Juni 2023

anatomi tanaman 3


dan perkembangan tanaman akan membentuk bermacam 
macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan 
organ generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetatif 
dan bunga, buah serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase di mana
tanaman hanya membentuk organ vegetatif disebut fase pertumbuhan 
vegetatif. Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas 
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan 
pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral 
dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran 
tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan 
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji 
terbentuk bersama dengan perkembangan buah 
Akar 
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya berkembang 
di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah 
 Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan 
umumnya tumbuh di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan 
menjauhi cahaya. Berbeda dengan batang, akar tidak berbuku, tidak beruas,
dan tidak mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus 
pada ujungnya, bentuknya sering kali meruncing sehingga mudah menembus
tanah, dan warna nya keputihan atau kekuningan. Akar dengan sistem
percabangannya berfungsi menyerap air dari dalam tanah dan zat-zat hara yang
terlarut di dalam air
Bentuk dan Struktur Akar 
Bentuk dan struktur akar sangat beragam. Keanekaragaman ini bertalian 
dengan fungsinya, misalnya sebagai akar nafas, penyimpan cadangan 
makanan, sebagai penghisap, penopang, dan sebagainya.
Bagian-bagian yang umum terdapat pada akar antara lain:
1. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang 
bersambungan dengan pangkal batang.
2. Ujung akar (apex radix) yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri
atas jaringan yang masih dapat melakukan pertumbuhan.
3. Batang akar (corpus radix) yaitu bagian akar yang terdapat antara
leher akar dan ujungnya. 
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang
tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar
dari batang akar, dan masing-masing dapat mengadakan pertumbuhan 
lagi. 

5. Rambut-rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah penonjolan dinding luar sel-sel epidermis
yang panjang, bentuknya seperti rambut. Rambut-rambut akar ini
berfungsi memperluas bidang penyerapan akar sehingga lebih banyak
air dan zat terlarut dalam tanah yang dapat dihisap, (lihat gambar 
12.1) 6. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya pada ujung,
terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang
masih muda dan lemah 
 Sistem Perakaran 
Pada saat tumbuhan masih kecil yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, 
bakal akar sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada
perkembangan selanjutnya, ketika biji mulai berkecambah sampai menjadi 
tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang 
berbeda, sehingga pada tumbuhan dibedakan dua macam sistem perakaran, 
yaitu:
1. Sistem perakaran tunggang: terjadi bila akar lembaga tumbuh terus
menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang
lebih kecil. Akar pokok demikian disebut akar tunggang (radix
primaria). Susunan perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan
dikotil dan tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). 
2. Sistem perakaran serabut: terjadi bila akar lembaga dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh
berkembangnya sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini bentuknya 
seperti serabut, oleh karena itu, disebut akar serabut. Sistem 
perakaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji tunggal 
(monokotil), Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga 
memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut 
dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama 
akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. 
 Sifat-sifat Akar 
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya 
2. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung
daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan 
4. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya 
masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah 
5. Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah 
 Fungsi Akar 
Fungsi akar bagi tumbuhan: 
1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat
hidupnya 
2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari
dalam tanah 
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat 
tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat
respirasi, misalnya tumbuhan bakau 
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif.
Misalnya wortel yang memiliki akar tunggang yang membesar,
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan
sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh
menjadi individu baru. 
 Batang 
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan penting sehingga sering dikatakan 
sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar tumbuhan terletak di 
atas tanah, namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah, bahkan ada 
tumbuhan yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun 
sesungguhnya berbatang hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah 
tidak berbatang Batang merupakan organ vegetatif tumbuhan yang berfungsi untuk tempat 
melekatnya daun, mengangkut air dan juga sebagai tempat penyimpanan 
cadangan makanan. Secara morfologi yang membedakan baang dengan akar 
adalah adanya ruas dan mata tunas di batang.
 Perbedaan Struktur Batang 
Struktur batang tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) pada umumnya 
mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke 
ujung semakin mengecil, bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya, 
tumbuhan biji berkeping tunggal (Monocotyledoneae) mempunyai batang 
yang dari pangkal sampai ujung batang tidak menunjukan perbedaan besarnya 

Batang Dikotil 
Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan 
jaringan vaskuler (stele). Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan 
bagian terluar batang. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan 
pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua 
daerah yaitu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati 
posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele 
terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun 
melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem. 
 Pada tumbuhan dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan 
kambium. Kambium merupakan jaringan meristematis dan aktif membelah 
yang dikenal dengan meristem lateral mengakibatkan batang bertambah 
diameternya. Aktivitas pembelahan kambium akan mengakibatkan 
terbentuknya xilem sekunder kearah dalam dan floem sekunder ke arah luar. 
Pada batang dewasa kulit kayu (barak dibangun oleh tiga jenis jaringan yaitu 
jaringan gabus (cork), kambium gabus (cork cambium) dan floem sekunder. 
Aktivitas dari kambium akan membentuk lingkaran tahunan. Lingkaran
tahunan merupakan lingkaran yang dibentuk oleh aktivitas pembelahan
jaringan kambium selama setahun. Pada daerah temperata lingkaran tahunan 
mudah terlihat yaitu dengan terbentuk jaringan kayu yang berwarna gelap dan 
berwarna terang. Jaringan gelap merupakan jaringan yang dibentuk ketika 
musim salju yang biasanya membentuk sel yang kecil-kecil dan rapat sehingga
kelihatan lebih gelap. Pada musim semi akan terbentuk jaringan pengangkut 
(floem dan xilem) dengan sel yang berukuran lebih besar sehingga terlihat 
lebih terang. Lingkaran tahunan dapat digunakan untuk menentukan umur 
kayu. 
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang dan ada pula yang tidak
bercabang. Cara percabangan batang dapat dibedakan menjadi percabangan 
monopodial (pada cemara), simpodial, dan dikotomi (pada paku-pakuan). 
Cabang yang besar dan secara langsung keluar dari batang dinamakan dahan, 
sedang cabang-cabang yang lebih kecil dinamakan ranting. 
Batang Monokotil
Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks 
dan jaringan vaskuler (stele). Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. 
Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang 
dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur 
sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas 
vaskuler monokotil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami 
penebalan sekunder. Masing￾masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang
tersusun dari jaringan sklerenkim Fungsi Batang 
Fungsi batang bagi tumbuhan: 
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu
daun, bunga dan buah.
2. Percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang tertentu sehingga
menempatkan batang pada posisi yang menguntungkan. 
3. Sebagai jalan pengangkut air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas
dan jalang pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. 4. 
Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. 
 Daun 
Daun (Lat: folium) merupakan alat tubuh yang penting bagi tumbuh tumbuhan 
karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun misalnya proses 
fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tumbuhan 
untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula mula berupa tonjolan 
jaringan yang kecil, yaitu primordia pada waktu ujung pucuk tumbuh, 
primordia daun baru mulai terbentuk menurut pola khas untuk tiap jenis 
tumbuhan.
