifat meristematik. Bentuknya memanjang, sedikit 
cembung dan dapat berubah ubah. Bentuk meristem ini berbeda 
untuk setiap jenis tumbuhan. Meristem apikal pucuk 
mengkoordinasikan morfogenesis pada tanaman 
Meristem apikal pucuk mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian, 
yaitu: 
• Protoderm, terletak di bagian luar batang dan berkembang 
menjadi epidermis
• Prokambium, terletak di dalam protoderm dan berkembang 
menjadi xylem primer dan floem primer, dan menghasilkan 
kambium vaskular sekunder
• Meristem dasar, berkembang menjadi empulur dan 
menghasilkan kambium gabus, yang merupakan meristem 
sekunder.
Selain berdiferensiasi menjadi tiga bagian tersebut, meristem apikal 
bertanggungjawab terhadap inisiasi organ daun, tunas aksilar, bunga 
dan cabang lateral
Keterangan gambar 3.5: (a) Perbesaran lebih kecil (b) Perbesaran 
lebih besar munculnya daun (L), meristem dasar (GM), procambium 
(Pc), dan protoderm (Pd).
2. Meristem apikal pada akar 
Proses pembelahan sel (pemanjangan akar) terjadi pada zona elongasi 
dan juga terdapat sebagian sel yang disebut sebagai pusat tenang atau 
sering disebut quiescent center (Gambar 3.7). Pada pusat tenang ini 
sel sel membelah lebih lambat dibandingkan sel meristem. Sel pada 
pusat tenang bersifat resisten terhadap radiasi dan zat kimia, sehingga 
dapat digunakan sebagai cadangan memulihkan meristem jika terjadi 
kerusakan.
Meristem apikal akar terdiri dari beberapa lapisan:
Berbeda dengan meristem pucuk, pada meristem akar sel terbagi 
menjadi dua dimensi, yaitu tudung akar dan ujung akar yang 
keduanya melindungi akar dari batuan, kotoran dan pathogen. 
Gambar 3.7: Meristem Apikal pada Akar Jagung (Zea mays) (a), 
bawang merah (Allium sp.) (b) dan kacang kapri (Pisum sativum).
RT: root cap (tudung akar); RC: root tip (ujung akar). Lingkaran 
menunjukkan quiescent center 
3.3.2 Meristem Lateral 
Gambar 3.8: Penampang Melintang Batang dengan Kambium Vaskular Dan 
Kambium Gabus 
Meristem lateral, terdiri dari:
1. Kambium vaskular, menghasilkan xylem dan floem sekunder yang 
merupakan proses yang terjadi sepanjang umur tanaman. Kambium 
ini yang menghasilkan tanaman berkayu atau aborescent. Sebaliknya
tumbuhan yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder disebut 
tumbuhan perdu. 
2. Kambium gabus, menghasilkan periderm yang merupakan pengganti 
jaringan epidermis 
Tipe sel kambium secara morfologi: 
• Sel fusiform, bentuk memanjang dengan ujung meruncing, 
memanjang sejajar dengan sumbu yang membentuk jaringan 
pembuluh sekunder.
• Sel jari-jari empulur, bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah 
radial membentuk jari-jari empulur.
Kambium gabus atau felogen merupakan meristem yang menghasilkan 
periderm. Periderm merupakan jaringan pelindung yang terbentuk secara 
sekunder dan menggantikan epidermis pada batang dan akar yang menebal 
karena pertumbuhan sekunder. Selain periderm terdapat juga felem (gabus) 
yaitu jaringan pelindung yang dibentuk ke arah luar oleh felogen dan feloderm 
yaitu jaringan parenkim hidup yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam. 
Sel felogen yang terdiri satu macam sel yang terlihat seperti empat sel persegi 
panjang yang memipih pada arah radial. Sel felogen tersusun rapat tanpa ruang 
antar sel. Sel dewasa tidak hidup dan dapat berupa zat padat atau cairan. Sel 
gabus ditandai oleh adanya zat gabus (suberin) dalam dinding sel nya. Lapisan 
suberin ini dipisahkan oleh lapisan parenkim berdinding tipis 
 Meristem Interkalar 
Meristem interkalar terdapat pada batang monokotil. Meristem interkalar 
menghasilkan pertumbuhan cepat, misalnya pada batang bambu yang 
mengalami pertumbuhan pemanjangan cepat. Hal ini didukung dengan sel 
meristematic yang tersebar di seluruh area 
Meristem interkalar merupakan bagian meristem apikal yang sewaktu – waktu 
tumbuh terpisah terdapat dalam ruas. Batang yang memiliki meristem 
interkalar, pada daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal. Contoh pada 
batang rumput-rumputan. Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh 
meristem interkalar membentuk deretan sel sejajar sumbu 
Meristem interkalar digunakan dalam perbanyakan tanaman hortikultura.
Misalnya pada tanaman anyelir, meristem ini akan menumbuhkan batang yang 
patah dengan menghasilkan akar adventif 
Gambar 3.9: Meristem Interkalar pada Graminae 
Perkembangan Jaringan Muda 
(Meristem) 
Tanaman mengalami pertumbuhan primer dan sekunder. Jaringan meristem 
primer bertanggung jawab terhadap pertumbuhan primer, yaitu penambahan 
panjang pada batang dan akar. Jaringan meristem sekunder menimbulkan 
pertambahan besar tubuh tumbuhan atau penebalan.
 Pertumbuhan Primer 
Pertumbuhan primer terjadi pada meristem apikal pucuk dan akar, sedangkan 
pertumbuhan sekunder terjadi pada meristem lateral di mana terjadi penebalan 
pada batang. Sel pada meristem apikal pucuk dan akar tidak terdiferensiasi, 
namun ketika membelah, beberapa sel tetap berada pada meristem apikal. Sel 
lain mengalami diferensiasi sebagai sel meristem primer kemudian 
memanjang dan menjadi jaringan dewasa. 
Gambar 3.10 a menunjukkan zona pemanjangan pada meristem pucuk. 
Pertumbuhan meristem ini menghasilkan primordia daun dan tunas aksilar. 
Terdapat tiga zona pertumbuhan primer khususnya pada dikotil, yaitu zona 
diferensiasi, elongasi dan pembelahan sel di mana terdapat meristem apikal di 
dalamnya (Gambar 3.10 b). Zona elongasi berisi meristem primer yang telah 
dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
Pertumbuhan Sekunder 
Meristem lateral atau yang sering disebut dengan meristem sekunder 
memproduksi sel yang berperan dalam pertumbuhan sekunder, yaitu 
peningkatan ukuran batang atau akar. Pertumbuhan sekunder melibatkan 
kambium vaskular dan gabus. Pada pertumbuhan ini tidak ada organ yang 
diproduksi, hanya terjadi penambahan tebal pada batang atau akar tanaman 
berkayu. Meristem lateral menghasilkan pertumbuhan batang tegak dan lateral 
(diameter). Sebagian besar Dycotyledonae dan Gymnospermae memiliki 
meristem lateral , Meristem lateral juga berperan dalam 
perbanyakan tanaman secara stek dan cangkok

Mekanisme pertumbuhan sekunder terjadi pada saat kambium vascular dan 
gabus yang aktif pada batang atau akar akan menghentikan pertumbuhan 
primer pada area tersebut, kemudian batang atau akar akan menebal dan 
Sebagian besar sel menjadi xylem sekunder atau kayu. Penambahan tebal pada 
cambium vascular akan menyebabkan pecahnya beberapa jaringan termasuk 
epidermis akan pecah dan mengelupas (Gambar 3.11).
Tumbuhan terdiri atas sel. Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel 
tumbuhan terdiri atas dinding sel dan protoplas. Unit ini mengandung unsur￾unsur organik dan anorganik dalam jumlah besar. Sel mempunyai peranan 
yang beragam, misalnya dalam memproduksi makanan, menyimpan makanan, 
sebagai transportasi air, reproduksi, pencegahan kehilangan air, dan 
sebagainya. Sel tanaman umumnya lebih besar jika dibandingkan dengan sel 
hewan. Adapun penyusun organ pada tumbuhan umumnya terdiri dari organ 
vegetatif dan organ generatif. Pada organ vegetatif mempunyai peran dalam 
pertumbuhan dan perkembangan sedangkan organ generatif berperan dalam 
perkembangbiakan tumbuhan. Tumbuhan dapat berperan sebagai sumber 
pangan, papan, kosmetik, bahan industri, keindahan dan daur hidrologi. 
