Home » Archives for Juni 2023
macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan
organ generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetatif
dan bunga, buah serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase di mana
tanaman hanya membentuk organ vegetatif disebut fase pertumbuhan
vegetatif. Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan
pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral
dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran
tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji
terbentuk bersama dengan perkembangan buah
Akar
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya berkembang
di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan
umumnya tumbuh di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan
menjauhi cahaya. Berbeda dengan batang, akar tidak berbuku, tidak beruas,
dan tidak mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus
pada ujungnya, bentuknya sering kali meruncing sehingga mudah menembus
tanah, dan warna nya keputihan atau kekuningan. Akar dengan sistem
percabangannya berfungsi menyerap air dari dalam tanah dan zat-zat hara yang
terlarut di dalam air
Bentuk dan Struktur Akar
Bentuk dan struktur akar sangat beragam. Keanekaragaman ini bertalian
dengan fungsinya, misalnya sebagai akar nafas, penyimpan cadangan
makanan, sebagai penghisap, penopang, dan sebagainya.
Bagian-bagian yang umum terdapat pada akar antara lain:
1. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang
bersambungan dengan pangkal batang.
2. Ujung akar (apex radix) yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri
atas jaringan yang masih dapat melakukan pertumbuhan.
3. Batang akar (corpus radix) yaitu bagian akar yang terdapat antara
leher akar dan ujungnya.
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang
tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar
dari batang akar, dan masing-masing dapat mengadakan pertumbuhan
lagi.
5. Rambut-rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah penonjolan dinding luar sel-sel epidermis
yang panjang, bentuknya seperti rambut. Rambut-rambut akar ini
berfungsi memperluas bidang penyerapan akar sehingga lebih banyak
air dan zat terlarut dalam tanah yang dapat dihisap, (lihat gambar
12.1) 6. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya pada ujung,
terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang
masih muda dan lemah
Sistem Perakaran
Pada saat tumbuhan masih kecil yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji,
bakal akar sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada
perkembangan selanjutnya, ketika biji mulai berkecambah sampai menjadi
tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang
berbeda, sehingga pada tumbuhan dibedakan dua macam sistem perakaran,
yaitu:
1. Sistem perakaran tunggang: terjadi bila akar lembaga tumbuh terus
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang
lebih kecil. Akar pokok demikian disebut akar tunggang (radix
primaria). Susunan perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan
dikotil dan tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
2. Sistem perakaran serabut: terjadi bila akar lembaga dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh
berkembangnya sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini bentuknya
seperti serabut, oleh karena itu, disebut akar serabut. Sistem
perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji tunggal
(monokotil), Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga
memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut
dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama
akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
Sifat-sifat Akar
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya
2. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung
daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan
4. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya
masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah
5. Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah
Fungsi Akar
Fungsi akar bagi tumbuhan:
1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat
hidupnya
2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari
dalam tanah
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat
tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat
respirasi, misalnya tumbuhan bakau
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif.
Misalnya wortel yang memiliki akar tunggang yang membesar,
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan
sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh
menjadi individu baru.
Batang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan penting sehingga sering dikatakan
sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar tumbuhan terletak di
atas tanah, namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah, bahkan ada
tumbuhan yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun
sesungguhnya berbatang hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah
tidak berbatang Batang merupakan organ vegetatif tumbuhan yang berfungsi untuk tempat
melekatnya daun, mengangkut air dan juga sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Secara morfologi yang membedakan baang dengan akar
adalah adanya ruas dan mata tunas di batang.
Perbedaan Struktur Batang
Struktur batang tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) pada umumnya
mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke
ujung semakin mengecil, bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya,
tumbuhan biji berkeping tunggal (Monocotyledoneae) mempunyai batang
yang dari pangkal sampai ujung batang tidak menunjukan perbedaan besarnya
Batang Dikotil
Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan
jaringan vaskuler (stele). Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan
bagian terluar batang. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan
pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua
daerah yaitu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati
posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele
terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun
melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem.
Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan
kambium. Kambium merupakan jaringan meristematis dan aktif membelah
yang dikenal dengan meristem lateral mengakibatkan batang bertambah
diameternya. Aktivitas pembelahan kambium akan mengakibatkan
terbentuknya xilem sekunder kearah dalam dan floem sekunder ke arah luar.
Pada batang dewasa kulit kayu (barak dibangun oleh tiga jenis jaringan yaitu
jaringan gabus (cork), kambium gabus (cork cambium) dan floem sekunder.
Aktivitas dari kambium akan membentuk lingkaran tahunan. Lingkaran
tahunan merupakan lingkaran yang dibentuk oleh aktivitas pembelahan
jaringan kambium selama setahun. Pada daerah temperata lingkaran tahunan
mudah terlihat yaitu dengan terbentuk jaringan kayu yang berwarna gelap dan
berwarna terang. Jaringan gelap merupakan jaringan yang dibentuk ketika
musim salju yang biasanya membentuk sel yang kecil-kecil dan rapat sehingga
kelihatan lebih gelap. Pada musim semi akan terbentuk jaringan pengangkut
(floem dan xilem) dengan sel yang berukuran lebih besar sehingga terlihat
lebih terang. Lingkaran tahunan dapat digunakan untuk menentukan umur
kayu.
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang dan ada pula yang tidak
bercabang. Cara percabangan batang dapat dibedakan menjadi percabangan
monopodial (pada cemara), simpodial, dan dikotomi (pada paku-pakuan).
Cabang yang besar dan secara langsung keluar dari batang dinamakan dahan,
sedang cabang-cabang yang lebih kecil dinamakan ranting.
Batang Monokotil
Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks
dan jaringan vaskuler (stele). Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata.
Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang
dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur
sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas
vaskuler monokotil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami
penebalan sekunder. Masingmasing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang
tersusun dari jaringan sklerenkim Fungsi Batang
Fungsi batang bagi tumbuhan:
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu
daun, bunga dan buah.
2. Percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang tertentu sehingga
menempatkan batang pada posisi yang menguntungkan.
3. Sebagai jalan pengangkut air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas
dan jalang pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. 4.
Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
Daun
Daun (Lat: folium) merupakan alat tubuh yang penting bagi tumbuh tumbuhan
karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun misalnya proses
fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tumbuhan
untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula mula berupa tonjolan
jaringan yang kecil, yaitu primordia pada waktu ujung pucuk tumbuh,
primordia daun baru mulai terbentuk menurut pola khas untuk tiap jenis
tumbuhan.
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang paling
bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada
tumbuhan disebut phyllom (film). berdasar variasi tersebut, folium dapat
digolongkan ke dalam: daun lebar, profil, katafil, hipsofil, kotiledon, dan lainlain. Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesis,
biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar
matahari. Katafil adalah sisik pada tunas atau batang di bawah tanah, berfungsi
sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Profil
merupakan daun pertama yang tumbuh paling bawah di cabang lateral, pada
monokotil hanya ada satu helai profil, sedang pada dikotil dijumpai dua helai
profil. Hipsofil merupakan tipe-tipe braktea yang bergabung dengan bunga dan
berfungsi sebagai pelindung, kadang-kadang hypsofil berwarna cerah dan
menyerupai mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada
tumbuhan.
Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas, dan pada umumnya
simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam
fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang
terekspos sinar matahari bisa lebih luas. Daun ditutupi kedua permukaannya
masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding luar epidermis biasanya tebal
dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis
seringkali dilapisi kutikula yang tebal maupun tipis. Lapisan kutikula ini
dibentuk dari kutin. Daun monokotil pada umumnya orientasinya tegak
sehingga kedua permukaannya mendapat sinar matahari. Struktur internal
hampir sama pada kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi.
Jaringan mesofil tidak mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan
jaringan spong, tetapi terdiri atas sel-sel parenkim dengan kloroplas dan ruang
antar sel di antaranya
Anatomi Daun
Anatomi Daun
1. Epidermis: Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis
bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya
2. Jaringan mesofil: Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak
kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan
3. Jaringan bunga karang: Disebut juga jaringan spons karena lebih
berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan (lihat gambar 12.3)
4. Berkas pembuluh angkut: Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan
floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya
dipisahkan oleh kambium. Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut
air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai
sponsor penegak tumbuhan. Floem berfungsi mentransfor hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Bentuk Daun
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentukbentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau
menjadi elips dan memanjang namun tidak selamanya
berbentuk helaian pipih serta melebar dan berfungsi untuk proses fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi. Daun dapat berubah bentuk maupun fungsinya,
antara lain daun berbentuk benang- benang dan fungsinya untuk memanjat,
atau berupa sisik berdaging pada umbi lapis, berupa daun tajam pada tanaman
kaktus dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi organ penyimpan air. Daun yang mengalami perubahan bentuk dan
fungsinya tadi dinamakan daun metamorfosa (modifikasi daun), misalnya
daun pembelit (sulur) pada daun kembang sungsang (Gloriosa superba) dan
pada daun kacang polong (Pisum sativum),
Daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal
adalah daun yang hanya mempunyai satu helai daun pada satu tangkai daun,
sedang daun majemuk merupakan daun yang jumlahnya lebih dari satu helai
daun pada satu tangkai daun.
Daun dikatakan sebagai daun lengkap apabila mempunyai bagian-bagian
petiolus (tangkai daun), lamina (helaian daun), dan vagina (upih daun),
misalnya daun pohon pinang (Arena catechu), daun bambu (Bambusa sp),
daun pisang (Musa paradisiaca), dan lain-lain. Apabila daun suatu tumbuhan
tidak mempunyai salah satu dari tiga bagian pokok daun seperti di atas, daun
yang demikian, dinamakan daun tidak lengkap. Daun yang hanya terdiri atas
tangkai daun dan helaian daun saja disebut daun bertangkai, contohnya pada
daun nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dan lain-lain.
Apabila daun hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja disebut daun
berupih atau daun berpelepah, dan apabila suatu daun hanya terdiri dari tangkai
daun yang bermodifikasi menjadi helaian daun maka hal yang demikian
disebut helaian daun semu atau disebut pula dengan filodia, contohnya pada
daun Acacia (Acacia auriculiformis).
Bagian Daun
Bagian-bagian utama dan tambahan pada daun adalah sebagai berikut:
1. Tangkai daun (petiolus): merupakan bagian daun yang mendukung
helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada
posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari
sebanyak- banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun berbeda-beda
menurut jenis tumbuhannya, biasanya berbentuk silinder dengan sisi
atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dilihat pada
penampang lintangnya ada yang bulat berongga, pipih dan tepinya
melebar, bersegi, atau setengah lingkaran.
2. Helaian daun (lamina): merupakan bagian daun yang terpenting dan
lekas menarik perhatian sehingga suatu sifat yang sesungguhnya
hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya.
Suatu tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan
pada satu pohon, oleh karena itu, dikatakan memperlihatkan sifat
heterofili. Gejala heterofili ini dapat terjadi karena umur, modifikasi,
atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh
perubahan fungsinya. Sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam
pengenalan suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung,pangkal, susunan urat-urat daun, tepi, warna, permukaan atas/bawah,
tekstur, dan lain- lain.
3. Pelepah/upih daun (vagina): merupakan bagian daun yang melekat
atau melingkupi batang, juga mempunyai fungsi sebagai pelindung
kuncup yang masih muda (misal pada daun tebu), dan memberi
kekuatan pada batang tanaman (misal pada pohon pisang).
4. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa dua helai daun yang kecil,
terletak dekat pangkal tangkai daun, dan umumnya berguna
melindungi kuncup yang masih muda.
5. Lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang umumnya terdapat
pada batas antara upih dan helaian daun pada keluarga rumput
rumputan (Graminae). Alat ini berguna mencegah mengalirnya air
hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga
pembusukan dapat dihindarkan.
Fungsi Daun
fungsi daun adalah:
1. Tempat terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan dikotil, terjadinya
fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan
monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernapasan.Di daun terdapat stomata yang berfungsi
sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi
3. Daun).
4. Tempat terjadinya transpirasi.
5. Tempat terjadinya gutasi.
6. Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor
bebek (tunas daun).
Stomata Daun
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil
CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai
hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita di mana stomata mengambil CO2
dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stomata,
tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada
batang.
Tipe stomata pada daun sangat
bervariasi. berdasar hubungan stomata dengan sel epidermis sel tetangga
ada banyak tipe stomata, Klasifikasi ini terpisah dari klasifikasi berdasar
perkembangan. Walaupun tipe yang berbeda dapat terjadi pada satu famili
yang sama atau dapat juga pada daun dari spesies yang sama. Struktur aparatus
stomata dapat digunakan dalam studi taksonomi
Bunga
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan
beberapa perubahan dalam pengaturan aspek pucuk. Bunga dianggap ranting
yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk
khas sesuai fungsinya. Sepal dan petal secara umum strukturnya menyerupai
daun. Sepal dan petal terdiri atas epidermis dan jaringan dasar parenkim dan
sistem vaskuler. Sel-sel pada bunga ada yang memiliki kristal, getah, tanin dan
idioblas lainnya. Tepung dibentuk pada petal yang masih muda. Sepal yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, jarang mengalami diferensiasi menjadi
jaringan tiang dan bunga karang. Warna petal yang berperan dalam menarik
polinator, menunjukkan adanya pigmen dalam kromoplas dan dalam cairan sel
misalnya antosianin
Anatomi Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Tangkai Bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas
bersifat batang, seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian
bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau yang merupakan
peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
2. Dasar Bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang melebar,
dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang
mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk
amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam
satu lingkaran.
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga
umumnya tersusun menjadi 2 bagian:
• Kelopak (calyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga
masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup
terhadap pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun
kelopak (sepala).
• Mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang
terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau.
Warna bagian inilah yang lazim merupakan warna bunga.
Mahkota bunga terdiri atas jumlah daun mahkota (petal),
4. Alat Kelamin Jantan (androecium) disebut Benang Sari. Pada bunga
benang sari ada yang berlekatan ada pula yang bebas, ada yang
tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dua lingkaran.
5. Alat Kelamin Betina (gynoecium) disebut Putik. Putik terdiri atas
metamorfosis daun disebut daun buah (karpela). Pada bunga terdapat
satu atau beberapa putik, setiap putik terdiri dari satu atau beberapa
daun buah .
Macam Bunga
Bunga terbagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.
1. Bunga tunggal (Planta uniflora), apabila dalam satu tangkai terdapat
hanya satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga tunggal terdiri atas
tangkai bunga (pedicel), dasar bungan (receptacle), kelopak (calyx),
mahkota (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistil).
2. Bunga majemuk (planta multiflora), di mana dalam satu tangkai
terdapat lebih dari satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga
majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung
(bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga,
Bunga majemuk terbagi menjadi dua macam:
1. Bunga majemuk berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai selalu
ditutup dengan suatu bunga.
2. Bunga majemuk tak berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai dapat
tumbuh terus atau dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi.
Struktur Alat Reproduksi Bunga
Menurut Silalahi M, Adinugraha F. (2019), Struktur anatomi alat reproduksi
generatif bunga yaitu benang sari (jantan) dan putik (betina) terutama bagian
kepala sari, pollen dan ovarium. Tumbuhan berbunga atau Magnoliophyta
melakukan reproduksi seksual dengan membentuk bunga. Bunga merupakan
modifikasi organ vegetatif tumbuhan yaitu daun dan batang sehingga memiliki
struktur anatomi yang mirip. Bunga merupakan organ generatif tumbuhan
yang memiliki bagian bagian yaitu tangkai bunga (pedunculus), dasar bunga
(reseptakulum), kelopak bunga (Kaliks), mahkota bunga (korola), benang sari
(stamen) dan putik (karpel). Sebagian besar bunga Magnoliophyta tersusun
dalam lingkaran atau yang dikenal juga dengan bunga siklik.
Benang sari dan putik merupakan bagian dari bunga yang berfungsi sebagai
alat reproduksi. Benang sari terdiri dari beberapa bagian yaitu tangkai buah
(ovarium). Di dalam ovarium terdapat bakal buah (ovarium) dan di dalam
bakal buah terdapat bakal biji (ovulum).
Kepala sari memiliki kotak spora yang disebut dengan sporangium, terdiri dari
benang sari (stylus), kepala sari (antera) dan serbuk sari (pollen). Putik
memiliki bagian bagian yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stylus) dan
bakal buah dapat melakukan spermatogenesis dan mikrosporogenesis,
sedangkan dalam bakal buah terjadi mikrosporogenesis atau oogenesis.
Struktur serbuk sari maupun bakal buah bervariasi pada setiap tumbuhan
sehingga sering digunakan untuk identifikasi tumbuhan. Bakal biji (ovulum)
yang tumbuh di plasenta pada bakal buah (ovarium) adalah tempat terjadinya
megasporogenesis dan megagametogenesis. Pada bakal biji dapat dibedakan
nuselus, satu atau dua integumen yang menutupi nuselus dan funikulus
(tangkai biji).
Hasil spermatogenesis akan terbentuk 4 sel serbuk sari dari setiap sel induk
serbuk sari, sedangkan hasil dari oogenesis akan terbentuk satu sel telur yang
fungsional. Serbuk sari akan berkecambah dan membentuk tabung sari ketika
jatuh di kepala putik membentuk sel sperma.
Proses fertilisasi pada tumbuhan Magnoliophyta terjadi dengan pembuahan
ganda yang terjadi di dalam kantung embrio. Sel telur dan inti kandung
lembaga sekunder akan dibuahi oleh sel sperma. Sel telur yang dibuahi akan
membentuk embrio, sedangkan inti kandung lembaga sekunder yang dibuahi
akan membentuk endosperm. Pada tanaman jagung endosperm berkembang
dengan baik, namun pada berbagai jenis tanaman juga terkadang tidak
berkembang. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan dalam
perkembangan embrio.
Ovarium merupakan tempat terjadinya pembuahan. Struktur ovarium bunga
bervariasi antara satu spesies dengan spesies lainnya. Di dalam ovarium
ditemukan plasenta yaitu bagian yang menghubungkan biji dengan ovarium.
Bila dilihat dari posisi ovarium terhadap dasar bunga dibedakan menjadi
ovarium superior, ovarium inferior dan ovarium semi inferior. Bunga yang
memiliki ovarium superior merupakan bunga hypogynous sedangkan bunga
yang memiliki ovarium inferior merupakan
Buah
Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan
bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat pada biji juga
berkembang menjadi embrio. Pada saat yang sama , bunga mengalami
perubahan yang menyebabkan perkembangan bakal buah menjadi buah.
Buah merupakan hasil kelanjutan dari proses penyerbukan.
Pada pembentukan buah, selain bakal buah, adakalanya bagian bunga juga ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian dari buah. Segera setelah terjadi
pembuahan bagian bunga selain bakal buah akan menjadi layu dan gugur.
Macam Buah
berdasar atas asal pembentukannya maka buah dibagi menjadi 2 macam:
1. Buah Semu
Buah Semu yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah beserta bagian
bagian lain dari bunga dan bagian lain itulah, yang kemudian akan
menjadi bagian utama dari buah. Buah semu ini dibagi lagi menjadi 3
macam, yaitu:
• Buah semu tunggal.
• Buah semu berganda.
• Buah semu majemuk (lihat gambar 12.6)
2. Buah Sungguh atau Buah Sejati
Buah sejati yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah dan merupakan
bagian utama, jika ada bagian lain yang masih tertinggal bukan
merupakan bagian utama. Seperti halnya juga buah semu maka buah
sejati ini dibagi menjadi 3 macam sebagai berikut:
• Buah sejati tunggal.
• Buah sejati berganda.
• Buah sejati majemuk. (lihat gambar 12.6)
Biji
Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji
terbentuk bersama dengan perkembangan buah , Biji berkembang dari bakal biji (ovulum).
