Home » All posts
negara kita, baik secara langsung maupun melalui video? Bagi yang
pernah melihat, bagaimana pendapat kalian tentang tambang ini ?
Kemudian dari tambang ini , banyak sekali barang-barang yang
dihasilkan dari bahan tambang. Apakah kalian tahu apa saja barangbarang dalam keseharian kita yang memakai bahan tambang
ini sebagai salah satu bahan pembuatnya?
Program keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) saat ini sangat beragam sekali. Semuanya
yaitubidang-bidang yang berkaitan langsung dengan kebutuhan
di industri dan dunia kerja. Apakah kalian masih ingat mengapa
kalian memutuskan untuk memilih Program Keahlian Teknik Geologi
Pertambangan? Program Keahlian Teknik Geologi Pertambangan berbeda
dengan program-program keahlian lainnya, baik dari materi pelajaran,
kurikulum, bahkan sampai pada karakter. Gambar di atas yaitu
salah satu bentuk aktivitas pembelajaran melalui kunjungan ke industri
yang berkaitan dengan geologi pertambangan. Bagaimana kesan kalian
ketika melihat gambar ini ?
Pada awal bab ini, kita bersama akan mempelajari banyak hal
mengenai istilah yang berkaitan dengan pertambangan. Istilah
pertambangan berasal dari kata dasar tambang. Istilah tambang
bukan berarti tali ataupun sejenis alat berbentuk bundar panjang yang
dipakai untuk mengikat, tetapi tambang yang merujuk pada material
yang diambil dari dalam bumi maupun aktivitas pengambilannya. Dari
istilah tambang ini , secara kata tambang bisa berkembang menjadi
tiga kata yang mirip, masih berkaitan tetapi ada perbedaannya, yaitu
tambang, pertambangan dan penambangan.
Pertama kita bahas yaitu kata dasarnya terlebih dahulu yaitu
istilah tambang. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa negara kita (KBBI),
tambang yaitu suatu cebakan, parit, lubang di dalam tanah, atau bisa
pula didefinisikan sebagai tempat yang digali atau diambil materialmaterial yang digolongkan sebagai bahan galian yang terkandung pada
kulit bumi, baik berupa mineral, batuan, logam, batubara, dan material
lainnya. Tambang pada konteks inilah yang akan kita pelajari, bukan
tambang yang berarti tali (alat yang digunakan untuk ikat).
Istilah selanjutnya yaitu pertambangan. Dalam Kamus Besar
Bahasa negara kita (KBBI), pertambangan yaitu suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan tambang seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya. Sedangkan arti istilah pertambangan dalam Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
yaitusebagian atau seluruh tahapan dari suatu kegiatan yang
bertujuan untuk penyelidikan, pengelolaan, dan pengusahaan mineral
atau batubara, yang kegiatannya terdiri dari penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengangkutan,
pengolahan dan atau pemurnian, pemasaran, serta kegiatan reklamasi
dan pascatambang.
Istilah yang ketiga atau penambangan lebih merujuk pada proses
yang berlangsung, cara atau metode yang digunakan, serta aktivitas dalam
pertambangan. Penambangan jika diulas secara lebih detail yaitu
suatu proses pelepasan dan pengambilan material baik mineral maupun
batuan di permukaan bumi sampai bawah permukaan bumi.
Proses penambangan dapat dilakukan baik secara manual
ataupun mekanis. Material yang ditambang yaitumaterial yang
mempunyai nilai ekonomis bagi kehidupan manusia. Contoh-contoh
komoditas yang ditambang ini antara lain emas, perak, batubara,
timbal, seng, bijih besi, timah, nikel, bauksit, batubara, minyak bumi
dan jenis-jenis bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang lain.
Gambar 1.3 di atas yaitusalah satu contoh aktivitas tambang
batubara dengan metode tambang terbuka.
Dari ketiga istilah di atas secara singkat dapat diketahui perbedaannya.
Istilah tambang dalam bahasa sehari-hari banyak mengarah pada nama
atau jenis bahan galian hasil eksploitasinya, tergantung nama bahan
galian yang mengikuti kata tambang ini , contoh tambang emas,
tambang bijih besi, tambang nikel dan yang lainnya.
Istilah pertambangan cenderung lebih menunjukkan suatu usaha
di suatu bidang pekerjaan seperti halnya pertanian, perhutanan,
peternakan dan usaha-usaha lainnya. Salah satu proses yang berlangsung
dalam usaha pertambangan yaitu proses atau tahap penambangan
yang dalam bahasa sederhananya antara lain melepas dan mengambil
material berharga dari tempatnya berada, terutama batuan dan tanah.
Dalam perkembangannya, pertambangan tumbuh menjadi industri
yang mempunyai prospek menjanjikan dan tidak kalah dengan industriindustri lain seperti industri otomotif, industri elektronika, industri
pangan dan industri-industri besar yang lain. Industri pertambangan
termasuk bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, ilmu
pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, teknologi dan sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya. Di sisi lain, industri pertambangan
yaituindustri yang mempunyai potensi risiko juga.
Disiplin ilmu yang digunakan dalam mengelola suatu usaha
tambang selain geologi dan pertambangan, juga mencakup ilmu-ilmu
dan teknologi lain seperti pemesinan, otomotif, listrik, komunikasi,
metalurgi, lingkungan, ekonomi, hukum, manajemen, keuangan, sosial
budaya, dan ilmu-ilmu yang lainnya. Disisi lain kegiatan pertambangan
juga mempunyai efek buruk yaitu sering kali memicu kerusakan
lingkungan hidup jika dalam pengelolaannya tidak menuruti aturanaturan teknis dan aturan-aturan hukum yang berlaku.
Dari beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan
di atas, tentu aspek nilai ekonomis menjadi daya tarik utama bagi para
pelaku usaha. Potensi nilai ekonomis yang menjanjikan ini mendorong
seseorang ataupun kelompok warga untuk berusaha mengelola
tambang demi mendapatkan keuntungan.
Pengelolaan usaha pertambangan harus mengikuti payung hukum
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah agar dapat berjalan dengan
tertib. Ada banyak sekali aturan-aturan hukum tentang pengelolaan
bahan galian atau bahan tambang ini . Aturan-aturan hukum
ini juga disesuaikan dengan perkembangan zaman, memenuhi
aspek ketersediaan, tingkat konsumsi, dan nilai strategis bahan
galian ini .
Salah satu contoh aturan tentang pengelolaan bahan galian ini
yaitu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
negara kita Nomor 26 Tahun 2018 tentang Usaha Pertambangan,
yaitukegiatan dalam pengelolaan dan pengusahaan mineral
maupun batubara yang mencakup tahap-tahap mulai dari penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan atau pemurnian, pengangkutan, pemasaran penjualan,
dan pekerjaan pascatambang
A. Penyelidikan Umum (Prospeksi)
Kegiatan usaha pertambangan diawali dengan pelaksanaan
penyelidikan umum atau prospeksi. Pekerjaan ini bertujuan untuk
mencari keberadaan material-material yang mempunyai nilai
ekonomis. Secara teknis kegiatan ini meliputi pencarian dan penemuan
atau indikasi keberadaan material berharga sebagai dasar untuk
pelaksanaan penyelidikan yang lebih detail.
Tahapan-tahapan kegiatan pada penyelidikan umum ini diawali
dengan pekerjaan di ruangan atau studio dengan fokus utama yaitu
studi literatur sebagai data awal dan pekerjaan penelitian lapangan.
Adapun tahapan-tahapan pekerjaan pada saat penyelidikan umum
atau prospeksi meliputi:
1. Studi Literatur
Studi literatur atau kajian pustaka dilaksanakan untuk mempelajari datadata awal dari publikasi-publikasi yang sudah diterbitkan sebelumnya.
Data-data awal yang diharapkan ini terutama tentang potensi
bahan galian pada lokasi-lokasi yang menjadi target penyelidikan.
Sebelum menetapkan akan melakukan penyelidikan bahan galian
dan lokasinya di mana, maka data awal sebagai petunjuk dan pemandu
yang bisa dipakai antara lain yaitu peta geologi regional, laporanlaporan peneliti sebelumnya pada area yang sama maupun data awal
yang lain.
Pertimbangan utama yang menjadi dasar dalam menentukan lokasi
penyelidikan antara lain yaitu terdapatnya proses-proses geologi yang
membentuk cebakan-cebakan material berharga, sebagai indikasi utama
dalam penyelidikan lapangan.
Setelah memilih jenis bahan galian dan lokasi yang akan diselidiki,
maka tahapan selanjutnya yaitu tahapan penyelidikan lapangan
pendahuluan. Tujuan dilakukannya tahapan ini yaitu untuk mencari
dan membuktikan keberadaan bahan galian, kondisi geologis dan
morfologis di lokasi penelitian atau aspek teknis.
Selain aspek teknis, aspek nonteknis juga harus diperhatikan, seperti
ketersediaan akses pendukung seperti jalan, jembatan, pelabuhan
maupun fasilitas fisik umum lainnya dan juga termasuk kondisi sosiokultural kemasyarakatan (jika di lokasi penyelidikan ada komunitas
masyarakat).
2. Tinjauan Sepintas Lalu
Setelah tahap pekerjaan studi literatur atau tinjauan pustaka dilakukan
di studio atau kantor, maka tahap pekerjaan selanjutnya yaitu kegiatan
di lapangan berdasarkan data-data yang diperoleh pada saat studi
pustaka. Data-data ini antara lain peta geologi, peta topografi, citra
satelit serta pustaka-pustaka yang sebelumnya sudah pernah diterbitkan
dalam bentuk laporan eksplorasi, prosiding, jurnal, paper dan sumbersumber yang lain.
Tahap awal dari tinjauan sepintas lalu ini berupa pengecekan lokasi
penyelidikan, baik untuk mendapatkan informasi dari aspek teknis
dan aspek nonteknis. Aspek teknis terkait utama dengan keterdapatan
mineral maupun bijih dan proses-proses geologi yang ada, sedangkan
aspek nonteknis seperti posisi lokasi penyelidikan berada, akses menuju
lokasi penyelidikan dan sarana prasarana pendukung seperti jalan,
jembatan, bandara, pelabuhan, pasar maupun fasilitas-fasilitas umum
yang lain.
Secara teknis kegiatan penyelidikan umum antara lain menggunakan metode pemetaan geologi awal berupa tracing float. Tracing float
dilakukan untuk mendapatkan jejak-jejak mineral-mineral berharga
yang berupa pecahan-pecahan mineral, bijih maupun batuan tempat
mineral-mineral ini berasosiasi (batuan induk).