Tumbuhan mempunyai sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya, misalnya 
bersifat multiseluler, autotrof, non motil (tidak berpindah tempat), sel 
eukarotik, mempunyai dinding sel, dan bersifat totipotensi. Pada organ 
tumbuhan juga tersusun dari beberapa misalnya, jaringan meristem, parenkim, 
sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut. Pada sel tumbuhan
memiliki kemampuan dasar dalam mengikat CO2 saat proses fotosintesis dan 
membentuk suatu dinding sel yang kaku 
 Struktur Sel Tumbuhan 
Pada sel tumbuhan mempunyai bentuk sel yang lebih besar dibandingkan pada 
sel hewan, mempunyai bentuk tetap, berdinding sel dari selulosa, terdapat 
plastida, vakuola yang besar, menyimpan tenaga dalam bentuk butiran 
(granula) atau pati. Namun pada sel tumbuhan tidak memiliki lisosom, 
sentrosom, dan memiliki nukleus yang kecil. Sel tumbuhan mempunyai fungsi 
utama sebagai sel fotosintetik dan sel absorbtif. Di dalam sel fotosintetik 
banyak terdapat kloroplas yang akan berfungsi sebagai sumber karbon hasil 
dari fotosintesis, sedangkan pada sel absorbtif dapat berfungsi untuk 
mengambil hara mineral lingkungan. Namun pada tanaman tingkat tinggi, 
kedua fungsi sel tersebut hanya dapat dilakukan oleh sel-sel khusus , Di setiap sel mengandung bahan semi cair yaitu protoplasma.
Struktur Dalam Sel Tumbuhan 
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang mengelilingi protoplasma. Dalam 
sel tumbuhan tingkat tinggi terdapat bagian sel, seperti sitosol, apparatus 
Golgi, endoplasmic reticulum, inti mitokondria, peroksisom dan lisosom. 
Selain itu juga terdapat sitoskeleton yaitu filamen aktin dan mikrotubulus. 
Organel yang khas pada sel tanaman memiliki plastid dan vakuola. Tiga 
keistimewaan pada sel tumbuhan yaitu pada dindingnya berselulosa, 
vakuolanya dapat memperbesar volume, tekanan dan memperluas permukaan, 
serta memiliki plastid 
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Dinding Sel
Dinding sel merupakan matriks ekstraseluler yang dapat 
menyelubungi sel tanaman dari luar membran sel. Dinding sel 
berperan sebagai pelindung sel tumbuhan, mempertahankan bentuk, 
mencegah pengisapan air secara berlebihan dan dapat 
mempertahankan tumbuhan agar tetap tegak melawan gaya gravitasi. 
Pada lapisan dinding sel tumbuhan terdiri atas lamela tengah, dinding

primer, dan dinding sekunder. Di dalam lamela tengah tersusun oleh 
selulosa dan bahan pektin terutama kalsium pektat 
Dinding primer terjadi pada saat sel masih dapat membesar dan 
berubah bentuk, sedangkan dinding sekunder terbentuk setelah sel 
berhenti tumbuh dan tidak berubah bentuk lagi. Ukurannya lebih 
tebal dari membran plasma 0,1 mikrometer s/d beberapa mikrometer 
(Gambar 4.1).
Dinding sel tumbuhan yang telah terdeferensiasi berdasar  
fungsinya terdapat sel epidermal, sel xilem, sel floem. Sel epidermal 
biasanya berdinding sel primer tebal. Selain itu dapat menutupi 
permukaan tanaman. Xilem adalah jaringan tumbuhan dari 
pembelahan sel-sel kambium yang dinding sel tipis. Sedangkan pada 
floem yang berfungsi untuk mengangut bahan hasil dari proses 
fotosintesis berupa sukrosa

2. Plastid
Plastid terdapat dalam sitoplasma sel eukariotik. Plastid yang 
mengandung pigmen hijau, bermembran ganda. Seluruh jenis plastid, 
termasuk kloroplas berasal dari proplastid. Pada Proplastid
mengandung organel yang tidak berwarna yang dapat dijumpai pada 
sel tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap maupun terang 
sedikit/tanpa membran dalam. Plastid yang mengandung DNA dan 
ribosom yang terbenam membrannya dalam matriks cair yaitu bagian 
stroma (Gambar 4.3). Pada plastida terdiri atas tiga jenis, antara lain 
leukoplas, kloroplas, dan kromoplas (Gambar 4.2). 
Gambar 4.2: Proplastid 
Adapun rinciannya sebagai berikut:
• Leukoplas
Leukoplas merupakan plastida yang memiliki warna putih 
yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau 
protein. Leukoplas yang dikenal dengan nama amiloplas 
mengandung dua atau lebih bulir pati. Di dalam leukoplas 
tersusun atas amioplas dapat menyimpan amilum, elaioplas 
(lipidoplas) sebagai penyimpan lemak atau minyak 

• Kloroplas 
Kloroplas adalah plastida berwarna hijau yang mengandung 
klorofil. Bentuk kloroplas bermacam-macam bentuknya 
tergantung spesies tumbuhan. Dalam kloroplas terdapat 
tilakoid sebagai tempat terjadinya fotosintesis dan stroma

untuk menyimpan hasil fotosintesis (Gambar 3). Kloroplas 
mengandung sistem membran disebut dengan tilakoid dan 
tumpukan membran yang sambung menyambung dikenal 
dengan grana. Sedangkan grana yang terbenam terdapat 
dalam stroma.
Gambar 4.3: Kloroplas 
• Kromoplas
Kromoplas terkandung beberapa pigmen tanaman. Pada 
kromoplas terdapat karotin berwarna kuning, fikodanin 
berwarna biru, fikosantin berwarna kuning dan fikoeritrin 
berwarna merah 
3. Vakuola
Vakuola pada sel tumbuhan besar dan jelas dan dikelilingi oleh 
membran tunggal (tonoplas) (Gambar 4). Dalam vakuola tumbuhan
berisi air, fenol, antosianin, alkaloid, dan protein. Vakuola dapat 
berperan sebagai penyimpan senyawa organik penyimpanan organik, 
pembuangan produk samping metabolisme yang membahayakan dan 
dapat untuk menyimpan pigmen. Vakuola juga berperan dalam 
turgiditas. Bentuk dari vakuola berongga bulat, berisi senyawa kimia 
tertentu atau sisa produk metabolisme sel, yang mengandung 
berbagai macam zat sesuai pada jenis selnya. Misalnya dapat berisi 
garam nitrat pada tanaman tembakau, tanin pada sel-sel kulit kayu, 
minyak eteris pada kayu putih dan mawar, terpentin pada damar, 
kinin pada kina, nikotin pada tembakau, likopersin pada tomat, 
piperin pada lada. Pada meristem yang sedang tumbuh banyak
terdapat vakuola yang ada dalam sitoplasma. Selama proses 
pembelahan sel, vakuola bertugas dalam mengambil air supaya 
bertambah besar ukuran dan bersatu juga dengan vakuola-vakuola 
lainnya.
Gambar 4.4: Vakuola 
 Mekanisme Pembiakan Sel-Sel Tumbuhan 
Pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai dari sel meristem 
mengalami perkembangan sel dan pertumbuhan plasma. Selanjutnya akan 
berdiferensiasi menuju pendewasaan sel (Gambar 5). Setelah sel dewasa 
nantinya akan mengalami penuaan dan kematian sel. Diferensiasi sel 
tumbuhan tidak saja proses terminal, namun dapat melakukan pembelahan sel 
kembali atau arah perkembangannya. Adapun teknologi biakan sel tanaman 
dapat dilakukan secara konvensional yaitu secara seksual ataupun aseksual, 
sehingga nantinya dapat memperoleh sifat yang unggul.
lPenyusun Jaringan Meristem 
Meristem berasal dari bahasa Yunani ” meristos” yang berarti pembagian. 