Biji terdiri dari sporofit yang berkembang partial, embrio; endosperm (kadang
tidak ada); dan lapisan protektif, selubung biji atau testa. Embrio beragam
dalam pola perkembangan, tingkat diferensiasi dan ukuran. Embrio terdiri dari
sumbu akar, cotyledon dan meristem tajuk yang pertama. Cadangan makanan
disimpan dalam endosperm atau perisperm, disebut albuminous dan yang tidak
memiliki jaringan cadangan makanan disebut exalbuminous. Pada kebanyakan
biji, proporsi cadangan makanan tersimpan dalam embrio atau di luar embrio.
Bagian Biji
Pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), biji merupakan alat
perkembangbiakan yang utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru
atau lembaga. Pada biji terdapat bagian-bagian, seperti berikut:
1. Kulit biji (spermodermis).
2. Tali pusat (funiculus).
3. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)
Kecambah
Tanaman yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah.
Perkecambahan dibedakan menjadi 2 macam, seperti berikut:
1. Perkecambahan diatas tanah (epigeal atau epigalis), yaitu jika pada
perkecambahan tersebut daun lembaganya terangkat ke atas muncul
di atas tanah.
2. Perkecambahan dibawah tanah (hipogeal atau hypogalis), yaitu
perkecambahan yang daun lembaganya tetap di dalam tanah atau
tidak terangkat
Anatomi tumbuhan merupakan bagian ilmu pengetahuan tumbuhan yang terus
mengalami kemajuan. Pada prinsipnya anatomi tumbuhan ilmu dasar tanaman
yang mengkaji tentang identifikasi sel dan jaringan tumbuhan beserta
mekanismenya untuk menegaskan persamaan dan perbedaan karakteristik
morfologi dan fisiologi tumbuhan. Ilmu anatomi tumbuhan memudahkan
identifikasi tumbuhan yang telah dikelompokkan berdasar hubungan
kekerabatan atau famili, kelas, genus hingga spesies melalui pengkodean
binomial nomenclature pada setiap tingkatan tumbuhan. anatomi memiliki urgensi bagi para ahli termasuk pemulia tanaman,
ahli pertanian, ahli ekologi, dan ahli konservasi yang membutuhkan identitas
dan nama tumbuhan secara akurat untuk subjek studi mereka. Ahli
farmakognosi yang mencari zat kimia baru pasti tahu persis spesies, varietas
atau bahkan bagian dari suatu tumbuhan yang menghasilkan zat berharga
untuk kehidupan manusia.
Dasar studi anatomi berperan penting saat memeriksa hubungan kelompok
tumbuhan berdasar teknik molekuler. Tanpa nama dan deskripsi yang
akurat untuk suatu tanaman, eksperimen tidak dapat diulangi. Secara ilmiah,
tidak mungkin untuk mengatakan apakah tanaman atau tumbuhan yang dipilih
sebagai subjek percobaan berulang adalah spesies yang sama dengan yang
digunakan pada awalnya jika identitas bahan tidak pasti. Pemahaman yang
baik tentang anatomi tumbuhan sangat penting sehingga tetap menjadi
persyaratan utama bagi peneliti tumbuhan agar terhindar dari kesalahan
identifikasi jenis sel dan bahkan jaringan yang sering terjadi dalam penelitian.
Ruang Lingkup Anatomi Tumbuhan
Perkembangan anatomi tumbuhan terus memberikan makna dalam ruang
lingkup biologi tanaman yang lebih luas. Anatomi tumbuhan pada awalnya
dianggap sebagai bagian dari biologi yang berhubungan dengan struktur
eksternal dan internal tumbuhan. Dalam proses perkembangannya sebagai
ilmu, anatomi tumbuhan telah dipisahkan dari morfologi yang tidak hanya
mengacu pada ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan . Peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan mengembangkan anatomi
untuk melihat lebih jauh ke dalam sel dan organel menggunakan teknik
mikroskopis canggih, sehingga anatomi tumbuhan modern mencakup
pemahaman komposisi struktural organel seluler, membran, dan detail kecil
dari struktur seluler. Perluasan fungsi studi anatomi tumbuhan saat ini tidak
hanya berkaitan dengan sejumlah disiplin ilmu biologi dan botani yang
meliputi molekuler tumbuhan, patologi tumbuhan, fisiologi dan morfologi
tumbuhan, ilmu kehutanan, budidaya hortikultura dan studi agronomi . Studi anatomi modern berperan dalam ruang lingkup yang lebih
luas seiring dengan kemajuan peradaban dan upaya meningkatkan
kesejahteraan manusia.
Ruang lingkup anatomi tumbuhan akan terus mengalami perkembangan. Saat
ini perkembangan manfaat studi anatomi tumbuhan berhubungan erat dengan
hampir seluruh aspek kehidupan dan kesejahteraan manusia. Kemanfaatan
studi anatomi yang lain di antaranya mendukung kemajuan industri yang di
antaranya manufaktur, kesehatan dan farmasi yang dapat dikembangkan
bersama studi bioteknologi, biosintesis dalam menghasilkan metabolit
sekunder. Anatomi tumbuhan juga berperan penting dalam keseimbangan
ekologi yang perkembangannya berkolaborasi dengan kemajuan teknik
arsitektur dan sipil (Punobasuki, 2014).
Seluruh manfaat studi anatomi tersebut pada prinsipnya diperoleh berdasar
kemampuan memahami dan meninjau struktur sel, histologi jaringan dan
sistem organ tumbuhan vegetatif maupun generatif Tinjauan
anatomi seluler menekankan pada komponen dua sifat. Pertama adalah sifat
komponen sel hidup (protoplasmik) untuk menemukan cara memperbaiki dan
meningkatkan kualitas genetik. Kedua adalah sifat komponen sel mati (nonprotoplasmik) yang menghasilkan kandungan senyawa aktif dan produk
organik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia Tinjauan
histologi jaringan menekankan kajian karakteristik jaringan berbagai
tumbuhan baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi. Histologi
anatomi secara umum ditinjau berdasar sifat yang meliputi jaringan muda
dan dewasa. Histologi meneliti struktur jaringan sehingga pada tumbuhan
dapat diketahui bagian-bagian yang tersusun atas jaringan sederhana dan
kompleks. Pada fungsi jaringan menekankan pada kajian fungsi jaringan dasar,
kulit, penguat, pengangkut dan sekretori , Dengan demikian
dapat dipahami bahwa kajian histologi berkaitan dengan struktur tumbuhan
untuk menentukan organisasi seluler penyusunnya dalam kelompok jaringan
meristem, jaringan vaskular, jaringan fotosintetik, atau jaringan pendukung
yang sebelumnya relatif kurang memberikan pedoman persamaan dan
perbedaannya
Urgensi Anatomi Tumbuhan
Urgensi aplikasi anatomi tumbuhan bagi kesejahteraan kehidupan manusia
Indentifikasi Taksonomi Tumbuhan
Studi anatomi telah berhasil memberikan pedoman dalam pengelompokkan
berbagai tumbuhan berdasar klasifikasi sistem taksonomi mulai dari
sejarah awal perkembangannya pada masa lampau hingga keadaan mutakhir
saat ini. Dalam klasifikasi tumbuhan yang sederhana menganut karakteristik
alamiah yang dipelopori oleh Theophrastus pada kisaran 370 SM-285SM yang
menggolongkan tumbuhan hanya berdasar pengamatan mata biasa yaitu
pohon, semak, perdu dan herbal. Awal kemajuan sistem klasifikasi tumbuhan
adalah sistem klasifikasi taksonomi yang mulai dikenal dengan sistem
taksonomi buatan dipelopori oleh ilmuwan Swedia yang bernama Carolus
Linnaeus pada kisaran 1707-1778 yang disebut Bapak Taksonomi, yang mengelompokkan tumbuhan berdasar manfaatnya bagi manusia. Pada
periode ini tumbuhan diklasifikasikan sebagai tumbuhan beracun atau tidak,
liar atau layak dipelihara, gulma atau tanaman utama berdasar karakteristik
morfologi dan sistem reproduksi seksualnya. Perkembangan selanjutnya, pada
periode Charles Darwin kisaran tahun 1859 pengelompokkan taksonomi
dikembangkan berdasar konsep filogenetik. Pada sistem ini Darwin
menggunakan dasar urutan perkembangan makhluk hidup (filogeni) yang
mengetahui hubungan kekerabatan suatu makhluk hidup satu dengan yang
lainnya sangat memerlukan pendalaman informasi genetik
Pada perkembangan taksonomi modern pada awal abad ke-20 tumbuhan mulai
diklasifikasikan seperti diajarkan oleh Katherin Esau sekitar tahun 1965
mengembangkan taksonomi berdasar mikroskopik modern yang
menekankan pada persamaan dan perbedaan sifat seluler dan molekuler pada
struktur tumbuhan . Aplikasi anatomi melahirkan ilmu
Taksonomi dan telah mencapai kesepakatan universal bahwa seluruh
tumbuhan termasuk dalam anggota kerajaan tumbuhan yang dalam bahasa
taksonomi disebut Kingdom Plantae. Dalam klasifikasi besarnya meliputi
tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Kelompok-kelompok
yang dibentuk dan diatur selanjutnya ditetapkan ke berbagai kategori, yang
memiliki urutan pengaturan tetap yang disebut hierarki taksonomi. Kelompok
paling inklusif ditetapkan menjadi kategori tertinggi yang disebut divisi dan
yang paling spesifik dikategorikan dalam kelompok spesies. Taksonomi
berdasar karakteristik anatominya secara terperinci dan terstruktur
membagi kelompok tumbuhan secara berurutan meliputi divisi, kelas,
subkelas, ordo, famili, genus dan spesies. Nama-nama tersebut diberikan
dalam katalog kode taksonomi sedemikian rupa sehingga menjadi pedoman
kategori untuk identifikasi mulai tumbuhan tingkat rendah hingga tingkat
tinggi berdasar karakteristiknya.
Anatomi sangat membantu dalam studi taksonomi bahan herbarium ketika
ciri-ciri secara morfologi tidak cukup untuk mengidentifikasi status taksonomi
bahan tanaman. Sistematika tumbuhan merupakan ilmu anatomi yang
mengelompokkan tumbuhan dalam klasifikasi tertentu dan mempelajari
hubungan antar kelompok berdasar karakter masing-masing. Secara
historis, karakter morfologi telah digunakan secara dominan dalam sistematika
tumbuhan, namun penelitian anatomi dapat ditingkatkan secara jika fakta
perbedaan morfologi dari akar, batang, daun, dan bunga atau buji tidak
mencukupi untuk menjelaskan identitas tumbuhan. Metode untuk meningkatkan identifikasi tersebut melalui komponen morfologi berdasar
sifat seluler dan molekulernya
Seluruh karakter tumbuhan yang ada di bumi berhasil disusun secara teratur
mengikuti suatu hirarki taksonomi dan tidak menutup kemungkinan akan terus
mengalami evolusi identitas pendefinisian karakteristik tumbuhan. Taksonomi
terus berkembang mulai dari periode klasifikasi sederhana hingga pada periode
klasifikasi berdasar karakteristik seluler baik prokariot maupun eukariot,
uniseluler maupun multiseluler dengan struktur molekuler sederhana maupun
kompleks menyesuaikan kebutuhan dan kemajuan peradaban manusia.
berdasar katalog taksonomi tumbuhan yang telah tersusun dan menjadi
pedoman dapat dikembangkan secara maksimal sehingga memberikan
manfaat yang lebih luas sesuai kebutuhan peradaban manusia
Identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan
patogenitasnya
Karakteristik anatomi menurut Esau’s seperti dijelaskan oleh Evert (2012),
bahwa Ilmu anatomi berdasar aktivitas seluler dan mekanisme
makromolekul yang terkandung di dalam bagian-bagian struktur tumbuhan
dan telah menjadi kesepakatan ilmuwan memiliki urgensi sebagai dasar
pedoman ilmu pengetahuan interpretasi fungsi struktur tumbuhan yang lebih
realistis. Dengan demikian perbedaan dan persamaan bentuk dan sifat sel
dalam membentuk struktur dan fungsinya pada masing masing jaringan
beserta mekanismenya menjadi karakteristik spesifik tumbuhan.
Ilmu anatomi secara aplikatif sebagai petunjuk karakteristik aktivitas struktur
tumbuhan dan patogenitasnya sebagai berikut
1. Organisasi internal tumbuhan
Anatomi internal tubuh tumbuhan terorganisasi dalam susunan
berbagai jenis sel. Masing-masing tertutup dalam dinding sel dan
menyatu dengan sel lain membentuk jaringan. Masing-masing
kelompok sel dalam jaringan berbeda baik fungsi atau strukturnya.
Variasi struktural tubuh tersusun atas berbagai jenis jaringan dengan
komponen sel yang berbeda dan saling berkaitan satu sama lain.
Beberapa jaringan secara struktural relatif sederhana karena terdiri
dari satu jenis sel, sedangkan kelompok lainnya dapat berisi lebih
dari satu jenis sel dan bersifat kompleks. Dengan demikian susunan
jaringan pada tumbuhan dengan struktur dan fungsionalnya secara
keseluruhan menunjukkan kepastian bukti anatomi adanya suatu
organisasi internal
Keseluruhan aktivitas organisasi internal tumbuhan adalah
serangkaian aktivitas proses metabolisme dalam kelangsungan
kehidupannya. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia yang
terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu zat
menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein. Studi anatomi
memberikan pedoman perbedaan sistem metabolisme pada tumbuhan
berpembuluh dan berpembuluh. Dalam proses metabolisme
melibatkan enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan
katabolisme. Mekanisme anabolisme merupakan peristiwa
pembentukan energi secara kimiawi di dalam sel melalui sintesis
senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah
mekanisme penguraian serta pelepasan energi yang telah dihasilkan
dari senyawa-senyawa organik yang selanjutnya untuk
mempertahankan kehidupan sel secara parsial dan bagi kelangsungan
pertumbuhan dan kehidupan tumbuhan sebagai organisme. Seluruh
proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim dalam
proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Pada akhirnya aplikasi anatomi memberikan pemahaman
pengetahuan berkaitan kode unsur-unsur dan senyawa senyawa yang
bereaksi secara kimiawi di dalam sel sebagai produsen dan distributor
dengan mekanisme pembentukan dan pelepasan energi melalui
proses metabolisme. Pada tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi
bermanfaat pada berbagai aktivitas tumbuhan bersama material lain
yang di antaranya adalah pada proses respirasi dan fotosintesis pada
daun, transportasi air dan makanan pada batang, atau penyerapan air
dan mineral dan unsur hara lainnya oleh akar yang dihantarkan ke
seluruh bagian tumbuhan. Sebagai contoh adanya struktur organisasi
internal yaitu terbentuknya sistem jaringan yang berkaitan dengan
konduksi makanan dan air. Pada jaringan vaskuler dan non vaskuler
membentuk organisasi sistem yang saling terkait dan berkesinambungan antar setiap organ tumbuhan. Jaringan vaskuler
menghubungkan proses asupan air dan sintesis makanan dengan
jaringan perkembangan, penyimpanan dan pertumbuhan. Terjalin
koordinasi dan saling terkait secara spesifik dari hasil fotosintesis
melalui jaringan vaskular ditransportasikan menuju jaringan
penyimpanan makanan. Pada fungsi distribusi tersebut juga terjadi
dari jaringan penyimpanan menuju organ penyangga dan berbagai
komplemen yang saling terhubung melalui jaringan vaskuler.
Dengan demikian jaringan vaskuler berperan sangat penting sebagai
konduktor aktivitas pengorganisasian internal jaringan yang
mengekspresikan kontinuitas sistem jaringan sesuai topografi
anatomi struktural dan fungsinya dalam menjelaskan proses kesatuan
tubuh tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, bagian-bagian jaringan
memiliki karakteristik dan pola distribusikan tergantung pada
klasifikasi takson tanaman. Khusus pada tumbuhan berpembuluh
prinsip dasar polanya sama bahwa jaringan vaskular tertanam di
jaringan dasar dan jaringan dermal yang membentuk penutup luar
dan menjadi konduktor antar jaringan secara berkelanjutan
2. Perkembangan dan perkembangbiakan tumbuhan
Pada prinsipnya tumbuhan telah terbagi dalam struktur dan fungsinya
yang terkait satu sama lain. Pertumbuhannya membutuhkan dua jenis
nutrisi yaitu nutrisi organik dan anorganik. Nutrisi organik diperoleh
pada aktivitas produksi senyawa karbon, Misalnya zat makanan yang
dihasilkan dari penggabungan karbon, hidrogen, dan oksigen dalam
proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik terutama berkaitan
dengan kebutuhan perolehan elemen mineral dan unsur hara lainnya
dari tanah. Dengan demikian kedua nutrisi tersebut merupakan
sumber energi utama sebagai faktor pendukung kehidupan melalui
perkembangan dan pertumbuhan masing anggota tubuh pada seluruh
kelompok tumbuhan
Anatomi menjelaskan bahwa alur perkembangan tubuh tumbuhan
secara vertikal dengan bagian atas sebagai pucuk dan bawah sebagai akar tegak lurus dengan sumbu horizontal di permukaan tanah. Akar
bergerak turun ke tanah yang lebih jauh dari sumber cahaya,
sedangkan tunas bergerak ke atas menuju sumber cahaya untuk
menangkap energi matahari. Baik bagian pucuk maupun akar
tumbuhan pada awalnya berkembang dari jaringan meristematik yang
sama, tetapi kemudian membedakan dan mengembangkan struktur
spesifik untuk melakukan fungsi khususnya. Akar menyerap air dan
nutrisi dari tanah kemudian memasukkannya ke batang dan daun
melalui ikatan pembuluh. Daun berfungsi mengubah energi matahari
menjadi energi kimia, yang digunakan sebagai makanan untuk
pertumbuhan lebih lanjut dan perkembangan tanaman secara
keseluruhan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap bagian
tumbuhan memiliki struktur khusus untuk menjalankan fungsinya.
Setiap bagian tumbuhan tersusun dari sel dan jaringan dalam susunan
tertentu yang digambarkan oleh fitur anatominya
Perkembangan tumbuhan merupakan bagian dalam kehidupan
tumbuhan melalui aktivitas metabolisme. Studi anatomi menerangkan
perbedaan aktivitas metabolisme pada tumbuhan berpembuluh dan
tidak berpembuluh. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu
zat menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein.
Keseluruhan proses metabolisme pada sel tumbuhan melibatkan
enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan katabolisme.
Pada mekanisme anabolisme terjadi peristiwa pembentukan energi
secara kimiawi intraseluler melalui proses sintesis senyawa senyawa
organik. Sedangkan katabolisme adalah mekanisme proses
penguraian serta pelepasan energi yang dihasilkan senyawa-senyawa
organik dalam mekanisme anabolisme untuk kehidupan parsial sel
dan kelangsungan pertumbuhan serta kehidupan sebagai organisme.
Seluruh proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim
dalam proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit
. Fungsinya sebagai produsen pembentukan energi dan
distributor dalam pelepasan dalam proses metabolisme. Pada
tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi bermanfaat pada berbagai
aktivitas pertumbuhan bersama material lain yang di antaranya adalah
dalam proses respirasi dan fotosintesis pada daun, transportasi air dan
makanan pada batang, atau penyerapan air, mineral dan unsur hara
lainnya oleh akar yang kemudian dihantarkan ke seluruh bagian
tumbuhan.