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang paling
bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada 
tumbuhan disebut phyllom (film). berdasar  variasi tersebut, folium dapat 
digolongkan ke dalam: daun lebar, profil, katafil, hipsofil, kotiledon, dan lain￾lain. Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesis, 
biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar 
matahari. Katafil adalah sisik pada tunas atau batang di bawah tanah, berfungsi 
sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Profil 
merupakan daun pertama yang tumbuh paling bawah di cabang lateral, pada 
monokotil hanya ada satu helai profil, sedang pada dikotil dijumpai dua helai 
profil. Hipsofil merupakan tipe-tipe braktea yang bergabung dengan bunga dan
berfungsi sebagai pelindung, kadang-kadang hypsofil berwarna cerah dan
menyerupai mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada 
tumbuhan.
Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas, dan pada umumnya 
simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam 
fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang 
terekspos sinar matahari bisa lebih luas. Daun ditutupi kedua permukaannya 
masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding luar epidermis biasanya tebal
dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis 
seringkali dilapisi kutikula yang tebal maupun tipis. Lapisan kutikula ini 
dibentuk dari kutin. Daun monokotil pada umumnya orientasinya tegak 
sehingga kedua permukaannya mendapat sinar matahari. Struktur internal 
hampir sama pada kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi. 
Jaringan mesofil tidak mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan 
jaringan spong, tetapi terdiri atas sel-sel parenkim dengan kloroplas dan ruang 
antar sel di antaranya 
Anatomi Daun 
Anatomi Daun 
1. Epidermis: Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis
bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya 
2. Jaringan mesofil: Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak
kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan
3. Jaringan bunga karang: Disebut juga jaringan spons karena lebih
berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan (lihat gambar 12.3) 
4. Berkas pembuluh angkut: Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan
floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya
dipisahkan oleh kambium. Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut 
air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai
sponsor penegak tumbuhan. Floem berfungsi mentransfor hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Bentuk Daun 
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau 
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk￾bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau 
menjadi elips dan memanjang namun tidak selamanya 
berbentuk helaian pipih serta melebar dan berfungsi untuk proses fotosintesis, 
respirasi, dan transpirasi. Daun dapat berubah bentuk maupun fungsinya, 
antara lain daun berbentuk benang- benang dan fungsinya untuk memanjat, 
atau berupa sisik berdaging pada umbi lapis, berupa daun tajam pada tanaman 
kaktus dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. 
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi 
menjadi organ penyimpan air. Daun yang mengalami perubahan bentuk dan 
fungsinya tadi dinamakan daun metamorfosa (modifikasi daun), misalnya 
daun pembelit (sulur) pada daun kembang sungsang (Gloriosa superba) dan 
pada daun kacang polong (Pisum sativum), 
Daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal
adalah daun yang hanya mempunyai satu helai daun pada satu tangkai daun, 
sedang daun majemuk merupakan daun yang jumlahnya lebih dari satu helai 
daun pada satu tangkai daun.
Daun dikatakan sebagai daun lengkap apabila mempunyai bagian-bagian
petiolus (tangkai daun), lamina (helaian daun), dan vagina (upih daun),
misalnya daun pohon pinang (Arena catechu), daun bambu (Bambusa sp),
daun pisang (Musa paradisiaca), dan lain-lain. Apabila daun suatu tumbuhan 
tidak mempunyai salah satu dari tiga bagian pokok daun seperti di atas, daun 
yang demikian, dinamakan daun tidak lengkap. Daun yang hanya terdiri atas 
tangkai daun dan helaian daun saja disebut daun bertangkai, contohnya pada 
daun nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dan lain-lain. 
Apabila daun hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja disebut daun 
berupih atau daun berpelepah, dan apabila suatu daun hanya terdiri dari tangkai 
daun yang bermodifikasi menjadi helaian daun maka hal yang demikian 
disebut helaian daun semu atau disebut pula dengan filodia, contohnya pada 
daun Acacia (Acacia auriculiformis). 
 Bagian Daun 
Bagian-bagian utama dan tambahan pada daun adalah sebagai berikut:
1. Tangkai daun (petiolus): merupakan bagian daun yang mendukung
helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada
posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari
sebanyak- banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun berbeda-beda 
menurut jenis tumbuhannya, biasanya berbentuk silinder dengan sisi
atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dilihat pada
penampang lintangnya ada yang bulat berongga, pipih dan tepinya
melebar, bersegi, atau setengah lingkaran. 
2. Helaian daun (lamina): merupakan bagian daun yang terpenting dan
lekas menarik perhatian sehingga suatu sifat yang sesungguhnya
hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya.
Suatu tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan
pada satu pohon, oleh karena itu, dikatakan memperlihatkan sifat
heterofili. Gejala heterofili ini dapat terjadi karena umur, modifikasi,
atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh
perubahan fungsinya. Sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam
pengenalan suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung,pangkal, susunan urat-urat daun, tepi, warna, permukaan atas/bawah,
tekstur, dan lain- lain. 
3. Pelepah/upih daun (vagina): merupakan bagian daun yang melekat
atau melingkupi batang, juga mempunyai fungsi sebagai pelindung
kuncup yang masih muda (misal pada daun tebu), dan memberi
kekuatan pada batang tanaman (misal pada pohon pisang). 
4. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa dua helai daun yang kecil,
terletak dekat pangkal tangkai daun, dan umumnya berguna
melindungi kuncup yang masih muda. 
5. Lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang umumnya terdapat
pada batas antara upih dan helaian daun pada keluarga rumput 
rumputan (Graminae). Alat ini berguna mencegah mengalirnya air
hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga
pembusukan dapat dihindarkan.
 Fungsi Daun 
 fungsi daun adalah:
1. Tempat terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan dikotil, terjadinya
fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan
monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons. 
2. Sebagai organ pernapasan.Di daun terdapat stomata yang berfungsi
sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi 
3. Daun). 
4. Tempat terjadinya transpirasi. 
5. Tempat terjadinya gutasi. 
6. Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor
bebek (tunas daun). 
 Stomata Daun 
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil 
CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai 
hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita di mana stomata mengambil CO2 
dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stomata, 
tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada 
batang. 
Tipe stomata pada daun sangat 
bervariasi. berdasar  hubungan stomata dengan sel epidermis sel tetangga 
ada banyak tipe stomata, Klasifikasi ini terpisah dari klasifikasi berdasar  
perkembangan. Walaupun tipe yang berbeda dapat terjadi pada satu famili 
yang sama atau dapat juga pada daun dari spesies yang sama. Struktur aparatus 
stomata dapat digunakan dalam studi taksonomi
 Bunga 
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan 
beberapa perubahan dalam pengaturan aspek pucuk. Bunga dianggap ranting 
yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk 
khas sesuai fungsinya. Sepal dan petal secara umum strukturnya menyerupai 
daun. Sepal dan petal terdiri atas epidermis dan jaringan dasar parenkim dan 
sistem vaskuler. Sel-sel pada bunga ada yang memiliki kristal, getah, tanin dan 
idioblas lainnya. Tepung dibentuk pada petal yang masih muda. Sepal yang 
berwarna hijau mengandung kloroplas, jarang mengalami diferensiasi menjadi 
jaringan tiang dan bunga karang. Warna petal yang berperan dalam menarik
polinator, menunjukkan adanya pigmen dalam kromoplas dan dalam cairan sel 
misalnya antosianin 
Anatomi Bunga 
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Tangkai Bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas
bersifat batang, seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian 
bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau yang merupakan
peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga. 