Jaringan yang mengatur meristem disebut dengan jaringan meristem. Pada 
setiap meristem terdapat sel initial untuk membentuk sel baru  Jaringan meristem merupakan jaringan yang masih muda bersifat 
embrionik sebagai awal dari perkembangan tumbuhan. Pada jaringan 
meristem memiliki sifat meristematik yaitu jaringan yang memiliki 
kemampuan aktif dalam pembelahan. Tempat berlangsunya tumbuhan yaitu 
pada sel mersitem. Karaktetistik meristem memiliki bentuk sel seperti kubus, 
selnya kecil-kecil, berdinding tipis, terdapat zat pektin yang kaya plasma, 
vakuolanya kecil dan banyak. Namun pada jaringan meristem tidak memiliki 
ruang antar sel. Sel tumbuhan yang telah berdiferensiasi bisa memasuki 
kembali daur sel melalui proses yang dinamakan diferensiasi sehingga mampu 
bersifat meristematik kembali. Kemampuan sel tanaman mampu membentuk 
individu baru yang disebut dengan sifat totipotensi. 
Adapun pada jaringan meristem terdapat beberapa tipe, antara lain:
1. berdasar  asal perkembangan
2. berdasar  posisi
3. berdasar  fungsinya
 Jaringan Meristem berdasar  Asal Tumbuhan 
Jaringan meristem berdasar  letak asalnya pertumbuhan meristem terbagi 
menjadi 
1. Promeristem/primordial
Promeristem merupakan bagian awal dari meristem yang ada 
dibagian apikal batang dan akar. Promeristem berkembang menjadi 
protoderm, prokambium dan meristem dasar. Pada protoderm 
berdiferensiasi menjadi sistem jaringan pengangkut, sedangkan 
meristem dasar akan menjadi parenkim (jaringan dasar).
2. Meristem primer
Pada meristem mempunyai titik tumbuh primer atau promeristem 
yang tumbuh di ujung apikal yaitu di ujung akar dan ujung batang 
sehingga mampu tumbuh memanjang. Meristem primer terdapat
jaringan embrio yang berasal dari biji dan tersusun oleh epidermis, 
korteks, daun, dan inti. Epidermis dapat termodifikasi menjadi 
stomata dan trikoma , Pertumbuhan pada jaringan 
meristem primer dikenal dengan pertumbuhan primer. Pertumbuhan 
primer disebabkan oleh pembelahan sel-sel pada jaringan meristem 
yang berada pada ujung akar dan pucuk tunas batang (meristem 
apikal).
Pertumbuhan primer yang terdapat di ujung akar dan ujung batang dapat 
dibedakan menjadi 3 daerah antara lain (Gambar 4.6):
• (Daerah pembelahan sel
Pada daerah pembelahan sel tersebut terdapat di bagian ujung 
akar. Sel-sel mengalami pembelahan yang aktif sehingga bersifat 
meristematik.
• Daerah perpanjangan sel
Daerah perpanjangan sel terdapat pada bagian belakang daerah 
pembelahan. Sel-sel tersebut berkemampuan untuk membesar 
dan memanjang.
• Daerah diferensiasi sel
Sel-sel yang terdapat di daerah diferensiasi sel akan 
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan 
struktur khusus. Sel-sel yang berdiferensansi akan menjadi 
jaringan epidermis,korteks,empulur,xilem dan floem. Bagian 
yang telah berdefernsiasi akan terbentuk jaringan tumbuhan 

3. Meristem sekunder
Meristem sekunder berasal dari meristem primer. Pada meristem 
tersebut terdapat xilem dan floem.Contoh meristem sekunder terdapat 
pada kambium dan kambium gabus (felogen)  Pertumbuhan dalam jaringan meristem sekunder dikenal 
dengan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder dapat 
menambah diameter batang. Pertumbuhan meristem sekunder dapat 
dijumpai pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk kambium 
monokotil penebalan meristem primer

Pertumbuhan sekunder dapat disebabkan oleh pembelahan sel-sel 
meristem lateral atau kambium y

Jaringan Meristem berdasar  Letak Dalam/Posisi 
Tumbuhan 
Jaringan merupakan gabungan dari beberapa sel yang sama bentuk dan 
fungsinya. Perkembangan organisme tingkat tinggi akan mengalami 
diferensiasi sel-sel tubuhnya. Pada jaringan meristem tumbuhan dapat 
berperan dalam pembelahan sel dan berdiferensiasi menjadi sel-sel dewasa, 
sehingga akan terus membelah dan berkembang biakberdasar  pada letak dalam tumbuhan, jaringan meristem terdiri dari:
1. Meristem apikal
Pada meristem apikal dapat memunculkan pertumbuhan primer dan 
perluasan akar serta pucuk (Gambar 8). Meristem apikal dibentuk 
oleh sel-sel initial dari ujung batang atau akar. Pertumbuhan primer 
dapat menembus tanah, ujung akar . 
Jaringan meristem memulai pertumbuhannya ke arah pucuk daun dan akar 
tubuh tumbuhan (Gambar 4.7). Pada jaringan meristem tersusun oleh sel-sel 
hidup yang akan menghasilkan sel baru
berdasar  pada letak dalam tumbuhan, jaringan meristem terdiri dari:
1. Meristem apikal
Pada meristem apikal dapat memunculkan pertumbuhan primer dan 
perluasan akar serta pucuk (Gambar 8). Meristem apikal dibentuk 
oleh sel-sel initial dari ujung batang atau akar. Pertumbuhan primer 
dapat menembus tanah, ujung akar .
Pada struktur apeks pucuk kelompok angiospermae terdapat dua teori 
yaitu teori histogen dan tunika korpus. 
untuk struktur meristem apikal ujung batang maupun ujung akar 
dibedakan bermacam tipe titik tumbuh, antara lain: a).Dermatogen 
yang terdapat pada lapisan terluar pucuk, b).Periblem yang terdapat 
di bagian tenganya terdiri atas dermatogen dan plerom, dan c).Plerom 
yang ada di bagian dalam. Sedangkan untuk teori tunika korpus 
 terdapat dua bagian yaitu a). Tunika yang 
letaknya pada bagian luar dengan selapis atau lebih dari satu lapis sel 
dan b). Korpus adalah sekelompok sel yang diselubungi oleh tunika.
2. Meristem lateral
Meristem lateral disebut juga dengan meristem samping yang 
terbentuk oleh sel initial dari tepi alat-alat tumbuhan. Kambium 
pembuluh dan gabus adalah contoh dari meristem lateral Pada 
tumbuhan Dikotiledonae dan Gymnospermae berkayu, asal 
kambiumnya dari prokambium. Kambium merupakan lapisan aktif 
yang membagi antara xylem dan floem. Sel floem di bagian distal 
menuju ke selubung pati, sedangkan xylem secara proksimal ke arah 
empulur (Gambar 4.9). Sel xylem dengan dinding sel sekunder kaya
akan lignin ,selulosa, dan hemiselulosa 
Kambium terdiri dari dua macam antara lain kambium vaskuler dan 
kambium intervasculer. Pada kambium vaskuler letaknya ada di 
dalam berkas pengangkut, sedangkan kambium intervasculer terdapat 
di antara berkas pengangkut .
3. Meristem interkalar
Meristem interkalar adalah meristem yang mengalami pemanjangan 
ruas. Pemanjangan ruas banyak dijumpaik pada daun Graminenae, 
Iris, Pinaceae, dan ginofor Arachis (kacang tanah 
Pada meristem interkalar terbentuk dari sel initial yang terletak antara 
bagian-bagian jaringan dewasa. Sering dijumpai pada tumbuhan 
monokotil (Gambar 4.10.) dan mempunyai peranan penting dalam 
pertumbuhan longitudinal terdapat pada ruas, batang atau tangkai 
bunga, misalnya pada rumput-rumputan 
Jaringan Meristem berdasar  Fungsi 
Sistem jaringan yang dihasilkan oleh jaringan meristem berdasar  fungsinya 
yaitu protoderm, prokambium, dan meristem dasar 
1. Meristem protoderm
Pada meristem protoderm terletak di lapisan terluar meristem primer 
yang menghasilkan epidermis (Gambar 4.11).2. Meristem prokambium
Pada prokambium akan membentuk jaringan pembuluh primer. 
Prokambium merupakan lapisan dalam atau pusat yang akan menjadi 
stele terdiri dari xilem dan floem. Prokambium tidak terdapat di 
bagian pucuk meristem apikal, muncul dari sel-sel dasar (parenkim) 
selama pertumbuhan dan perkembangan dari organ lateral. Pada 
tumbuhan dikotil dan gymnospermae prokambium menjadi kambium 
vaskuler dari meristem sekunder.
3. Meristem dasar
Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar seperti parenkim. 
Terletak di antara protoderm dan prokambium.