Pada kelompok tumbuhan tingkat rendah memiliki struktur tubuh
yang lebih sederhana. Kelompok tumbuhan ini banyak bersifat
akuatik karena ditemukan di habitat lembab atau basah. Subkingdom
ini memiliki beberapa divisi yaitu tumbuhan belah (Schizophyta),
tumbuhan lumut (Bryophyta), talus (Thallophyta), dan tumbuhan
paku (Pteridophyta). Seperti halnya tumbuhan pada umumnya,
tumbuhan tingkat rendah bersifat autotrof dan memproduksi makanan
sendiri melalui proses fotosintesis. Pada tumbuhan tingkat rendah
hanya kelompok Pteridophyta sudah ada akar sejati, dan sebagian
sudah merupakan tumbuhan heterospora yang telah memiliki struktur
jaringan pembuluh khusus yang berguna mengangkut air dan hasil
fotosintesis ini. Pada kelompok selain tumbuhan paku mengandalkan
pergerakan air dan hasil fotosintesis hanya melalui difusi dan osmosis
antar sel tumbuhan saja
Tumbuhan tingkat tinggi adalah kelompok tumbuhan Spermatophyta
yang telah memiliki struktur lengkap seperti akar, batang, daun sejati,
bunga bahkan buah dan biji. Anatomi Spermatophyta berkaitan dengan persamaan dan perbedaan struktur bagian
tumbuhan pada masing-masing kelompok tata urutan taksonominya
sehingga menjadi pedoman dalam mempertegas ciri khas
pertumbuhan masing-masing kelompok besar tumbuhan
gymnospermae dan angiospermae. Studi anatomi memberikan dasar
pengetahuan perbedaan tumbuhan berkaitan pertumbuhan sekunder
pada proses pembentukan kayu sehingga dapat diidentifikasikan sifat
kekerasan dan bentuknya melalui gambaran histologi jaringan kulit
dan batang. Anatomi menerangkan pertumbuhan tumbuhan melalui
biji dalam kelompok monokotil dan dikotil. Anatomi membedakan
jenis tumbuhan yang memiliki bunga baik sebagai penghasil buah
maupun tidak bahkan hingga detail sebagai kekhasan karakteristik
termasuk warna, bentuk dan lokasi pertumbuhannya berdasar
kode tertentu . Dengan demikian aplikasi anatomi
memberikan detail pengetahuan berkaitan peran kode unsur-unsur
dan senyawa-senyawa yang bereaksi secara kimiawi di dalam sel dan
jaringan sehingga diketahui fungsinya pada masing-masing struktur.
Perkembanganbiakan tumbuhan mengikuti konstruksi klasifikasi
taksonominya. Dengan demikian nampak perbedaan cara
perkembangbiakannya. Tumbuhan tingkat rendah, pada kelompok
Bryophyta perkembangbiakan secara membelah diri (Gametosis) dan
pada Pteridophyta secara sporosis. Tumbuhan gymnospermae dan
angiospermae berkembang biak dengan biji, secara generatif dan
vegetatif baik alami maupun modifikasi. Seperti pada tumbuhan
generatif pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan pencangkokan
sebagai alternatif upaya mempercepat perbanyakan bibit yang
menurunkan sifat sama. Begitu pula modifikasi perbanyakan dengan
sistem stek yang benar dan teliti dalam menghasilkan tanaman
dengan sifat sama ataupun kreasi keragaman varietas tumbuhan.
Kemanfaatan anatomi pada perkembangbiakan vegetatif lainnya
memberikan pemahaman yang jelas terkait regenerasi struktur
tumbuhan, perkembangan akar, tunas adventif baik akar maupun
daun serta pembentukan kalus dalam kultur jaringan sehingga
memudahkan manusia untuk memilih bagian struktur tamanan
terbaik sebagai alternatif metode pembiakannya
3. Patogenitas bagian-bagian tubuh tumbuhan.
Ilmu anatomi tumbuhan memberikan pemahaman yang lengkap
tentang berbagai karakter pengaruh organisme patogen sehingga
menjadi penyakit bagi tumbuhan. Penyakit tumbuhan didefinisikan
sebagai "segala sesuatu mengganggu tumbuhan untuk dapat tumbuh
secara normal dan maksimal". Definisi ini luas dan mencakup
penyakit tumbuhan yang kompleks akibat pengaruh patogen baik
yang bersifat abiotik maupun biotik. Penyakit yang disebabkan oleh
kondisi di luar tanaman atau bukan disebabkan oleh makhluk hidup
(abiotik) tidak dapat menyebar atau menular dari tanaman ke
tanaman. Contohnya termasuk pengaruh dari kondisi pemadatan
tanah, kekurangan nutrisi, dan sengatan matahari yang berlebihan
serta dampak erupsi vulkanik dalam jangka pendek. Penyakit yang
disebabkan oleh organisme hidup (biotik) disebut patogen tanaman
ketika organisme menginfeksi tanaman. Patogen dapat menyebar dari
tumbuhan ke tumbuhan dan dapat menginfeksi semua jenis jaringan
tumbuhan termasuk daun, pucuk, batang, tajuk, akar, umbi, buah, biji
dan jaringan pembuluh. Patogen biotik tumbuhan sangat mirip
dengan yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan yang
pada umumnya akibat serangan jamur, organisme mirip jamur,
bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda, dan parasit dari jenis
tumbuhan tingkat tinggi semuanya merupakan patogen tumbuhan
Secara anatomi, sifat patogen jamur atau organisme mirip jamur
karena tidak dapat memproduksi makanan sendiri. Dalam proses
infeksi, jamur secara masif melalui sporanya mudah terbawa angin
dan menempel pada tumbuhan sehingga berkembangbiak dengan
memanfaatkan nutrisi tumbuhan inang dalam hubungan simbiosis
parasitisme. Beberapa ahli anatomi dalam penelitiannya telah
menggolongkan kelompok jamur sebagai patogen umum yang paling
banyak menginfeksi tanaman mulai akar, batang, daun hingga
struktur meristem. Patogen jamur tidak hanya mengganggu
pertumbuhan bahkan mampu membusukkan tanaman inang yang
kemudian layu atau kering hingga mati. Sifat patogen parasit juga
terdapat pada jenis tumbuhan tingkat tinggi dengan struktur yang
lengkap dan memiliki klorofil seperti benalu yang tidak dapat
memproduksi makanan sendiri khususnya dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dan air
Sifat patogen organisme mikroskopis seperti bakteri, fitoplasma dan
virus dapat dijelaskan berdasar anatominya sebagai organisme
mikroskopis bersel tunggal dengan dinding sel yang berkembang biak
dengan cara pembelahan biner (satu sel membelah menjadi dua).
Sedangkan bakteri menginfeksi tanaman harus melalui bukaan atau perlukaan alami pada tanaman. Awalnya bakteri bertahan hidup di
tanah, diatas bahan tanaman yang membusuk dan beberapa bertahan
pada vektor serangga. Ketika terjadi perlukaan oleh serangga sebagai
vektor atau kondisi alamiah lainnya, bakteri masuk ke dalam
tumbuhan dan bersirkulasi melalui sistem transportasi jaringan
pembuluh tanaman. Bakteri merusak struktur dan fungsi jaringan
yang dilaluinya sehingga mengakibatkan tanaman layu, batang
mengecil atau mengering, keriput dan menguning pada daun yang
akhirnya juga akan berakibat pada kematian tanaman. Karakter ini
juga memiliki persamaan mekanisme dengan karakter sifat patogen
fitoplasma. Sedangkan penularan virus sebagai patogen pada
tumbuhan bersifat lebih kompleks karena secara alami dapat
ditularkan oleh vektor termasuk serangga, nematoda, dan jamur yang
sebelumnya telah dikenal sebagai organisme patogen. Virus dapat
ditularkan pada proses pemangkasan tanaman dan modifikasi
pembiakan vegetatif. Dengan demikian suatu perkembangan penyakit
diketahui dimulai dari patogen yang berhasil menyerang sel dan
jaringan tumbuh tanaman inang. Rantai kejadian yang terlibat dalam
perkembangan penyakit meliputi inokulasi, penetrasi, infeksi,
inkubasi, reproduksi dan kelangsungan hidup patogen itu sendiri
Diagnosis Kandungan Nutrisi Dan Zat Berbahaya
Diagnosis kandungan nutrisi dan zat berbahaya penting untuk mengontrol
defisiensi nutrisi pertumbuhan tanaman, misalnya pada budidaya tanaman
hidroponik. Terjadinya kekurangan atau keracunan hara di antaranya
disebabkan oleh faktor tanah, tanaman, iklim, dan budaya. Faktor-faktor ini
berinteraksi dan berpengaruh penting terhadap ketersediaan hara untuk
kebutuhan tanaman. Sifat tanah memengaruhi bentuk, jumlah, retensi dan
pergerakan unsur hara tanah. Sifat tanah dalam menyediakan air berpengaruh
terhadap unsur hara, karena air sangat penting untuk reaksi kimia, aktivitas
biologis, serta pengangkutan dan penyerapan unsur hara oleh akar. Di antara
sifat-sifat kimiawi tanah yang penting dalam memengaruhi ketersediaan hara
tanah adalah pH tanah (ukuran keasaman atau kebasaan suatu tanah) dan
kapasitas pertukaran kation tanah (ukuran kapasitas nutrisi tanah untuk
mempertahankan ion yang bermuatan positif). Beberapa sifat fisik penting
yang secara anatomi memengaruhi ketersediaan hara sebagai faktor kesuburan
di antaranya adalah tekstur tanah dengan proporsi yang ideal, mineralogi tanah,
dan struktur spesifik tanah atau susunan sifat fisik partikel tanah
Defisiensi nutrisi dapat didiagnosis berdasar gambaran tanda gejalanya.
Setiap gejala defisiensi berkaitan dengan beberapa fungsi nutrisi bagi tanaman.
Nutrisi diperoleh dari peran masing-masing unsur hara sebagai kebutuhan
penting tanaman untuk hidup dan tumbuh. Defisiensi nutrisi merupakan gejala
yang disebabkan oleh terjadinya kekurangan unsur hara yang pada umumnya
digolongkan dalam lima kelompok kategori gejala yaitu: 1) pertumbuhan
lambat, 2) klorosis, 3) klorosis interveinal, 4) warna merah keunguan, dan 5)
nekrosis.
Pertumbuhan lambat biasanya ditandai dengan stunting yang merupakan
gejala umum defisiensi yang banyak terjadi akibat kekurangan nutrisi yang
secara bervariasi berpengaruh pada tanaman. Misalnya, ketika kekurangan
nutrisi pada fungsi tanaman pada pertumbuhan pemanjangan batang,
fotosintesis, dan berkurangnya produksi protein sehingga berakibat pada
pertumbuhan tanaman lambat atau tanaman bertubuh kecil. Klorosis dan
klorosis interveinal biasanya ditemukan pada tanaman yang kekurangan nutrisi
bahan fotosintesis dan/atau produksi klorofil seperti pigmen hijau daun.
Klorosis dapat menyebabkan seluruh tanaman atau daun berubah menjadi
hijau muda yang kemudian menguning, atau tampak lebih terlokalisasi seperti
adanya bercak putih atau kuning. Klorosis interveinal terjadi ketika
kekurangan nutrisi tertentu seperti B, Fe, magnesium (Mg), Mn, Nikel (Ni)
dan Zn
Perubahan warna merah keunguan pada batang dan daun tanaman disebabkan
oleh kadar antosianin (pigmen berwarna ungu) yang berlebihan di atas normal
sehingga mengganggu fungsi struktur utama pada batang dan daun tanaman.
Gejala ini sangat sulit untuk didiagnosa karena adanya faktor penyebab lain
penumpukan antosianin seperti suhu dingin, penyakit lain, kekeringan dan
bahkan pematangan usia beberapa tanaman dapat menjadi alternatif penyebab
Kultivar tanaman tertentu mungkin
juga menunjukkan warna ungu ini. Sedangkan nekrosis umumnya terjadi pada
tahap defisiensi lanjutan pada bagian-bagian tanaman yang dapat
menyebabkan tanaman yang terkena defisiensi pertama kali menjadi coklat
dan mati
Identifikasi Kayu Pada Tumbuhan Potensial
Kayu dinyatakan memiliki nilai ekonomi yang signifikan secara universal.
Berbagai macam produk olahan terbuat dari kayu yang mempertimbangkan
kualitas serat dan ekstrak kayu dari tumbuhan potensial. Perkembangan dan
komposisi kayu secara anatomi ditunjukkan oleh siklus tahunan yang
merupakan akumulasi pertumbuhan xylem selama beberapa tahun dengan
variasi arsitektur dan komposisinya sesuai karakter tumbuhan potensialnya
. Kayu dan xylem secara anatomi berfungsi untuk memberikan
dukungan pada tanaman sebagai saluran pengangkutan air dari tanah melalui
akar ke daun. Kayu memiliki sifat beragam mulai dari kekuatan atau
kekerasannya, warna, serat, dan manfaatnya sehingga menjadikan kayu
sebagai bahan tumbuhan yang serbaguna untuk semua jenis kebutuhan
manusia. Identifikasi kayu dalam kajian anatomi dapat menunjukkan asal
tumbuhan kayu secara geografis. Berbagai tumbuhan kayu telah teridentifikasi
secara anatomi dan juga telah tersusun dalam taksonomi tumbuhan. Kayu
merupakan produk pertumbuhan sekunder tumbuhan yang teridentifikasi
dalam bentuk cincin tahun pertumbuhan (lingkaran tahun). Tumbuhan sebagai
penghasil kayu memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasar kondisi
iklim dan geografisnya. Kayu bahkan menjadi tumbuhan unggulan pada
masing-masing negara dan menjadi komoditas ekspor andalan
Pemanfaatan kayu mulai dari olahan individu, industri rumahan hingga
industri besar.
Pemanfaatan kayu di antaranya untuk pembuatan furnitur, sebagai bahan
bakar, pembangkit listrik, bahkan sebagai suplemen makanan. Sebagai contoh
beberapa karakter kayu berdasar letak geografisnya seperti India yang
merupakan eksportir berbagai kayu mentah dari jenis kayu yang lebih gelap
seperti jati (Tectona grandis), meranti (Shorea sp.), dan Mahoni (Toona sp.).
Indonesia juga memiliki karakter tumbuhan kayu yang sama seperti India
sebagai hasil hutan tropis dan juga penghasil berbagai tumbuhan kayu
potensial lainnya. Dalam geografis yang berbeda, Kanada, Amerika Serikat
dan beberapa negara Amerika Latin merupakan penghasil pinus dan cemara.
. Brasil juga merupakan pengekspor terbesar kayu mentah dunia
yang sebagian besar berasal dari hutan di wilayah Amazon dari jenis pinus dan
eukaliptus. Hasil olahan produk kayu yang diperdagangkan di antaranya
adalah berupa kayu balok, bubur kayu (pulp) yang dihasilkan dari pemisahan
bahan berserat dalam kayu, serpihan kayu, serbuk kayu, kayu lapis, berbagai
jenis kertas, bahan campuran tekstil, lantai, dan furniture. Semua produk
olahan dari kayu tersebut dievaluasi berdasar anatomi serat kayu yang
menunjukkan kekerasan dan kelenturan serta nilai estetikanya sehingga dapat
dipilah kemanfaatan sesuai peruntukannya yang pada akhirnya lebih
meningkatkan nilai ekonomisnya
Identifikasi arkeologi tumbuhan
Kolaborasi ilmu anatomi dengan ilmu dendrokronologi yang mempelajari
pertumbuhan sekunder kelompok tumbuhan gymnospermae dan tumbuhan
dikotil berdasar lingkaran tahunan pohon untuk mengungkap lama
peristiwa perubahan iklim dan lingkungan masa lalu dari tahun ke tahun pada
fosil tumbuhan. Identifikasi anatomi kayu berdasar penampang melintang
dari visualisasi xylem yang menunjukkan pola atau karakter pertumbuhan
sekunder tumbuhan untuk melacak kondisi fosil tumbuhan selama masa
kehidupannya. Dengan ilmu dendrokronologi dapat ditetapkan verifikasi
tanggal pada bangunan, alat musik, dan karya seni serta beberapa benda
arkeologi untuk memperkirakan keaslian karya tersebut
Dendrokronologi pertama kali digunakan pada awal abad kedua puluh oleh A.
E. Douglass yang dikembangkan dalam sebuah proses yang disebut
penanggalan arkeologi yaitu cara yang tepat dalam menggunakan informasi
untuk menentukan kondisi arkeologi selama periode waktu yang lama. Cincin
pertumbuhan pohon juga dapat digunakan dalam hubungannya dengan
penanggalan radiokarbon (14C). Karena sebagian besar pohon hanya hidup
selama 100–200 tahun, sehingga untuk rentang waktu informasi yang lebih
lama suatu fosil dapat diperoleh dengan mencocokkan visualisasi cincin
tumbuhan dari pohon yang hidup dengan sampel spesimen fosil/ arkeologi
yang diawetkan dan dijaga dari kerusakan agar dapat diperiksa bagian-bagian
anatomi untuk menunjukkan karakteristik pola pertumbuhan cincin xylem.
Dengan demikian pemeriksaan akan memperoleh kecocokan informasi usia
atau masa kehidupan suatu fosil tumbuhan Identifikasi Bukti Forensik
Ketika tanaman atau tumbuhan disita dan diperiksa untuk membuktikan
perdagangan ilegal, petugas penegak hukum dapat menggunakan teknik
anatomi tradisional, morfologi, dan/atau fluoresen (pewarnaan) untuk
mengidentifikasi sampel kayu. Kemudian dapat dianalisis suatu hubungan
kekerabatan tumbuhan berdasar taksonominya. Dengan demikian secara
forensik dapat teridentifikasi tumbuhan yang dilarang untuk diperdagangkan
karena tergolong langka dan terancam punah. Atau bahkan untuk identifikasi
tanaman yang digunakan untuk kejahatan. Pekerjaan forensik berkaitan
dengan tumbuhan secara makroskopis sering melibatkan identifikasi serpihan
kayu dan potongan-potongan kecil bahan tanaman selain kayu (daun atau
ranting). Metode mikroskopis memungkinkan untuk identifikasi racun atau zat
lain yang dihasilkan oleh bagian-bagian tumbuhan dalam berbagai macam
partikel tanaman yang berhubungan dengan peristiwa kriminalitas di tempat
kejadian perkara (TKP). Fragmen tanaman yang ditemukan dan berhasil
didentifikasi pada tersangka dapat memberikan petunjuk adanya hubungan
bukti yang kuat dengan bantuan slide mikroskop laboratorium forensik dalam
menerangkan duduk perkara di TKP.
Dalam sebuah kasus, penyidik menemukan lokasi bahan tanaman pada
tersangka atau korban, dan kemudian membuat berita acara untuk menetapkan
asal tanaman itu. Pada tingkat makroskopis memungkinkan hasil identifikasi
yang cukup jelas. Namun apabila yang ditemukan hanya ranting atau rumpun
daun atau serpihan kayu yang ditemukan di telapak tangan korban akan
menyulitkan penyidikan dalam menyimpulkan jenis tumbuhan. Pada tingkat
kesulitan lain adalah kemungkinan bukti tumbuhan pada tingkat mikroskopis,
seperti butiran serbuk sari bunga yang indah dan menarik untuk dicium dan
diduga mengandung racun dan dapat membunuh manusia karena terhirup.
Dengan demikian menarik untuk penyelidikan lebih lanjut dengan
memperlakukan barang bukti dari potongan tumbuhan agar terjaga keutuhan
dan keamanannya sehingga dapat dilakukan ekstraksi lebih lanjut di
laboratorium untuk mengidentifikasi secara jelas bahan tumbuhan yang diduga
sebagai barang bukti kejahatan.
Jadi, pedoman anatomi harus dikembangkan menentukan lebih detail
kandungan kimia setiap struktur tumbuhan untuk memberikan dukungan
kepastian forensik bahwa suatu bahan tanaman aman atau tidak untuk
manusia. Salah satu metode yang dikembangkan adalah analisis langsung
dengan metode Real Time Time-of-Flight Mass Spectrometry (DARTTOFMS) yang secara cepat dengan meneliti sampel massa ion untuk
mengidentifikasi sampel kayu tumbuhan yang tidak diketahui spesiesnya.