2. Dasar Bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang melebar,
dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang
mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk
amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam
satu lingkaran. 
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga 
umumnya tersusun menjadi 2 bagian:
• Kelopak (calyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga
masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup 
terhadap pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun 
kelopak (sepala).
• Mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang 
terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau. 
Warna bagian inilah yang lazim merupakan warna bunga. 
Mahkota bunga terdiri atas jumlah daun mahkota (petal), 
4. Alat Kelamin Jantan (androecium) disebut Benang Sari. Pada bunga
benang sari ada yang berlekatan ada pula yang bebas, ada yang
tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dua lingkaran. 
5. Alat Kelamin Betina (gynoecium) disebut Putik. Putik terdiri atas
metamorfosis daun disebut daun buah (karpela). Pada bunga terdapat
satu atau beberapa putik, setiap putik terdiri dari satu atau beberapa 
daun buah .
Macam Bunga 
Bunga terbagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.
1. Bunga tunggal (Planta uniflora), apabila dalam satu tangkai terdapat
hanya satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga tunggal terdiri atas
tangkai bunga (pedicel), dasar bungan (receptacle), kelopak (calyx),
mahkota (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistil). 
2. Bunga majemuk (planta multiflora), di mana dalam satu tangkai
terdapat lebih dari satu kuntum bunga. Bagian bagian bunga 
majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung 
(bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga, 
Bunga majemuk terbagi menjadi dua macam:
1. Bunga majemuk berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai selalu 
ditutup dengan suatu bunga. 
2. Bunga majemuk tak berbatas, apabila pada ujung ibu tangkai dapat
tumbuh terus atau dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi. 
 Struktur Alat Reproduksi Bunga 
Menurut Silalahi M, Adinugraha F. (2019), Struktur anatomi alat reproduksi
generatif bunga yaitu benang sari (jantan) dan putik (betina) terutama bagian 
kepala sari, pollen dan ovarium. Tumbuhan berbunga atau Magnoliophyta
melakukan reproduksi seksual dengan membentuk bunga. Bunga merupakan 
modifikasi organ vegetatif tumbuhan yaitu daun dan batang sehingga memiliki 
struktur anatomi yang mirip. Bunga merupakan organ generatif tumbuhan 
yang memiliki bagian bagian yaitu tangkai bunga (pedunculus), dasar bunga 
(reseptakulum), kelopak bunga (Kaliks), mahkota bunga (korola), benang sari 
(stamen) dan putik (karpel). Sebagian besar bunga Magnoliophyta tersusun 
dalam lingkaran atau yang dikenal juga dengan bunga siklik. 
Benang sari dan putik merupakan bagian dari bunga yang berfungsi sebagai 
alat reproduksi. Benang sari terdiri dari beberapa bagian yaitu tangkai buah 
(ovarium). Di dalam ovarium terdapat bakal buah (ovarium) dan di dalam 
bakal buah terdapat bakal biji (ovulum). 
Kepala sari memiliki kotak spora yang disebut dengan sporangium, terdiri dari 
benang sari (stylus), kepala sari (antera) dan serbuk sari (pollen). Putik 
memiliki bagian bagian yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stylus) dan 
bakal buah dapat melakukan spermatogenesis dan mikrosporogenesis, 
sedangkan dalam bakal buah terjadi mikrosporogenesis atau oogenesis. 
Struktur serbuk sari maupun bakal buah bervariasi pada setiap tumbuhan 
sehingga sering digunakan untuk identifikasi tumbuhan. Bakal biji (ovulum) 
yang tumbuh di plasenta pada bakal buah (ovarium) adalah tempat terjadinya 
megasporogenesis dan megagametogenesis. Pada bakal biji dapat dibedakan 
nuselus, satu atau dua integumen yang menutupi nuselus dan funikulus 
(tangkai biji). 
Hasil spermatogenesis akan terbentuk 4 sel serbuk sari dari setiap sel induk 
serbuk sari, sedangkan hasil dari oogenesis akan terbentuk satu sel telur yang 
fungsional. Serbuk sari akan berkecambah dan membentuk tabung sari ketika 
jatuh di kepala putik membentuk sel sperma. 
Proses fertilisasi pada tumbuhan Magnoliophyta terjadi dengan pembuahan 
ganda yang terjadi di dalam kantung embrio. Sel telur dan inti kandung 
lembaga sekunder akan dibuahi oleh sel sperma. Sel telur yang dibuahi akan 
membentuk embrio, sedangkan inti kandung lembaga sekunder yang dibuahi 
akan membentuk endosperm. Pada tanaman jagung endosperm berkembang 
dengan baik, namun pada berbagai jenis tanaman juga terkadang tidak
berkembang. Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan dalam 
perkembangan embrio. 
Ovarium merupakan tempat terjadinya pembuahan. Struktur ovarium bunga 
bervariasi antara satu spesies dengan spesies lainnya. Di dalam ovarium 
ditemukan plasenta yaitu bagian yang menghubungkan biji dengan ovarium. 
Bila dilihat dari posisi ovarium terhadap dasar bunga dibedakan menjadi 
ovarium superior, ovarium inferior dan ovarium semi inferior. Bunga yang 
memiliki ovarium superior merupakan bunga hypogynous sedangkan bunga 
yang memiliki ovarium inferior merupakan 
 Buah 
Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan 
bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat pada biji juga 
berkembang menjadi embrio. Pada saat yang sama , bunga mengalami 
perubahan yang menyebabkan perkembangan bakal buah menjadi buah. 
 Buah merupakan hasil kelanjutan dari proses penyerbukan. 
Pada pembentukan buah, selain bakal buah, adakalanya bagian bunga juga ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian dari buah. Segera setelah terjadi
pembuahan bagian bunga selain bakal buah akan menjadi layu dan gugur. 
 Macam Buah 
berdasar  atas asal pembentukannya maka buah dibagi menjadi 2 macam:
1. Buah Semu 
Buah Semu yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah beserta bagian 
bagian lain dari bunga dan bagian lain itulah, yang kemudian akan
menjadi bagian utama dari buah. Buah semu ini dibagi lagi menjadi 3
macam, yaitu: 
• Buah semu tunggal. 
• Buah semu berganda. 
• Buah semu majemuk (lihat gambar 12.6)
2. Buah Sungguh atau Buah Sejati 
Buah sejati yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah dan merupakan
bagian utama, jika ada bagian lain yang masih tertinggal bukan
merupakan bagian utama. Seperti halnya juga buah semu maka buah
sejati ini dibagi menjadi 3 macam sebagai berikut: 
• Buah sejati tunggal. 