Jaringan Dewasa 
Hasil dari pertumbuhan dan perkembangan dari sel meristem adalah jaringan 
dewasa. Suatu sel meristem akan yang mengalami pendewasaan dengan 
ditandai semakin membesarnya sel dan berdiferensiasi membentuk struktur 
dan fungsi sel. Umumnya jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi 
tidak akan melakukan pembelahan lagi dan struktur jaringan sudah permanen. 
berdasar  sel penyusunan pada jaringan dewasa menjadi jaringan sederhana 
dan kompleks. Jaringan sederhana tersusun oleh satu macam sel, sedangkan 
jaringan kompleks tersusun oleh lebih dari satu macam sel. Pada jaringan 
dewasa terdapat jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penguat dan 
jaringan pengangkut. Organ tumbuhan yang mengalami pertumbuhan
sekunder yang tersusun oleh lapisan terluar dengan satu lapis sel yaitu jaringan 
kulit (epidermis). Sel epidermis akan mengalami kerusakan dan lepas saat 
proses pertumbuhan sekunder di bagian batang dan akar, namun fungsinya 
akan digantikan oleh periderm. Beberapa macam tipe sel epidermis yaitu sel 
epidermis biasa, sel penutup, sel pengiring, trikoma, emergensi dan bermacam 
idioblas

Jaringan Dasar dan Jaringan 
Penguat 
Jaringan dasar tumbuhan merupakan jaringan yang mengisi sebagian besar 
tumbuh tumbuhan. Sistem jaringan dasar terdiri dari tiga tipe sel utama yaitu 
sel parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Sel parenkim dapat ditemukan pada 
seluruh sistem jaringan, di mana sel–sel ini merupakan sel hidup yang secara 
umum memiliki kemampuan untuk membelah kembali dan memiliki dinding 
sel primer yang tipis. Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar pembentuk 
tubuh tumbuhan yang memiliki sel–sel bulat yang berdinding tipis, sel–sel
pada jaringan ini tidak terspesialisasi sehingga dapat beradaptasi fungsinya 
sesuai dengan tempat di mana jaringan itu berada, oleh karena itu sel–sel
parenkim memiliki fungsi yang bervariasi. Pada sel–sel meristem apikal dan 
lateral dari tunas dan akar menyediakan sel–sel baru yang dibutuhkan untuk 
pertumbuhan. Pada batang dan daun (mesofil) sel–sel ini berperan dalam 
memproduksi dan menyimpan makanan selama fotosintesis. Sel–sel parenkim 
dapat pula sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan di bagian tertentu 
pada tubuh tumbuhan, misalnya: akar, batang, biji dan sebagainya. Karena
kemampuannya untuk berproliferatif, Sel–sel parenkim juga berperan sebagai 
sel–sel dasar (stem cell) untuk penyembuhan luka dan regenerasi 
Sel parenkim bersifat totipoten, yang berarti dapat membelah dan 
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel tanaman, sebagian besar jaringan pada 
daun terdiri dari sel parenkim yang merupakan tempat fotosintesis, dan sel 
parenkim pada daun mengandung kloroplas dalam jumlah besar untuk 
fotosintesis. Di akar parenkim adalah tempat penyimpanan gula atau pati yang 
disebut empelur (pusat akar) atau korteks (pinggiran akar). Jaringan penguat 
pada tumbuhan merupakan jaringan yang memberikan kekuatan pada 
tumbuhan dan berfungsi melindungi secara mekanik jaringan – jaringan yang 
ada disekitarnya. Jaringan penguat tumbuhan terdiri atas 2 berdasar  sifat 
dan bentuknya yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.
Kolenkim adalah sel–sel hidup yang mirip dengan sel parenkim, dengan 
pengecualian di mana sel–sel kolenkim memiliki dinding sel yang lebih tebal 
dan biasanya memanjang dan berkumpul membentuk serabut seperti tali. 
Kolenkim mampu untuk meregang dan memberi sokongan secara mekanik 
pada sistem jaringan dasar tumbuhan yang mengalami pemanjangan. Sel–sel
kolenkim biasanya terdapat pada bagian subepidermal dari batang. Sklerenkim 
seperti kolenkim, kuat dan berfungsi sebagai penyokong, walaupun demikian 
sel–sel sklerenkim merupakan sel–sel yang mati di mana dinding sekundernya 
tebal dan mengandung lignin. Sklerenkim berfungsi sebagai penopang untuk 
menyokong tumbuhan. Ada dua tipe sel sklerenkim yaitu serat (fiber) dan 
sklereid.
Dalam bentuk serat sklerenkim dapat dijumpai berupa bundel yang panjang. 
Kulit kacang dan lapisan biji menjadi keras dikarenakan adanya sklereid. 
Sklereid lebih pendek dibandingkan  serat dan bentuknya tidak beraturan. Sklereid
juga menyebar di antara jaringan parenkim yang lembut sehingga teksturnya 
menjadi renyah seperti buah pir. Sel sklerenkim tidak dapat merenggang, 
sklerenkim memberikan dukungan struktural yang penting pada batang setelah 
pertumbuhannya berhenti.
 Tipe–Tipe Jaringan Dasar dan 
Penguat 
berdasar  jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi 
jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, 
hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, 
terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim, sklerenkim adalah jaringan 
sederhana, sedangkan xilem, floem, dan epidermis adalah jaringan rumit.
Jaringan dasar pada tumbuhan biasanya dikelompokkan menjadi 3 jenis 
jaringan berdasar  derajat penebalan dinding selnya yaitu :
1. Parenkim
2. Kolenkim
3. sklerenkim
 Jaringan Parenkim 
Jaringan parenkim pada xilem sekunder tersusun atas variabel sel–sel hidup 
baik secara morfologi dan fisiologinya. Biasanya memiliki dinding tipis dan 
berbentuk persegi panjang atau persegi. Jaringan ini diproduksi oleh fusiform 
dari kambium vaskular yang berkembang menjadi untaian parenkim aksial 
(AP) dan parenkim radial (RP). Parenkim memainkan banyak fungsi, di mana
fungsi – fungsi ini memainkan peran penting yang berkisar dari penyimpanan 
dan pengangkutan karbohidrat nonstruktural, pertahanan dalam melawan 
patogen, penyimpanan air dan kapasitansi hidrolik xilem, serta penyimpanan 
inklusi mineral

Studi terbaru tentang sel parenkim berkaitan dengan pertahanan terhadap kulit 
pohon cemara norwegia, di mana menunjukkan sel parenkim mengandung 
senyawa fenol yang sangat penting perannya dalam pertahanan. Sel parenkim
floem aksial ini mengandung senyawa polifenol dan phenilalanin ammonia 
lyase (PAL), enzim yang berpartisipasi dalam biosintesis fenol dan oleh karena 
itu disebut sebagai sel parenkim polifenol (PP). Sel ini memaikan peran 
konstitutif dan terinduksi pada pohon kulit cemara. Dalam hal perkembangan 
sel parenkim, dimulai dari perkembangan batang primer di mana polifenol
pertama kali terakumulasi di vakuola sel parenkim kortikal. Beberapa sel 
parenkim dalam jaringan vaskuler primer juga mulai berkembang menjadi sel 
parenkim polifenol (PP). Lapisan PP merupakan lapisan sel yang diproduksi
selama dua tahun pertama aktivitas kambial
Tiga Penampang melintang enam buah blok floem yang berurutan. Terdapat 
deretan sel parenkim polifenol yang besar dan berwarna (PP). 4. Potongan 
radial floem sekunder, sel PP dapat dilihat secara silinder dalam gambar. 5. 
Penampang melintang melalui zona cambial dan turunannya. Sel ayakan dan 
trakeid xilem terlihat jelas. Parenkim sinar bersambung dari xilem ke floem 
dan diisi dengan badan lipid kecil berwarna gelap. 6. Pembesaran daerah 
(penampang) antara dua blok sel saringan terbaru, menunjukkan lapisan sel 
parenkim polifenol muda 
Sel parenkim biasanya memiliki dinding tipis dan persegi panjang atu persegi, 
mereka dibentuk oleh fusiform dan ray inisial dari kambium vaskular dan 
berorientasi secara aksial dan radial. Parenkim yang hidup dapat mewakili 
komponen besar sel dan volume jaringan di mana kelimpahannya bervariasi di 
antar lingkungan, organ tumbuhan dan spesies. Bagian batang memiliki ray 
parenkim lebih sedikit yang ukurannya lebih kecil dan lebih rapat 
dibandingkan akarnya. Diasumsikan bahwa sel parenkim hidup memainkan 
banyak peran fungsional penting, di antaranya pemuatan/ pembongkaran zat 
terlarut ke/ dari aliran transpirasi, penyimpanan dan pengangkutan karbohidrat 
sebagai gula larut, pati dan/ atau lemak adalah yang paling sering 
dipertimbangkan, selain itu memiliki peran penting dalam pertahanan 
melawan patogen dengan mencegah penyebaran lateral dan aksial mereka dan 
mengakumulasi senyawa – senyawa antimikroba.