Lokasi yang sangat baik untuk pelaksanaan tracing float ini yaitu
pada sungai atau anak sungai, dengan menyusuri sungai ini
terutama dari hilir ke arah hulu. Sungai yang baik untuk pelaksanaan
tracing float ini yaitu sungai aliran airnya tidak deras dan penuh,
sehingga lebih mudah menemukan dan mengambil pecahan-pecahan
bijih maupun mineral berharga.
Apabila di bagian hilir aliran sungai didapatkan pecahan-pecahan
bijih maupun mineral berharga, secara logika dapat diperkirakan jika
di bagian sungai ke arah hulu ada sumber dari pecahan-pecahan
ini . Dalam pelaksanaan tracing float ini juga sebagai cara
untuk mendata penyebaran batuan yang tersingkap sepanjang sungai.
Metode pemetaan geologi dilakukan untuk lebih mengetahui
litologi secara lebih rinci. Selain dengan memetakan singkapan
batuan sepanjang anak sungai seperti halnya tracing float (bisa juga
menggabungkan dengan data-data tracing float), pemetaan geologi juga
dilakukan terutama untuk memetakan penyebaran batuan-batuan yang
tersingkap atau terekspos di permukaan bumi.
Pada tahap penyelidikan umum ini juga dilaksanakakan pengambilan
sampel mineral berharga atau contoh batuan yang diindikasikan
mengandung mineral berharga, untuk selanjutnya dianalisis kandungan
kadar mineral berharganya. Sampel yang diambil untuk selanjutnya
dianalisis bisa berupa float-float yang ditemukan di sepanjang sungai
yang disusuri, sampel yang diambil dari singkapan batuan (out crop)
yang diperkirakan mempunyai potensi mineral berharga, sampel
endapan sedimen sungai maupun sampel laterit.
Dari hasil pelaksanaan penyelidikan umum atau prospeksi yang
berupa tracing float atau pemetaan geologi maupun kombinasi keduaduanya, jika di lapangan ditemukan indikasi-indikasi keterdapatan
bahan galian yang cukup signifikan, maka akan dihasilkan suatu
kesimpulan atau rekomendasi untuk dapat dilanjutkan pada tahap
eksplorasi. Sekilas pelaksanaan tracing float seperti terlihat pada gambar
1.4 di bawah ini.
Sedangkan jika selama tahap penyelidikan umum tidak didapatkan
indikasi-indikasi keterdapatan mineral berharga, ataupun diketemukan
indikasi keterdapatan mineral berharga tetapi dalam kualitas dan
kuantitas yang signifikan, maka kesimpulan yang harus disampaikan
yaitu bahwa penyelidikan umum atau prospeksi ini tidak
direkomendasikan untuk dilakukan tahap eksplorasi, dan data-data yang
sudah didapat tetap menjadi laporan. Usaha selanjutnya yaitu mencari
area lain yang dirasa prospek untuk selanjutnya dilaksanakan
penyelidikan umum.
B. Eksplorasi
Tahapan dalam usaha pertambangan setelah penyelidikan umum atau
prospeksi yaitu tahap eksplorasi. Tahap ini dilaksanakan sebagai
bentuk rekomendasi atau berdasarkan hasil kegiatan pada tahap
penyelidikan umum. Pada tahap penyelidikan umum ditemukan
keberadaan potensi mineral bijih, maka tahap eksplorasi dilakukan
untuk memperoleh data atau parameter yang lebih rinci terkait aspek
dimensi, bentuk, posisi keberadaan, kualitas atau kadar bijih, termasuk
karakteristik dari batuan bijih ini berada (host rock) maupun
karakteristik lapisan penutup (over burden).
Pada tahap eksplorasi mineral, tanah penutup ini diambil sampelnya
untuk dianalisis kemungkinan keterdapatan mineral-mineral berharga
walaupun dalam kadar yang relatif rendah.
Selain itu sampel tanah penutup yang diambil juga untuk analisis
kesuburan tanahnya, dengan harapan jika suatu saat ditambang, tanah
penutup ini bisa dipakai kembali untuk lapisan penutup pada
lahan reklamasi sebagai lapisan tanah penyubur atau humus. Dengan
demikian pada saat reklamasi nantinya fungsi dan daya dukung
tanah untuk reboisasinya masih cukup baik, sehingga ekosistem tidak
semuanya rusak walaupun tidak bisa kembali pulih seratus persen
seperti semula.
Metode yang dipakai dalam tahap eksplorasi bahan galian ada
beberapa jenis, hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis bahan galian yang
dieksplorasi mempunyai karakteristik terutama fisik yang berlainan.
Metode eksplorasi bahan galian dari golongan logam dasar (base metal),
apalagi yang termasuk endapan primer, metodenya akan berbeda
dengan bahan galian endapan laterit, apalagi dengan bahan galian
sedimenter seperti halnya batubara.
Pada tahap eksplorasi pendahuluan metodenya akan berbeda
dibandingkan pada saat eksplorasi detail yang tidak hanya kegiatan
pemetaan geologi saja, melainkan sudah ditunjang dengan pemboran
eksplorasi, pemetaan topografi, survei geofisika maupun survei geokimia.
1. Pemetaan Geologi Permukaan
Kegiatan awal dari tahap eksplorasi yaitu pemetaan geologi permukaan
yang bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan penyebaran bijih
maupun batuan secara horizontal, sehingga akan didapatkan data-data
mengenai bentuk penyebaran dan luasan penyebarannya.
Dalam pemetaan geologi ini , maka singkapan batuan yang
yaitumedia berasosiasinya mineral-mineral menjadi obyek
utama yang didata penyebarannya, diambil contohnya dan dianalisis
kandungan kimianya. Sedangkan pada eksplorasi batubara, maka
singkapan batubara yang langsung didata, diambil contoh dan dianalisis
kualitas terutama kandungan kalornya.
Singkapan-singkapan batuan atau out crop banyak muncul di area
aliran sungai terutama yang ada aliran airnya. Singkapan batuan juga
bisa ditemui pada lokasi-lokasi yang bentuk morfologinya cenderung
menonjol dan menyembul secara alami di permukaan bumi. Hal
ini dapat terjadi karena adanya proses-proses atau gaya dari dalam
bumi, yaitu proses atau gaya endogen. Selain karena gaya endogen,
tersingkapnya batuan juga karena pengaruh gaya eksogen.
Gaya endogen ini yaituproses yang berasal dari dalam bumi,
bekerja pada kulit bumi, bersifat membangun, prosesnya cenderung
lambat tetapi akibatnya bisa sangat dahsyat. Contoh dari gaya endogen
kaitannya dengan singkapan batuan antara lain dengan terjadinya
letusan gunung berapi atau erupsi mengeluarkan material termasuk
batuan ke permukaan bumi. Selain itu, munculnya singkapan batuan
juga bisa terjadi akibat gempa bumi tektonik baik berupa patahan
maupun pergeseran lapisan batuan sehingga batuan yang sebelumnya
tidak tampak (terpendam maupun berada di tempat lain) menjadi
tampak, serta terjadinya pengangkatan atau uplift dari batuan yang
berada di bawah permukaan bumi menjadi naik ke permukaan bumi
akibat gaya atau arus konveksi magma. Gaya eksogen yaitu tenaga
yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan
di permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi,
abrasi, denudasi.
Dalam tahap pemetaan geologi ini termasuk pengambilan contoh
batuan atau bahan galian, baik contoh dari singkapan batuan, parit
uji dan sumur uji. Contoh atau sampel ini akan diuji kandungan
kimianya di laboratorium untuk mengetahui kualitas atau kadar mineral
berharga dari bahan galian ini .
2. Pemboran Eksplorasi
Di dalam kehidupan sehari-hari kalian pasti sudah sering men-dengar
dan melihat aktivitas pemboran, atau sering juga disebut pengeboran.
Jika dikaji secara teknis, pemboran yaituproses pembuatan
lubang yang berbentuk silindris hingga pada kedalaman tertentu yang
diinginkan memakai suatu alat.
Pada ranah ilmu kebumian, pemboran yaitusalah satu
kegiatan dalam tahap eksplorasi bahan galian. Pemboran pada ranah
eksplorasi atau lebih sering disebut sebagai pemboran eksplorasi
dilaksanakan agar memperoleh data material bawah permukaan atau
penyebaran bahan galian secara vertikal.
Data langsung yang didapat dari pelaksanaan pemboran eksplorasi
ini yaitu berupa inti bor (core) yang berupa batuan atau tanah.
Selanjutnya sampel ini juga akan dianalisis di laboratorium untuk
mengetahui kualitas atau kadar mineral berharganya.
Tahap pemboran eksplorasi ini dilaksanakan setelah sebelumnya
dilakukan pemetaan geologi, sehingga data-data terutama kualitas
bahan galian akan dikombinasikan yang pada akhirnya didapatkan
peta sebaran bahan galian, baik luasan (penyebaran ke arah horizontal)
maupun penyebaran ke bawah (vertikal) atau ketebalan untuk
selanjutnya dilakukan perhitungan matematis bahan galian ini .
Selain data mengenai cadangan bahan galian, juga untuk mengetahui
karakteristik fisik dari batuan induk dari bahan galian ini , kaitannya
penanganan dalam pengupasan lapisan penutup. Sebagai gambaran awal
mengenai pemboran eksplorasi, silahkan kalian lihat pada gambar 1.5
di samping tentang pemboran eksplorasi nikel di Halmahera Timur!
3. Survei Geofisika
Pada eksplorasi bahan galian, selain mengaplikasikan ilmu geologi, juga
ditunjang dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan lain yang masih
berkaitan, yaitu ilmu geofisika. Menurut Santoso (2002), ilmu geofisika
berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui
atau memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan bumi.
Contoh aplikasi ilmu geofisika dalam praktik yang berkaitan geologi
antara lain untuk eksplorasi mineral dan logam, eksplorasi minyak bumi,
dan kajian pada ranah kebencanaan oleh proses-proses geologi gempa
bumi tektonik, tsunami, erupsi gunungapi, maupun sebagai kajian dalam
rencana pembangunan sarana prasarana fisik umum area seperti
jalan, jembatan, bendungan, bandara, pelabuhan dan infrastrukturinfrastruktur fisik yang lain. Pemanfaatan geofisika pada pekerjaan
eksplorasi bahan galian, terdiri dari beberapa metode, antara lain:
1. Geolistrik
Metode survei geolistrik termasuk metode dalam survei geofisika yang
prinsip kerjanya dengan mengetahui adanya respon aliran listrik
dalam batuan pada bawah permukaan dengan mendeteksinya pada
permukaan bumi.