• Buah sejati berganda. 
• Buah sejati majemuk. (lihat gambar 12.6)
 Biji 
Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan
pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji
terbentuk bersama dengan perkembangan buah , Biji berkembang dari bakal biji (ovulum). 
Biji terdiri dari sporofit yang berkembang partial, embrio; endosperm (kadang 
tidak ada); dan lapisan protektif, selubung biji atau testa. Embrio beragam 
dalam pola perkembangan, tingkat diferensiasi dan ukuran. Embrio terdiri dari 
sumbu akar, cotyledon dan meristem tajuk yang pertama. Cadangan makanan 
disimpan dalam endosperm atau perisperm, disebut albuminous dan yang tidak 
memiliki jaringan cadangan makanan disebut exalbuminous. Pada kebanyakan 
biji, proporsi cadangan makanan tersimpan dalam embrio atau di luar embrio. 
 Bagian Biji 
Pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), biji merupakan alat
perkembangbiakan yang utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru 
atau lembaga. Pada biji terdapat bagian-bagian, seperti berikut: 
1. Kulit biji (spermodermis). 
2. Tali pusat (funiculus). 
3. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) 
Kecambah 
Tanaman yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari 
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah. 
Perkecambahan dibedakan menjadi 2 macam, seperti berikut: 
1. Perkecambahan diatas tanah (epigeal atau epigalis), yaitu jika pada
perkecambahan tersebut daun lembaganya terangkat ke atas muncul 
di atas tanah. 
2. Perkecambahan dibawah tanah (hipogeal atau hypogalis), yaitu
perkecambahan yang daun lembaganya tetap di dalam tanah atau 
tidak terangkat

Anatomi tumbuhan merupakan bagian ilmu pengetahuan tumbuhan yang terus 
mengalami kemajuan. Pada prinsipnya anatomi tumbuhan ilmu dasar tanaman 
yang mengkaji tentang identifikasi sel dan jaringan tumbuhan beserta 
mekanismenya untuk menegaskan persamaan dan perbedaan karakteristik
morfologi dan fisiologi tumbuhan. Ilmu anatomi tumbuhan memudahkan 
identifikasi tumbuhan yang telah dikelompokkan berdasar  hubungan 
kekerabatan atau famili, kelas, genus hingga spesies melalui pengkodean 
binomial nomenclature pada setiap tingkatan tumbuhan. anatomi memiliki urgensi bagi para ahli termasuk pemulia tanaman, 
ahli pertanian, ahli ekologi, dan ahli konservasi yang membutuhkan identitas 
dan nama tumbuhan secara akurat untuk subjek studi mereka. Ahli 
farmakognosi yang mencari zat kimia baru pasti tahu persis spesies, varietas 
atau bahkan bagian dari suatu tumbuhan yang menghasilkan zat berharga
untuk kehidupan manusia.
Dasar studi anatomi berperan penting saat memeriksa hubungan kelompok 
tumbuhan berdasar  teknik molekuler. Tanpa nama dan deskripsi yang 
akurat untuk suatu tanaman, eksperimen tidak dapat diulangi. Secara ilmiah, 
tidak mungkin untuk mengatakan apakah tanaman atau tumbuhan yang dipilih 
sebagai subjek percobaan berulang adalah spesies yang sama dengan yang
digunakan pada awalnya jika identitas bahan tidak pasti. Pemahaman yang 
baik tentang anatomi tumbuhan sangat penting sehingga tetap menjadi 
persyaratan utama bagi peneliti tumbuhan agar terhindar dari kesalahan 
identifikasi jenis sel dan bahkan jaringan yang sering terjadi dalam penelitian.
Ruang Lingkup Anatomi Tumbuhan 
Perkembangan anatomi tumbuhan terus memberikan makna dalam ruang 
lingkup biologi tanaman yang lebih luas. Anatomi tumbuhan pada awalnya 
dianggap sebagai bagian dari biologi yang berhubungan dengan struktur 
eksternal dan internal tumbuhan. Dalam proses perkembangannya sebagai
ilmu, anatomi tumbuhan telah dipisahkan dari morfologi yang tidak hanya 
mengacu pada ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan . Peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan mengembangkan anatomi 
untuk melihat lebih jauh ke dalam sel dan organel menggunakan teknik
mikroskopis canggih, sehingga anatomi tumbuhan modern mencakup 
pemahaman komposisi struktural organel seluler, membran, dan detail kecil 
dari struktur seluler. Perluasan fungsi studi anatomi tumbuhan saat ini tidak 
hanya berkaitan dengan sejumlah disiplin ilmu biologi dan botani yang 
meliputi molekuler tumbuhan, patologi tumbuhan, fisiologi dan morfologi 
tumbuhan, ilmu kehutanan, budidaya hortikultura dan studi agronomi . Studi anatomi modern berperan dalam ruang lingkup yang lebih 
luas seiring dengan kemajuan peradaban dan upaya meningkatkan
kesejahteraan manusia.
Ruang lingkup anatomi tumbuhan akan terus mengalami perkembangan. Saat 
ini perkembangan manfaat studi anatomi tumbuhan berhubungan erat dengan 
hampir seluruh aspek kehidupan dan kesejahteraan manusia. Kemanfaatan 
studi anatomi yang lain di antaranya mendukung kemajuan industri yang di 
antaranya manufaktur, kesehatan dan farmasi yang dapat dikembangkan 
bersama studi bioteknologi, biosintesis dalam menghasilkan metabolit 
sekunder. Anatomi tumbuhan juga berperan penting dalam keseimbangan 
ekologi yang perkembangannya berkolaborasi dengan kemajuan teknik
arsitektur dan sipil (Punobasuki, 2014). 