Studi terbaru menunjukkan peran parenkim batang yang hidup pada jalur sel 
antara xilem dewasa dan floem, xilem sebagai saluran yang secara fisik dan 
fungsional terkait dengan floem hidup. Asosiasi fisik diturunkan dari satu 
kambium inisial yang menghasilkan turunan xilem dan floem, dengan 
demikian, parenkim berorientasi dalam bentuk sel–sel radial yang 
berkelompok membentuk sinar memanjang dari xilem ke floem. Asosiasi 
fungsional ini ditunjukkan oleh beberapa contoh pertukaran air dan zat terlarut 
antara xilem dan floem. Selain itu, sel parenkim terbukti terlibat penyimpanan 
air (seperti yang dikonfirmasi oleh tingginya jumlah sinar dan parenkim aksial 
pada sukulen batang) dan kapasitansi hidrolik xilem. Karena itu, jumlahnya 
lebih besar sel parenkim aksial dan radial di kayu bisa beraneka ragam lebih 
tinggi batang kapasitansi hidrolik. Hal ini digunakan sebagai (1) fasilitas 
transportasi antara floem dan xilem, (2) energi dan kapasitas penyimpanan 
osmotik, dan (3) kapasitas penyimpanan air yang merupakan dasar dari peran 
dari parenkim batang
Beberapa tipe parenkim dan fungsinya :
1. Parenkim fotosintetik. Jenis parenkim, juga dikenal sebagai 
klorenkim, mengkhususkan diri dalam fotosintesis berkat banyaknya 
kloroplas yang ada di dalam sel. Parenkim fotosintetik biasanya 
ditemukan di bawah epidermis, di mana cahaya lebih intens, dan 
berlimpah di daun, tetapi juga di korteks pucuk hijau. Parenkim 
fotosintesis daun dikenal sebagai mesofil, yang biasanya dibagi 
menjadi dua jenis: mesofil palisade dan spons. Mesofil palisade dekat 
dengan epidermis atas daun, di mana ia mendapat lebih banyak 
cahaya, sedangkan mesofil spons ada di sisi bawah dan sisi daun 
yang lebih gelap. Sel parenkim mesofil palisade dikemas lebih rapat 
dan mengandung lebih banyak kloroplas, sehingga aktivitas 
fotosistetik lebih tinggi. Dalam mesofil spons, ada lebih banyak 
ruang intercelular kosong yang memfasilitasi pergerakan gas dan air.
Gambar 5.4: Parenkim fotosintetik dari daun camellia 
2. Parenkim penyimpanan. Sel-sel di jaringan ini mensintesis dan 
menyimpan sejumlah zat. Meskipun zat ini bisa padat, seperti butiran 
pati dan protein yang mengkristal, kebanyakan ditemukan dalam 
larutan, seperti lipid, protein, dan lainnya. Biasanya mereka disimpan 
dalam vakuola, yang merupakan kompartemen khusus untuk 
menyimpan molekul. Dalam sitoplasma, beberapa molekul juga
disimpan seperti karbohidrat dan zat nitrogen. Beberapa sel parenkim 
menyimpan hanya satu jenis zat, tetapi campuran zat yang berbeda 
juga dapat ditemukan dalam sel yang sama. Molekul yang paling 
sering disimpan adalah pati. Protein yang disimpan adalah sumber 
nitrogen yang baik, yang sangat penting bagi tanaman, dan takdir 
protein ini biasanya mengalami degradasi.

3. Parenkim akuifer. Meskipun semua sel parenkim menyimpan 
sejumlah air, sel parenkim akuifer terspesialisasi dalam fungsi ini. 
Mereka adalah sel besar, dengan dinding sel tipis dan vakuola yang 
sangat besar tempat penyimpanan air. Di dalam sitoplasma atau di 
dalam vakuola terdapat zat mucilaginous yang meningkatkan 
kapasitas absorpsi dan retensi air. Parenkim akuifer terdapat pada 
tumbuhan yang hidup di lingkungan kering yang dikenal dengan 
tumbuhan xerofit. Tumbuhan organ bawah tanah yang menyimpan 
nutrisi tidak mengkhususkan diri dalam penyimpanan air, meskipun 
sel-sel yang mengandung butiran pati atau zat lain mampu 
menyimpan air dalam jumlah besar.
4. Parenkim aeriferous (aerenchyma). Ada ruang antar sel kosong besar 
yang saling berhubungan, di mana gas dapat berdifusi dan 
menganginkan akar. Parenkim aerifera atau aerenkim mengandung 
ruang kosong intercelular yang besar, lebih besar dibandingkan  jaringan 
tanaman lain. Jaringan ini berkembang dengan baik pada tumbuhan 
yang hidup di lingkungan basah atau perairan (tumbuhan ini dikenal 
sebagai hidrofit), meskipun dapat juga ditemukan pada tumbuhan non 
air yang sedang mengalami stres. Baik, batang dan akar dapat 
mengembangkan aerenkim. Di akar, dua cara pembentukan aerenkim 
telah diamati: skizogeni dan lisogeni. Skizogeni adalah proses yang 
terjadi oleh diferensiasi sel selama perkembangan organ. Lisogeni 
adalah konsekuensi dari stres dan rongga antar sel diproduksi oleh 
kematian sel. Aerenkim lisogenik ditemukan pada gandum beras, 
jagung, dan barley. Beberapa penulis menyarankan bahwa tipe ketiga 
yang dikenal sebagai expansigeny, di mana rongga antar sel berada 
oleh retraksi sel, tetapi sel tidak kehilangan kontak fisik.canadensis). Tanda bintang menunjukkan ruang kosong jaringan
Aerenkim berlangsung terus menerus dari batang ke akar. Ruang 
kosong yang besar pada jaringan memungkinkan pergerakan gas, 
meningkatkan konduksi dari daun ke akar. Komunikasi ini penting 
bagi tanaman yang hidup di lingkungan akuatik atau tanah basah 
untuk menjaga tingkat oksigen tetap normal untuk respirasi sel akar. 
Ini juga merupakan cara untuk melepaskan gas seperti etilen, dari 
akar ke lingkungan, melalui daun. Aerenkim dipandang sebagai 
adaptasi tanaman terhadap hipoksia tanah basah atau banjir. Tanaman 
dengan aerenkim dianggap sebagai peserta utama dalam pelepasan 
gas rumah kaca ke atmosfer, seperti metana, karena mereka dapat 
menangkap gas ini dari tanah dan menyalurkannya melalui akar, 
pucuk, dan daun. Mekanisme ini sangat kuat pada tanaman ekstensif 
seperti padi 
 Jaringan Kolenkim 
 bahwa 'Collenchyma' berasal dari 
kata Yunani 'ko´lla', artinya merekatkan dan mengacu pada penampilan yang 
tebal dan berkilau dari dinding sel collenchyma tanpa noda. Meskipun 
penjelasan ini tampaknya bisa diterima, kebingungan muncul karena yang 
pertama penggunaan 'collenchyma' dilakukan 
menggunakannya untuk mendeskripsikan zat lengket di Bletia (Orchidaceae, 
monokotil) serbuk sari. Dua tahun kemudian, dalam survei anatomi Cactaceae
canadensis). Tanda bintang menunjukkan ruang kosong jaringan
Aerenkim berlangsung terus menerus dari batang ke akar. Ruang 
kosong yang besar pada jaringan memungkinkan pergerakan gas, 
meningkatkan konduksi dari daun ke akar. Komunikasi ini penting 
bagi tanaman yang hidup di lingkungan akuatik atau tanah basah 
untuk menjaga tingkat oksigen tetap normal untuk respirasi sel akar. 