Cara ini digunakan terutama agar susunan bawah permukaan
bumi bisa diketahui, misalnya pola penyebaran mineral dan batubara,
pencarian air bawah tanah atau akuifer, kajian maupun rekayasa geologi
teknik, mitigasi bencana melalui sistem deteksi dini (early warning
system), dan pendeteksian adanya obyek-obyek yang terpendam di
bawah permukaan bumi seperti candi.
Survei geolistrik ini dilakukan dengan memakai peralatan
yaitu resistivitymeter yang yaitualat utama dan dilengkapi
dengan penghubung, aki sebagai sumber listrik dan batang elektroda
(di lapangan bisa berupa besi panjang atau linggis) serta palu sebagai
alat bantu untuk menancapkan batang elektroda atau linggis ke dalam
tanah. Peralatan-peralatan Survei Geolistrik ditunjukkan pada Gambar
1.6 di samping.
Prinsip kerja secara sederhana dari survei geolistrik ini
yaitu dengan mengalirkan atau injeksi arus listrik ke bawah
permukaan, kemudian mengukur tegangan tegangan listrik yang diukur
memakai batang elektroda.
Data geolistrik yang diperoleh yaitunilai tahanan jenis semu
yang diperoleh dari nilai tegangan listrik, kuat arus listrik serta nilai
faktor berdasarkan hasil nilai beda potensial listrik, nilai arus listrik,
dan nilai faktor geometri hasil pengukuran. Nilai tahanan jenis semu
itu lalu diproses dengan perangkat lunak khusus geolistrik sehingga
menghasilkan nilai resistivitas atau nilai tahanan jenis listrik sebenarnya
untuk menentukan area prospek pada area eksplorasi. Prinsip
kerja dari survei geolistrik diilustrasikan pada Gambar 1.7 berikut.
2. Magnetik
Metode survei magnetik atau geomagnetik yaitu salah satu metode
eksplorasi yang yaitubagian dari metode geofisika untuk
eksplorasi batuan, mineral, minyak bumi, panas bumi (geothermal),
pendeteksian barang-barang bersejarah yang terpendam atau
peninggalan-peninggalan arkeologi, sampai untuk pengawasan
kegiatan vulkanisme gunung berapi.
Prinsip dasar dari magnetik ini yaitu memetakan suatu area
berdasarkan besaran variasi medan magnet akibat adanya medan
magnetik remanen maupun medan magnetik induksi. Peralatan
utama pada survei geomagnet ini yaitu Magnetometer seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.8 di bawah ini. Fungsi dari magnetometer
ini yaitu untuk mengetahui besaran medan magnet pada batuan
atau nilai kuat kemagnetan total.
Peralatan pendukung dalam survei megnetik Global Positioning
System atau (GPS) yang fungsinya mengetahui kedudukan dari obyek
yang diukur atau koordinat dengan memakai bantuan satelit.
Survei ini sangat cocok untuk ekaplorasi bijih besi, mangan dan mineral
bijih lainnya.
Dalam survei magnetik ini kalian perlu mengetahui besarnya
suseptibilitas dari mineral maupun batuan, karena yang dicari yaitu
pola-pola anomali mineral yang memiliki variasi maupun keunikan nilai
suseptibilitas. Semakin tinggi kandungan mineral magnetik dalam suatu
batuan, maka nilai suseptibilitas batuan akan bertambah.
Pada pelaksanaan survei magnetik, pengambilan data ke-magnetan
dilaksanakan dengan membuat stasiun dasar dan stasiun pengamatan
medan magnet yang berupa grid pengukuran dengan ukuran dan bentuk
terpola. Hasil yang diperoleh dari survei magnetik ini berupa data yang
terekam meliputi hari, tanggal, waktu, besaran kuat medan magnet,
cuaca dan keadaan lingkungan.
Tahap selanjutnya yaitu mengukur besaran medan magnet di
stasiun pengukuran, dan di waktu yang sama dilakukan variasi harian
pada stasiun dasar. Pada tahap survei magnetik alat yang digunakan
berupa magnetometer.
3. Seismik
Metode survei ini diaplikasikan dalam mengidentifikasi su-sunan
serta tingkatan pada bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan
perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang gempa (gelombang
seismik) untuk kemudian direfraksikan atau direfleksikan sepanjang
perbedaan lapisan batuan.
Metode survei seismik ini digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu
seismik refraksi dan seismik refleksi. Metode survei seismik refraksi
yaitusalah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang
struktur bawah permukaan, yaitusalah satu metode untuk
memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang
penelitian lainnya. Seismik refraksi biasanya diinterpretasikan dalam
bentuk lapisan-lapisan dengan tiap lapisan masing-masing memiliki
dip dan topografi. Pelaksanaan survei seismik seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.9 berikut.
Sedangkan metode seismik refleksi yaitu salah satu metode survei
geofisika yang memanfaatkan pemantulan gelombang ke dalam bumi
yang ditimbulkan oleh sumber getaran dan diterima oleh geophone. Pada
seismik refleksi merekam dan memakai semua medan gelombang
yang terekam. Alat utama yang digunakan dalam survei seismik ini
yaitu seismograf.
4. Gravitasi
Metode survei gravitasi atau sering disebut dengan Gravity Survey
yaitu salah satu metode survei geofisika yang yaitusurvei
dengan pengukuran variasi medan gravitasi bumi yang dipicu
oleh perbedaan densitas atau massa jenis batuan bawah permukaan.
Walaupun survei ini dikenal dengan nama metode survei gravitasi, tetapi
dalam kenyataannya variasi gravitasi yang diukur yaituvariasi
percepatan gravitasi (Reynold, 1997). Alat yang digunakan dalam survei
gravitasi ini yaitu Gravitymeter. Gambar 1.10 di bawah menunjukkan
kegiatan survei gravitasi.
4. Survei Geokimia
Survei Geokimia yaitu metode eksplorasi yang mengkonsen-trasikan
pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur
bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan
tujuan mendeteksi endapan bijih. Pelaksanaan survei geokimia seperti
ditunjukkan pada gambar 1.11 berikut.
Survei geokimia meliputi dua metode:
1. Metode yang memakai pola dispersi mekanis, sesuai diterapkan
pada mineral yang relatif lebih stabil pada kondisi permukaan bumi,
seperti: emas, platina, kasiterit maupun kromit. Survei ini cocok
untuk digunakan di area yang kondisi pelapukan kimiawinya
kurang dipengaruhi oleh iklim.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola
ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun
yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.
5. Tahapan Eksplorasi
Secara umum tahapan eksplorasi terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
eksplorasi awal atau tahap eksplorasi pendahuluan dan tahap
eksplorasi detail.
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Pada tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian dalam
pengamatan dan pengambilan data yang diperlukan belum berupa data
yang mendetailkan sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi
pendahuluan ini berskala 1:50.000 sampai 1:25.000.
Sebagian besar area di negara kita sudah tersedia peta dasarnya
yang berupa peta topografi. Kalian punya akses yang cukup mudah
untuk mendapatkan peta topografi ini . Cara yang paling mudah
untuk mendapatkan peta topografi yaitu dengan datang langsung
ke Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pertanahan Nasional)
atau yang sekarang telah beralih nama menjadi BIG (Badan Informasi
Geospasial) di Daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Di BIG ini kalian
tinggal memilih lembar-lembar mana saja yang kalian cari. Atau dapat
mengakses melalui website resmi BIG https://tanahair.negara kita.go.id/
Di beberapa perguruan tinggi hampir semua bidang ilmu geologi
sudah menyediakan peta topografi, terutama pengelola bidang ilmu
kebumian saat ini juga sudah menyediakan peta topografi. Selain dengan
datang langsung ke BIG, kalian juga bisa memesan lewat surat maupun
surat elektronik.
Pemetaan singkapan batuan (outcrop) dilakukan peta topografi
ini sebagai panduan terutama kondisi morfologisnya. Peta geologi
regional juga sebagian besar area negara kita sudah tersedia. Peta
geologi ini berfungsi sebagai data awal dalam memetakan batuan
maupun bahan galiannya.
Dengan panduan peta geologi, penyelidikan bisa lebih mudah
karena pada peta geologi ini sudah digambarkan tentang
penyebaran batuannya dan kita tinggal membuktikan, mencocokkan
dan mendetailkan. Pada tahap ini yang dilaksanakan yaitu pencarian
dan pendataan singkapan bahan galian dan singkapan batuan yang
diindikasikan mengandung mineral berharga dan pengambilan contoh
dari singkapan-singkapan yang diharapkan mengandung mineralmineral berharga. Data-data hasil pemetaan geologi yang diperoleh
ini kemudian dimasukkan atau di plot ke dalam peta dasar, seperti
diperlihatkan pada gambar 1.12 di atas.
Selain pengamatan singkapan-singkapan batuan pembawa bahan
galian (host rock) atau bahan galian langsung (misalnya batubara),
data lain yang perlu juga diperhatikan yaitu perubahan atau batas
satuan batuan, orientasi lapisan batuan sedimen yang berupa strike/
dip (jurus dan kemiringan), orientasi struktur geologi seperti sesar dan
tanda-tanda lainnya.
Hal-hal penting ini harus dimasukkan ke dalam peta dasar
dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, GPS, serta tanda-tanda
alami seperti bukit, lembah, sungai, jalan, kampung dan tanda-tanda
lainnya, sehingga menjadi peta penyebaran singkapan-singkapan batuan.
Tahap selanjutnya yaitu penentuan titik-titik untuk perencanaan
pengambilan contoh yang lain seperti pembuatan parit uji, sumur uji
dan jika diperlukan dilakukan pemboran awal. Lokasi-lokasi ini
kemudian harus diplot dan diikat dengan tepat di peta dengan bantuan
alat ukur seperti Theodolite.
Dari tahap ini akan dihasilkan bentuk atau model geologi yang meliputi,
model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi dan
kadar awal yang selanjutnya akan dipakai untuk menetapkan apakah area
survei ini memberikan harapan baik sehingga direkomendasikan
prospek atau tidak. Kalau area ini direkomendasikan prospek,
maka tahapan kegiatan penyelidikan dapat diteruskan dengan tahap
eksplorasi selanjutnya yaitu tahap eksplorasi detail.
2. Tahap Eksplorasi Detail
Tahapan eksplorasi detail dilakukan setelah hasil tahapan eksplorasi
pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang telah ditemukan
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi
detail (White, 1997 dalam www.literasipublik.com 2018). Pengambilan
contoh bahan galian pada tahap eksplorasi detail dilaksanakan dengan
jarak yang lebih dekat atau rapat, baik sampling secara manual maupun
pengambilan contoh dengan melaksanakan pemboran eksplorasi
spasi detil untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai bentuk
volume cadangan penyebaran kadar atau kualitas bahan galian secara
horizontal maupun vertikal. Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini yaitu
pengambilan contoh batuan (sampling), seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.13 di atas.