Seluruh manfaat studi anatomi tersebut pada prinsipnya diperoleh berdasar  
kemampuan memahami dan meninjau struktur sel, histologi jaringan dan 
sistem organ tumbuhan vegetatif maupun generatif  Tinjauan
anatomi seluler menekankan pada komponen dua sifat. Pertama adalah sifat 
komponen sel hidup (protoplasmik) untuk menemukan cara memperbaiki dan 
meningkatkan kualitas genetik. Kedua adalah sifat komponen sel mati (non￾protoplasmik) yang menghasilkan kandungan senyawa aktif dan produk 
organik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia  Tinjauan 
histologi jaringan menekankan kajian karakteristik jaringan berbagai 
tumbuhan baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi. Histologi 
anatomi secara umum ditinjau berdasar  sifat yang meliputi jaringan muda 
dan dewasa. Histologi meneliti struktur jaringan sehingga pada tumbuhan 
dapat diketahui bagian-bagian yang tersusun atas jaringan sederhana dan 
kompleks. Pada fungsi jaringan menekankan pada kajian fungsi jaringan dasar, 
kulit, penguat, pengangkut dan sekretori , Dengan demikian 
dapat dipahami bahwa kajian histologi berkaitan dengan struktur tumbuhan 
untuk menentukan organisasi seluler penyusunnya dalam kelompok jaringan 
meristem, jaringan vaskular, jaringan fotosintetik, atau jaringan pendukung 
yang sebelumnya relatif kurang memberikan pedoman persamaan dan 
perbedaannya 
Urgensi Anatomi Tumbuhan 
Urgensi aplikasi anatomi tumbuhan bagi kesejahteraan kehidupan manusia 

 Indentifikasi Taksonomi Tumbuhan 
Studi anatomi telah berhasil memberikan pedoman dalam pengelompokkan 
berbagai tumbuhan berdasar  klasifikasi sistem taksonomi mulai dari 
sejarah awal perkembangannya pada masa lampau hingga keadaan mutakhir 
saat ini. Dalam klasifikasi tumbuhan yang sederhana menganut karakteristik
alamiah yang dipelopori oleh Theophrastus pada kisaran 370 SM-285SM yang 
menggolongkan tumbuhan hanya berdasar  pengamatan mata biasa yaitu 
pohon, semak, perdu dan herbal. Awal kemajuan sistem klasifikasi tumbuhan 
adalah sistem klasifikasi taksonomi yang mulai dikenal dengan sistem
taksonomi buatan dipelopori oleh ilmuwan Swedia yang bernama Carolus 
Linnaeus pada kisaran 1707-1778 yang disebut Bapak Taksonomi, yang mengelompokkan tumbuhan berdasar  manfaatnya bagi manusia. Pada 
periode ini tumbuhan diklasifikasikan sebagai tumbuhan beracun atau tidak, 
liar atau layak dipelihara, gulma atau tanaman utama berdasar  karakteristik 
morfologi dan sistem reproduksi seksualnya. Perkembangan selanjutnya, pada 
periode Charles Darwin kisaran tahun 1859 pengelompokkan taksonomi
dikembangkan berdasar  konsep filogenetik. Pada sistem ini Darwin 
menggunakan dasar urutan perkembangan makhluk hidup (filogeni) yang 
mengetahui hubungan kekerabatan suatu makhluk hidup satu dengan yang 
lainnya sangat memerlukan pendalaman informasi genetik 
Pada perkembangan taksonomi modern pada awal abad ke-20 tumbuhan mulai 
diklasifikasikan seperti diajarkan oleh Katherin Esau sekitar tahun 1965 
mengembangkan taksonomi berdasar  mikroskopik modern yang 
menekankan pada persamaan dan perbedaan sifat seluler dan molekuler pada
struktur tumbuhan . Aplikasi anatomi melahirkan ilmu 
Taksonomi dan telah mencapai kesepakatan universal bahwa seluruh 
tumbuhan termasuk dalam anggota kerajaan tumbuhan yang dalam bahasa 
taksonomi disebut Kingdom Plantae. Dalam klasifikasi besarnya meliputi 
tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Kelompok-kelompok 
yang dibentuk dan diatur selanjutnya ditetapkan ke berbagai kategori, yang 
memiliki urutan pengaturan tetap yang disebut hierarki taksonomi. Kelompok 
paling inklusif ditetapkan menjadi kategori tertinggi yang disebut divisi dan 
yang paling spesifik dikategorikan dalam kelompok spesies. Taksonomi
berdasar  karakteristik anatominya secara terperinci dan terstruktur 
membagi kelompok tumbuhan secara berurutan meliputi divisi, kelas, 
subkelas, ordo, famili, genus dan spesies. Nama-nama tersebut diberikan 
dalam katalog kode taksonomi sedemikian rupa sehingga menjadi pedoman 
kategori untuk identifikasi mulai tumbuhan tingkat rendah hingga tingkat
tinggi berdasar  karakteristiknya. 
Anatomi sangat membantu dalam studi taksonomi bahan herbarium ketika 
ciri-ciri secara morfologi tidak cukup untuk mengidentifikasi status taksonomi 
bahan tanaman. Sistematika tumbuhan merupakan ilmu anatomi yang 
mengelompokkan tumbuhan dalam klasifikasi tertentu dan mempelajari 
hubungan antar kelompok berdasar  karakter masing-masing. Secara 
historis, karakter morfologi telah digunakan secara dominan dalam sistematika 
tumbuhan, namun penelitian anatomi dapat ditingkatkan secara jika fakta 
perbedaan morfologi dari akar, batang, daun, dan bunga atau buji tidak 
mencukupi untuk menjelaskan identitas tumbuhan. Metode untuk meningkatkan identifikasi tersebut melalui komponen morfologi berdasar  
sifat seluler dan molekulernya 
Seluruh karakter tumbuhan yang ada di bumi berhasil disusun secara teratur 
mengikuti suatu hirarki taksonomi dan tidak menutup kemungkinan akan terus 
mengalami evolusi identitas pendefinisian karakteristik tumbuhan. Taksonomi
terus berkembang mulai dari periode klasifikasi sederhana hingga pada periode 
klasifikasi berdasar  karakteristik seluler baik prokariot maupun eukariot, 
uniseluler maupun multiseluler dengan struktur molekuler sederhana maupun
kompleks menyesuaikan kebutuhan dan kemajuan peradaban manusia. 
berdasar  katalog taksonomi tumbuhan yang telah tersusun dan menjadi 
pedoman dapat dikembangkan secara maksimal sehingga memberikan 
manfaat yang lebih luas sesuai kebutuhan peradaban manusia 
 Identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan 
patogenitasnya 
Karakteristik anatomi menurut Esau’s seperti dijelaskan oleh Evert (2012), 
bahwa Ilmu anatomi berdasar  aktivitas seluler dan mekanisme 
makromolekul yang terkandung di dalam bagian-bagian struktur tumbuhan 
dan telah menjadi kesepakatan ilmuwan memiliki urgensi sebagai dasar 
pedoman ilmu pengetahuan interpretasi fungsi struktur tumbuhan yang lebih 
realistis. Dengan demikian perbedaan dan persamaan bentuk dan sifat sel 
dalam membentuk struktur dan fungsinya pada masing masing jaringan 
beserta mekanismenya menjadi karakteristik spesifik tumbuhan. 
Ilmu anatomi secara aplikatif sebagai petunjuk karakteristik aktivitas struktur 
tumbuhan dan patogenitasnya sebagai berikut 
1. Organisasi internal tumbuhan
Anatomi internal tubuh tumbuhan terorganisasi dalam susunan 
berbagai jenis sel. Masing-masing tertutup dalam dinding sel dan 
menyatu dengan sel lain membentuk jaringan. Masing-masing 
kelompok sel dalam jaringan berbeda baik fungsi atau strukturnya. 
Variasi struktural tubuh tersusun atas berbagai jenis jaringan dengan 
komponen sel yang berbeda dan saling berkaitan satu sama lain. 