Spesimen yang tidak diketahui dapat diidentifikasi ke suatu kelompok spesies
dengan membandingkan tanda kandungan kimia tertentu dari ion sampel
dengan referensi keluaran DART-TOFMS. Banyak persamaan produk kayu
dari pohon yang dilindungi dan yang tidak dilindungi karena kemiripan
penampilannya. Sebagai contoh, Lancaster dan Espinoza pada tahun 2012
telah menguji kandungan kimiawi tumbuhan dengan teknik DART-TOFMS
untuk mengetahui perbedaan tanda kimianya sehingga teridentifikasi 13 jenis
pohon yang sebelumnya tidak diketahui kekerabatannya
Dengan metode DART-TOFMS, analisis perbedaan masa jenis menggunakan
teknik analisis diskriminan linier dapat ditemukan kandungan kimia dalam
akumulasi biosintesis secara tepat pada bagian-bagian tumbuhan. Komposisi
biosistesis yang telah ditemukan pada tumbuhan dikelompokkan berdasar
taksonominya sehingga dapat menjadi pedoman karektiristik kandungan
kimiawi untuk menjadi pembanding dengan temuan barang bukti tumbuhan.
Dengan demikian, DART-TOFMS dapat menjadi cara untuk mengidentifikasi
tanaman yang dilindungi dengan cepat untuk memecahkan masalah dalam
botani forensik atau untuk kepentingan forensik lainnya dan masih
memungkinkan untuk terus dikembangkan dengan metode lainnya .
Pengembangan tanaman dengan kultur meristem
Meristem merupakan merupakan jaringan embrionik atau jaringan
pertumbuhan yang tersusun atas sel-sel hidup yang memiliki kemampuan
membelah diri secara aktif sebagai penanda pertumbuhan suatu tanaman.
berdasar anatomi, meristem memiliki 3 lokasi potensial yang telah
disepakati meliputi: 1) meristem apeks yang berlokasi di ujung batang dan
akar; 2) meristem lateral yang berpotensi pada pertumbuhan organ secara lebar
yang disebut lateral; 3) meristem interkalar yang berada di antara jaringan yang
sudah berdiferensiasi. Pemahaman terhadap sifat-sifat khusus sebagai karakter
sel-sel meristematik dan lokasinya di dalam tanaman sangat potensial untuk
dapat dikembangan dengan teknik hortikultura. Hal ini sangat penting bagi
siapa saja yang ingin memuliakan tanaman dengan meningkatkan kuantitasnya
khususnya secara vegetatif yang di antaranya dengan cangkok, stek dan kultur jaringan
Kegunaan praktis utama dari meristem apikal, khususnya pada meristem
pucuk, adalah dengan kultur meristem untuk memproduksi tanaman secara
vegetatif. Sel-sel meristem apikal merupakan parenkim yang tidak
terdiferensiasi, dan selalu berada dalam kondisi ideal untuk pertumbuhan
melalui pembelahan sel secara aktif. Diperlukan kehati-hatian dalam perlakuan
setelah memisahkan meristem apikal dari tumbuhan. Karena setelah
pemisahan, tumbuhan rentan kering sehingga harus segera dipindahkan ke
media nutrisi. Semua tahap teknik ini harus aseptik atau steril sehingga tidak
terjadi interaksi dengan patogen. Keberhasilan penumbuhan apeks meristem
yang memanfaatkan pucuk atau akar, awalnya akan membentuk massa
jaringan seperti kalus, kemudian nampak terbentuk tunas dan akar embrionik
kecil pada media pertumbuhan yang telah diformulasikan dengan benar pada
budidaya atau massa jaringan , Secara vegetatif, kultur meristem
memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan metode kultur kalus yang prosesnya
penumbuhannya lebih lama .
Meristem interkalar juga digunakan untuk perbanyakan tanaman dalam
metode hortikultura. Salah satu fungsinya adalah menumbuhkan tanaman
melalui batang yang tumbang sehingga dapat tumbuh kembali tegak sebagai
tanaman baru. Hal ini meristem interkalar mampu menghasilkan akar adventif
pada batang, misalnya pada budidaya tanaman Anyelir dan Triticum.
Meristem lateral secara umum diaplikasikan untuk penumbuhan vegetatif yang
memanfaatkan batang tanaman sebagai bahan utama pada metode cangkok
dan stek. Dengan demikian dapat diturunkan sifat tanaman sejenis atau
memodifikasi sifat tanaman dari jenis yang berbeda sehingga terbentuk varians
baru ,
Anatomi tumbuhan sebagai bagian ilmu pengetahuan tumbuhan terus
mengalami kemajuan dengan prinsip dasar mengkaji persamaan dan
perbedaan karakteristik morfologi dan fisiologi struktur tumbuhan berdasar
identifikasi sel dan histologi jaringan beserta mekanismenya. Anatomi secara
luas bermanfaat dalam segala aspek kehidupan. Pengembangan anatomi
memiliki urgensi bagi para ahli pemulia tanaman, ahli pertanian, ahli ekologi,
dan ahli konservasi yang membutuhkan akurasi identitas dan nama tumbuhan
untuk kepentingannya. Aplikasi anatomi secara umum memiliki banyak
manfaat dan kepentingan, di antaranya adalah: 1) untuk mengidentifikasikan
taksonomi tumbuhan; 2) untuk identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan
patogenitas tumbuhan; 3) untuk diagnosis kandungan nutrisi dan zat
berbahaya; 4) untuk identifikasi karakteristik kayu pada tumbuhan potensial;
5) identifikasi arkeologi tumbuhan; 6) identifikasi forensik; dan 7) untuk
pengembangan tanaman dengan kultur meristem. Namun tidak menutup
kemungkinan dapat terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban dan
kebutuhan manusia.
anatomi tanaman 2
Juni 28, 2023 informasi
berdasar pemahaman tersebut, selain akar pada batang dan daun,
akar merupakan bagian utama tumbuhan yang tumbuh menuju inti
Cormus Bumi. Xilem tumbuh di tengah akar yang disebut steles.
Pada akar dikotil, xilem biasanya tumbuh membentuk sel silang di
sepanjang akar. Di akar monokotil, stele tersusun dari empulur.
Xilem tumbuh dalam pola melingkar ringan di dalam inti prasasti.
Xilem tumbuh pada lapisan empulur luar di luar sel xilem s
2. Xilem pada batang, batang merupakan salah satu organ dasar
tumbuhan berpembuluh. Batang adalah poros tanaman tempat semua
organ lain tumbuh. Di dalam batang, xilem berjalan di sepanjang
batang dan ada sebagai jaringan pembuluh. Pada dikotil, setiap
wadah jaringan yang terdapat pada batang disusun membentuk cincin
di sekeliling batang, biasanya xilem terdapat di dalam batang. Pada
monokotil, jaringan pembuluh tersebut secara acak dan tidak
membentuk cincin di sekitar batang s
3. Xilem pada daun, daun merupakan bagian tumbuhan yang
mengandung klorofil paling banyak, sehingga fotosintesis pada daun
paling kuat. Proses fotosistesis yang terjadi pada daun membutuhkan
banyak air, yang harus diangkut melalui xilem. Setelah fotosistesis
selesai, sejumlah besar makanan akan diproduksi, dan floem harus
mendistribusikan makanan tersebut ke seluruh bagian tanaman.
Jaringan pengangkut ini memasuki bilah melalui tangkai daun.
Kemudian
Fungsi Floem
Jaringan floem terdiri dari sel-sel yang panjang dan berdinding tebal. Sel-sel
yang menyusun jaringan floem adalah sel-sel hidup. Jaringan floem berfungsi
mengangkut produk fotosintesis dari daun ke seluruh tanaman ke akar. Arah
aliran pada jaringan floem terjadi dalam dua arah, dari seluruh badan daun ke
dua arah dari badan menuju daun. Floem dapat dengan bebas mengangkut
makanan ke atas ke bawah di seluruh tanaman, dari satu bagian ke bagian lain.
1. Floem pada akar, akar adalah bagian tumbuhan di dalam tanah,
tempat air dan mineral masuk ke seluruh bagian tumbuhan dari tanah.
Akar juga memiliki fungsi menempel dan menopang tubuh agar
kokoh. Floem tumbuh di tengah akar yang disebut steles. Di dalam
akar dikotil, floem biasanya tumbuh di antara ruang-ruang yang
tercipta dari hibridisasi xilem. Di akar monokotil, bintang tersusun
dari empulur. Floem dan xilem tumbuh di inti prasasti dengan pola
melingkar ringan. Floem dan xilem tumbuh di lapisan luar empulur,
dan sel floem berada di luar sel xilem
2. Floem pada batang, batang merupakan bagian utama tumbuhan yang
tumbuh di atas tanah dan menopang bagian tumbuhan lainnya, seperti
daun, bunga, dan buah. Struktur batang lebih rumit dari akar tanaman
karena memiliki ruas dan ruas. Di dalam batang, floem ditemukan di
sepanjang batang dan berupa jaringan pembuluh. Pada dikotil, setiap
wadah jaringan yang terdapat pada batang disusun membentuk cincin
di sekeliling batang. Biasanya floem terletak di bagian luar batang.
Pada monokotil, jaringan pembuluh tersebar secara acak dan tidak
membentuk cincin di sekitar batang
3. Floem pada daun, daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang
tumbuh di dahan. Biasanya daunnya berwarna hijau karena
mengandung klorofil. Klorofil atau zat daun hijau adalah sejenis
pigmen dan salah satu unsur utama fotosintesis. Proses fotosistesis
yang terjadi pada daun membutuhkan banyak air, yang harus
diangkut melalui xilem. Setelah fotosintesis selesai, sejumlah besar
makanan akan diproduksi, dan floem harus mendistribusikan
makanan tersebut ke seluruh bagian tanaman. Oleh karena itu pada
daun harus terdapat jaringan transpor xilem dan floem. Kedua
jaringan transportasi ini memasuki bila melalui tangki daun.
Kemudian jaringan pembuluh akan bercabang di daun, dengan tujuan
mendistribusikan air secara merata dan memudahkan untuk
mengumpulkan makanan yang dihasilkan dari proses fotosistesis.
Floem juga memberikan dukungan struktural untuk daun
Tipe-tipe Jaringan Pengangkut
berdasar letak xilem dan floemnya, jaringan pengangkut dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu tipe kolateral, konsentris, dan tipe radial Tipe Kolateral
Jaringan pengangkut yang letak xilem dan floemnya berdampingan. Floem
berada di bagian luar dari xilem. Ada tiga jenis tipe kolateral adalah terbuka,
tertutup, dan bikolateral
1. Tipe terbuka adalah tipe kambiumnya terletak di antara xilem dan
floem, contohnya tumbuhan berbiji terbuka (Gimnosperma) dan
tumbuhan dikotil
2. Tipe tertutup adalah tipe tidak memiliki kambium di antara xilem dan
floemnya, contohnya tumbuhan monokotil
3. Tipe bikolateral adalah yang memiliki floem luar, floem dalam,
xilem, kambium luar, dan kambium dalam. Urutan posisi dari luar ke
dalam adalah floem luar-kambium luar-xilem-kambium dalam floem
dalam, contohnya tumbuhan dari famili Solanaceae (Terongterongan)
Tipe Konsentris
Letak xilemnya dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Ada dua jenis tipe
konsentris adalah amfivasal dan amfikribal
1. Konsentris Amfivasal adalah tipe .konsentris dengan floem berada di
tengah dan xilem mengelilingi floem, contohnya pada rhizoma dari
Acorus sp
2. Konsentris Amfikribal adalah tipe konsentris dengan xilem berada di
tengah dan floem mengelilingi xilem, contoh pada tumbuhan pakupakuan
Tipe Radial
Tipe ini menurut jari-jari lingkaran adalah tipe jaringan pengangkut yang
terletak di xilem dan floemnya yang bergantian, contohnya pada akar
monokotil dan akar primer dikotil
Tumbuhan merupakan makhluk multiseluler yang terdiri dari banyak sel.
Kumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama disebut jaringan.
Pada tumbuhan, jaringan meliputi jaringan meristem, jaringan pelindung,
jaringan dasar, jaringan penguat/penyokong dan jaringan pengangkut. Jaringan
meristem dan jaringan pengangkut telah dibahas di Bab lain dalam buku ini.
Namun, jaringan pelindung, jaringan dasar dan jaringan penguat akan dibahas
di Bab ini.
Jaringan pelindung umumnya kita kenal sebagai epidermis. Jaringan ini
terletak paling luar dari bagian tumbuhan sehingga berperan untuk melindungi
tumbuhan. Baik akar, batang dan daun memiliki struktur epidermis yang
spesifik menyesuaikan fungsi dari masing-masing organ tersebut. Jaringan
yang mengisi di bawah jaringan pelindung umumnya adalah jaringan dasar.
Jaringan dasar merupakan jaringan yang dimiliki oleh semua tumbuhan. Letak
jaringan dasar hampir berada pada seluruh organ tumbuhan yaitu batang, daun
dan akar. Struktur umum jaringan dasar adalah parenkim, namun pada
beberapa tumbuhan parenkim mengalami modifikasi dan spesialisasi. Selain
jaringan pelindung dan jaringan dasar, jaringan lain yang akan dibahas di Bab
ini adalah jaringan penguat. Jaringan penguat juga dikenal sebagai jaringan
penyokong yang berperan untuk menyokong tumbuhan. Jaringan penguat atau
penyokong tersebut di antaranya ialah jaringan kolenkim dan sklerenkima.
Jaringan ini umumnya terletak pada batang tumbuhan.
Jaringan Pelindung
Mayoritas tumbuhan hidup pada lingkungan dengan faktor-faktor yang dapat
mengganggu bahkan merusak pertumbuhannya. Ada lingkungan dengan
paparan radiasi cahaya matahari tinggi yang dapat meningkatkan evaporasi
pada tumbuhan. Sebagian di antaranya terpapar substansi senyawa-senyawa
toksik yang dapat merusak. Adanya serangan baik serangga maupun patogen
juga merupakan ancaman bagi tumbuhan. Termasuk di antaranya adalah
kerusakan akibat angin. Oleh karena itu, tumbuhan memerlukan jaringan yang
dapat melindunginya dari faktor lingkungan yang dapat mengganggu bahkan
merusak pertumbuhannya. Jaringan tersebut adalah jaringan pelindung.
Jaringan pelindung memiliki struktur kompleks yang dikenal dengan sistem
jaringan dermal. Sistem jaringan dermal merupakan jaringan yang berasal dari
protoderm atau kambium gabus yang menutupi permukaan tumbuhan
Jaringan dermal terdiri dari beberapa lapis sel, termasuk di
dalamnya adalah epidermis.
Jenis sel penyusun epidermis di antaranya ialah:
1. Sel epidermis biasa yaitu sel yang tidak terspesialisasi pada
epidermis. Sel ini dapat mengeluarkan kutikula. Kutikula pada
epidermis daun berbentuk seperti lapisan lilin yang berperan untuk
mencegah penguapan air berlebihan pada daun
2. Sel penjaga yaitu sel yang mengelilingi dan mengontrol ukuran
rongga stomata. Sel ini sekaligus mengontrol pertukaran gas dan
kehilangan air, Stomata mayoritas terletak pada daun.
Batang juga memiliki stomata, namun dalam jumlah yang sedikit
3. Trikoma yaitu sel yang menonjol dari permukaan epidermis (Gambar
7.1). Trikoma terdiri dari satu atau beberapa sel. Trikoma berperan
untuk mengurangi transpirasi serta mencegah predasi serangga
Trikoma ada beberapa jenis yaitu:
• Trikoma uniseluler yaitu trikoma yang terdiri dari satu sel.
• Trikoma multiseluler yaitu trikoma yang terdiri dari beberapa sel.
• Kelenjar trikoma (sekretori) yaitu trikoma yang mensekresikan
zat tertentu.
• Sel dan struktur epidermis khusus, yaitu:
1. Multiple epidermis yaitu suatu epidermis yang lebih dari satu sel
lapisan tebal (Gambar 7.2).Multiple epidermis berkembang dari
protoderm selama proses sitokinesis. Lapisan sel ini beradaptasi
sebagai tempat penyimpanan air
2. Multistratose epidermis yaitu sebuah multiple epidermis dalam di
mana semua lapisan berasal dari protoderm
3. Velamen yaitu epidermis multistratosa yang terdapat pada akar udara.
Velamen umumnya ditemukan pada tanaman epifit, salah satunya
anggrek (Gambar 7.2). Sel pada velamen mengalami spesialisasi
sehingga membentuk pita yang menebal dan mampu menyimpan air
yang diabsorbsi dari atmosfer yang lembab, embun maupun hujan
Gambar 7.2: Multiple Epidermis pada Irisan Daun Begonia sp. (kiri) dan
Multiple Epidermis pada Akar Udara pada Anggrek yang disebut Velamen
(kanan)
4. Hipodermis yaitu suatu lapisan di bawah lapisan epidermis yang
berasal dari jaringan dasar meristem namun, strukturnya berbeda
dibandingkan dengan jaringan dasar lain di sekitarnya. Hipodermis
yang memiliki pita kaspari dapat disebut sebagai endodermis
5. Litosist (sel batuan) yaitu sel yang mengandung butiran kalsium
karbonat yang disebut sistolit
6. Sel silika merupakan sel yang mengandung silika dan umumnya
terdapat pada sel epidermis tanaman rumput
7. Nectary yaitu struktur sekresi khusus yang dapat mensekresikan gula
dan umumnya bercampur dengan substansi lain
8. Hidatoda yaitu pori khusus pada epidermis yang dapat mensekresikan
air. Ketika laju transpirasi rendah dan tekanan air pada pembuluh
xilem meningkat, maka kelebihan air akan dikeluarkan melalui pori
ini
Gambar 7.3: Kelenjar yang Mensekresikan Enzim Pencernaan pada Dionaea
muscipula (Venus Fly Trap) (kiri) dan Kelenjar pada Epidermis Batang
Limonium
Epidermis pada akar umumnya disebut rhizodermis. Epidermis yang terdapat
pada akar umumnya tidak memiliki lapisan kutikula. Hanya beberapa taksa
saja yang pernah diamati memiliki lapisan kutikula yang tipis. Stomata juga
umumnya tidak ditemukan pada epidermis akar. Rambut akar yang terdapat
pada epidermis akar berbeda dengan struktur trikoma. Rambut akar hanya
terdiri dari satu sel yang mengalami spesialisasi yang disebut trikoblas.
Sedangkan trikoma terdiri dari satu atau beberapa sel Jaringan Dasar
Parenkim
Sistem jaringan dasar pada tumbuhan merupakan jaringan yang berasal dari
meristem dasar. Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan dasar adalah
parenkim. Parenkim merupakan jaringan yang tersusun atas sel yang berisi
protoplas hidup (Gambar 7.4). Bentuk sel parenkim polihedral serta berdinding
tipis. Jaringan parenkim memiliki peranan penting dalam mekanisme fisiologis
tumbuhan yaitu, fotosintesis, asimilasi, respirasi, penyimpanan, sekresi dan
eksresi. Parenkim yang berada pada berkas jaringan pengangkut berperan
dalam transportasi air dan nutrisi pada tumbuhan
Parenkim memiliki struktur morfologi dan fisiologi yang spesifik sesuai
dengan fungsinya, baik sebagai tempat fotosintesis, penyimpanan substansi
khusus maupun pengendapan bahan yang berlebihan di dalam tubuh
tumbuhan. Bentuk jaringan parenkim juga bervariasi, bahkan ada yang
berbentuk bintang (Gambar 7.5). berdasar struktur morfologi dan
fisiologisnya, jaringan parenkim mengalami spesifikasi di antaranya ialah
1. Klorenkim yaitu jaringan yang mengandung kloroplas dan berfungsi
untuk fotosintesis. Bagian mesofil daun merupakan jaringan
klorenkim yang terspesialisasi menjadi jaringan palisade dan spons
2. Aerenkim yaitu jaringan yang berisi ruang udara intraseluler yang
besar dan berfungsi dalam pertukaran gas
3. Endodermis yaitu jaringan yang mengatur pengangkutan bahan
mineral ke dalam sebagian besar jaringan pembuluh akar serta bagian
daun dan batang. Endodermis ditandai dengan adanya pita kaspari
4. Parenkim penyimpanan yaitu ditandai dengan adanya akumulasi
produk di dalam sel seperti pati, protein, minyak, hemiselulosa atau
air. Salah satu contoh adalah jaringan parenkim yang berperan
sebagai tempat penyimpanan dapat diamati pada Gambar 7.7.