Data yang dihasilkan ini sudah bisa dikategorikan sebagai
cadangan terukur, yaitu besaran cadangan dengan persentase kesalahan
yang kecil atau kurang dari 20%. Pada kategori cadangan terukur ini
perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan risiko dapat
diminimalkan.
Data-data pada tahap ini juga diperjelas dengan data mengenai
ketebalan, kedalaman, kemiringan, dan pola penyebaran cadangan
secara 3 dimensi yang menjelaskan panjang, lebar dan tebal serta data
mengenai karakteristik batuan pembawa bahan galian (host rock),
kondisi air tanah, dan penyebaran struktur geologi.
Data-data ini akan menunjang perencanaan kemajuan tambang,
penentuan lebar atau ukuran bukaan dan kemiringan lereng tambang
(jenjang), perencanakan produksi bulanan maupun tahunan dan
pemilihan peralatan tambang serta faktor-faktor penunjang yang lain.
3. Studi Kelayakan
Studi kelayakan yaitutahapan akhir dari serangkaian
penyelidikan awal yang dilakukan sebelumnya, sehingga apakah
kegiatan penambangan endapan bahan galian ini layak dilakukan
atau tidak. Pertimbangan yang digunakan dasar meliputi pertimbangan
teknis, pertimbangan ekonomis, teknologi yang ada pada saat ini, dan
tetap memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan
hidup. Jika dari beberapa parameter ini disimpulkan layak maka
akan direkomendasikan ke tahap selanjutnya, tetapi jika belum layak,
maka data akan diarsipkan.
C. Perencanaan Tambang
Perencanaan tambang didasarkan atas perhitungan cadangan bahan
galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan kategori cadangan
terukur. Besaran cadangan bahan galian yang dijadikan acuan
dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
1. Cadangan terukur yaitu cadangan dengan tingkat kesalahan
maksimal 20% dan pada cadangan terukur ini telah dilakukan
pemboran untuk pengambilan contoh.
2. Cadangan terindikasi yaitu cadangan dengan bahan galian dengan
tingkat kesalahan 40% dan belum dilakukan pemboran.
3. Cadangan tereka yaitu cadangan dengan tingkat kesalahan 80%
dan belum dilakukan pengeboran.
Setelah melewati fase eksplorasi dan studi kelayakan, bila hasil
perhitungan cadangan bahan galiannya telah memenuhi kategori cadangan
terukur, berarti sudah layak memasuki tahap perencanaan tambang. Datadata yang diperoleh dari tahap penyelidikan umum maupun eksplorasi
tetap menjadi dasar dalam proses perencanaan tambang.
Tahap perencanaan tambang dilakukan untuk merencanakan secara
teknis, ekonomi dan lingkungan pada kegiatan penambangan, sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan
baik, menguntungkan dan tetap menjaga keselamatan manusia serta
lingkungan hidup.
Selain perencanaan tambang, juga terkait dengan perancangan
tambang. Perancangan tambang meliputi batas akhir penambangan,
tahapan penambangan, urutan penambangan tahunan atau bulanan,
penjadwalan produksi, dan perancangan waste dump (Waterman
Sulistyana Bargawa, 2018).
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dalam
pekerjaan perencanaan tambang juga semakin canggih dan modern,
terutama penggunaan perangkat lunak khusus atau software tambang
seperti diperlihatkan pada gambar 1.14 berikut.
D. Konstruksi
Tahap persiapan tambang atau konstruksi yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang akan digunakan
selama proses penambangan dilakukan, baik fasilitas yang secara teknik
terkait dengan penambangan maupun fasilitas-fasilitas pendukung
operasional tambang. Gambar 1.15 berikut yang yaitucontoh
konstruksi pada salah satu tambang emas dan tembaga.
Pekerjaan konstruksi pada pertambangan meliputi pembuatan jalan
tambang, stock pile, disposal area, perkantoran, pelabuhan, bengkel, mes
karyawan, fasilitas komunikasi, pembangkit listrik, gudang, fasilitas
pengolahan bahan galian dan fasilitas-fasilitas lain yang dibutuhkan
untuk menunjang keberlangsungan kegiatan penambangan bahan
galian di lokasi tambang
E. Penambangan (Eksploitasi)
Penambangan yaitu serangkaian proses pelepasan atau pem-bongkaran
material baik tanah maupun batuan dari permukaan maupun bawah
permukaan bumi untuk diambil manfaat dan nilai ekonomisnya. Proses
penambangan terdiri dari aktivitas penggalian maupun pembongkaran,
pemuatan dan pengangkutan bahan galian.
1. Metode Penambangan
Proses penambangan bahan galian terdiri dari beberapa jenis. Jika
dibedakan berdasarkan lokasi dan kondisi penambangannya, maka
proses penambangan bisa dibagi tiga jenis:
1. Tambang Terbuka
Tambang terbuka yaitu suatu proses penambangan yang seluruh
aktifitas penambangannya berhubungan langsung dengan atmosfer dan
udara luar. Tambang terbuka diklasifikasikan atas:
a. Open pit (open cut/open cast/open mine)
Open pit yaitu salah satu metode tambang terbuka yang dilakukan
untuk menggali deposit atau endapan bijih yang posisinya relatif
horizontal. Salah satu contoh tambang terbuka sudah ditunjukkan
pada gambar 1.16 di bawah.
b. Quarry
Quarry yaitu salah satu metode penambangan terbuka yang
digunakan untuk menggali jenis bahan galian industri, seperti
granit, batu gamping, andesit dan lain-lain. Gambar 1.17 di bawah
yaituquarry tambang marmer.
c. Strip mine
Strip mine alah satu metode tambang terbuka yang dipergunakan
untuk penambangan jenis endapan bijih yang letaknya relatif
horizontal atau agak miring. Gambar 1.18 berikut yaitu strip mine
sebagai salah satu contoh model tambang terbuka.
d. Alluvial mine
Alluvial mine yaitu salah satu metode tambang terbuka yang
digunakan untuk menambang jenis endapan-endapan alluvial,
misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dan lain-lain. Gambar
1.19 berikut menunjukkan salah satu model tambang terbuka jenis
alluvial mine pada penambangan timah di negara kita.
Terdapat tahapan umum dalam kegiatan penambangan
terbuka yaitu pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan
menyimpannya di tempat tertentu, pembongkaran dan penggalian
tanah penutup (overburden) dengan meng-gunakan bahan peledak
atau tanpa bahan peledak dan memindahkannya ke disposal area,
penggalian bahan galian atau eksploitasi, dan membawanya ke
stockpile untuk diproses lebih lanjut termasuk untuk dipasarkan serta
melakukan reklamasi lahan bekas penambangan.
2. Tambang Bawah Tanah
Tambang bawah tanah (underground mining) yaitu penambangan
yang sebagian besar atau seluruh aktivitas penambangannya tidak
berhubungan langsung dengan atmosfir dan udara luar. Tambang
bawah tanah menurut Lewis & Clark, (1964) dalam Nurhakim (2003),
secara garis besar dibedakan atas beberapa kelas antara lain metode
tambang bawah tanah memakai penyangga (supported method),
metode tambang bawah tanah tanpa penyangga (unsupported method),
metode tambang bawah tanah secara runtuhan (caving method) dan
metode tambang bawah tanah kombinasi memakai penyangga dan
runtuhan (combination of supported and caved stopes). Dari tiap-tiap
kelas ini metode tambang bawah tanah, yang akan kalian dapatkan
di semester 2.
Terdapat beberapa tahapan dalam tambang bawah tanah
yaitu, pembuatan jalan utama (main road), pemasangan penyangga
(supported), pembuatan lubang maju untuk produksi, ventilasi, drainase,
dan fasilitas tambang bawah tanah lainnya. Setelah itu melakukan
operasional penambangan bawah tanah dengan atau tanpa bahan
peledak dan kemudian membawa bahan galian ke stockpile untuk
diproses lebih lanjut sampai pada akhirnya dipasarkan. Gambar 1.20 di
atas yaitusalah satu contoh tambang bawah tanah pada tambang
emas dan tembaga.
3. Tambang Bawah Air
Tambang bawah air yaitu metode penambangan yang dilakukan untuk
mengambil endapan alluvial atau endapan placer yang terletak di bawah
permukaan air, seperti lepas pantai, sungai, danau atau lembah yang
menjadi area aliran dan genangan air. Metode penambangan dilakukan
terutama pada lepas pantai dangkal maupun lepas pantai dalam.
Beberapa tahun kemarin metode pertambangan ini pernah ramai
dibicarakan seiring dengan pelaksanaan reklamasi pulau di beberapa
negara. Salah satu metode untuk menyediakan material reklamasi
tersbut berasal dari penambangan bawah air yang berupa endapan
alluvial yang diambil atau dikeruk memakai peralatan khusus
untuk tambang bawah air yaitu dredge atau kapal keruk. Pada gambar
1.21 berikut yaitusalah satu contoh tambang bawah air.
F. Pengolahan atau Pemurnian
Bahan galian hasil proses penambangan mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, ada yang bisa langsung dipasarkan maupun digunakan
seperti batubara, tetapi sebagian besar umumnya harus diolah atau
dimurnikan terlebih dahulu di tempat pengolahan maupun pemurnian
untuk meningkatkan nilai tambah.
Alasan yang mendasari hal ini antara lain dipicu oleh
tercampurnya pengotor pada bahan galian, spesifikasi tertentu dari
bahan galian, mengurangi volume dan ongkos angkut mereduksi
senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik peleburan dan untuk
meningkatkan nilai jual bahan galian, apalagi sekarang pemerintah
sudah mengeluarkan peraturan tentang pengolahan dan pemurnian
bahan galian untuk meningkatan nilai jual bahan galian ini dengan
salah satunya yaitu pendirian smelter pada perusahaan pertambangan.
Proses pengolahan bijih ada beberapa jenis diantaranya yaitu
pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan
pengolahan secara fisika dan kimia dengan ekstraksi metal. Pengolahan
bahan galian secara fisika ialah pengolahan bahan galian dengan cara
memberikan perlakuan fisika pada fisik bahan galian ini seperti
peremukan, penggerusan, pencucian, pengeringan, dan pembakaran
dengan suhu rendah. Contoh pengolahan bahan galian secara fisika
yaitu pada proses pencucian batubara.
Pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal yaitu
pengolahan bahan galian dengan cara fisika dan kimia tanpa adanya
melalui proses konsentrasi dan ekstraksi metal. Contohnya secara fisika
dan kimia tanpa ekstraksi metal yaitu pengolahan batubara pada tingkat
rendah memakai reagen kimia. Pengolahan bahan galian secara
fisika dan kimia dengan ekstraksi metal yaitu pengolahan bahan galian
yang termasuk dalam kategori logam mulia dan logam dasar seperti Au,
Ag, Pt, Cu, Pb dan Zn. Secara sekilas pengolahan atau pemurnian logam
diilustrasikan pada gambar 1.22 di atas.
G. Pemasaran
Bahan galian sudah selesai diolah atau dimurnikan, maka bahan
galian ini akan dipasarkan. Baru pada tahap inilah perusahaan
pertambangan akan mendapatkan pemasukan secara finansial dari
serangkaian panjang tahap-tahap pertambangan. Pada tahap prospeksi
sampai tahap pengolahan atau pemurnian, perusahaan pertambangan
masih mengeluarkan biaya produksi yang sangat besar.
Dalam sistem pemasaran bahan galian, biasanya sudah terjalin
ikatan jual beli antara pengusaha tambang dengan pembeli berupa
ikatan kontrak jual beli, baik beli jangka panjang dan jangka pendek.
H. Reklamasi dan Pascatambang
Reklamasi yaitu kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan, agar lahan ini dapat berfungsi dan berdaya guna
sesuai peruntukannya (Waterman Sulistyana Bargawa, 2015).
Reklamasi ini dilaksanakan dengan cara memperbaiki dan memulihkan lahan bekas tambang walaupun tidak bisa kembali seperti sedia
kala dengan penanaman kembali (reboisasi). Reklamasi ini sangat
penting karena pengaruh atau dampak negatif dari penambangan
ini pasti memicu perubahan lingkungan, baik secara
fisik, kimia maupun biologi, diantaranya bentuk lahan, tumbuhan,
hewan, kondisi tanah, kualitas air, pola pengaliran, debu, getaran,
serta mengganggu maupun merubah komunitas manusia jika ada
komunitas manusia di area tambang. Pada gambar 1.23 berikut
yaitusalah satu contoh reklamasi pascatambang pada area
bekas tambang
Perubahan lingkungan fisik, kimia, biologi termasuk perubahan di
komunitas warga ini harus diatur dengan sebaik mungkin untuk
menghindari dampak negatif pada lingkungan yang berakibat negatif
seperti erosi, pendangkalan sungai maupun danau, drainase yang buruk,
turunnya bahkan hilangnya kesuburan tanah, tumbuhnya tanamantanaman liar (gulma), munculnya hama, pencemaran air permukaan
maupun air tanah oleh bahan berbahaya beracun dan akibat buruk
lainnya.
Tahap reklamasi secara sederhana meliputi dua proses kerja,
yaitu pemulihan kembali area bekas tambang yang bertujuan untuk
memperbaiki fungsi lahan yang terganggu ekosistemnya, dan menyiapkan
lahan ini untuk penggunaan selanjutnya seperti perhutanan,
perkebunan dan pemanfaatan-pemanfaatan lain.
Pentingnya reklamasi pascatambang, maka proses pengajuan
ijin tambang salah satu klausul yaitu mengenai jaminan reklamasi.
Hal ini bertujuan susaha perusahaan pertambangan benar-benar
berkomitmen untuk melaksanakan reklamasi pascatambang, sehingga
kerusakan lahan bisa dikurangi walaupun tidak bisa mencapai seratus
persen seperti sebelum ditambang, serta bisa dimanfaatkan lagi untuk
kepentingan yang lain.
Proses bisnis pertambangan yaitusuatu proses panjang dalam
mendapatkan suatu jenis bahan galian. Harus jelas diantara istilah
tambang, pertambangan dan penambangan. Tambang yaitu suatu
cebakan, parit, lubang di dalam tanah, baik berupa mineral, batuan,
logam, batubara, dan material lainnya.
Pertambangan meliputi kegiatan yang bertujuan untuk penyelidikan,
pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara, yang kegiatannya
terdiri dari penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengangkutan, pengolahan dan atau pemurnian,
pemasaran, serta kegiatan pascatambang terutamanya reklamasi
(Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara).
Penambangan lebih merujuk pada proses pelepasan dan pengambilan
material baik mineral maupun batuan di permukaan bumi sampai
bawah permukaan bumi.
Tahapan-tahapan dalam aktivitas pertambangan secara garis
besar meliputi:
1. Penyelidikan umum bertujuan untuk mencari keberadaan atau
tidaknya material-material yang mempunyai nilai ekonomis, terdiri
atas studi literatur dan tinjauan sepintas lalu untuk mendapatkan
informasi dari aspek teknis terkait utama dengan keterdapatan
mineral maupun bijih dan proses-proses geologi yang ada, sedangkan
aspek nonteknis seperti posisi lokasi penyelidikan berada, akses
menuju lokasi penyelidikan dan sarana prasarana pendukung
seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, pasar maupun fasilitasfasilitas umum yang lain.
2. Eksplorasi dilakukan untuk memperoleh data yang lebih rinci
terkait aspek dimensi, bentuk, posisi keberadaan, kualitas atau
kadar bijih, termasuk karakteristik dari batuan dimana bijih
ini berada (host rock) maupun karakteristik lapisan penutup
(overburden), dengan melakukan pemetaan geologi, pemboran
eksplorasi, pemetaan topografi, survei geofisika maupun survei
geokimia. Tahapan Eksplorasi terdiri atas tahap eksplorasi
pendahuluan dan tahapan eksplorasi detail, target akhir tahapan
eksplorasi untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai
bentuk, volume cadangan penyebaran kadar atau kualitas bahan
galian secara horizontal maupun vertikal, ketebalan, kedalaman,
kemiringan, dan pola penyebaran cadangan secara 3 dimensi
yang menjelaskan panjang, lebar dan tebal serta data mengenai
karakteristik batuan pembawa bahan galian (host rock), kondisi
air tanah, dan penyebaran struktur geologi.
3. Studi kelayakan yaitutahapan akhir apakah kegiatan
penambangan endapan bahan galian ini layak dilakukan atau
tidak. Jika dari beberapa paremeter ini disimpulkan layak
maka akan direkomendasikan ke tahap selanjutnya, tetapi jika
belum layak, maka data akan diarsipkan.
4. Perencanaan tambang didasarkan atas perhitungan cadangan
bahan galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan kategori
cadangan terukur. Besaran cadangan bahan galian yang dijadikan
acuan dikategorikan menjadi tiga, yaitu cadangan terukur,
cadangan terindikasi dan cadangan tereka.
5. Konstruksi pada pertambangan meliputi pembuatan jalan tambang
(hauling road), stock pile, disposal area, perkantoran, pelabuhan,
bengkel, wisma karyawan, fasilitas komunikasi, pembangkit listrik,
gudang, fasilitas pengolahan bahan galian dan fasilitas-fasilitas
lain yang dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan kegiatan
penambangan bahan galian di lokasi tambang.
6. Penambangan terdiri dari aktivitas penggalian maupun
pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Metode
penambangan terdiri dari metode tambang terbuka, tambang
bawah tanah dan tambang bawah air.
7. Pengolahan dan atau pemurnian bahan galian untuk meningkatan
nilai jual bahan galian ini dengan salah satunya yaitu
pendirian smelter pada perusahaan pertambangan.
8. Pemasaran sebagai tahap ketika perusahaan pertambangan
akan mendapatkan pemasukan secara finansial dari serangkaian
panjang tahap-tahap pertambangan.
9. Reklamasi dan pascatambang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan, agar lahan ini dapat berfungsi dan berdaya
guna sesuai peruntukannya.
Aktivitas pertambangan telah dikenal oleh manusia sejak beberapa
abad yang lalu sebagai salah satu penunjang kehidupan mereka. Di era
modern ini aktivitas pertambangan juga masih terus belangsung. Salah
satu hal yang membedakan antara aktivitas pertambangan pada zaman
dahulu dan sekarang yang paling jelas yaitu teknologinya.
Perkembangan teknologi pertambangan berkaitan erat dengan
beberapa faktor yang lain. Faktor apa saja yang mempengaruhi
perkembangan teknologi pertambangan, silahkan lihat dan cermati
peta konsep mengenai perkembangan teknologi pertambangan seperti
diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut!
Negara kita dikaruniai potensi sumber daya alam yang melimpah dan
sudah turun temurun dimanfaatkan. Menurut kalian apa yang bisa
menjamin keberlangsungan penambangan bahan galian ini ?
A. Perkembangan Teknologi
Bumi yang kita tempati ini dikaruniai bahan galian yang begitu
melimpah. Semua yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa
kepada manusia pasti dibutuhkan oleh manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak bisa lepas dari benda- benda sebagai produk
bahan tambang.
Tahukah kalian mulai kapan benda-benda hasil tambang ini
mulai digunakan untuk menunjang kehidupan manusia?
1. Sejarah Pertambangan di Dunia
Aktivitas pertambangan di dunia diawali dari sejak peradaban manusia,
ketika pada saat itu manusia mulai memanfaatkan pasir, keramik, dan
logam yang ditemukan pada permukaan bumi. Bahkan sejak zaman
prasejarah, manusia sudah mulai melakukan aktivitas pertambangan
sebagai usaha untuk menunjang keberlangsungan hidupnya seperti
untuk membuat peralatan senjata untuk mencari makanan dengan cara
berburu.
Sejarah pertambangan mencatat bahwa salah satu tambang
tertua ada di Gua Singa, Swaziland, Afrika yang diprediksi
berumur kurang lebih 43.000 tahun yang lalu, berdasarkan hasil dari
analisis data radiokarbon. Kemudian disusul oleh Bangsa Mesir yang
pertambangannya dimulai dengan dibukanya Tambang Emas Nubia.
Sedangkan di Benua Eropa, aktivitas pertambangan yang relatif
awal dibuat yaitu Tambang Perak di Laurium yang berada di Kota
Athena pada Zaman Romawi. Salah satu contoh tambang konvensional
diilustrasikan pada gambar 2.2 di atas.
Seiring perkembangan sejarah pada sekitar abad pertengahan,
kegiatan pertambangan telah berubah dengan cepat, yang diindikasikan
karena kebutuhan terutama untuk peralatan perang, sehingga orientasi
penambangan cenderung beralih pada ekstraksi logam tembaga dan
logam-logam lainnya untuk keperluan pada saat itu terutama bidang
persenjataan dan perlengkapan perang yang lain.