Ini juga merupakan cara untuk melepaskan gas seperti etilen, dari 
akar ke lingkungan, melalui daun. Aerenkim dipandang sebagai 
adaptasi tanaman terhadap hipoksia tanah basah atau banjir. Tanaman 
dengan aerenkim dianggap sebagai peserta utama dalam pelepasan 
gas rumah kaca ke atmosfer, seperti metana, karena mereka dapat 
menangkap gas ini dari tanah dan menyalurkannya melalui akar, 
pucuk, dan daun. Mekanisme ini sangat kuat pada tanaman ekstensif 
seperti padi 
 Jaringan Kolenkim 
 bahwa 'Collenchyma' berasal dari 
kata Yunani 'ko´lla', artinya merekatkan dan mengacu pada penampilan yang 
tebal dan berkilau dari dinding sel collenchyma tanpa noda. Meskipun 
penjelasan ini tampaknya bisa diterima, kebingungan muncul karena yang 
pertama penggunaan 'collenchyma' dilakukan oleh (Link, 2016) yang 
menggunakannya untuk mendeskripsikan zat lengket di Bletia (Orchidaceae, 
monokotil) serbuk sari. Dua tahun kemudian, dalam survei anatomi Cactaceae
(eudicots),  mengkritik  yang berlebihan dalam 
tatanama dan mengejek bahwa istilah 'collenchyma' bisa lebih mudah 
digunakan untuk menggambarkan sel sub-epidermis memanjang dengan sel￾sel yang menebal tidak merata. Meskipun Schleiden (1839) sendiri 
menggunakan 'a¨ussere Rindenlage' atau 'Zellen der a¨ussere Rindenschicht' 
dibandingkan  'collenchyma', istilah tersebut tampaknya telah melekat sebagai cara 
untuk menggambarkan sel sub-epidermis yang memanjang dan menebal mirip 
dengan penggunaan yang diterima saat ini. 
Tiga ciri morfologi kolenkim yang paling khas adalah :
1. Selnya yang memanjang secara aksial
2. Dinding sel mereka penebalan
3. Protoplas hidup mereka (Gbr 7 A - D).
Selama perpanjangan, sel kolenkim tidak membelah sebanyak itu sebagai sel 
parenkim di sekitarnya, yang menjelaskan sifat prosenkimnya. Namun, ukuran 
dan bentuk sel masih bisa berbeda-beda dari sel isodiametrik dan prismatik 
pendek hingga panjang, seperti serat sel dengan ujung meruncing. Yang 
terakhir bahkan bisa mencapai panjang hingga 2,5 mm di Heracleum
sphondylium (Apiaceae, eudicots) . Dalam beberapa 
kasus, pembelahan melintang terjadi setelah atau selama perpanjangan, dan sel 
anak yang dihasilkan sering tetap bersama tertutup oleh bersama dinding sel 
berasal dari sel induk, memberikan tampilan dari serat terpisah dengan dinding 
melintang yang tidak menebal (Gbr. 7D)(A) Bagian potongan melintang dari tangkai daun segar dengan pewarnaan 
tiga kali dengan acridine red, chrysoidine dan astra blue menunjukkan untaian 
collenchyma di rusuk abaxial yang menonjol. Bundel vaskular diposisikan 
berlawanan dengan untaian kolenkim. (B) Detail untai kolenkim ditunjukkan 
dalam A. (C) Bagian melintang dari tangkai daun yang tertanam resin diwarnai 
dengan toluidine blue yang menunjukkan bahwa kolenkim menyertai bundel 
vaskular di sisi floem. Perhatikan bahwa dehidrasi, yang diperlukan untuk 
penyematan resin, mengakibatkan penurunan ketebalan dinding sel kolenkim. 
(D) Bagian resin longitudinal diwarnai dengan toluidine blue yang 
menunjukkan sel kolenkim memanjang dan parenkim dasar isodiametrik dan 
sel epidermis. Perhatikan bahwa sebagian besar sel kolenkim dipisahkan 
dengan dinding melintang tipis (sisipan, mata panah). Singkatan: C. 
collenchyma. P. parenkim. E. kulit ari. Ph floem. X. xilem 
Meskipun demikian, kolenkim berbagi lebih banyak morfologis dan 
karakteristik fisik dengan jaringan parenkim, dan karenanya tipe perantara 
tidak jarang. Kesamaan antara kedua jaringan tersebut bahkan menyebabkan 
beberapa peneliti melakukan kategorisasi kolenkim sebagai parenkim 
berdinding tebal. Kolenkim dan dinding sel parenkim keduanya memiliki 
kemampuan untuk meregang dan / atau tumbuh selama diferensiasi, tetapi 
dalam kasus kolenkim dinding menebal sepanjang perpanjangan dan sering 
pasca perpanjangan. Bahan dinding sel umumnya tidak terdistribusi secara 
merata sehingga sebagian besar sel kolenkim memiliki penebalan yang tidak 
teratur. Demikian pula dengan parenkim, sel kolenkim memiliki protoplas 
hidup, penting untuk mengontrol keadaan hidrasi dinding sel, tetapi juga untuk 
mengaktifkan transdiferensiasi dan penebalan dinding sel dan modifikasi. 
Dalam buku teks (Esau, 1965) menyebutkan bahwa kloroplas hadir dalam 
kolenkim, tetapi dalam jaringan kolenkim khas dengan fungsi mekanis yang 
jelas, kloroplas jarang ditemukan  Namun, untuk 
memungkinkan fotosintesis, umumnya dinding sel kolenkim tembus cahaya, 
memungkinkan cahaya disalurkan ke kloroplas di jaringan di bawah.
Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak 
tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris 
meristem dasar. Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak 
memanjang dan biasanya berdinding tebal. Kolenkim berfungsi sebagai 
jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan 
menerna (herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat 
plastis sehingga dapat meregang secara irreversible (tidak kembali ke bentuk semula) dengan adanya pertumbuhan organ. Kolenkim dewasa kurang plastis, 
lebih kuat akan tetapi lebih mudah rusak dibandingkan kolenkim muda. Ada 
hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim. Kolenkim 
seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas. Kolenkim yang mirip dengan 
parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri 
atas sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung 
kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat juga berisi tannin.
Dinding sel kolenkim umumnya digambarkan sebagai dinding primer yang 
sifat dan komposisinya mirip. Namun, istilah 'dinding primer' dan 'dinding 
sekunder' telah digunakan dalam beberapa pengertian yang berbeda secara 
fundamental, sering menunjuk pada struktur yang berbeda atau lapisan dinding 
sel. (Kerr and Bailey, 1934) menjelaskan terminologi berdasar  morfologi, 
menggunakan istilah 'dinding sel primer' untuk dinding sel asli yang terbentuk 
di daerah meristematik setelah sitokinesis, dan 'dinding sel sekunder' untuk 
semua lapisan berikutnya yang disimpan selama diferensiasi. Menurut definisi 
ini, dinding sel kolenkim bersifat sekunder. Istilah ini dulu berdasar  
investigasi trakeid dan serat, dan tidak pertimbangkan dinding sel seperti yang 
dimiliki kolenkim yang meningkat secara bersamaan di luas permukaan dan 
ketebalan selama pertumbuhan jaringan muda. Dalam hal ini, bagian dari 
dinding sel kolenkim bersifat sekunder. 
Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel 
panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan 
dinding tebal yang tidak berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding 
dengan serabut.Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau 
dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder 
yang berlignin. Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding 
terluar. Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang 
yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) 
untuk periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi
Gambar 5.9:Jenis-jenis collenchyma yang paling umum.
(A) Kolenkim sudut. (B) Kolenkim tangensial. (C) Kolenkim annular. (D) 
kolenkim lacunar. Jenis ini sering terjadi sebagai jenis perantara dengan 
kolenkim angular dan lamellar, di mana ukuran ruang antar sel dapat bervariasi 
dari ruang kecil (1) hingga rongga besar yang dikelilingi oleh dinding 
berkolenkim (2) 
l Jaringan Sklerenkim 
Munculnya jaringan mekanis merupakan inovasi utama evolusi tumbuhan 
darat dan prasyarat untuk kemunculan spesies darat besar. Di tengah 
Devonian, banyak spesies tanaman mengembangkan sterom hipodermal yang 
terdiri dari sel sklerenkim yang menebal. Penelitian biomekanik menunjukkan 
bahwa sterom secara signifikan berkontribusi pada kekakuan batang dan 
memungkinkan tanaman untuk mencapai ketinggian dan berkembang dengan 
susunan bercabang yang cukup beragam dibandingkan dengan tanaman 
dengan sistem pendukung berbasis turgor. Jaringan sklerenkim memberikan 
kekakuan dan kekuatan menarik ke banyak organ tumbuhan, di mana tanaman 
yang memanfaatkan turgor tidak mampu mendukung pertumbuhan organ. 