Parenkim merupakan jaringan yang kompleks secara fisiologi karena setiap
selnya berisi protoplas yang hidup. Walaupun jaringan parenkim merupakan
jaringan dewasa, namun parenkim dapat melanjutkan aktivitas meristematik.
Oleh karena itu parenkim memiliki peranan penting dalam penyembuhan luka,
regenerasi serta pembentukan akar dan tunas, dan penyatuan pencangkokan
pada tumbuhan. Setiap sel tunggal pada jaringan parenkim memiliki gen yang
sama seperti pada sel zigot. Hal ini menyebabkan sel pada jaringan parenkim
memiliki kemampuan untuk membentuk sel embrio dan jika kondisi
lingkungan mendukung maka embrio tersebut dapat menjadi tumbuhan yang
lengkap. Sel yang memiliki kemampuan tersebut dikenal dengan istilah
totipoten
Jaringan Penguat
Kolenkim
Kolenkim merupakan jaringan yang terdiri dari sel hidup yang umumnya
memanjang secara aksial . Sel-sel yang terdapat pada jaringan
kolenkim memiliki kemiripan dengan sel-sel yang terdapat pada jaringan
parenkim, baik secara morfologi maupun fisiologi. Baik sel pada jaringan
kolenkim maupun parenkim memiliki protoplas lengkap yang mampu
melanjutkan aktivitas meristematik. Sel pada kedua jaringan tersebut
mengandung kloroplas dan umumnya terletak bersebelahan. Perbedaan sel
pada kedua jaringan tersebut terletak pada dinding sel pada jaringan kolenkim
yang lebih tebal dan panjang. Karena memiliki banyak kesamaan, kolenkim
dianggap sebagai parenkim berdinding tebal yang terspesialisasi sebagai
jaringan penguat
Proses lignifikasi jarang terjadi pada sel-sel jaringan kolenkim. Dinding sel
pada jaringan kolenkim mengandung pektin dan kandungan air yang tinggi.
Hal ini menyebabkan kolenkim tampak berkilauan. Jaringan kolenkim
umumnya terdapat tepat di bagian bawah epidermis dan tidak terdapat di akar
(Gambar 7.8). Peranan jaringan kolenkim yaitu untuk menguatkan jaringan
muda, khususnya pada pertumbuhan batang herba
Jaringan kolenkim berdasar struktur penebalan dinding selnya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kolenkim Sudut (Angular), yaitu kolenkim dengan penebalan
dinding sel paling banyak terdapat pada sudut sel (Gambar 7.9
2. Kolenkim lacunar, yaitu di antara sel kolenkim terdapat ruang antar
sel di mana penebalan dinding sel paling menonjol berada pada sudut
yang berdekatan dengan ruang antar sel (Gambar 7.9). Contoh
kolenkim sudut dapat diamati pada batang tumbuhan Asteraceae dan
Malvaceae
3. Kolenkim Tangensial (Pelat), dapat dikenali dengan adanya
penebalan tangensial pada dua sisi sel yang berlawanan, yaitu bagian
dalam dan luar dinding sel (Gambar 7.9). Jenis kolenkim ini juga
dikenal dengan istilah lamellar collenchyma.Contoh kolenkim
tangensial dapat diamati pada batang muda tumbuhan Sambucus
nigra
4. Kolenkim Annular, yaitu kolenkim yang mengalami penebalan secara
seragam. Contoh kolenkim ini terdapat pada batang Labiatae dan
Umbelliferae serta pada tangkai daun Araliaceae dan Magnoliaceae
Sklerenkim
Sklerenkim berasal dari bahasa Yunani yaitu skleros yang artinya keras dan
enchyma yang artinya infus. Fungsi utama sklerenkim adalah sebagai struktur
mekanis yang berperan sebagai penyangga Sklerenkim
merupakan jaringan yang tersusun atas sel yang tebal, di mana dinding sel
sekundernya terjadi lignifikasi (Gambar 7.10). Jenis sklerenkim berdasar
bentuk selnya dibagi menjadi dua kategori yaitu serat dan sklereid
Serat sklerenkim umumnya panjang dengan sel berbentuk spindel. Dinding sel
lebih kuat dibandingkan dengan dinding pada sel kolenkim dan berfungsi
sebagai struktur pendukung pada bagian tumbuhan yang dewasa. Serat dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu xylary dan ekstraxylary. Xylary merupakan
serat yang terletak pada berkas pembuluh xylem. Sedangkan ekstraxylary
merupakan serat yang terletak di luar pembuluh xylem. Contoh serat
ekstraxylary yaitu serat floem primer, serat floem sekunder, serat kortikal yang
berasal dari korteks serta serat perivaskular yang terletak di tepi silinder
vaskular yang disebut serat perisiklik (Evert, 2006).
Sklereid yaitu sel yang umumnya pendek dengan dinding sel sekunder yang
tebal dan terlignifikasi dengan kuat serta dilengkapi dengan banyak lubang
sederhana Sklereid terdapat pada batang, daun, buah dan
pelindung pada biji Sklereid diklasifikasikan menjadi
beberapa tipe berdasar bentuk dan ukurannya yaitu:
1. Brakisklereid yaitu sel batu dengan panjang dan lebar yang hampir
sama. Sel ini banyak terdapat pada korteks, floem dan dinding
pelindung buah.
2. Astrosklereid yaitu sklereid berbentuk bintang.
3. Trikosklereid yaitu sklereid berdinding tipis menyerupai rambut
dengan cabang-cabang yang menjorok ke dalam ruang antar sel.
4. Makrosklereid yaitu sel sklereid yang berbentuk kolom memanjang
(Gambar 7.11).
5. Osteosklereid yaitu sel sklereid berbentuk tulang, dengan bagian
tengah memanjang membentuk kolom dengan bagian ujung yang
membesar (Gambar 7.11).
Gambar 7.11: Makrosklereid dan Osteosklereid
berdasar pola distribusinya pada tumbuhan, sklereid dibagi menjadi empat
tipe , yaitu:
1. Diffuse Sclereid yaitu sklereid yang terdispersi pada bagian mesofil
daun.
2. Terminal Sclereid yaitu sklereid yang terdapat pada ujung saluran
vena kecil.
3. Mixed Pattern yaitu perpaduan pola diffuse sclereid dan terminal
sclereid.
4. Epidermal Sclereid
Jaringan sekretori adalah jaringan tumbuhan yang terdiri atas satu sel atau
lebih yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa-senyawa (sekret)
dari dalam tubuh tumbuhan seperti air, mineral, lender, getah, minyak, dan
lemak. Jaringan sekretori terdapat pada semua bagian tubuh tumbuhan dengan
bentuk, ukuran, dan produk yang bervariasi. Jaringan sekretori sering
dikelompokkan berdasar letaknya pada jaringan tumbuhan, berdasar
letaknya pada jaringan tumbuhan, berdasar substansi yang dihasilkan
ataupun berdasar bentuknya. berdasar letaknya pada tubuh tumbuhan,
jaringan sekretori dibedakan menjadi jaringan sekretori internal dan eksternal.
Jaringan sekretori internal merupakan jaringan yang terdapat di antara berbagai
jaringan dalam tubuh tumbuhan, contohnya sel sekretori yang berada di
permukaan tubuh tumbuhan di antara sel epidermis disebut jaringan sekretori
eksternal, contohnya trikoma glanduler, kelenjar, dan nektar
Sekretori ditunjukkan pada fenomena kompleks tentang pemisahan substansi
dari protoplasma atau bagian dari ptotoplasma. Substansi yang disekresikan
mungkin merupakan senyawa yang kelebihan ion yang dikeluarkan dalam
bentuk garam atau asimilat yang berlebihan yang disekresikan dalam bentuk
gula atau sebagai substansi dinding sel. Substansi yang disekresikan mungkin
merupakan produk akhir atau produk antara suatu metabolisme yang tidak
dapat dipergunakan atau dipergunakan sebagian pada proses fisiologis
tumbuhan (alkaloid, tannin, resin, terpen, dan berbagai kristal) atau
mempunyai fungsi fisiologis tertentu setelah dikeluarkan (enzim, hormon dan
sebagainya).
Istilah ekskresi dan sekresi yang sering dipergunakan oleh para ahli fisiologi
hewan sering juga diadopsi oleh para ahli botani. Pada hewan, ekskresi
diartikan sebagai produk dari katabolisme (urin) sedangkan sekresi
dipergunakan untuk suatu produk yang memiliki fungsi fisiologis tertentu
(cairan gastrik) sedangkan pada tumbuhan substansi yang disekresikan sering
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu rekret, sekret, dan ekskret. Suatu
substansi dikelompokkan ke dalam substansi hasil peristiwa rekretori (rekret)
apabila substansi tersebut langsung disisihkan dari penyerapan akar tanpa
melalui proses metabolism. Substansi yang dihasilkan biasanya berupa air dan
garam mineral. Struktur rekretori penghasil air dan garam mineral contohnya
adalah hidatoda, kelenjar garam dan kapur. Hidatoda adalah suatu struktur
yang mengeluarkan air dari mesofil ke permukaan daun. Hidatoda
mengeluarkan air dari ujung trakeid daun. Kelenjar garam dan kapur terdapat
pada daun tumbuhan Halophyta (tumbuhan yang tahan terhadap keadaan
garam yang tinggi) Produk yang
dikeluarkan dari kelenjar ini adalah Natrium Karbonat, Calcium Carbonat,
atau Magnesium Carbonat. Suatu substansi dikelompokkan ke dalam
substansi hasil peristiwa sekretori (secret) apabila substansi yang dihasilkan
berupa produk asimilasi sebelum masuk ke disimilasi. Jaringan yang termasuk
dalam jaringan sekretori misalnya rambut kelenjar pada daun tembakau.
Rambut kelenjar pada jenis tumbuhan tersebut berupa tangkai yang terdiri atas
satu sel atau lebih dan bagian kepala yang mempunyai tempat untuk
mengeluarkan secret. Kelenjar madu umumnya terdapat pada bunga. Kelenjar
ini dapat dijumpai pada bagian lain selain bunga sehingga sering dibedakan
menjadi kelenjar madu floral dan ekstra floral sedangkan osmofora merupakan
kelenjar yang mengeluarkan minyak menguap. Substansi ekskretori berupa
senyawa hasil metabolisme sekunder
Jaringan ekskretori disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang
dihasilkan tidak keluar dari sel. Bentuk dan susunannya sangat bervariasi,
misalnya sel kelenjar, sel ini berasal dari sel parenkim yang mengalami
diferensiasi. Sel jenis ini dapat dijumpai di seluruh bagian tubuh tumbuhan,
contohnya sel kelenjar pada biji kacang tanah (Arachis hypogaea), biji jarak
(Ricinus communis), sel minyak pada kulit batang kayu manis (Cinnamomun
zaylanicum) dan risom jahe (Zingiber officinale). Namun pada beberapa
literatur tidak dibedakan antara rekretori, sekretori, dan ekskretori, semua
pemisahan substansi dari protoplasma ataupun bagian protoplasma disebut
dengan istilah sekretori
Jenis-jenis Sekretori
mengelompokkan sekret dalam dua kelompok yaitu substansi
metabolik dan substansi non metabolik. Substansi ini ditransfer di dalam atau
keluar tubuh tumbuhan. Suatu substansi dikelompokkan dalam substansi
metabolik apabila substansi tersebut masih memiliki fungsi lanjutan di dalam
tubuh tumbuhan, misalnya RNA ditransfer dari into ke ribosom, enzim serta
senyawa prekursor dari selulosa dan atau lignin ditransfer ke dinding sel yang
sedang berkembang, hormon ditransfer dari parenkim meristematic ke dalam
berkas pengangkut dan didistribusikan ke berbagai bagian organ atau
organisme, dan fotosintesintat di transfer dari parenkim mesofil ke sel-sel
penyimpanan parenkim lebih interior atau melalui sel pengiring ke dalam
pembuluh tapis. Meskipun sesuai dengan konsep sekresi seperti yang
didefinisikan, transfer fotosisntat ke dalam dan ke luar dari floem lebih sering
disebut sebagai bongkar muat asimilat sedangkan substansi non metabolik
apabila sudah tidak lagi memiliki fungsi lanjutan di dalam tubuh tumbuhan
tetapi memiliki fungsi untuk menentukan kelangsungan hidup tumbuhan
tersebut di llingkungannya. Senyawa-senyawa tersebut misalnya adalah
minyak esensial termasuk terpen yang menyediakan aroma bunga dan menarik
penyerbuk, alkaloid yang sangat beracun yang mencegah predasi oleh
herbivora (ironinya manusia lebih tertarik pada alkaloid tertentu seperti
nikotin, kafein, kokain, dan lain-lain), atau senyawa glikosida yang menjadi
aktif apabila ada peristiwa enzimatis, tumbuhan yang melepaskan bau tajam
seperti di dalam kubis dan Cruciferae lainnya yang mengusir banyak serangga,
tannin dan resin yang dapat menghambat invasi jamur kayu, kristal kalsium
oksalat yang membuat tumbuhan tidak enak dimakan ternak, alkohol tertentu
yang menempel di rambut kelenjar seperti jelatang penyengat yang juga
menghambat predasi, beberapa pigmen flavonoid di daun mengeblok radiasi
ultraviolet yang menghancurkan asam nukleat dan protein tetapi beberapa
pakar mengakui bahwa sinar matahari berwarna biru hijau dan merah muda
digunakan dalam proses fotosintesis dan peristiwa yang lain.
Struktur sel sekresi adalah fenomena umum antara lain:
1. Pembentukan dinding sel dan kutikula, lapisan suberin dan
perpindahan senyawa tertentu antar sitoplasma sel yang berdekatan
merupakan proses sekresi. Pada tumbuhan terdapat struktur sekresi
khusus yang berupa sel atau sekelompok sel.
2. Mensekresikan senyawa-senyawa tertentu.
berdasar senyawa yang dikeluarkan, jaringan sekretori dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu jaringan rekretori apabila senyawa yang
dikeluarkan dari dalam tubuh tumbuhan belum masuk ke dalam
proses metabolisme, jaringan eksekretori apabila senyawa yang
dikeluarkan merupakan produk akhir proses metabolisme dan
jaringan sekretori apabila senyawa yang dikeluarkan masih
bermanfaat untuk proses metabolisme
berdasar bentuknya, jaringan sekretori dapat dibedakan menjadi rambut
kelenjar, sel sekretori, ruang sekretori, kelenjar sekretori dan saluran sekretori.
Rambut kelenjar berbentuk trikoma, menghasilkan getah, berfungsi sebagai
insectivor, pada Nepenthes sp, menghasilkan enzim proteolitik sehingga dapat
memecah protein pada serangga.
Rambut kelenjar juga memiliki berbagai macam bentuk maupun struktur,
contohnya:
1. Rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel sekretori yang besar
di ujung dan menyempit di bagian bawah, dapat terdiri atas satu atay
beberapa sel basal. Rambut ini dapat dijumpai pada Atriplex,
2. Rambut dengan tangkai uniseriat dengan sel kepala lonjong bersel
banyak, contohnya hidatoda-trikoma pada daun muda Cicer
arientinum,
3. Kelenjar multiseluler yang terdiri atas beberapa sel sekretori dan sel
pengumpul di pangkal. Kadang dijumpai pula adanya sel tangkai.
Contoh rambut ini adalah kelenjar kapur pada Plumbago capensis dan kelenjar garam pada Limonium sp
Sel sekretori bersifat idioblast dan tunggal, memiliki cairan sel yang berbeda
dengan sel sekelilingnya, misalnya sel minyak pada rimpang jahe(Zingiber sp),
sedangkan kelenjar sekretori merupakan sekelompok sel berdinding tipis,
mengelilingi suatu ruangan yang berisi suatu senyawa misalnya kelenjar pada
daun Citrus sp atau saluran kelenjar pada daun pinus. Kelenjar sekretori
biasanya digolongkan berdasar isi selnya, tetapi beberapa kelenjar
mengandung campuran zat-zat atau mungkin isinya tidak pada suku
Calycanthchaceae, Lauraceae, Magnoliliaceae, Simarubaceae, dan
Winteraceae. Sel-sel ini terdapat pada jaringan dasar batang maupun daun.
Beberapa suku pada tumbuhan Dikotiledonae mengandung resin, yang lain
mengandung lender, misalnya Catctaceae. Sel-sel yang berlendir sering
mengandung rafida, misalnya pada Aloe sp. Mirosinase dapat dijumpai pada
suku Capparidaceae. Saluran sekretori memanjang, rapi, berderet, merupakan
fusi dari sederet sel, sepanjang saluran dikeluarkan getah terdiri atas satu sel
tunggal atau beberapa sel berupa buluh majemuk yang membentuk artikulasi,
bergabung, berbuku-buku atau mengalami anastomase
Ruang sekretori dan kelenjar sekretori berbeda dengan sel sekretori karena
ruang dan kelenjar dihasilkan dengan beberapa cara yaitu secara lisigen apabila
ruangan antara sel yang terjadi karena lisisnya dinding sel, misalnya, Citrus sp,
Gossipium sp, secara sizogen apabila ruang yang terjadi karena menjauhnya
sel yang satu dengan sel yang lain, misalnya kelenjar minyak pada embrio
Eucalipetus sp, secara sizolisigen apabila ruang yang terjadi merupakan
gabungan tipe lisigen dan sizogen
Mekanisme Sekresi
Dua mekanisme utama sekresi telah dikenalkan oleh Esau (1977). Sekresi
granulomatosa atau granulokine dipengaruhi oleh fusi golgi atau vesikel
reticulum endoplasma dengan membrane plasma atau tonoplast
mengakibatkan transfer zat dalam vesikel ke luar membrane plasma atau ke
dalam vakuola. Salah satu contoh adalah transfer granulomatosa senyawa
precursor selulosa pada pembentukan dinding sel. Pada banyak kelenjar,
senyawa yang telah melewati membrane plasma sel terus ke bagian eksterior
melalui dinding tangensial. Berbagai senyawa tersebut dicegah berdifusi
kembali ke dalam tumbuhan melalui dinding apoplast oleh kehadiran bagian
yang mengalami kutinisasi di dinding radial dan melintang menyerupai pita
caspari pada sel endodermis. Jika senyawa menumpuk di subepidermal atau
ruang subkutikular biasanya mencapai eksterior melalui pori-pori epidermis
(kadang-kadang merupakan modifikasi dari stomata) atau dengan disintegrasi
kutikula
Bagian dari molekul kecil secara langsung dapat melalui membran plasma dan
dinding sel. Mekanisme ini disebut sekresi ekstrim (eksokrin). Gerakan zat
dapat bersifat pasif mengikuti gradien konsentrasi atau aktif yang
memanfaatkan energi dalam prosesnya. Contoh sekresi eksokrin adalah
transportasi senyawa yang larut dalam air seperti garam dan gula dari simplas
melalui apoplast dinding sel, kadang langsung ke eksterior seperti pada
kelenjar garam dan nectar. Dalam kasus tertentu, sel dengan senyawa
memasuki dinding sel adalah sel transfer. Sel transfer tersebar luas pada
tumbuhan di daerah dengan aliran zat terlarut yang tinggi seperti antara mesofil
daun pembuluh tapis pada transfer antar permukaan seperti antara embrio dan
endosperma pada biji dan dalam struktur sekretori terutama beberapa jenis
kelenjar. Dinding sekunder sel transfer ditandai dengan adanya pertumbuhan
yang luas dan kompleks yang sangat meningkatkan luas permukaan dinding.