2. Sejarah Pertambangan di negara kita
negara kita sebagai negara yang juga dikaruniai potensi bahan galian
yang melimpah, maka seiring waktu, pertambangan juga mulai masuk
dan berkembang di negara kita. Bahan tambang yang melimpah di
negara kita di antaranya yaitu minyak bumi, gas bumi, batubara, bijih
besi, emas, nikel, timah, bauksit dan logam-logam yang lain. Kekayaan
sumber daya alam bahan tambang ini pulalah yang menjadi salah
satu penyebab terjadinya penjajahan di negara kita. Di satu sisi terjadi
eksploitasi bahan galian oleh penjajah, tetapi disisi lain juga terjadi
transfer teknologi terutama teknologi pertambangan.
Sejarah pertambangan di negara kita dimulai pada tahun 1602, dimana
pada saat itu Pemerintah Hindia Belanda membuat persekutuan dagang
(VOC), yang yaituusaha perdagangan dari berbagai komoditas
termasuk hasil pertambangan. Selanjutnya pada tahun 1850 Pemerintah
Hindia Belanda membentuk Mijnwezenn atau Dinas Pertambangan yang
berkedudukan di Batavia.
Perkembangan pertambangan di negara kita dibuka oleh Bangsa Barat
pada umumnya, oleh Pemerintah Hindia Belanda juga disertai dengan
mulai dibukanya pendidikan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Hingga
saat era kemerdekaan Republik negara kita, rata-rata penambangan
yang pernah dibuka dan kemudian ditinggalkan oleh Pemerintah
Hindia Belanda masih dilanjutkan pengelolaannya oleh Pemerintah
Republik negara kita.
Hal ini sesuai dengan amanah yang tercantum pada pasal 33 ayat
3 UUD 45 yang menyatakan “bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dengan kata lain bahwa
pengelolaan sumber daya alam yang benar dapat memajukan peradaban
suatu bangsa.
Sampai saat ini, aktivitas pertambangan telah dan terus berjalan
dengan teknologi yang terus berkembang dari teknologi pertambangan
konvensional sampai teknologi pertambangan modern mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan manusia
serta peradaban manusia. Gambar 2.3 di atas yaitusalah satu
contoh tambang modern, sehingga antara alat dengan operator tidak
berada dalam satu tempat atau alat bisa dioperasikan dari jarak jauh.
Perkembangan kecanggihan teknologi yang hangat diperbincangkan
yaitu penggunaan piranti atau mesin tanpa awak atau sering disebut
dengan drone. Hampir semua bidang kehidupan sekarang memakai
drone. Drone sendiri sebelum banyak digunakan sekarang, sebenarnya
sudah terlebih dahulu digunakan dalam sektor teknologi pertambangan.
Pesatnya perkembangan teknologi khususnya di bidang pertambangan membuat operasional tambang menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu juga menciptakan operasional kerja tambang dalam kehidupan
yang lebih aman secara berkelanjutan serta menekan dampak buruk
serendah mungkin dari akibat dilaksanakannya aktivitas pertambangan,
terutama dampak buruk terhadap lingkungan hidup.
Efek yang ditimbulkan dari diaplikasikannya terknologi modern pada
bidang pertambangan ini selain efek positif baik untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi waktu, kerja, kualitas dan keselamatan manusia,
juga menghasilkan efek negatif secara sosiologis. Dampak negatif
ini antara lain yaitu dengan berkurang porsi manusia untuk
bekerja pada sektor pertambangan karena sebagian posisi manusia
sudah digantikan oleh piranti atau mesin.
Berikut ini yaitujenis-jenis teknologi yang harus diterapkan
di lingkungan pertambangan:
a. Teknologi untuk perlindungan manusia
Teknologi pertama yang harus diterapkan yaitu teknologi yang
bertujuan untuk memberi perlindungan bagi manusia dalam hal
ini yaitu pekerja tambang. Teknologi ini bisa berupa perlindungan
keselamatan fisik pekerja tambang di lokasi tambang sampai jaminan
fasilitas kesehatan.
Dalam penerapan teknologi yang bertujuan untuk meminimalkan
risiko terjadinya kecelakaan juga harus diiringi dengan peralatan
dan fasilitas keselamatan dan kesehatan, termasuk edukasi untuk
memaksimalkan perlindungan yang diberikan.
Penerapan teknologi perlindungan keselamatan dan kesehatan
di area tambang dilakukan dengan penyediaan APD (Alat Pelindung
Diri) yang lengkap dan terstandarisasi seperti helm, rompi, sepatu,
kacamata, penyaring udara, sarung tangan, pelindung telinga, dan
lain-lain.
b. Teknologi Alat Berat
Teknologi kedua yang harus ada yaitu teknologi yang berkaitan
dengan peralatan untuk keperluan pertambangan, terutama alat berat.
Proses penggalian sumber mineral maupun batubara bisa
dilakukan dengan kedalaman sampai ribuan meter di bawah
permukaan bumi. Kondisi ini ditambah dengan waktu
yang lama serta cuaca, nantinya juga akan meningkatkan risiko
kecelakaan di lokasi pertambangan terutama terjadinya galian
runtuh. Oleh sebab itu perusahaan pertambangan menyediakan
alat berat dengan teknologi terkini dan teruji dalam menjamin
keselamatan dan kesehatan.
Dengan penerapan teknologi modern dalam bidang pertambangan, maka posisi manusia terutama pada lokasi-lokasi yang
mempunyai risiko terjadi kecelakaan tinggi seperti di tambang
bawah tanah, sehingga posisi ini bisa digantikan oleh mesin,
dan manusia hanya memonitor saja di area aman, sehingga risiko
kecelakaan bisa ditekan.
c. Teknologi untuk Mengatasi Dampak Negatif pada Lingkungan
Teknologi ketiga yang harus diterapkan oleh perusahaan pertambangan
yaitu teknologi yang berkaitan dengan kegiatan mengurangi
akibat negatif kegiatan tambang terhadap lingkungan hidup, karena
seharusnya aktivitas pertambangan yaitu mencari, mengeksploitasi,
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang tujuannya baik.
Akan tetapi setiap hal baik yang dilakukan manusia, berapapun porsinya pasti menghasilkan efek kurang baik bagi manusia.
Kegiatan pertambangan ini memakai alat-alat mekanis dan
beberapa bahan kimia yang sudah pasti mempunyai dampak buruk
bagi kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, harus ada teknologi untuk
menanggulanginya susaha keselamatan dan kesehatan lingkungan
hidup tetap terjaga.
Saat ini sedang digencarkan kampanye penambangan yang
berwawasan lingkungan yang tentunya tidak hanya kampanye saja
tetapi sudah banyak perusahaan pertambangan yang menerapkan
teknologi penambangan yang berwawasan lingkungan. Dengan
penerapan penambangan yang berwa-wasan lingkungan ini
bertujuan membantu menekan risiko tanah tercemar oleh
hidrokarbon, kontaminasi air asam tambang sehingga dapat
melindungi pekerja maupun warga sekitar pertambangan.
3. Tujuan Pemanfaatan Teknologi di Pertambangan
Penerapan teknologi modern pada semua lini bidang pertambangan
ini memiliki banyak tujuan untuk kebaikan semua pihak yang terkait.
Tujuan- tujuan ini diantaranya:
a. Meminimalisasi Kecelakaan
Menekan angka kecelakaan kerja yang sering terjadi di lingkungan
pertambangan, sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman
bagi para pekerja lapangan.
b. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi
Efisiensi dan efektivitas waktu, tenaga dan perangkat kerja
pada kegiatan pertambangan bisa dicapai salah satunya dengan
penerapan teknologi pertambangan yang terkini.
c. Meminimalisasi Rusaknya Lingkungan
Dengan penerapan teknologi pertambangan terkini, maka
diharapkan bisa meminimalisir bahkan bisa menanggulangi dan
mencegah dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap
kesehatan lingkungan sekitarnya.
Penerapan teknologi pertambangan yang sifatnya wajib tidak hanya
membantu melindungi pekerja tambang di area tambang saja, tetapi juga
akan membantu melindungi warga sekitar area pertambangan.
Dengan demikian kegiatan pertambangan tidak merugikan masyarakat,
baik kerugian jangka pendek maupun jangka panjang.
Berbanding lurus dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, di industri pertambanganpun terus mengikuti perkembangan
terkini, sehingga proses kerja semakin efektif dan hasil produksi semakin
besar. Hal ini juga diikuti dengan tingkat keamanan, keselamatan dan
kenyamanan bagi pekerja.
Dihimpun dari laman www.miningglobal.com yang dikutip dalam
www.duniatambang.co.id (2020), pada saat ini, beberapa inovasi yang
diaplikasikan di bidang pertambangan, di antaranya:
1. Digital Twins
Digital Twins yaitu yaitusuatu teknologi baru yang
memakai perang big data yang difungsikan dalam memonitor
pekerjaan eksplorasi bahan galian dari jarak jauh, sehingga dapat
mengurangi pengeluaran. Perusahaan juga dapat melakukan
simulasi untuk menentukan sejauh mana efisiensi dan produktivitas
hasil tambang di waktu yang akan mendatang. Selain itu teknologi ini
juga dapat membantu dalam penyusunan perencanaan operasional
selama tahap eksplorasi bahan galian.
2. Perlengkapan Keselamatan Modern
Salah satu jenis peralatan yang dimaksud yaitu SmartCap, yang
berupa helm yang dilengkapi sensor. Sensor pada helm ini bisa
mendeteksi tanda atau gejala kelelahan yang mulai melanda
pada pekerja yang memakai helm ini . Helm ini juga dapat
memprediksi dampak insiden yang kemungkinan bisa terjadi di
lokasi pertambangan. Perlengkapan kedua yaitu Centennial Coal,
yaitu sejenis sepatu boot yang menawarkan kestabilan, dukungan
pergelangan kaki dan anti air.
3. Model Bisnis Revolusioner
Merupakan aplikasi perangkat lunak secara efektif di masa kini
bisa membantu perusahaan tambang meraih sumber pendapatan
baru yang potensial. Perusahaan tambang juga bisa menjalankan
bisnisnya dengan tidak berdiri sendiri, tetapi bisa bekerja
sama dengan perusahaan lain yang relevan bidang usahanya.
Dalam cakupan yang lebih luas, perusahaan pertambangan bisa
membangun wadah yang terintegrasi untuk menghubungkan kerja
samanya dengan perusahaan dibidang lain tetapi masih terkait
dengan bidang pertambangan, seperti pelayaran dan logistik.
4. Logistik Otomatis
Teknologi ini sudah diuji coba sejak 2017 dengan pengiriman kereta
api bijih besi tanpa pengemudi sejauh 100 km di Australia Barat.