Beberapa jaringan secara struktural relatif sederhana karena terdiri 
dari satu jenis sel, sedangkan kelompok lainnya dapat berisi lebih
dari satu jenis sel dan bersifat kompleks. Dengan demikian susunan 
jaringan pada tumbuhan dengan struktur dan fungsionalnya secara 
keseluruhan menunjukkan kepastian bukti anatomi adanya suatu 
organisasi internal 
Keseluruhan aktivitas organisasi internal tumbuhan adalah 
serangkaian aktivitas proses metabolisme dalam kelangsungan 
kehidupannya. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia yang 
terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu zat 
menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein. Studi anatomi 
memberikan pedoman perbedaan sistem metabolisme pada tumbuhan 
berpembuluh dan berpembuluh. Dalam proses metabolisme 
melibatkan enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan 
katabolisme. Mekanisme anabolisme merupakan peristiwa 
pembentukan energi secara kimiawi di dalam sel melalui sintesis 
senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah 
mekanisme penguraian serta pelepasan energi yang telah dihasilkan 
dari senyawa-senyawa organik yang selanjutnya untuk 
mempertahankan kehidupan sel secara parsial dan bagi kelangsungan 
pertumbuhan dan kehidupan tumbuhan sebagai organisme. Seluruh 
proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim dalam 
proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit.
Pada akhirnya aplikasi anatomi memberikan pemahaman
pengetahuan berkaitan kode unsur-unsur dan senyawa senyawa yang 
bereaksi secara kimiawi di dalam sel sebagai produsen dan distributor 
dengan mekanisme pembentukan dan pelepasan energi melalui 
proses metabolisme. Pada tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi 
bermanfaat pada berbagai aktivitas tumbuhan bersama material lain 
yang di antaranya adalah pada proses respirasi dan fotosintesis pada 
daun, transportasi air dan makanan pada batang, atau penyerapan air 
dan mineral dan unsur hara lainnya oleh akar yang dihantarkan ke 
seluruh bagian tumbuhan. Sebagai contoh adanya struktur organisasi 
internal yaitu terbentuknya sistem jaringan yang berkaitan dengan 
konduksi makanan dan air. Pada jaringan vaskuler dan non vaskuler 
membentuk organisasi sistem yang saling terkait dan berkesinambungan antar setiap organ tumbuhan. Jaringan vaskuler 
menghubungkan proses asupan air dan sintesis makanan dengan 
jaringan perkembangan, penyimpanan dan pertumbuhan. Terjalin 
koordinasi dan saling terkait secara spesifik dari hasil fotosintesis 
melalui jaringan vaskular ditransportasikan menuju jaringan 
penyimpanan makanan. Pada fungsi distribusi tersebut juga terjadi 
dari jaringan penyimpanan menuju organ penyangga dan berbagai 
komplemen yang saling terhubung melalui jaringan vaskuler.
Dengan demikian jaringan vaskuler berperan sangat penting sebagai 
konduktor aktivitas pengorganisasian internal jaringan yang 
mengekspresikan kontinuitas sistem jaringan sesuai topografi 
anatomi struktural dan fungsinya dalam menjelaskan proses kesatuan 
tubuh tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, bagian-bagian jaringan 
memiliki karakteristik dan pola distribusikan tergantung pada 
klasifikasi takson tanaman. Khusus pada tumbuhan berpembuluh 
prinsip dasar polanya sama bahwa jaringan vaskular tertanam di 
jaringan dasar dan jaringan dermal yang membentuk penutup luar 
dan menjadi konduktor antar jaringan secara berkelanjutan 
2. Perkembangan dan perkembangbiakan tumbuhan
Pada prinsipnya tumbuhan telah terbagi dalam struktur dan fungsinya 
yang terkait satu sama lain. Pertumbuhannya membutuhkan dua jenis 
nutrisi yaitu nutrisi organik dan anorganik. Nutrisi organik diperoleh 
pada aktivitas produksi senyawa karbon, Misalnya zat makanan yang 
dihasilkan dari penggabungan karbon, hidrogen, dan oksigen dalam 
proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik terutama berkaitan
dengan kebutuhan perolehan elemen mineral dan unsur hara lainnya 
dari tanah. Dengan demikian kedua nutrisi tersebut merupakan 
sumber energi utama sebagai faktor pendukung kehidupan melalui 
perkembangan dan pertumbuhan masing anggota tubuh pada seluruh 
kelompok tumbuhan 
Anatomi menjelaskan bahwa alur perkembangan tubuh tumbuhan 
secara vertikal dengan bagian atas sebagai pucuk dan bawah sebagai akar tegak lurus dengan sumbu horizontal di permukaan tanah. Akar 
bergerak turun ke tanah yang lebih jauh dari sumber cahaya, 
sedangkan tunas bergerak ke atas menuju sumber cahaya untuk 
menangkap energi matahari. Baik bagian pucuk maupun akar 
tumbuhan pada awalnya berkembang dari jaringan meristematik yang 
sama, tetapi kemudian membedakan dan mengembangkan struktur 
spesifik untuk melakukan fungsi khususnya. Akar menyerap air dan
nutrisi dari tanah kemudian memasukkannya ke batang dan daun 
melalui ikatan pembuluh. Daun berfungsi mengubah energi matahari 
menjadi energi kimia, yang digunakan sebagai makanan untuk 
pertumbuhan lebih lanjut dan perkembangan tanaman secara 
keseluruhan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap bagian 
tumbuhan memiliki struktur khusus untuk menjalankan fungsinya. 
Setiap bagian tumbuhan tersusun dari sel dan jaringan dalam susunan 
tertentu yang digambarkan oleh fitur anatominya 
Perkembangan tumbuhan merupakan bagian dalam kehidupan 
tumbuhan melalui aktivitas metabolisme. Studi anatomi menerangkan 
perbedaan aktivitas metabolisme pada tumbuhan berpembuluh dan 
tidak berpembuluh. Metabolisme adalah proses reaksi-reaksi kimia 
yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia seluler akan mengubah suatu 
zat menjadi zat lain dalam berbagai proses sintesis protein. 
Keseluruhan proses metabolisme pada sel tumbuhan melibatkan 
enzim pada dua proses utamanya yaitu anabolisme dan katabolisme. 
Pada mekanisme anabolisme terjadi peristiwa pembentukan energi
secara kimiawi intraseluler melalui proses sintesis senyawa senyawa 
organik. Sedangkan katabolisme adalah mekanisme proses 
penguraian serta pelepasan energi yang dihasilkan senyawa-senyawa 
organik dalam mekanisme anabolisme untuk kehidupan parsial sel 
dan kelangsungan pertumbuhan serta kehidupan sebagai organisme. 
Seluruh proses reaksi kimiawi seluler tersebut dikatalisis oleh enzim 
dalam proses reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit 
. Fungsinya sebagai produsen pembentukan energi dan 
distributor dalam pelepasan dalam proses metabolisme. Pada 
tumbuhan tingkat tinggi, pelepasan energi bermanfaat pada berbagai
aktivitas pertumbuhan bersama material lain yang di antaranya adalah
dalam proses respirasi dan fotosintesis pada daun, transportasi air dan 
makanan pada batang, atau penyerapan air, mineral dan unsur hara 
lainnya oleh akar yang kemudian dihantarkan ke seluruh bagian 
tumbuhan. 