Memang, jaringan sklerifikasi umumnya terdiri dari yang sel mati dengan 
dinding sel kaku yang tidak bisa diperpanjang untuk menjalani pembelahan 
mitosis. Pada tanaman kecil yang tumbuh organnya lambat, tekanan turgor 
yang dihasilkan dalam sel parenkim mungkin memberikan dukungan yang 
cukup, tetapi banyak batang tanaman yang tumbuh cepat dan rapuh, oleh 
karena itu mereka tidak dapat sepenuhnya mengandalkan tekanan turgor untuk 
menyokong. Sebagian karena jaringan tanaman muda non sklereid hanya 
mengalami lignifikasi minimal

Sel-sel pembuat jaringan sklerenkim bersifat kaku dan berfungsi mendukung 
berat organ tumbuhan. Ada dua jenis sel sklerenkim: serat dan sklereid. Sel-sel 
ini cenderung memiliki dinding sel sekunder yang tebal dan mengalami 
lignifikasi. Mereka mati saat dewasa. Serat dapat terbentuk dalam agregat yang 
membentuk silinder kontinu di sekitar batang, mereka mungkin 
menghubungkan ujung ke ujung untuk membentuk untaian multiseluler yang
berfungsi seperti kabel penguat seperti batang-ulang dalam beton atau mereka 
dapat membentuk komponen jaringan pembuluh darah. Mereka adalah sel 
yang panjang dan sempit dengan tebal, dinding sel berlubang dan ujung 
meruncing, Serat terkadang sangat elastis dan dapat diregangkan sampai 
derajat tertentu, tetapi mereka akan kembali ke panjang aslinya.
Gambar 5.10: Schlerenchyma
(a) Bagian batang geranium (Pelargonium sp.) menunjukkan cluster serat x 
200 (b) dimaserasi sel-sel pohon tulip (Liriodendron tulipifera) kayu, 
memperlihatkan serat tipis dan panjang x 100 (c) Sel batu, sejenis schlereid, 
dari buah pir (Pyrus sp.) x 200 (d) Berbentuk bintang schlereid dari daun 
teratai (Nymphia sp.) 
Sklereid terkadang muncul sebagai lembaran (contohnya adalah lapisan luar 
yang keras dari beberapa mantel biji), tetapi biasanya terjadi dalam kelompok 
kecil atau sebagai sel soliter. Sclereids memiliki banyak bentuk yang 
mencolok, dari sel bercabang rumit, sel berbentuk bintang, hingga sel batu 
sederhana yang memberi tekstur berpasir pada buah pir. Dinding sel sklereid 
seringkali lebih tebal dari dinding serat (Dickison, 2000).
Tumbuhan di bumi ini secara luas digolongkan menjadi dua Angiosperma 
tumbuhan yang mempunyai bunga, merupakan kelompok terbesar dari 
tumbuhan berpembuluh dan Gimnosperma menghasilkan biji terbuka terletak 
pada permukaan struktur reproduksi. Karena tidak ada satupun jenis tumbuhan 
yang dapat dijadikan sebagai contoh khusus yang dapat mewakili tubuh 
tumbuhan secara keseluruhan, maka pertumbuhan dan perkembangan 
dibicarakan secara umum
Umumnya dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan 
tumbuhan adalah pertumbuhan dan perkembangan karena proses-proses 
tersebut berjalan beriringan. Proses pertambahan dalam jumlah sel, volume 
dan ukuran yang permanen atau gagal untuk mengembalikan bentuk aslinya 
merupakan definisi dari pertumbuhan, sedangkan perubahan bentuk biologis 
menjadi semakin dewasa, yang tidak dapat digambarkan/diekspresikan seperti 
ukuran, tetapi mengarah ke perubahan bentuk yang ada pada tubuh biasanya 
disebut (deformasi) dan lebih ketingkat kematangan. Peristiwa pertumbuhan 
dan perkembangan makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan)
dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun ekternal. Semua ini terkait 
erat, manusia dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dapat mengontrol 
banyak faktor, dan beberapa faktor jarang atau tidak dapat dikendalikan. 
Misalnya suhu, cahaya dan udara hanya dapat dikendalikan atau dikontrol oleh 
beberapa orang saja. Pada saat yang sama, dengan memperbaiki kondisi tanah 
dengan cara ini atau dengan pemupukan, laju pemanfaatan unsur hara dalam 
tanah dapat ditingkatkan 
Dalam setiap pertumbuhan, makhluk hidup mempunyai jaringan pengangkut 
yang di mana fungsinya mengangkut zat-zat mineral atau unsur hara dan air 
yang diperlukan oleh makhluk hidup tersebut, sebagaimana pengangkut dalam 
tubuh manusia ialah pembuluh arteri dan pembuluh vena. Kedua pembuluh 
tersebut mempunyai tugasnya masing-masing, seperti pembuluh arteri yang 
bertugas mengangkut darah ke seluruh tubuh dan pembuluh vena bertugas 
mengangkut oksigen dari tubuh menuju jantung. Sama halnya dengan 
manusia, tumbuhan sebagai makhluk hidup juga memiliki jaringan 
pengangkut dalam struktur tubuhnya, dalam tumbuhan jaringan pengangkut ini 
dinamakan jaringan pengangkut xilem dan floem
Pada batang terdapat jaringan pengangkut, di dalamnya ada jaringan transpor 
(xilem dan floem) Kedua jaringan tersebut diberi nama jaringan kompleks 
artinya tersusun dari bermacam-macam jaringan dengan struktur dan 
fungsinya yang berbeda. Kedua jaringan tersebut melakukan peran yang baik 
sehingga tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang. Fungsi terpenting dari 
xilem adalah membawa air dan zat-zat terlarut di dalamnya. Fungsi floem 
adalah mengantar hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Sistem 
jaringan pengangkut xilem dan floem dalam berkas tersusun melingkar itu pada 
tanaman dikotil, sedangkan susunannya tersebar pada tanaman monokotil 
Tantangan utama untuk menghasilkan tanaman secara berkelanjutan adalah 
tekanan dari lingkungan Salah satu tekanan itu adalah cuaca ekstrim yang 
mengakibatkan kekeringan, dapat membatasi pertumbuhan dan perkembangan 
pada tanaman. Saat dihadapkan pada kondisi stres, tanaman akan merespon
secara anatomis dan fisiologis untuk mencoba menerima, menghindari dan 
mengimbangi efek stres. Respon anatomi dan fisiologi tumbuhan terhadap 
cekaman kekeringan bervariasi menurut genotipe tumbuhan 
Pada tumbuhan darat jaringan pengangkut membawa zat-zat melalui akar 
tanaman yang tertimbun oleh tanah, begitu juga dengan tumbuhan air na 
jaringan pengangkut membawa zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan
melalui akar yang berada di dalam air. Salah satu contohnya yaitu pada 
tumbuhan mangrove, pada tumbuhan ini jaringan pengangkut sedikit berbeda 
dari tumbuhan yang ada di darat dikarenakan tanaman mangrove tumbuh di 
lingkungan pesisir yang biasanya tercemar, sehingga jaringan pengangkutnya 
akan menyesuaikan dengan lingkungannya 
 Struktur Jaringan Pengangkut 
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan 
jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organik 
(bahan makanan ) Xilem dan floem bersama-sama sering disebut sebagai 
berkas pengangkut (berkas vaskular). Tumbuhan yang mempunyai jaringan 
pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalam pteridophyta dan 
spermatophyta. Dari kedua bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai 
struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil 
dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi tumbuhan jenis vaskular 
Jaringan pengangkut atau berkas vaskular merupakan jaringan yang berperan 
untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun, serta mengangkut 
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan . Xilem dan floem berkembang dengan diferensiasi 
dan prokambium. Prokambium dibentuk oleh promeristem pucuk. Xilem dan 
floem yang dihasilkan oleh prokambium disebut xilem primer dan floem
primer. Xilem primer terdiri dari protoxilem dan metaxilem. Sedangkan floem 
primer terdiri dari protofloem dan metafloem
Dalam perkembangan xilem dan floem dibentuk oleh kambium pembuluh 
yang disebut xilm sekunder dan floem sekunder. Xilem tumbuh kearah dalam 
membentuk kayu, dan floem tumbuh kearah luar membentuk kulit kayu. 