Pada perkembangannya juga akan dikembangkan pada kapal kargo
otomatis. Teknologi ini dapat menurunkan biaya tenaga kerja, dan
membuat transportasi menjadi lebih aman dan efisien.
5. Pengumpulan Data Secara Rutin
Dengan teknologi ini perusahaan pertambangan bisa mengelola
kegiatan operasional dari jarak jauh. Salah satu perusahaan
pertambangan yang sudah menerapkan yaitu salah satu perusahaan
pertambangan asal Swedia. Perusahaan ini menghubungkan sensor
melalui bantuan robotik untuk mengumpulkan data di tambang dan
menghubungkan data dari lapangan ke pusat kontrol untuk diproses
lebih lanjut. Dengan teknologi ini perusahaan dapat menerapkan
pemeliharaan secara otomatis dan memprediksi penggantian
komponen-komponen kerjanya.
B. Revolusi Industri 4.0 di Bidang Geologi
Pertambangan
Pernahkah kalian mendengar istilah Era Revolusi Industri 4.0? Kalau
kalian sudah bahkan sering mendengar istilah ini , pertanyaan
selanjutnya yaitu tahukah kalian maksud dari revolusi industri
ini ? Mari kita bahas istilah ini berdasarkan pendapat
beberapa tokoh.
Ada beberapa sumber yang menjelaskan definisi dari Revolusi
Industri 4.0. Menurut pendapat Kanselir Jerman Angela Markel (dalam
Prasetyo dan Sutopo, 2018:19) bahwa Industri 4.0 yaitu transformasi
yang kompherenshif dari keseluruhan aspek produksi di industri
melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional.
Pendapat lain yang disampaikan oleh Kagermann (dalam Prasetyo
dan Sutopo, 2018:19) bahwa Industri 4.0 yaitu integrasi dari Cyber
Physical System (CPS) dan Internet of Things and Service (IoT dan IoS) ke
dalam proses industri yang meliputi manufaktur dan logistik serta proses
lainnya. Cyber Physical System (CPS) yaitu teknologi yang digunakan
untuk menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia maya.
Hermann dkk, (2015) (dalam Prasetyo dan Sutopo, 2018:19)
menambahkan bahwa Industri 4.0 yaitu istilah yang digunakan untuk
menyebut sekumpulan teknologi dan organisasi rantai nilai yang berupa
Smart Factory, CPS, IoT dan IoS. Smart Factory yaitu pabrik modular
dengan teknologi CPS yang memonitor proses fisik produksi untuk
kemudian menampilkannya secara virtual dan melakukan desentralisasi
pengambilan keputusan.
Revolusi Industri dari simpulan beberapa tokoh yaitu era
industri yang yaituseluruh entitas yang ada di dalamnya
dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan
berlandaskan pemanfaatan teknologi internet dan CPS (CyberPhysical System) guna mencapai tujuan tercapainya kreasi
nilai baru.
Di berbagai bidang kehidupan sekarang berlomba memperbaharui
atau memperbarui dirinya untuk bisa menyesuaikan diri dengan Era
Revolusi Industri 4.0 ini , tidak terkecuali bidang pertambangan.
Dengan penerapan revolusi industri 4.0 selain dampak positif, juga
menimbulkan keresahan di kalangan pekerja terutama pekerja di
sektor pertambangan.
Keresahan ini cukup beralasan dikarenakan penerapan industri
4.0 secara otomatis terjadi pergeseran posisi kerja manusia bahkan
pengurangan posisi kerja manusia karena beberapa posisi kerja yang
semula dioperasikan manusia akan diganti dengan robot yang dikendalikan
oleh sistem komputer. Secara otomatis posisi kerja manusia sebagai operator
akan dikurangi sehingga persaingan kerja juga semakin sengit, apalagi
dengan semakin banyaknya kompetitor dalam satu bidang keilmuan. Untuk
lebih mudah dalam mempelajari dan membandingkan perkembangan
generasi industri, silahkan cermati gambar 2.4 di atas.
Kita tidak bisa menghindar apalagi sembunyi dari perkembangan
Industri 4.0 ini, karena semakin kita anti terhadap revolusi ini, kita akan
semakin repot sendiri menjalani kehidupan ini. Perkembangan zaman
harus diikuti dengan menerapkan pola kehidupan yang dinamis pula.
Kalian harus cepat belajar di era perubahan yang cepat ini. Perubahan
tidak membutuhkan waktu yang lama, jika kalian tidak cepat belajar,
maka kemungkinan perubahan yang kemarin belum kalian kuasai, hari
ini atau besok sudah terjadi perubahan yang lebih canggih lagi.
Salah satu cara untuk menyongsong era revolusi industri 4.0 ini
yaitu dengan memperluas wawasan belajar, sehingga kalian bisa
menjadi multi talenta, sebagai contoh jika suatu saat pelaksanaan
pengukuran topografi sudah maju dan tidak lagi memakai
Theodolite secara manual di lapangan dan digantikan dengan drone,
maka kalian harus bisa megoperasikan drone ini .
C. Penerapan Teknik Digitalisasi
Setelah sebelumnya kalian belajar tentang revolusi industri 4.0, maka
sekarang kalian juga harus mempelajari istilah yang juga relatif baru
yaitu tentang digitalisasi. Apakah kalian sering mendengar atau apakah
kalian paham dengan istilah ini ? Mari kita pelajari bersama-sama.
Makna digitalisasi di kamus Besar Bahasa negara kita (KBBI) yaitu
proses pemberian atau pemakaian sistem digital. Digitalisasi saat ini
dikembangkan hampir di seluruh bidang kehidupan, tidak terkecuali
di bidang pertambangan.
Teknologi digital yang yaitubagian dari prinsip revolusi
industri 4.0 yang berkembang sangat cepat membuat beberapa
perusahaan tambang global ikut bertransformasi digital agar mampu
menghasilkan produksi yang lebih besar, biaya yang lebih efisien dan
keselamatan kerja bagi pekerja serta lingkungan hidup yang lebih baik.
Teknologi digital pada bidang pertambangan saat ini mulai
digunakan mulai pada perencanaan dan pengembangan lahan tambang,
operasional tambang, sistem transportasi sampai pada tahap pengolahan
hasil tambang dengan salah satu fasilitasnya yang sedang ramai dibuat
sekarang yaitu smelter.
Digitalisasi di sektor pertambangan membuat perubahan yang sangat
berarti pada proses kerja. Dengan digitallisasi, kegiatan tambang bawah
tanah sudah semi otomatis, sebagai contoh mesin bor dioperasikan oleh
operator (driller) dari jarak jauh (dari ruang operasi pusat), selanjutnya
material hasil pembongkaran diangkut ke dalam kontainer kemudian
dikumpulkan sementara pada suatu tempat. Penerapan salah satu penerapan
digitalisasi di sektor pertambangan ditunjukkan pada gambar 2.5 di atas.
Selanjutnya material diangkut dengan truk ke tempat penyimpanan
transisi sebelum dikirimkan melalui truk atau conveyor belt ke tempat
penampungan akhir. Hal yang sama juga diaplikasikan pada tambang
terbuka. Dengan teknologi digital optimalisasi proses penambangan
lebih baik sehingga hasilnya lebih efektif dan efisien.
Berikut yaitu teknologi digital yang digunakan dalam operasi
pertambangan saat ini antara lain yaitu Internet of Things (IoT),
Cloud Computing, Big Data, Machine Learning, Artificial Intelligent (AI),
Augmented Reality (AR), mesin robot untuk drilling, Drones, Autonomous
Truck, Digital Twins hingga Blockchain. Tenaga operator yang bekerja
dari pusat pengoprerasian akan digantikan oleh mesin bor robot, karena
robot sudah diprogram sehingga mampu menjalankan tugas membor
secara mandiri.
Tenaga kerja manusia hanya berfungsi sebagai pengawas atau
pengendali kegiatan operasional pertambangan. Dalam sektor
transportasi tambang, autonomous truck akan berjalan secara otomatis
tanpa sopir untuk membawa material tambang ke tempat pengumpulan
karena sudah diprogram oleh tenaga kerja manusia.
Pada sektor teknologi informasipun juga demikian, Teknologi IoT
menjadikan semua elemen produksi dan manusia terhubung ke dalam
sistem pengolahan data secara terintegrasi, sehingga terkumpul data
tentang kegiatan mesin bor robot, alat produksi penunjang, kondisi lahan
tambang, sistem transportasi dan kondisi pekerja yang sedang bekerja
secara realtime. Informasi yang dihasilkan ini sangat penting agar
operasi tambang dapat bekerja secara berkesinambungan selama 24 jam
dalam tujuh hari kerja.
Selain pada proses penambangan, digitalisasi bisnis juga dilakukan
di bidang transportasi, supply chain management, Sumber Daya
Manusia dan HSE (Health, Safety and Environment). Dengan penerapkan
teknologi IoT maka seluruh komponen alat pendukung tambang
akan mengumpulkan dan mengirimkan data ke Cloud Network untuk
selanjutnya diolah dan menghasilkan data dan informasi yang menjadi
dasar untuk pengambilan keputusan.
Sebagai contoh, para pekerja tambang bawah tanah secara teratur
dapat melaporkan kondisi tubuhnya, kondisi terowongan tambang
bawah tanah dan kondisi peralatan-peralatan HSE. Demikian juga alatalat angkut seperti dump truck bahan galian dapat juga melaporkan
secara berkala kondisinya sehingga dapat dimonitor muatan, lokasi,
keamanan dan pemeliharaan truk yang akhirnya truk ini mampu
bekerja optimal.
Beberapa perusahaan besar di bidang pertambangan di negara kita
sudah mulai menjalankan sebagian dari transformasi digital dibidang
teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa perusahaan lain saat ini
juga sudah memakai sistem teknologi digitasi ini . Pada saat ini
sistem teknologi informasi dan komunikasi sangat memegang peranan
penting sehingga mempermudah aspek pengerjaan operasional tambang
dan pekerjaan dari manusia. Hal ini sejalan dengan pengelolaan
tambang yang mengeluarkan investasi alat berat yang tidak murah
sehingga diperlukan manajemen yang tepat untuk mengelola aset-aset
perusahaan ini.
Secara internal di beberapa perusahaan juga sudah menerapkan
teknologi berbasis digitalisasi seperti DigiMan (Digital Maintenance)
dengan tujuan menjaga kinerja alat berat selalu dalam kondisi prima
sesuai dengan spesifikasinya.
Selain itu dengan aplikasi ini para pekerja khususnya para
mekanik mendapatkan kemudahan dalam mengelola pekerjaan dengan
sistem pelaporan yang terintegrasi dan mencegah kerusakan alat berat
yang lebih parah. Bila dilakukan perawatan yang berkala, maka target
produksi yang diharapkan tentu lebih mudah dicapai.