Pada kelompok tumbuhan tingkat rendah memiliki struktur tubuh 
yang lebih sederhana. Kelompok tumbuhan ini banyak bersifat 
akuatik karena ditemukan di habitat lembab atau basah. Subkingdom 
ini memiliki beberapa divisi yaitu tumbuhan belah (Schizophyta), 
tumbuhan lumut (Bryophyta), talus (Thallophyta), dan tumbuhan 
paku (Pteridophyta). Seperti halnya tumbuhan pada umumnya, 
tumbuhan tingkat rendah bersifat autotrof dan memproduksi makanan 
sendiri melalui proses fotosintesis. Pada tumbuhan tingkat rendah 
hanya kelompok Pteridophyta sudah ada akar sejati, dan sebagian
sudah merupakan tumbuhan heterospora yang telah memiliki struktur 
jaringan pembuluh khusus yang berguna mengangkut air dan hasil 
fotosintesis ini. Pada kelompok selain tumbuhan paku mengandalkan 
pergerakan air dan hasil fotosintesis hanya melalui difusi dan osmosis 
antar sel tumbuhan saja 
Tumbuhan tingkat tinggi adalah kelompok tumbuhan Spermatophyta 
yang telah memiliki struktur lengkap seperti akar, batang, daun sejati, 
bunga bahkan buah dan biji. Anatomi Spermatophyta berkaitan dengan persamaan dan perbedaan struktur bagian 
tumbuhan pada masing-masing kelompok tata urutan taksonominya 
sehingga menjadi pedoman dalam mempertegas ciri khas 
pertumbuhan masing-masing kelompok besar tumbuhan 
gymnospermae dan angiospermae. Studi anatomi memberikan dasar 
pengetahuan perbedaan tumbuhan berkaitan pertumbuhan sekunder 
pada proses pembentukan kayu sehingga dapat diidentifikasikan sifat 
kekerasan dan bentuknya melalui gambaran histologi jaringan kulit 
dan batang. Anatomi menerangkan pertumbuhan tumbuhan melalui 
biji dalam kelompok monokotil dan dikotil. Anatomi membedakan
jenis tumbuhan yang memiliki bunga baik sebagai penghasil buah
maupun tidak bahkan hingga detail sebagai kekhasan karakteristik 
termasuk warna, bentuk dan lokasi pertumbuhannya berdasar  
kode tertentu . Dengan demikian aplikasi anatomi 
memberikan detail pengetahuan berkaitan peran kode unsur-unsur 
dan senyawa-senyawa yang bereaksi secara kimiawi di dalam sel dan
jaringan sehingga diketahui fungsinya pada masing-masing struktur. 
Perkembanganbiakan tumbuhan mengikuti konstruksi klasifikasi
taksonominya. Dengan demikian nampak perbedaan cara 
perkembangbiakannya. Tumbuhan tingkat rendah, pada kelompok 
Bryophyta perkembangbiakan secara membelah diri (Gametosis) dan 
pada Pteridophyta secara sporosis. Tumbuhan gymnospermae dan 
angiospermae berkembang biak dengan biji, secara generatif dan 
vegetatif baik alami maupun modifikasi. Seperti pada tumbuhan 
generatif pembiakan vegetatif dapat dilakukan dengan pencangkokan 
sebagai alternatif upaya mempercepat perbanyakan bibit yang 
menurunkan sifat sama. Begitu pula modifikasi perbanyakan dengan 
sistem stek yang benar dan teliti dalam menghasilkan tanaman 
dengan sifat sama ataupun kreasi keragaman varietas tumbuhan. 
Kemanfaatan anatomi pada perkembangbiakan vegetatif lainnya 
memberikan pemahaman yang jelas terkait regenerasi struktur 
tumbuhan, perkembangan akar, tunas adventif baik akar maupun 
daun serta pembentukan kalus dalam kultur jaringan sehingga 
memudahkan manusia untuk memilih bagian struktur tamanan 
terbaik sebagai alternatif metode pembiakannya 
3. Patogenitas bagian-bagian tubuh tumbuhan.
Ilmu anatomi tumbuhan memberikan pemahaman yang lengkap 
tentang berbagai karakter pengaruh organisme patogen sehingga 
menjadi penyakit bagi tumbuhan. Penyakit tumbuhan didefinisikan 
sebagai "segala sesuatu mengganggu tumbuhan untuk dapat tumbuh 
secara normal dan maksimal". Definisi ini luas dan mencakup 
penyakit tumbuhan yang kompleks akibat pengaruh patogen baik 
yang bersifat abiotik maupun biotik. Penyakit yang disebabkan oleh 
kondisi di luar tanaman atau bukan disebabkan oleh makhluk hidup 
(abiotik) tidak dapat menyebar atau menular dari tanaman ke
tanaman. Contohnya termasuk pengaruh dari kondisi pemadatan 
tanah, kekurangan nutrisi, dan sengatan matahari yang berlebihan 
serta dampak erupsi vulkanik dalam jangka pendek. Penyakit yang 
disebabkan oleh organisme hidup (biotik) disebut patogen tanaman 
ketika organisme menginfeksi tanaman. Patogen dapat menyebar dari 
tumbuhan ke tumbuhan dan dapat menginfeksi semua jenis jaringan 
tumbuhan termasuk daun, pucuk, batang, tajuk, akar, umbi, buah, biji 
dan jaringan pembuluh. Patogen biotik tumbuhan sangat mirip 
dengan yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan yang 
pada umumnya akibat serangan jamur, organisme mirip jamur, 
bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda, dan parasit dari jenis 
tumbuhan tingkat tinggi semuanya merupakan patogen tumbuhan 
Secara anatomi, sifat patogen jamur atau organisme mirip jamur 
karena tidak dapat memproduksi makanan sendiri. Dalam proses 
infeksi, jamur secara masif melalui sporanya mudah terbawa angin 
dan menempel pada tumbuhan sehingga berkembangbiak dengan 
memanfaatkan nutrisi tumbuhan inang dalam hubungan simbiosis 
parasitisme. Beberapa ahli anatomi dalam penelitiannya telah 
menggolongkan kelompok jamur sebagai patogen umum yang paling 
banyak menginfeksi tanaman mulai akar, batang, daun hingga 
struktur meristem. Patogen jamur tidak hanya mengganggu 
pertumbuhan bahkan mampu membusukkan tanaman inang yang 
kemudian layu atau kering hingga mati. Sifat patogen parasit juga 
terdapat pada jenis tumbuhan tingkat tinggi dengan struktur yang
lengkap dan memiliki klorofil seperti benalu yang tidak dapat 
memproduksi makanan sendiri khususnya dalam memenuhi 
kebutuhan nutrisi dan air  
Sifat patogen organisme mikroskopis seperti bakteri, fitoplasma dan 
virus dapat dijelaskan berdasar  anatominya sebagai organisme 
mikroskopis bersel tunggal dengan dinding sel yang berkembang biak 
dengan cara pembelahan biner (satu sel membelah menjadi dua). 