Struktur dinding yang seperti sering disebut labirin dinding. Karena membran
plasma menutupi permukaan dalam dinding, area untuk transfer yaitu sekresi
melalui bagian itu sangat meningkat, kadang-kadang sebanyak 20 kali
dibandingkan sel yang tidak ada pertumbuhan dinding. Zat mungkin akan
dirilis keluar dari trikoma kelenjar atau struktur sekretori lainnya dengan cara
disintegrasi kelenjar atau jaringan sekretori, atau dihancurkan oleh serangga.
Rilis senyawa seperti ini disebut sekresi holocrine
Pembahasan pada bagian ini akan mengikuti pengelompokkan yang dilakukan
oleh Fahn (1979) yang mengelompokkan struktur sekretori menjadi dua
kelompok berdasar jenis secret yang dihasilkan. Kelompok pertama adalah
struktur yang menghasilkan secret yang belum mengalami modifikasi dan
sedikit mengalami modifikasi yang dihasilkan langsung atau tidak langsung
oleh sistem berkas pengangkut sedangkan kelompok kedua membahas struktur
sekretori yang menghasilkan secret hasil sintesis.
berdasar tempat penyimpanan materi yang akan disekresikan antara lain:
a. Sekresi intraseluler, materi yang akan disekresikan disimpan di dalam
sel.
b. Sekresi ekstraseluler, apabila materi disekresikan ke luar sel.
8.4 Jaringan Latisiferus
Jaringan latisiferus terdiri dari saluran berdinding tebal, sangat memanjang dan
banyak bercabag yang mengandung jus berwarna susu atau kekuningan yang
dikenal sebagai lateks. Jaringan latisiferus mengandung banyak inti yang
tertanam di lapisan tipis protoplasma. Merela didistribusikan secara tidak
teratur dalam massa sel parenkim. Saluran lateks, di mana lateks ditemukan
lagi dua jenis yaitu sel lateks atau saluran lateks non artikulasi dan pembuluh
lateks atau lateks yang mengartikulasi.
8.4.1 Sel Lateks
Sel lateks juga disebut sebagai saluran lateks non artikulat. Saluran ini adalah
unit independen yang memanjang sebagai struktur bercabang untuk jarak yang
jauh dalam tubuh tumbuhan. Mereka berasal dari sebagai struktur kecil,
memanjang dengan cepat dan dengan percabangan berulang bercabang ke
segala arah tetapi tidak bergabung Bersama. Dengan demikian tidak terbentuk
jaringan seperti pada pembuluh lateks .
Pembuluh Lateks
Pembuluh lateks disebut juga ductus lateks artikulat, ductus atau pembuluh ini
adalah hasil anastomosis dari banyak sel. Mereka tumbuh kurang lebih sebagai
saluran paralel yang melalui percabangan dan anastomosis dari banyak sel.
Mereka tumbuh kurang lebih sebagai saluran paralel yang melalui
percabangan dan anastomosis sering membentuk jaringan yang kompleks.
Pembuluh lateks umumnya ditemukan di banyak family Angiospermae
Papaveraceae, Compositae, Euphorbiaceae, Moraceae, dll. Fungsi ductus
latisiferus tidak ditemukan dengan jelas. Duktus latisiferus juga dapat
bertindak sebagai organ penyimpanan makanan atau sebagai jaringan
translokasi .
Kelenjar Madu (Nectarium)
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai bunga yang menghasilkan madu dan
oleh karena karenanya bunga itu lalu mendapat kunjungan berbagai macam
binatang (serangga, kelelawar, burung) untuk mendapatkan madu. Bunga yang
dikunjungi binatang itu umumnya bunga yang sudah siap untuk diserbuki, baik
kepala sari maupun kepala putiknya sudah masak untuk melakukan tugasnya.
Dalam kunjungannya pada bunga untuk mencari makan, pada binatang tadi
akan melekat serbuk-serbuk sari, yang pada kunjungannya pada bunga lain
serbuk yang terbawa itu pada kemungkinan menyentuh kepala putik dan
dengan demikian terjadilah penyerbukan.
Struktur sekresi luar yang menghasilkan cairan gula terdapat dua tipe yaitu:
a. Ekstrafloral misalnya pada tangkai daun (petiolus) contoh pada
tumbuhan Passiflora, Ricinus, dan Impatiens.
b. Floral nectary.Polinisasi dan ditemukan pada sepal, petal, stamen,
ovarium atau reseptakel/ tangkai bunga.
Struktur sekresi ada yang eksternal misalnya glandular trikom, nectaries dan
ada pula yang internal seperti laticifer (buluh latex). Pada struktur sekresi
internal biasanya berbentuk saluran, peristiwa pembentukan saluran ini ada
yang terjadi secara Schyzogenous atau Lysogenous. Dapat kita ketahui bahwa
madu atau nectar yang dihasilkan oleh bunga bagi tumbuhannya sendiri
mempunyai arti yang penting yaitu menyebabkan adanya kunjungan binatang
yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan dan dengan itu ikut
memainkan peranan dalam menjamin terjadinya keturunan baru yang
seterusnya akan menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu di atas bumi ini.
Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu atau
nektarium yang berdasar asalnya dapat dibedakan dalam 2 yaitu:
a. Kelenjar madu yang merupakan suatu bagian khusus atau suatu alat
tambahan pada bunga.
b. Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu bunga yang telah
mengalami metamorphosis dan telah berubah pula tugasnya.
Mengenai bentuk dan tempatnya pada bunga juga amat beraneka macam
antara lain:
a. Subang di atas bakal buah dan melingkari tangkai kepala putik
misalnya pada bunga jeruk
b. Seperti cakram pada dasar bunga, di sebelah bawah bakal buah.
Kelenjar madu yang merupakan metamorphosis salah satu bagian bunga dapat
berasal dari:
a. Daun mahkota
b. Benang sari
c. Bagian lain pada bunga.
Hidatoda
Hidatoda adalah struktur yang terlibat dalam proses gutasi pada daun.
Hidatoda terdapat pada sepanjang tepi daun dan ujung daun. Ciri utama
hidatoda adalah terdapatnya banyak pembuluh xylem. Setiap hidatoda terbuka
membentuk struktur pori pada epidermis daun. Bagian dalam pori tersebut
disebut epitem yang tersusun atas sel parenkim. Epitem tersebut biasanya
menempati bagian ujung pembuluh. Bagian sekeliling epitem terdiri atas
jaringan klorenkim. Struktur hidatoda yang sempurna terdiri atas 3 bagian
utama yaitu pembuluh xylem, epitem dan sel penjaga. Banyak juga struktur
hidatoda yang memiliki lapisan tambahan berupa sel yang kaya tannin dan
terletak di sekitar pembuluh daun. Hidatoda sering ditemukan pada tanaman
air, herba, dan rumput-rumputan.
Jumlah hidatoda selalu lebih sedikit dibandingkan stomata. Rata-rata jumlah
hidatoda per mm² adalah kurang dari 1 hingga lebih dari 20. Ukuran hidatoda
sendiri 2 kali lebih besar dibandingkan stomata. Struktur hidatoda mudah diamati di
bawah mikroskop cahaya dan mudah dibedakan dari stomata maupun sel-sel
lainnya di sekitarnya. Hidatoda adalah kelenjar yang berfungsi untuk
mensekresikan air agutasi. Hidatoda terletak di jaringan parenkim pada bagian
ujung jaringan pembuluh. Hidatoda menyerap minera; atau nutrisi dari
jaringan xylem ke sel-sel pada daun. Kelebihan air disimpan di ruang antar sel,
akumulasi air, tekanan mendorong air keluar melalui stomata agutasi.
Botanis bernama Gottlieb Haberlandt adalah seorang ilmuwan yang
mengemukakan bahwa hidatoda terdiri atas dua jenis yaitu:
a. Hidatoda Aktif. Pada hidatoda aktif, pengeluaran air dari jaringan
tumbuhan terjadi karena akibat daya dorong yang terbentuk oleh selsel pembentuk epitem.
b. Hidatoda Epitem. Pada hidatoda epitem pelepasan air dari jaringan
tumbuhan terjadi akibat adanya daya dorong dari tekanan akar
Sekresi Eksogen
Kelenjar nectar yang merupakan struktur sekresi luar dapat ditemukan pada
tangkai daun atau petioles contoh pada tanaman Ricinus, Impatiens dan
Passiflora.
Trikoma
Trikoma berasal dari Bahasa Yunani yang berarti rambut, yang halus atau
pelengkap pada tanaman, ganggang, lumut, dan Protista tertentu. Mereka
memiliki struktur dan fungsi yang beragam. Contohnya adalah rambut, rambut
kelenjar, sisik, dan papilla. Selubung segala jenis rambut pada tanaman adalah
indumentum dan permukaan yang menahannya dikatakan puber.
Trikoma Alga
Alga tertentu biasanya berfilamen, memiliki sel terminal yang diproduksi
menjadi struktur seperti rambut memanjang yang disebut trikoma. Istilah yang
sama diterapkan pada struktur seperti itu di beberapa Cyanobacteria seperti
Spirulina dan Oscillatoria. Trikoma Cyanobacteria mungkin terhunus seperti
pada Oscillatoria atau berselubung seperti pada Calothrix. Struktur ini
memainkan peran penting dalam mencegah erosi tanah khususnya di iklim
gurun yang dingin. Selubung berserabut membentuk jaringan lengket yang
kuat yang membantu menjaga struktur tanah . Trikoma Tumbuhan
Trikoma tumbuhan memiliki banyak ciri yang berbeda yang bervariasi antara
spesies tumbuhan dan organ dari suatu tumbuhan. Ciri-ciri ini memengaruhi
subkategori tempat trikoma berada.
Trikoma
Trikoma merupakan struktur tambahan yang berada pada epidermis dan
berasal dari sel inisial yang sama dengan epidermis. Namun, tidak semua
struktur tambahan pada epidermis merupakan trikoma, contohnya duri pada
batang tumbuhan Rosa sp, merupakan emergensial karena berasal dari sel
subepidermal. Kadang sulit untuk membedakan dua tipe struktur tambahan
pada epidermis ini tanpa adanya studi ontogenik. Trikoma sangat berperan
dalam studi taksonomi mengingat trikoma sangat spesifik untuk takson
tertentu. Bahkan pada beberapa spesies keberadaan trikoma sangat berperan
dalam analisis hybrid antar spesies
Trikoma dapat terdiri satu sel atau banyak sel, terdapat pada bagian permukaan
organ. Bentuk, struktur, dan fungsi trikoma bermacam-macam. berdasar
sifatnya trikoma dibedakan sebagai berikut. Trikoma non kelenjar adalah
trikoma yang tidak mengeluarkan sekresi dapat terdiri atas satu sel atau banyak
sel. Trikoma kelenjar adalah trikoma yang mengeluarkan sekresi berupa
larutan garam, gula (nectar), terpentin, gum, dan lain-lain.
Secara umum trikoma pada epidermis tumbuhan berfungsi antara lain:
a. Sebagai pelindung
b. Mengeluarkan secret
c. Untuk menyebarkan biji
d. Menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah
e. Untuk mengurangi penguapan
Struktur tubuh tumbuhan terdiri dari kumpulan organ, jaringan, dan sel. Sel
yang serupa saling bekerja sama membentuk sebuah jaringan, di mana tugas
dan fungsi tiap jaringan memiliki tugas yang berbeda beda. Sesama jaringan
saling bekerja sama membentuk organ. Organ pada tumbuhan yang utama
yaitu akar, batang, daun dan alat reproduksi, seperti alat kelamin jantan dan
betina pada bunga .
Akar
Radikula merupakan organ paling sederhana dari tumbuhan yang membentuk
akar. Keberadaan radikula berfungsi untuk menembus tanah dan bebatuan
guna mencari air dan unsur hara serta menyimpan cadangan makanan. Akar
tidak hanya terdapat di dalam tanah, ada juga akar yang berada di atas tanah.
Warna akar berbeda dengan warna bagian batang maupun daun, umumnya
berwarna kekuning-kuningan atau keputih-putihan. apabila akar tumbuhan semakin putih, menunjukkan bahwa tumbuhan
atau tanaman tersebut sehat, tetapi jika akar berwarna coklat cenderung
kehitaman, menunjukkan bahwa tanaman tersebut tidak dalam kondisi sehat.
Akar tumbuhan berfungsi untuk menopang sekaligus menegakkan tumbuhan,
mencari unsur hara dan garam mineral serta air di dalam tanah serta
membawanya ke batang untuk dilanjutkan ke daun guna membantu proses
fotosinstesis. Pada beberapa tumbuhan akar digunakan untuk menyimpan
cadangan makanan serta respirasi.
Struktur penyusun akar tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu struktur bagian
luar dan struktur bagian dalam. Struktur akar bagian luar terdiri dari tudung
akar, batang akar dan cabang akar (untuk jenis tumbuhan dikotil) dan bulu
akar. Struktur akar bagian dalam terdiri dari jaringan epidermis, korteks,
endodermis dan stele (silinder pusat).
Gambar 9.1: Penampang melintang dan membujur akar
Meristem Apikal
Bagian ujung akar terdapat jaringan yang selalu tumbuh yang disebut
meristem apikal. Jaringan ini terbentuk dari sel-sel initial yang berada di ujung
batang atau akar tumbuhan. Jaringan meristem apikal yang membelah
membentuk daerah pemanjangan karena pertumbuhan di ujung akar
disebabkan oleh kombinasi antara pembesaran sel dan pembelahan sel yang
berulang-ulang (mitosis dan sitokinesis).
Meristem apikal di ujung akar berfungsi untuk mengetahui kondisi tanah di
sekitar akar, guna mengarahkan pergerakan akar menuju air dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan. Meristem apikal, yang dilindungi oleh tutup akar
terus menghasilkan sel bahkan ketika tutup akar dikikis saat mendorong
melalui tanah. Meristem apikal menghasilkan sel yang mati karena hilang
karena abrasi saat menembus tanah tetapi juga menghasilkan sel guna yang
memanjang dan meluas masuk ke dalam tanah . Kaliptra
Kaliptra berasal dari lapisan sel yang menyelimuti ujung akar, ketika selubung
sel bagian terluar mati, sel akan menumpuk dan melindungi ujung akar
tumbuh membentuk bidal yang berguna sebagai pelindung. Kaliptra atau
tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim. Saat
sel-sel penutup akar matang, mereka menjadi parenkim dan terus-menerus
didorong oleh penambahan sel-sel baru dari dalam. Mereka yang berada di
luar di dekat tanah kurang lebih diratakan oleh tekanan dari dalam dan
mengelupas saat mereka bergesekan dengan partikel tanah saat akar tumbuh
lebih dalam. Tutup akar menghasilkan lapisan lendir berlendir yang dikenal
dengan istilah mucigel itu lumasi ujungnya. Tetapi sepanjang umur akar,
bahkan jika menembus banyak kaki ke dalam tanah, tutup akar terus
diperbarui oleh sel-sel baru dari dalam sehingga ujung yang halus benar-benar
didorong melalui tanah tanpa, seolah-olah, bersentuhan dengan saya t. Ini
menjelaskan mengapa akar dapat menembus tanah liat yang kaku bahkan
tanpa tekuk . Urutan dari luar ke dalam adalah
sebagai berikut.
Epidermis (lapisan luar/kulit luar)
Epidermis akar terdiri dari lapis sel0sel rambut dan non rambut yang tersusun
rapat. Pola dari epidermis ini dihasilkan dari diferensiasi yang diatur secara
spasial. Epidermis akar umumnya tidak berkutikula. Di ujung akar, sel-sel
epidermis termodifikasi menjadi bulu-bulu akar yang berfungsi untuk
memperluas bidang penyerapan.
Perkembangan epidermis akar pada tumbuhan vaskular dapat dibagi menjadi
tiga kelompok besar berdasar cara perkembangan rambut;
• Tipe 1: setiap sel di epidermis dapat membentuk rambut akar;
Tipe 2: produk yang lebih kecil dari pembelahan sel asimetris
membentuk rambut akar;
• Tipe 3: epidermis diatur menjadi file terpisah dari sel-sel rambut dan
non-rambut.
Gambar 9.2: Epidermis dan Bulu Akar
Korteks (lapisan pertama/kulit pertama)
Korteks merupakan daerah antara epidermis dengan silinder pusat. Korteks
terdiri atas sel-sel berdinding tipis dan tersusun melingkar di antara sel terdapat
rongga sel yang berguna untuk menyimpan udara serta pertukaran udara.
Beberapa jaringan sel terdapat di dalam kotek, yaitu parenkim, kolenkim dan
sklerenkim. Adanya jaringan parenkim di dalam korteks maka pada lapisan ini
mampu menyimpan cadangan makanan karena terkadang terdapat zat tepung
di dalam sel kortek
Endodermis (lapisan antara korteks dan stele)
Lapisan endodermis akar terletak di sebelah dalam korteks, yaitu berupa
sebaris sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel endodermis
mengalami penebalan gabus. Penebalan berupa rangkaian berbentuk pita.
Penebalan seperti pita ini disebut pita kaspari. Penebalan semula berupa titik
yang disebut titik kaspari. Penebalan gabus menyebabkan dinding sel tidak
dapat ditembus oleh air, sehingga mencegah keluarnya air dan zat terlarut
dalam air melalui jalur apoplast. Untuk masuk ke silinder pusat, air melalui
jaringan endodermis yang dindingnya tidak mengalami penebalan yang
disebut dengan sel penerus. Endodermis berperan mengatur lalu lintas zat ke
dalam pembuluh akar, terutama mencegah nutrisi meninggalkan struktur
tumbuhan dan kembali ke tanah.
Gambar 9.4:Jaringan Endodermis
Stele (silinder pusat atau lapisan tengah akar)
Silinder pusat terletak di sebelah dalam endodermis. Di dalamnya terdapat
pembuluh kayu (xilem), pembuluh tapis (floem) yang sangat berperan dalam
proses pengangkutan air dan mineral, dan perisikel yang berada tepat di
sebelah dalam endodermis. Perisikel berfungsi membentuk akar cabang. Akar
ini akan menembus ke luar melalui endodermis, korteks, dan epidermis.
Pertumbuhan cabang akar ini disebut pertumbuhan endogen. Pada tanaman
dikotil, di antara xilem dan floem terdapat kambium ikatan pembuluh. Pada
tanaman monokotil, selain xilem dan floem terdapat empulur tetapi tidak
terdapat kambium ikatan pembuluh.
Batang
Batang tumbuhan merupakan bagian yang menghubungkan amat penting,
karena sebagai pendukung tubuh tumbuhan, alat transportasi air, mineral, dan
bahan-bahan makanan serta tempat tumbuhnya cabang, daun, dan bunga.
Struktur batang juga kompleks seperti struktur anatomi akar, tetapi struktur
batang lebih banyak difungsikan sebagai penyalur atau pembawa nutrisi dari
akar menuju daun . Struktur anatomi batang tumbuhan antara
monokotil dan dikotil berbeda, sebagaimana gambar berikut:
Gambar 9.5: Struktur anatomi pada batang tumbuhan dikotil (a) dan
monokotil (b)
Epidermis
Jaringan epidermis terdiri dari sel-sel yang tipis, tersusun rapat dan umumnya
berbentuk persegi, sering dilapisi kutikula pada bagian dinding sel bagian luar.