D. Isu-Isu Global di Bidang Pertambangan
Keberlangsungan perusahaan tambang selain didukung oleh tenaga
kerja yang handal, peralatan dan teknologi yang modern, juga sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar perusahaan, seperti harga bahan
tambang di pasaran dunia, situasi politik maupun peraturan-peraturan
yang menjadi payung hukum dalam pemberian ijin penambangan.
Hal-hal ini kadang membuat iklim dan suasana kerja di suatu
perusahaan ikut mengalami fluktuasi, walaupun terkadang hal-hal
ini tidak selalu terjadi dan hanya berkembang menjadi sebatas isuisu saja. Akan tetapi kadang perubahan memang diawali dengan isu-isu,
termasuk isu larangan ekspor bahan mentah yang kemudian beberapa
perusahaan membuat fasilitas pengolahan atau smelter, seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 2.6 di bawah ini.
Isu-isu dalam skala global yang sering hangat kadang mempengaruhi
kondisi dan suasana kerja di perusahaan tambang antara lain
seperti perlindungan lingkungan hidup, penyediaan material secara
bertanggung jawab (responsible sourcing), kebijakan jual beli bahan
tambang di pasaran dunia dan yang ramai dibahas pada awal 2020
yaitu pengaruh pandemi Covid-19 yang melanda semua lini kehidupan
dalam skala global.
Sedangkan dalam skala regional, isu sosial-ekonomi terutama
terkait distribusi kesejahteraan dan manfaat sektor ini pada semua
level, isu-isu tentang kesejahteraan buruh sangat rawan, masa-masa
momentum politik, batasan kegiatan pengolahan dan pemurnian,
kebijakan peningkatan nilai tambah dengan insentif bagi perusahaan
yang membangun smelter sampai dengan tahun 2022 serta penghiliran
pada industri batubara, kewenangan penerbitan surat ijin penambangan
batuan, reklamasi dan pascatambang akan dibuat lebih tegas apabila
terjadi pelanggaran lingkungan, jangka waktu IUP maupun IUPK dan
izin usaha pertambangan rakyat (IPR) terkait luas WPR (Wilayah
Pertambangan Rakyat) yang semula 25 hektare (Ha) menjadi 100 Ha dan
pendapatan area dari IPR maupun isu-isu lain
Isu yang paling ramai di tingkat warga pada umumnya antara
lain yaitu kesejahteraan warga sekitar area pertambangan.
Selain masalah kesejahteraan rakyat secara langsung, perusahaan
pertambangan juga dituntut untuk memberi perhatian secara khusus
melalui pendekatan yang bersifat kemitraan sesuai dengan konteks
sosial-ekonomi dan budaya setempat.
E. Perubahan Iklim
Selain tantangan dalam menyongsong revolusi industri 4.0, digitalisasi
di sektor pertambangan, pengaruh isu-isu regional serta global, industri
pertambangan juga tidak bisa lepas dari pengaruh perubahan iklim.
Sebagai salah satu sektor yang paling diunggulkan, industri
pertambangan dapat terpengaruh oleh pergantian musim. Sebagai
contoh yaitu dampaknya pergantian musim bagi pertambangan yang
cukup memengaruhi terhadap proses maupun hasil penambangan.
Hal ini diperparah jika perubahan musim secara ekstrim ini
sering terjadi tidak hanya dalam cakupan lokal saja, tetapi mencapai
cakupan regional bahkan global. Apalagi saat ini perubahan cuaca di
beberapa bagian belahan dunia susah untuk diprediksi. Iklim yang sudah
diprediksi kadang-kadang bisa berubah secara mendadak, sehingga
perencanaan dan proses penambangan bisa terganggu.
Hal yang sering dituding menjadi penyebab perubahan musim secara
ekstrim ini yaitu karena pemasan global. Tetapi jika dipelajari,
pengaruh perubahan iklim terhadap dunia pertambangan tidak hanya
dampak negatif saja, tetapi juga bisa membawa dampak yang positif.
Dampak positif dari perubahan iklim pada industri pertambangan
diantaranya yaitu ketika terjadi perubahan dari musim hujan ke
musim kemarau. Pada saat ini akan terjadi peningkatan produksi
setelah saat musim hujan produksi kurang maksimal karena intensitas
hujan yang lebih tinggi (www.agincourtresources.com 2018).
Adapun kegiatan-kegiatan pada industri pertambangan yang bisa
terpengaruh akibat perubahan iklim ini antara lain:
1. Kegiatan Eksplorasi
Tahap eksplorasi yaitu tonggak awal bagi sebuah perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan pertambangan. Perencanaan dan persiapan
eksplorasi wajib dibuat sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan
kegiatan eksplorasi biasanya dilakukan pada area yang belum
banyak dijamah oleh banyak orang, misalnya hutan belantara,
sehingga pekerja di bagian ini yaituujung tombak
dalam memulai suatu kegiatan usaha di bidang pertambangan. Jika
kegiatan ini banyak terjadi hujan terutama di siang hari, tentu
akan mengurangi efektivitas pelaksanaan eksplorasi.
2. Kegiatan Produksi
Pada tahap produksi saat musim hujan tiba, air yang mengguyur
lahan areal tambang dan jalan tambang akan mengubah kondisi
tekstur tanah yang ada. Akibatnya kegiatan penggalian untuk
mengambil mineral yang ada di dalam tanah atau bahkan dihentikan
menunggu hujan reda. Kondisi tanah yang basah bisa menimbulkan
longsor yang membahayakan keselamatan pekerja, yang akibat
akhirnya proses produksi akhirnya terhambat.
3. Transportasi Terganggu
Metode pengangkutan bahan tambang di suatu perusahaan tambang
bermacam-macam, ada yang memakai moda pengangkutan
memakai dump truck, belt conveyor dan kereta api. Pada areal
pertambangan kadang antara lokasi penggalian atau front yang
tidak berada pada satu lokasi sehingga dari lokasi penggalian harus
diangkut ke tempat penumpukan sementara atau stock pile maupun
dari stock pile ke pelabuhan yang terkadang jaraknya jauh.
Perusahaan tambang juga diwajibkan untuk mempunyai jalan
tambang sendiri, sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat,
dan warga juga tidak mengurangi produktifitas tambang.
Kondisi jalan tambang biasanya hanya berupa tanah, tentu akan
menjadi sulit dan membahayakan untuk dilalui ketika hujan turun.
Tanah yang bertekstur lempung jika terkena air hujan akan berubah
menjadi lumpur yang membuat kendaraan tidak dapat melaluinya.
Akibat yang terjadi proses distribusi hingga produksi juga
terhambat, karena kendaraan yang mengangkut karyawan atau
kendaraan angkut bahan tambang tidak bisa beroperasi selama
kondisi jalan masih basah.
F. Aspek-Aspek Ketenagakerjaan di Bidang
Geologi Pertambangan
Sebagai industri yang padat modal, padat ilmu, padat teknologi
tetapi juga padat laba, industri pertambangan tentu menarik banyak
warga untuk ikut berkecimpung dan menikmati kesejahteraan
di dalamnya. Industri pertambangan melingkupi berbagai bidang
kompetensi keahlian, baik kompetensi pertambangan sendiri,
geologi, permesinan, otomotif, ekonomi, elektronika, listrik, hukum
bahkan kesehatan.
Untuk bisa ikut bekerja di perusahaan pertambangan tentu harus
menguasai kompetensi-kompetensi ini dengan jalan harus
menempuh pendidikan yang dipersyaratkan. Aspek ketenagakerjaan
menjadi permasalahan bagi perusahaan pertambangan, terutama animo
warga lokal di sekitar tambang untuk bisa ikut bekerja di perusahaan
ini . Perusahaan tambang tentu tidak bisa menerima semua orang
yang mendaftar untuk bekerja karena terkadang rasio antara posisi
kerja di perusahaan dengan peminat atau pelamar pekerjaan sangat
tidak berimbang.
Oleh karena itu perusahaan akan melakukan seleksi untuk
penerimaan karyawannya. Disinilah peran dunia pendidikan menonjol
karena standar kompetensi yang dijadikan acuan perusahaan dalam
menerima karyawan yaitu ijazah. Pekerjaan di bidang pertambangan
yang cukup dinamis dan kompleks cenderung berisiko tinggi dan
berpotensi pada tingkat stres yang tinggi.
Aktivitas pemboran, peledakan, manuver alat berat, cuaca panas atau
dingin yang berganti sering mendadak, maupun kondisi morfologis yang
naik turun mempunyai risiko bahaya yang mengancam keselamatan
para pekerja. Belum lagi dengan beban moril berupa target produksi
yang harus tercapai sehingga membuat tekanan pada para pekerja
tambang sehingga rentan mengalami tingkat stres yang tinggi.
Oleh sebab itu para pekerja tambang mendapatkan kesejahteraan
dan fasilitas yang baik serta hak untuk istirahat atau libur setelah bekerja
di lokasi tambang selama beberapa waktu tertentu atau dalam istilah
dunia pertambangan disebut dengan roster. Sebagai contoh misalnya
seorang surveyor tambang mendapatkan roster 6:2, berarti pekerja
ini berhak mendapatkan cuti selama 2 pekan setelah bekerja
selama 6 pekan.
G. Umur Tambang (Life of Mine)
Dalam kehidupan ini ternyata yang mempunyai umur bukan hanya
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Menurut kalian kira-kira
selain makhluk hidup apa saja yang mempunyai umur. Kalau kita
berbicara selain makhluk hidup yang mempunyai umur, bisa kita ambil
contoh suatu bangunan mempunyai umur yang dihitung dari bangunan
ini didirikan.
Ketika kita berbicara tentang bidang pertambangan, maka
secara otomatis kita juga harus berbicara tentang umur tambang.
Keberlangsungan suatu perusahaan pertambangan salah satunya
ditentukan oleh faktor umur tambang. Pertanyaan selanjutnya yaitu
apa yang dimaksud dengan umur tambang ini ?
Menurut Kamus Besar Bahasa negara kita (KBBI), yang dimaksud
dengan umur tambang yaitu waktu yang dihitung dari jumlah cadangan
dibagi dengan produksi tambang per tahun. Jadi secara umum umur
tambang yaituwaktu atau durasi maupun seberapa lama suatu
perusahaan tambang beroperasi atau berproduksi yang diketahui dengan
cara menghitung jumlah cadangan total dibagi dengan produksi pada
setiap tahunnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi umur tambang antara lain
yaitu jumlah cadangan, target produksi pada
Langganan:
Postingan
(
Atom
)