Lingkaran tumbuh adalah, lapisan yang menunjukkan pertumbuhan atau 
pembentukan kayu yang berurutan
 Struktur Xilem 
Xilem adalah jaringan transportasi kompleks yang terbagi dalam berbagai 
macam dan berbagai bentuk sel. Biasanya, sel xilem yang sudah mati
membentuk dinding Lignin yang sangat tebal, dinding tersebut terbentuk dari 
lignin, berakibat xilem juga berperan dalam memperkuat jaringan Elemen 
trakea dan pembuluh darah merupakan bagian terpenting dari xilem. 
Keberadaan trakea pada hampir semua tumbuhan vaskular ditemukan di xilem. 
Kecuali untuk trakea, sebagian besar adalah angiosperma, dan sedikit 
Gimnosperma dan tumbuhan vaskular tidak memiliki biji dan memiliki 
elemen vascular 
Xilem pada dasarnya adalah jaringan yang kompleks karena tersusun dari 
beberapa jenis sel, termasuk sel hidup dan sel tak hidup. Komponen utamanya 
adalah trakea, pada tanaman angiosperma dapat berupa trakea dan trakeid dan 
hanya trakeid pada tanaman gimnosperma. Sebagai saluran pengangkut air 
memiliki dinding yang cukup tebal untuk menebal, sekaligus berfungsi sebagai 
penguat dan penyangga. Xilem juga dapat memiliki serabut skleral sebagai 
penguat jaringan., dan sel parenkim di berbagai bagian. Bertahan hidup dan 
berperan dalam aktivitas metabolisme
Xilem pada dasarnya adalah hasil dari aktivitas meristem apikal dari jaringan 
yang membentuk bakteri asli. Xilem yang dibentuk oleh prokambium disebut 
xillem utama. Setelah pertumbuhan film perdana selesai, tanaman membentuk 
jaringan sekunder akibat aktivitas kambium, sehingga disebut xilem yang 
terbentuk Xilem sekunder. Meskipun bentuk xilem primer dan sekunder
berbeda, mereka akan melebur pada pertumbuhan berikutnya
Ketika mengamati xilem primer dengan cermat, ditemukan perbedaan 
perkembangan antara struktur xilem pertama (protoksil) dan struktur xilem 
yang terbentuk selanjutnya (toksil) s “Rotoxilem menempati posisi unik dalam 
struktur jaringan transportasi utama.” Pada tumbuhan yang lebih tinggi, 
protoksil batang paling dekat dengan empulur (disebut endar xilem endarch), 
dan diakar terletak disisi hemeta xilem 
Trakea adalah sel tipis memanjang yang ujungnya meruncing. Air mengalir 
dari sel ke sel melalui saluran khusus untuk masuk, sehingga tidak harus 
melewati tebalnya dinding sekunder. Trakea pada Dinding sekunder bisa keras 
dikarenakan adanya lignin, yang mencegah sel-sel runtuh di bawah tekanan 
transportasi air dan memberikan dukungan. Elemen vaskular umumnya lebih 
lebar dan lebih pendek dari trakea, dengan dinding yang lebih tipis dan lebih 
sedikit lancip. Ujung-ujung elemen wadah tersebut bersentuhan satu sama lain 
membentuk tabung mikro memanjang yang disebut wadah. Dinding ujung 
elemen wadah memiliki pelat berlubang di mana air dapat dibuang dengan
bebas . unsur xilem tersusun atas 
unsur trakea, serabut xilem dan parenkim xilem yaitu:
1. Unsur trakea adalah unsur yang bertanggung jawab untuk 
mengangkut air dan zat yang terlarut di dalamnya, sel yang 
bentuknya memanjang, tidak ada protoplas berarti (mati), dinding sel 
bainin, dan berbagai titik. Elemen trakea ada dua jenis sel, trakea dan 
trakeid s
2. Serabut xilem adalah sel panjang yang memiliki dinding sekunder, 
berbentuk bainin. Tumbuhan mempunyai dua jenis serat, yaitu serat 
trakea yang satunya serat libriform. Serat oval memiliki ukuran yang 
lebih besar dan dinding sel yang lebih tebal dibandingkan serat 
trakea. Ada bintik-bintik sederhana pada serat libroform, sedangkan 
serat trakea memiliki bintik-bintik yang terlindungi 
3. Sama seperti parenkim xilem di tempat lain, sel-sel ini adalah sel 
hidup dan ada di xilem primer dan sekunder. Ada xilem sekunder. 
Pada xilem sekunder, parenkim berasal dari lapisan fusi atau 
kambium yang berbentuk jari-jari sel, sehingga diperoleh sel yang 
sumbu panjangnya mengikuti jari-jari organ. Sel parenkim tersebut 
mengandung berbagai macam senyawa. Biasanya tepung dan lipid, 
karena parenkim dapat menyimpan makanan cadangan
 Struktur Floem 
Floem  adalah jaringan transportasi 
berfungsi membawa dan membagikan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh 
bagian tumbuhan. Floem terbentuk baik dari sel hidup maupun sel mati. Floem
mempunyai unsur, penyaring, pendamping, albumin (dalam gimnosperma), 
serta serabut floem, parenkim floem.
1. Unsur-unsur tapis mempunyai ciri yang beda dari elemen filter 
adalah terdapat area elemen filter di dindingnya, dan protoplas tidak 
memiliki inti. Area filter didefinisikan sebagai area titik-titik yang 
dimodifikasi dan ditampilkan sebagai area tersembunyi di dinding 
berpori. Lubang ini melewati nematoda yang menghubungkan dua 
elemen filter yang berdekatan. Tangki filter adalah tangki yang
memanjang, yang ujungnya meruncing pada bidang tangensial dan 
bulat di bidang radialnya. Dinding samping berisi, area filtrasi yang 
banyak berpori. Di antara komponen rambut saringan, dinding antara 
ujung saling berdekatan dangan dinding ujung sel, baik di bawah 
maupun di atasnya, sehingga membentuk wadah penyaring dengan 
sederet sel memanjang 
2. Sel pengiring merupakan wadah fitter, terkait erat dengan sel yang 
menyertainya. Sel yang menyertai biasanya berupa rantai atau baris 
yang mirip dengan sel parenkim dan sel hidup. Sel-sel pendamping 
diyakini berperan dalam masuk dan keluarnya zat makanan melalui 
wadah penyaring 
3. Sel albumin adalah sel jari-jari myeloid dan sel parenkim filter buluh, 
yang mengandung putih telur dalam jumlah besar, dan terletak di 
dekat sel filter gimnosperma. Diduga sel albumin memiliki fungsi 
yang mirip dengan sel pendamping 
4. Serat-serat floem, posisi serabut floem pada bundel floem bervariasi. 
Pada floem primer serabut terletak di luar jaringan, awalnya 
bergerombol membentuk cluster, atau menjadi homogen pada 
perkembangan selanjutnya, sedangkan pada floem sekunder posisi 
serabut mengikuti berbagai pola. Serat dewasa mungkin masih hidup 
atau mati. Serat hidup juga dapat digunakan sebagai tempat 
menyimpan makanan 
5. Parenkim floem umumnya terdapat pada filter buluh, merupakan sel 
hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak, pati dan 
zat organik lainnya 
Fungsi Jaringan Pengangkut 
Jaringan pengangkut pada tumbuhan sendiri berperan dalam mengangkut 
mineral (seperti air atau unsur hara) dalam proses penyerapan akar. Fungsi 
utama xylem adalah membawa air serta zat-zat yang terlarut di dalamnya Xilem
dan floem adalah dua jaringan berbeda dengan fungsinya masing-masing
 Fungsi Xilem 
Xilem juga dapat digunakan sebagai tempat pengangkutan air dan mineral dari 
akar ke daun. Susunan xilem adalah jaringan transportasi kompleks yang 
terdiri dari berbagai bentuk sel. Selain situ, beberapa sel mati, dan sel-sel itu 
masih hidup, tetapi secara umum, sel-sel yang menyusun xilem itu sendiri mati 
dengan membran sel yang lebih tebal dan mengandung lignin 
Xilem merupakan proses pengangkut satu arah na air dan unsur hara selalu 
diangkat dari bawah ke atas, yaitu dari akar tumbuhan ke bagian tumbuhan 
yang lebih tinggi. Air berlebih yang dibawa oleh xilem tidak albumin (dalam 
gimnosperma), serabut floem dan parenkim floem.
1. Xilem pada akar, akar