Sel epidermis dijumpai pada batang yang masih muda, bila telah rusak maka
fungsi sel epidermis diambil alih oleh periderm (hypodermis). Pada batang
yang mampu berfotosintesa dijumpai stomata, yang kelak berkembang
menjadi lentisel, sedang batang yang masih muda dijumpai trikomata
(glanduler maupun non glanduler). Tumbuhan yang telah mengalami
pertumbuhan sekunder, jaringan epidermis pada bagian akar maupun batang
akan digantikan oleh jaringan gabus (periderm), sehingga mampu memberikan
perlindungan yang kuat terhadap jaringan di bawahnya dan mengakibatkan
permukaan akar atau batang tumbuhan menjadi kasar
Jaringan epidermis pada bagian permukaan dilapisi oleh sel yang disebut
kutikula. Kutikula merupakan suatu jenis protein yang ada pada serangga dan
menyusun kerangka luar, yaitu zat kitin. Permukaan kutikula biasanya terdapat
zat lilin yang bersifat hidrofobik/tidak disukai air, hal tersebut menyebabkan
batang tumbuhan akan mengkilap ketika terkena cahaya. Pertumbuhan
sekunder pada bagian akar dan batang tumbuhan menyebabkan munculnya
pori-pori kecil yang dinamakan lentisel. Lentisel berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas antara jaringan dalam dan lingkungan luar. Lentisel adalah
jaringan berpori, memiliki sel dengan ruang antar sel yang besar di periderm
tanaman berbunga dikotil. Di sisi lain, keberadaan lentisel ditemukan secara
melingkar di seluruh permukaan batang, memanjang atau oval pada kedua
batang dan akar
Gambar 9.7: a) Kutikula ; b) lentisel (Lakna, 11)
Korteks
Terutama tersusun dari sel parenkim yang berdinding tipis dan merupakan
jaringan dasar dengan letak sel yang tidak teratur. Di Daerah peripir (pinggir)
kadang-kadang terdapat kolenkim yang berkelompok atau membentuk
lingkaran tertutup. Jaringan sklerenkim berbentuk serabut, bisa sendiri sendiri
atau berkelompok. Kortek dapat berisi tepung, kristal atau zat lainnya, tetapi
terkadang terdapat idioblas berupa sel minyak, ruang lender, sel lender, sel
Kristal, kelenjar minyak, sel hars, saluran gom, saluran lender. Bagian kortek
paling dalam disebut endodermis atau fluoeterma atau sarung tepung.
Penyebutan tersebut karena kortek terdiri atas selapis sel yang membentuk
lingkaran dan berisi tepung. Endodermis pada batang yang telah dewasa (tua)
tidak tampak lagi karena telah rusak/mati, sebab diganti oleh jaringan lain dari
daerah stele.
Endodermis (Jaringan Pengangkut)
Jaringan endodermis adalah jaringan yang menandai batas dalam kortek yang
berfungsi sebagai berkas pengangkut. Susunan endodermis pada tumbuhan
dikotil dan tumbuhan monokotil memiliki beberapa perbedaan. Jaringan
pengangkut sangat diperlukan oleh tumbuhan, hal tersebut guna mengangkut
hasil serapan nutrisi dari akar menuju ke daun untuk proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis kemudian diangkut kembali untuk diedarkan ke seluruh tubuh
tumbuhan untuk dimanfaatkan, sisanya akan disimpan. Simpanan atau
cadangan makanan pada tumbuhan inilah yang dapat dikonsumsi oleh manusia
Jaringan pengangkut (vaskuler) terdiri atas xylem dan floem. Xylem berfungsi
mengangkut air dan zat – zat lain dari akar menuju daun. Floem berfungsi
mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
Berikut gambar xylem dan floem:
Gambar 9.8:Jaringan Xilem dan Floem
Xilem bertugas mengangkut air dan mineral dari akar ke batang kemudian ke
daun. Jaringan xylem, sebagian besar disusun dari sel-sel khusus yang disebut
pembuluh. Pengangkutan dalam xilem merupakan proses fisik, jadi tidak
memerlukan energi.
Fungsi pembuluh tersebut yaitu:
• Xilem membentuk tabung berlubang yang kontinu. Ini
memungkinkan air mengalir dengan mudah.
• Diperkuat oleh bahan kimia yang disebut lignin. Sel tidak lagi hidup.
Lignin memberi kekuatan dan dukungan pada kapal.
Gambar 9.9:Jaringan sel di dalam Xilem
System pengangkutan yang terjadi di dalam jaringan floem disebut translokasi,
karena naik dan turun batang. Floem terdiri dari sel-sel hidup, Sel-sel penyusun
floem disesuaikan dengan fungsinya:
• Tabung saringan, khusus untuk transportasi dan tidak memiliki inti.
Setiap tabung saringan memiliki ujung yang berlubang sehingga
sitoplasma-nya menghubungkan satu sel dengan sel berikutnya.
• Sel pendamping, pengangkutan zat di floem membutuhkan energi.
Satu atau lebih sel pendamping yang terpasang pada setiap tabung
saringan menyediakan energi ini. Sebuah tabung saringan bergantung
sepenuhnya pada sel pendampingnya.
Stele
Stele atau silinder vaskuler adalah jaringan pada batang tumbuhan vaskuler di
bagian tengah, terdiri dari jaringan vaskuler, jaringan dasar, seperti empulur
dan sinar meduler, dan pericycle. Pericycle dianggap mewakili lapisan terluar
dari stele yang berbatasan dengan korteks. Stele dianggap mencerminkan arah
evolusi sistem vaskular pada tumbuhan hal tersebut karena banyak jenis stele
yang dapat ditemukan di berbagai jenis tanaman yang sama.
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan,
meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk
daun sangat bervariasi, namun pada umumnya terdiri dari suatu helai daun
(blade) yang pipih dan tangkai daun yang disebut petiole, yang
menyambungkan daun dengan buku batang. . mengatakan bahwa daun merupakan salah satu bagian penting dari
tanaman karena memiliki klorofil, yaitu tempat terjadinya proses pembentukan
makanan yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.
Menurut Gardner, Pearce and Mitchell (1991) Daun merupakan salah satu
organ penentu tingkat produksi tanaman, karena perannya sebagai penyerap
dan pengubah energi cahaya pada proses fotosintesis. Terganggunya proses
penangkapan cahaya matahari akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman. Daun merupakan salah satu bagian tumbuhan terpenting
dan pada setiap tanaman dan umumnya memiliki jumlah daun yang banyak
dan juga merupakan organ tumbuhan yang memiliki zat fungsi sebagai alat
atau tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Setiap tumbuhan pada
umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Daun
tumbuh dan melekat pada batang
berdasar definisi daun diatas maka dapat disimpulkan bahwa Daun
merupakan organ pada tumbuhan terpenting yang menggunakan cahaya
matahari untuk menghasilkan makanan melalui proses yang kompleks yang
disebut dengan proses photosintesis. Bentuk dan ukuran daun sangat bervariasi
tetapi daun mempunyai komposisi jaringan yang sama yaitu: epidermis dan
derivatnya, mesofil, dan sistem pembuluh (Mauseth and Ross, 1988). Masingmasing sistem jaringan itu sambung menyambung diseluruh tubuh tumbuhan,
meskipun karakteristik spesifik jaringan dan hubungan spasialnya satu sama
lain berbeda pada organ yang berbeda dalam tumbuhan tersebut.
Struktural protoplas dan dinding
sel
Organisme multiseluler dengan suatu koloni sel dapat dibedakan pada adanya
pembagian tugas di antara sel-sel yang berbeda struktur dan fungsinya.
Beberapa cirikhas pembedanya di dalam protoplas, yaitu isi sel tanpa dinding
selnya.
Sel-sel Parenkima
Sel-sel parenkima melakukan sebagian besar fungsi metabolik tumbuhan,
mensitesis dan menyimpan berbagai produk organik. Fotosintesis terjadi di
dalam kloroplas sel-sel parenkim pada daun. Beberapa sel-sel parenkim pada
akar dan batang memiliki plastida yang tidak berwarna, yang menyimpan pati.
Semua jenis sel-sel tumbuhan yang sedang berkembang umumnya memiliki
struktur sel parenima yng secara umum sama sebelumnya selanjutnya
mengalami spesialisasi struktur dan fungsi Sel-sel Kolenkima
Sel-sel kolenkima (collenchyma cells) membantu menyokong bagian
tumbuhan yang muda, misalnya batang-batang muda seringkali memiliki
silinder kolenkima yang tepat berada di bawah permukaannya. Sel-sel
kolenkima dewasa yang masih berfungsi adalah sel-sel yang hidup memanjang
bersama batang dan daun yang mereka dukung
Gambar 10.2: Sel-sel Kolenkima
Sel-sel Sklerenkima
Sel-sel sklerenkima (scelerenchyma cell) juga berfungsi sebagai unsur
penyokong pada tumbuhan namun dengan dinding sekunder tebal yang
umumnya diperkuat oleh lignin. Sel sklerenkima telah sedemikian
terspesialisasi untuk menyokong tubuh tumbuhan sehingga banyak yang tidak
memiliki protoplas pada saat mencapai kematangan fungsional, yaitu tahapan
dalam perkembangan sel ketika set tersebut telah terspesialisasi untuk
fungsinya tersebut
Gambar 10.3: Sel-sel Sklerenkima
Struktur Anatomi Daun
Daun merupakan organ tumbuhan yang terdiri dari sistem jaringan sebagai
berikut
1. Jaringan Epidermis
2. Jaringan Dasar
3. Jaringan Pembuluh
Sistem jaringan epidermis adalah suatu lapisan tunggal sel-sel yang menutupi
keseluruhan tubuh suatu tumbuhan muda. Sistem jaringan dasar, yang
bertanggung jawab atas sebagian besar fungsi metabolik tumbuhan tumbuhan,
terletak antara jaringan epidermis dan jaringan pembuluh pada masing-masing
organ. Sistem jaringan pembuluh juga terdapat secara kontinu di seluruh
tumbuhan tersebut, akan tetapi tersusun secara berbeda pada masing-masing
organ
Jaringan Epidermis
Lapisan terluar dari daun adalah epidermis yang umumnya mempunyai satu
lapis sel yang berfungsi melindungi jaringan dari lingkungan luar, berperan
dalam pengaturan pertukaran gas pada daun dan bagian permukaan luarnya
dilapisi oleh kutikula
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar . Derivat
epidermis daun antara lain: trikoma, sel kipas, dan stomata. Trikoma
merupakan salah satu derivat dari epidermis yang berfungsi sebagai rambut
pelindung, banyak terdapat di permukaan daun dan mempunyai bentuk yang
bervariasi. Trikoma terdapat dua tipe yaitu trikoma tanpa kelenjar dan trikoma
berkelenjar. Trikoma berkelenjar berfungsi mencegah penguapan sedangkan
trikoma non kelenjar berfungsi sebagai sekresi berbagai bahan pelarut seperti
garam, gula, dan polisakarida lainnya
Epidermis pada daun terdapat pada permukaan bagian atas (adaxial) dan pada
permukaan bagian bawah (abaxial) dan mempunyai fungsi yang berbeda pada
lingkungan yang berbeda berdasar fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami
modifikasi seperti stomata dan trikoma.
1. Trikoma
Trikoma adalah rambut-rambut yang tumbuh dari sel-sel epidermis
dengan bentuk, susunan serta fungsinya bervariasi, berdasar
jumlah sel yang membangunnya, trikoma dapat dibedakan menjadi
uniseluler dan multiseluler. Trikoma uniseluler merupakan trikoma
yang terdiri dari satu sel, sedangkan multiseluler merupakan trikoma
yang bersel banyak Trikoma biasanya muncul pada
permukaan luar hampir seluruh organ tumbuhan baik organ vegetatif
seperti daun, cabang, daun pelindung dan akar maupun organ
reproduksi seperti sepal, petal, stamen, ginosium, biji dan buah.
Trikoma dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu trikoma non
glandular yang tidak mempunyai sekresi dan trikoma glandular yang
mempunyai hasil sekresi
2. Stomata
Stomata merupakan celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel
epidermis yang khusus, yakni sel penutup Stomata terdapat pada
semua bagian tumbuhan di atas tanah, tetapi paling banyak
ditemukan pada daun. Pada daun, stomata dapat ditemukan di kedua
permukaan daun (amfistomatik) atau pada satu permukaan saja yaitu
permukaan atas saja (epistomatik) atau pada permukaan bagian
bawah (hipostomatik), biasanya stomata dijumpai pada permukaan
bawah. berdasar susunan sel epidermisnya,
stomata dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe: tipe anomositik,
anisositik, parasitik, diasitik, aktinositik dan tipe siklositik
Gambar 10.4: Stomata pada daun
Jaringan Dasar
Mesofil merupakan jaringan dasar yang dikelilingi epidermis atau terletak di
antara epidermis atas dan epidermis bawah. Mesofil dikatakan sebagai bagian
paling utama pada organ daun. Hal ini dikarenakan pada bagian mesofil inilah
banyak mengandung kloroplas serta ruang antarsel. Mesofil pada umumnya
dapat bersifat homogen atau justru terbagi menjadi dua jenis jaringan yaitu
jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons
1. Jaringan Tiang (Palisade)
Jaringan palisade banyak mengandung kloroplas yang sangat penting
dalam meningkatkan efisiensi fotosintesis . Jaringan palisade dapat ditemukan tepat dibawah satu
atau berlapis jaringan. Jaringan palisade tersusun rapat dan lebih
kompak dibandingkan jaringan spons. Jaringan sel membentuk struktursel
yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Pada
sel palisade terdapat banyak kloroplas yang melekat di tepi dinding
sel
2. Jaringan Bunga Karang (Spons)
Jaringan spons terletak di bagian bawah dari jaringan palisade dan
memiliki struktur atau bentuk yang lebih beragam. Ruang antar sel
pada jaringan ini lebih luas jika dibandingkan dengan palisade
sehingga jaringan ini sangat cocok dalam menyimpan udara dan air
.
Jaringan Pembuluh
Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Berkas
pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya
adalah sistem tulang daun. Jika ditinjau dari pola pada sistem tulang daun,
maka terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang
daun sejajar
Jaringan pembuluh pada daun berisi jaringan yang berfungsi sebagai sistem
transportasi bahan dan hasil fotosintesis, terdiri dari xylem dan floem.
1. Xylem
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri
dari berbagai macam bentuk sel. Unsur-unsur pengangkut air pada
xylem adalah sel-sel panjang yang terdiri dari dua jenis: trakeid dan
unsur pembuluh (vessel element). Kedua jenis sel itu mati pada
kematangan fungsional, akan tetapi mereka menghasilkan dinding
sekunder sebelum protoplas mati. Pada bagian tumbuhan yang masih
tetap memanjang, dinding sekunder disimpan secara tidak merata
dengan pola spiral atau cincin yang memungkinkan mereka renggang
kembali seperti pegas ketika sel itu tumbuh. Penebalan dinding ini
memperkuat sel-sel penghantar air pada tumbuhan. Trakeid dan unsur
pembuluh yang terbentuk pada bagian tumbuhan yang tidak lagi
memanjang umumnya memiliki daging sekunder yang hanya
diselingi oleh ceruk (pit), yaitu bagian yang lebih tipis dimana hanya
terdapat dinding primer.
Trakeid adalah sel panjang dan tipis dengan ujung yang runcing. Air
bergerak dan mengalir dari sel ke sel terutama melalui ceruk,
sehingga air tidak harus melewati dan menembus dinding sekunder
yang tebal. Karena dinding sekundernya mengeras dengan lignin,
trakakeid berfungsi dalam penyokong dan pengangkutan air. Unsur
pembuluh tersusun dalam bentuk ujung ke ujung, membentuk pipa
mikro yang panjang, yaitu pembuluh xylem. Dinding ujung dari
pembuluh mempunyai perforasi, memungkinkan air mengalir secara
bebas melalui pembuluh xylem (Mitchell, 2003).
Gambar 10.5: Sel pengangkut air pada xilem (trakeid dan unsur
pembuluh)
2. Floem
Senyawa organik lainnya dan beberapa ion mineral diangkut di dalam
floem tumbuhan melalui pembuluh yang dibentuk oleh rangkaian selsel yang disebut anggota pembuluh tapis (sieve-tube member).
Berlawanan dengan sel-sel xylem yang mengangkut air, anggota
pembuluh tapis berada dalam keadaan hidup saat kematangan
fungsional, meskipun protoplasnya tidak memiliki organel sperti
nucleus, ribosom, dan vakuola yang jelas. Sepanjang sisi masingmasing anggota pembuluh tapis itu terdapat paling tidak satu sel
pendamping (companion cell), yang dihubungkan dengan anggota
pembuluh tapis melalui plasmodesmata.
Pada beberapa tumbuhan, sel-sel pendamping juga membantu
membuat gula yang dihasilkan di daun menuju anggota pembuluh
tapis, kemudian floem akan mengangkut gula tersebut ke bagian lain
tumbuhan tersebut
Fungsi Jaringan Epidermis
Derivat epidermis daun antara lain: trikoma, sel kipas, dan stomata. Trikoma
merupakan salah satu derivat dari epidermis yang berfungsi sebagai rambut
pelindung, banyak terdapat di permukaan daun dan mempunyai bentuk yang
bervariasi. Trikoma terdapat dua tipe yaitu trikoma tanpa kelenjar dan trikoma
berkelenjar. Trikoma berkelenjar berfungsi mencegah penguapan sedangkan
trikoma non kelenjar berfungsi sebagai sekresi berbagai bahan pelarut seperti
garam, gula, dan polisakarida lainnya Epidermis pada
umumnya adalah suatu lapisan tunggal yang berfungsi untuk melindungi dan
memiliki karakteristik tetap yang lebih terspesialisasi dengan fungsi organ
tertentu yang ditutupi. Epidermis daun dan sebagian besar batang
mensekresikan suatu lapisan berlilin atau kutikula (cuticle) yang membantu
bagian tumbuhan yang berada diatas permukaan tanah menahan air, suatu
adaptasi penting untuk kehidupan di darat.
Stomata merupakan celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis
yang khusus disebut sel penutup. Stomata terdiri dari sel penutup, bagian
celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Ruang udara dalam terdiri dari
suatu ruang antar sel yang besar mempunyai fungsi ganda yaitu untuk
fotosintesis, transpirasi, dan respirasi
Fungsi Jaringan Dasar
Sistem jaringan dasar adalah bagian terbesar dari semua tumbuhan muda, yang
menempati ruangan antara sistem jaringan dermal dan sistem jaringan
pembuluh. Jaringan dasar kebanyakan adalah parenkima, akan tetapi
kolenkima dan skelrenkima juga umum ditemukan. Di antara fungsi jaringan
dasar yang beraneka ragam itu adalah fotosintesis, penyimpanan dan
penyokong. Jaringan dasar tumbuhan bukan hanya sekedar pengisi akan tetapi
bertanggung jawab untuk melaksanakan sebagian besar metabolisme
tumbuhan
Fungsi Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh biasanya terletak ditengah-tengah antara epidermis atas dan
bawah. Jaringan pembuluh terdiri dari dua jenis jaringan yang mempunyai
kepentingan yang asasi (xylem dan floem). Kedua jaringan ini bersama-sama
membentuk jaringan pembuluh. Xylem dan floem terdiri dari sel-sel yang
memanjang, disesuaikan dengan perpindahan bahan-bahan keseluruh bagian
tumbuhan. Sel-sel kayu yang mati mengalirkan air dan memberikan tunjangan
mekanis. Sel-sel hidup tertentu yang khas dalam floem merupakan saluran
tempat mengalirkan bahan makanan.
Xylem tumbuhan bunga terdiri dari beberapa jenis sel. Untuk kepentingan
pengaliran, maka yang terpenting adalah elemen pembuluh, sel yang agak
memanjang dan ujungnya terbuka. Karena sel-sel ini berdinding sekunder dari
kayu yang kaku, maka sel-sel tersebut dapat berfungsi sebagai tabung yang
tidak dapat kempis, dan air yang terdapat di dalamnya dapat dalam keadaan
terenggang. Di samping xylem dan perpanjangan pelepah yang berfungsi
sebagai penunjang mekanis pada daun, sel-sel pengokoh yang khusus biasanya
ada pada daun. Yang paling nyata adalah serat sklerenkima, yang biasa
bergabung dengan berkas pembuluh yang besar. Serat-serat ini tidak
merupakan saluran, tetapi memberikan kekuatan dan tunjangan mekanis dan
membantu mencegah kelayuan daun karena kehilangan air dan melawan
tekanan angin yang besar. Pada floem, sel-sel saluran yang terpenting adalah
unsur pembuluh tapis, karena adanya lubang-lubang seperti tapis pada ujung
sel. Air dan garam-garam mineral dari tanah mencapai sel-sel mesofil,
bergerak ke arah yang berlawanan melalui jaringan daun
Bunga
Bunga merupakan bagian yang paling menarik dari tumbuhan. Bukan hanya
manusia saja yang terpikat oleh keindahannya namun hewan seperti serangga
juga terpikat oleh keindahan bunga seperti bentuk mahkota yang bagus, warna
yang cerah dan aroma yang wangi. Serangga seperti kupu-kupu, lebah maupun
kumbang sangat membantu penyerbukan, di mana serangga mendapatkan
nektar dari bunga dan bunga terbantu dalam proses penyerbukan pada jenis
tumbuhan.
Bunga (flos) adalah salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan
yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat
tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga.
Jika kita memperhatikan suatu bunga, sangat mudah diketahui bahwa bunga
adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna
dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada
bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat
dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada
tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk
melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang
sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik
ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya,
baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan
oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon
tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan
pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu
rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.
Bunga adalah suatu tunas yang bernas dengan empat lingkaran daun yang
termodifikasi; kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen), dan
putik (karpel). Dimulai dari bagian bawah bunga, terdapat kelopak (sepal),
yang umumnya berwarna hijau. Kelopak membungkus bunga sebelum bunga
merekah. Di atas kelopak bunga adalah mahkota (petal), berwarna cerah pada
sebagian besar bunga. Mahkota membantu menarik serangga dan penyerbukan
lainnya. Kelopak dan mahkota merupakan bagian bunga yang steril, yang
berarti bahwa bagian-bagian itu secara tidak langsung terlibat dalam
reproduksi. Di dalam cincin mahkota terdapat organ reproduksi; benang sari
(stamen) dan putik (carpel), yang secara berturut-turut adalah bagian bunga
“jantan: dan “betina”. Suatu benang sari terdiri dari sebuah batang yang
disebut tangkai sari (filamen) dan suatu kantong yang terletak di ujung, kepala
sari (anther), tempat serbuk sari dihasilkan. Pada ujung putik adalah kepala
putik (stigma) yang lengket untuk menerima serbuk sari. Tangkai putik (style)
mengarah ke ovarium (ovary) pada bagian dasar putik. Bakal biji, yang
berkembang menjadi biji setelah fertilisasi terlindung dalam ovarium.
Struktur Bunga
Bentuk luar bunga sangat beraneka ragam tergantung pada jenis tumbuhan.
Namun sebenarnya pola struktur dasar bunga itu kurang lebih sama.
Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah (lihat gambar 11.1):
1. Kelopak bunga atau calyx;
2. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarnawarni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
3. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros
oikia: rumah pria) berupa benang sari;
4. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikes
oikia: “rumah wanita”) berupa putik.
Gambar 11.1: Struktur Bunga
1. Kelopak bunga
Kelopak bunga adalah bagian bunga terluar atau paling rendah
kedudukannya pada dasar bunga. Kelopak bunga biasanya berwarna
hijau. Kelopak juga merupakan modifikasi dari daun yang tersusun
melingkar. Bagian atau lembaran kelopak bunga disebut juga daun
kelopak (sepal).
2. Mahkota bunga
Mahkota bunga ada di sebelah dalam atau di atas dari kelopak bunga.
Bagian atau lembaran mahkota disebut juga daun mahkota (petal).
Ukuran mahkota biasanya lebih besar dan berwarna-warni
dibandingkan kelopak bunga.
Mahkota dan kelopak bunga sering disebut perhiasan bunga. Kadang
ditemui suatu bentuk/ jenis bunga yang tidak berdaun kelopak
(apetalus), tidak bermahkota (apetalus) atau tidak memiliki perhiasan
(bunga telanjang).Ada juga tumbuhan yang antara mahkota dan kelopaknya tidak bisa
dibedakan baik bentuk maupun warnanya dan disebut juga tenda
bunga (misal bunga sangsang). Lembaran daun tenda bunga disebut
talus.
3. Benang sari
Benang sari ada di tengah mahkota. Secara lengkap bagian-bagian
dari benang sari adalah tangkai (filamen), kepala sari (anther) dan
serbuk sari (polen). Benang sari merupakan penghasil serbuk sari
yang merupakan gamet jantan pada tumbuhan.
4. Putik
Putik berlokasi di bagian pusat bunga dan berasal dari modifikasi
daun. Lembaran penyusun putik disebut karpel. Jumlah karpel bisa
satu atau lebih. Setiap karpel memiliki ovarium yang di dalamnya ada
sel telur Di atas ovarium ada tangkai (stylus) yang mendukung kepala
putik (stigma). Stylus berupa saluran sempit, tempat lewatnya serbuk
sari saat pertumbuhan. Stigma merupakan tempat melekatnya serbuk
sari saat penyerbukan.Tidak semua bunga punya organ reproduksi
lengkap. Bunga yang punya putik dan benang sari dalam satu bunga
disebut hermaprodit sementara yang hanya memiliki benang sari
disebut bunga jantan dan yang hanya memiliki putik disebut bunga
betina.
Gambar 11.2: Struktur Bunga Sempurna
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada
pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji
(ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung
embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima
serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi
pollen menuju bakal bakal buah.
Bagian-bagian bunga sempurna:
1. Bunga sempurna,
2. Kepala putik (stigma),
3. Tangkai putik (stylus),
4. Tangkai sari (filamen, bagian dari benang sari),
5. Sumbu bunga (axis),
6. Artikulasi,
7. Tangkai bunga (pedicel),
8. Kelenjar nektar,
9. Benang sari (stamen),
10. Bakal buah (ovum),
11. Bakal biji (ovulum),
12. Serbuk sari (pollen),
13. Kepala sari (anther),
14. Perhiasan bunga (perianthium),
15. Mahkota bunga (corolla),
16. Kelopak bunga (calyx)
Pada umumnya bagian bunga sempurna dibagi menjadi 2, yaitu bagian Fertil
dan bagian Steril, yaitu:
1. Bagian Fertil
Bagian fertil merupakan bagian bunga yang secara langsung
berpengaruh terhadap terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan
pada bunga itu sendiri. terdapat dua Bagian bunga fertil yaitu kepala
putik (pistillum) serta benang sari (Stamen).
2. Bagian Steril
Bagian steril merupakan bagian bunga yang hanya berfungsi sebagai
perhiasan dan kelengkapan bunga itu sendiri. Secara tidak langsung
memengaruhi terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan. Bagian
bunga steril adalah ibu tangkai bunga (pedunculus), daun tangkai
bracteola), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (bractea), daun
mahkota (petal), tangkai bunga (pedicellus), daun kelopak (sepal).
Anatomi Bunga
Bagian – bagian bunga yang lain:
1. Ibu tangkai bunga atau tangkai induk (pedunculus)
Tangkai bunga (bahasa latin: Rachis Pedunculus) adalah bagian awal
dari sebuah bunga. Pedunculus (tangkai induk) bunga merupakan
cabang kelanjutan dari sebuah ranting atau batang pohon / tanaman
untuk menuju bunga.
2. Tangkai bunga (pedicellus)
Pedicellus adalah bagian yang sering kita jumpai, seperti yang kita
ketahui tangkai bunga merupakan bagian bunga yang berada pada
bagian bawah. Pedicellus (Tangkai bunga) inilah yang kerap kita
jadikan sebagai bagian bunga yang kita petik dari pohonnya.
Sehingga tangkai bunga berfungsi sebagai penopang dan penghubung
antara tangkai dan juga ranting.
3. Dasar Bunga (receptacle)
Receptacle adalah bagian bunga yang menjadi bagian dari ujung
tangkai bunga, receptacle ini berguna sebagai tempat melekatnya
mahkota bunga.
4. Daun tangkai bunga (brachteola)
Brachteola adalah bagian bunga berupa daun yang yang berfungsi
sebagai daun pelindung. Daun tangkai bunga (Brachteola) ini tampak
di luar bungan dan bisa terlihat. Daun ini berada pada bagian pangkal
dari tangkai bunga.
5. Daun pelindung (bractea)
Bagian pelindung bunga (Braktea), bagian ini berbeda dengan
kelopak bunga, karena Brachtea adalah daun terakhir yang menjadi
tempat tumbuhnya bunga. Jadi, pada bagian ketiak daun ini, sang
bunga berkembang serta tumbuh. (lihat gambar 11.3)6. Mahkota bunga (corolla)
Corolla merupakan salah satu bagian bunga yang seringkali
direpresentasikan sebagai bunga itu sendiri. karena mahkota bunga
merupakan bagian paling luar dari sebuah struktur keseluruhan
bunga, yang biasanya memiliki warna yang cerah dan juga menarik.
Mahkota bunga juga memiliki susunan dan juga bentuk yang berbeda
pada setiap bunga, sehingga sering dijadikan indikator utama dari
keindahan dan kecantikan dari sebuah bunga
7. Daun buah (carpella)
Carpell merupakan bagian fertil berupa ovulum (bakal biji)
berkelompok membentuk putik (pistill).
8. Daun mahkota (petal)
Petal merupakan perhiasan bunga warnanya mencolok, berkelompok,
serta membentuk corolla (mahkota bunga).
9. Kelopak bunga (sepal)
Sepal (kelopak Bunga) adalah bagian bunga yang berupa kuncup saat
bunga belum mekar. kelopak bunga berfungsi membantu menjaga
bunga yang belum mekar. Saat bunga sudah sedikit mekar, maka
kelopak bunga akan ikut membuka, serta membiarkan bunga tersebut
mekar. saat bunga sudah mekar dengan sempurna, kelopak bunga
akan membentuk seperti bagian dasar sebuah bunga.
10. Benang sari (stamen)
Benang Sari adalah bagian yang sering disebut sebagai alat kelamin
jantan sebuah bunga. Stamen berfungsi untuk membantu proses
reproduksi dan juga perkembangbiakan di sebuah bunga, yang
nantinya dapat menumbuhkan tanaman baru. Stamen (Benang sari)
terdiri dari 3 bagian utama. yaitu Tangkai sari (filamen), Serbuk sari
(polen), Kepala sari (anthera).
Gambar 11.4: Serbuk sari
Jenis-Jenis Bunga
Para ahli biologi tumbuhan membedakan antara bunga lengkap (complete
flower), yaitu bunga yang memiliki semua keempat organ tersebut, dan bunga
tidak lengkap ( incomplete flower) yaitu bunga yang tidak memiliki satu atau
lebih dari keempat organ tersebut. Bunga yang dilengkapi dengan serbuk sari
maupun putik disebut bunga sempurna (perfect flower), (lihat gambar 11.2)
meskipun bunga tidak memiliki kelopak maupun mahkota bunga. Bunga tak
sempurna (imperfect flower), adalah bunga tak lengkap yang tidak memiliki
kepala sari atau putik. Bunga uniseksual ini disebut stamina (bunga jantan)
atau karpelat (bunga betina), tergantung pada kumpulan organ reproduksi
mana yang dimilikinya.
Jika bunga staminate dan karpelat terdapat pada individu tumbuhan yang
sama, maka spesies tumbuhan tersebut disebut berumah satu (monoecious,
dari bahasa Yunani “satu rumah”). Sebaliknya suatu spesies berumah dua atau
dioecious (“dua rumah”) memiliki bunga staminate dan bunga karpel pada
tumbuhan yang berlainan, analog dengan kehadiran testis dan ovarium pada
hewan jantan dan hewan betina yang terpisah
Buah
Buah adalah hasil reproduksi antara putik dan serbuk sari pada tumbuhan
Buah termasuk organ pada tumbuhan berbunga
yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah
biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak
terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan.
Buah juga dapat berkembang tanpa pembuahan dan tanpa perkembangan biji.
Peristiwa tersebut dinamakan “partenokarpi” dan banyak ditemukan pada
spesies yang berbiji banyak, seperti pisang, nanas, semangka dan tomat.
Partenokarpi dapat terjadi tanpa polinasi (jeruk, labu dan tomat) atau
memerlukan rangsangan polinasi pada tanaman anggrek. Buah yang tak berbiji
dapat pula diakibatkan oleh gugurnya embrio (anggur), namun terjadi buah
seperti itu digolongkan dalam partenokarpi karena terjadi pembuahan disini
Buah serta biji bersama-sama mengembangkan berbagai mekanisme untuk
menyebarkan biji. Pada taksa yang lebih primitif biji membentuk sejumlah
sifat yang membuatnya mandiri dan menggunakan berbagai agen yang
membantu penyebaran biji. Namun Angiospermae yang lebih maju, buah
memiliki peran dalam penyebaran, dengan demikian, memindahkan biji.
Sebab itu, hubungan fungsional dan juga hubungan morfologi antara buah dan
biji amat beragam dan peran ekologi dari buah juga perlu diperhatikan. Karena
itu tidaklah mudah membuat klasifikasi buah
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah
lebih luas dibandingkan pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buahbuahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal
buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain.
Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian
botani biasa disebut buah sejati.
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang
dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi
longgar. Istilah "buah-buahan" dapat digunakan untuk pengertian demikian.
Buah-buahan adalah setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh
membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung air.
Pembentukan Buah
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali
oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke
kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari
berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana
terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur
yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni
persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan
inti sel keduanya
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga),
bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp,
tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk
lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux).
Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen)
dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian sehingga buah
menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak.
Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya
sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di
bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp
(epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp
(endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding
tengah atau mesokarp (mesocarpium)
Struktur Anatomi Buah
Pada umumnya buah berkembang dari bab alat kelamin betina (putik) yang
disebut bakal buah yang mengandung bakal biji. Buah yang lengkap tersusun
atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit buah yang masih gampang belum
mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit buah ada yang sanggup
dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp, dan endokarp.
Gambar 11.6: Struktur Anatomi Buah
Lapisan buah terbagi atas:
1. Epikarp merupakan lapisan luar yang keras dan tidak tembus air,
contohnya buah kelapa.
2. Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan berserabut, contohnya
bersabut (kelapa), berdaging (mangga dan pepaya).
3. Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas lapisan
sel yang sangat keras dan tebal, contohnya tempurung (kelapa),
berupa selaput tipis (rambutan).
Gambar 11.7: Sayatan Buah
Menurut Tjitrosoepomo (1989) baik buah sejati (yang merupakan
perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga
tipe dasar buah, yakni:
• Buah Tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan
satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
• Buah Ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang
memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh
menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi
kumpulan buah yang tampak seperti satu buah. Contohnya adalah
sirsak (Annona).
• Buah Majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk.
Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan
banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi
satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga
matahari (Helianthus).
Biji
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah
terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji (bahasa
Latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah
masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan
kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi
kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Biji merupakan sumber makan yang penting bagi hewan dan manusia. Di
Antara Angiospermae, Poaceae paling banyak menghasilkan pangan yang
berasal dari biji. Fabaceae menempati tempat kedua dalam kepentingan ini.
Selain untuk pangan, biji menjadi sumber minuman (kopi, coklat, bir), obat,
serat (kapas), dan minyak yang digunakan dalam industri
Struktur Anatomi Biji
Struktur anatomi biji terdiri dari bagian-bagian
1. Kotiledon, cadangan kuliner embrio
2. Plumula, berdiferensiasi menjadi bakal daun
3. Radikula, bakal calon akar
4. Epikotil, bakal batang yang berada di atas kotiledon
5. Hipokotil, bakal batang yang berada di bawah kotiledon
6. Skutelum, permukaan keras
7. Testa, pelindung bijiPenjelasan struktur anatomi biji:
1. Kotiledon
Kotiledon (disebut juga kotil atau daun lembaga) adalah bakal daun
yang terbentuk, dan melekat pada embrio dengan hipokotil.
Kotiledon merupakan organ cadangan makanan pada biji kelompok
tumbuhan, sekaligus organ pertama yang dimiliki oleh tumbuhan
yang baru saja berkecambah yang tak memiliki klorofil. Walaupun
bagi kecambah ia berfungsi seperti daun, kotiledon tidak memiliki
anatomi yang lengkap seperti daun sejati yang terbentuk kemudian
Gambar 11.9: Kotiledon Berdaging pada Buncis
2. Plumula
Plumula merupakan calon batang yang tumbuh selama masa
perkecambahan. Fungsinya sebagai bagian tanaman yang akan
mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang dan
daun. Plumula adalah pertumbuhan embrionik yang berkembang
menjadi tunas. Ini menjadi daun asli pertama dari tanaman. Selama
tunas benih, Plumula ditemukan di atas kotiledon. Plumula adalah
bagian dari epikotil (pucuk kecil yang akhirnya menjadi batang
tanaman, bunga, dan daun) yang tumbuh. Tumbuh kecil ketika ada
cukup makanan disimpan di kotiledon atau endosperma. Sebaliknya,
Plumula tumbuh besar ketika tidak cukup makanan disimpan dalam
biji.
Gambar 11.10: Letak Plumula, Radikula, Epikotil
3. Radikula
Radikula merupakan bagian pertama dari benih yang muncul dari
benih selama perkecambahan. Pertumbuhan pertama dari tanaman
yang belum sempurna, radikula keluar dari biji selama tahap
pertunasannya. Bergantung pada arah perkembangannya, dua jenis
radikula adalah simtropolis dan anatropous. Sintropous adalah
pertumbuhan radikula ke arah hilus, atau bekas luka pada biji yang
menandai titik perlekatan pada pembuluh bijinya. Antitroposa adalah
hasil radikula dari hilus.
4. Epikotil
Epikotil merupakan bagian batang embrio atau kecambah yang
berada di atas kotiledon.
5. Hipokotil
Hipokotil merupakan bagian batang embrio atau kecambah yang
berada di bawah kotiledon.
6. Skutelum
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami
modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi
sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma,
sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula.
Gambar 11.12: Anatomi Skutelum dan Testa
7. Testa
Cadangan makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang
didalamnya terkandung pati, protein dan beberapa jenis enzim.
Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, disebut testa. Testa
berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan
embrio dan masuknya bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa
memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikrofil. Di dekat mikrofil
terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
Bunga
Pertumbuhan adalah sebagai pertambahan ukuran dan berat (sel-sel) yang
tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu organisme
mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang terjadi karena baik ukuran sel
maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan protoplasma berlangsung melalui
rentetan peristiwa di mana air, karbondioksida dan garam-garam organik
diubah menjadi bahan-bahan hidup, misal: akar, batang, daun, bunga, buah dan
biji .
Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai
pertambahan ukuran, berat dan atau jumlah sel ukuran tanaman sebagai
indikator pertumbuhan secara satu dimensi, dua dimensi dengan mengukur
total luas permukaan daun atau tiga dimensi dengan mengukur volume akar
Tumbuhan tersusun atas tiga organ pokok yaitu akar (radiks), batang (caulis),
dan daun (folium), sedang bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dipandang
sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat, atau fungsi. Tumbuhan yang
mempunyai ketiga unsur pokok tersebut dikelompokkan dalam kormofita ,bahwa Proses pertumbuhan tanaman terdiri
dari pembelahan sel, diikuti dengan pembesaran sel dan terakhir adalah
diferensiasi sel. Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu, yaitu pada
jaringan meristem.
Selama pertumbuhan dan
Langganan:
Postingan
(
Atom
)