Sedangkan bakteri menginfeksi tanaman harus melalui bukaan atau perlukaan alami pada tanaman. Awalnya bakteri bertahan hidup di 
tanah, diatas bahan tanaman yang membusuk dan beberapa bertahan 
pada vektor serangga. Ketika terjadi perlukaan oleh serangga sebagai 
vektor atau kondisi alamiah lainnya, bakteri masuk ke dalam 
tumbuhan dan bersirkulasi melalui sistem transportasi jaringan 
pembuluh tanaman. Bakteri merusak struktur dan fungsi jaringan 
yang dilaluinya sehingga mengakibatkan tanaman layu, batang 
mengecil atau mengering, keriput dan menguning pada daun yang 
akhirnya juga akan berakibat pada kematian tanaman. Karakter ini 
juga memiliki persamaan mekanisme dengan karakter sifat patogen 
fitoplasma. Sedangkan penularan virus sebagai patogen pada 
tumbuhan bersifat lebih kompleks karena secara alami dapat 
ditularkan oleh vektor termasuk serangga, nematoda, dan jamur yang 
sebelumnya telah dikenal sebagai organisme patogen. Virus dapat 
ditularkan pada proses pemangkasan tanaman dan modifikasi 
pembiakan vegetatif. Dengan demikian suatu perkembangan penyakit 
diketahui dimulai dari patogen yang berhasil menyerang sel dan 
jaringan tumbuh tanaman inang. Rantai kejadian yang terlibat dalam 
perkembangan penyakit meliputi inokulasi, penetrasi, infeksi,
inkubasi, reproduksi dan kelangsungan hidup patogen itu sendiri 

Diagnosis Kandungan Nutrisi Dan Zat Berbahaya 
Diagnosis kandungan nutrisi dan zat berbahaya penting untuk mengontrol 
defisiensi nutrisi pertumbuhan tanaman, misalnya pada budidaya tanaman 
hidroponik. Terjadinya kekurangan atau keracunan hara di antaranya 
disebabkan oleh faktor tanah, tanaman, iklim, dan budaya. Faktor-faktor ini
berinteraksi dan berpengaruh penting terhadap ketersediaan hara untuk 
kebutuhan tanaman. Sifat tanah memengaruhi bentuk, jumlah, retensi dan 
pergerakan unsur hara tanah. Sifat tanah dalam menyediakan air berpengaruh 
terhadap unsur hara, karena air sangat penting untuk reaksi kimia, aktivitas 
biologis, serta pengangkutan dan penyerapan unsur hara oleh akar. Di antara 
sifat-sifat kimiawi tanah yang penting dalam memengaruhi ketersediaan hara 
tanah adalah pH tanah (ukuran keasaman atau kebasaan suatu tanah) dan 
kapasitas pertukaran kation tanah (ukuran kapasitas nutrisi tanah untuk
mempertahankan ion yang bermuatan positif). Beberapa sifat fisik penting 
yang secara anatomi memengaruhi ketersediaan hara sebagai faktor kesuburan 
di antaranya adalah tekstur tanah dengan proporsi yang ideal, mineralogi tanah, 
dan struktur spesifik tanah atau susunan sifat fisik partikel tanah 
Defisiensi nutrisi dapat didiagnosis berdasar  gambaran tanda gejalanya. 
Setiap gejala defisiensi berkaitan dengan beberapa fungsi nutrisi bagi tanaman. 
Nutrisi diperoleh dari peran masing-masing unsur hara sebagai kebutuhan 
penting tanaman untuk hidup dan tumbuh. Defisiensi nutrisi merupakan gejala 
yang disebabkan oleh terjadinya kekurangan unsur hara yang pada umumnya 
digolongkan dalam lima kelompok kategori gejala yaitu: 1) pertumbuhan 
lambat, 2) klorosis, 3) klorosis interveinal, 4) warna merah keunguan, dan 5) 
nekrosis.
Pertumbuhan lambat biasanya ditandai dengan stunting yang merupakan 
gejala umum defisiensi yang banyak terjadi akibat kekurangan nutrisi yang 
secara bervariasi berpengaruh pada tanaman. Misalnya, ketika kekurangan 
nutrisi pada fungsi tanaman pada pertumbuhan pemanjangan batang, 
fotosintesis, dan berkurangnya produksi protein sehingga berakibat pada
pertumbuhan tanaman lambat atau tanaman bertubuh kecil. Klorosis dan 
klorosis interveinal biasanya ditemukan pada tanaman yang kekurangan nutrisi 
bahan fotosintesis dan/atau produksi klorofil seperti pigmen hijau daun. 
Klorosis dapat menyebabkan seluruh tanaman atau daun berubah menjadi 
hijau muda yang kemudian menguning, atau tampak lebih terlokalisasi seperti 
adanya bercak putih atau kuning. Klorosis interveinal terjadi ketika 
kekurangan nutrisi tertentu seperti B, Fe, magnesium (Mg), Mn, Nikel (Ni) 
dan Zn 
Perubahan warna merah keunguan pada batang dan daun tanaman disebabkan 
oleh kadar antosianin (pigmen berwarna ungu) yang berlebihan di atas normal 
sehingga mengganggu fungsi struktur utama pada batang dan daun tanaman. 
Gejala ini sangat sulit untuk didiagnosa karena adanya faktor penyebab lain 
penumpukan antosianin seperti suhu dingin, penyakit lain, kekeringan dan 
bahkan pematangan usia beberapa tanaman dapat menjadi alternatif penyebab 
 Kultivar tanaman tertentu mungkin 
juga menunjukkan warna ungu ini. Sedangkan nekrosis umumnya terjadi pada 
tahap defisiensi lanjutan pada bagian-bagian tanaman yang dapat 
menyebabkan tanaman yang terkena defisiensi pertama kali menjadi coklat 
dan mati
 Identifikasi Kayu Pada Tumbuhan Potensial 
Kayu dinyatakan memiliki nilai ekonomi yang signifikan secara universal. 
Berbagai macam produk olahan terbuat dari kayu yang mempertimbangkan 
kualitas serat dan ekstrak kayu dari tumbuhan potensial. Perkembangan dan 
komposisi kayu secara anatomi ditunjukkan oleh siklus tahunan yang 
merupakan akumulasi pertumbuhan xylem selama beberapa tahun dengan 
variasi arsitektur dan komposisinya sesuai karakter tumbuhan potensialnya 
. Kayu dan xylem secara anatomi berfungsi untuk memberikan 
dukungan pada tanaman sebagai saluran pengangkutan air dari tanah melalui 
akar ke daun. Kayu memiliki sifat beragam mulai dari kekuatan atau 
kekerasannya, warna, serat, dan manfaatnya sehingga menjadikan kayu 
sebagai bahan tumbuhan yang serbaguna untuk semua jenis kebutuhan 
manusia. Identifikasi kayu dalam kajian anatomi dapat menunjukkan asal 
tumbuhan kayu secara geografis. Berbagai tumbuhan kayu telah teridentifikasi 
secara anatomi dan juga telah tersusun dalam taksonomi tumbuhan. Kayu 
merupakan produk pertumbuhan sekunder tumbuhan yang teridentifikasi 
dalam bentuk cincin tahun pertumbuhan (lingkaran tahun). Tumbuhan sebagai 
penghasil kayu memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasar  kondisi 
iklim dan geografisnya. Kayu bahkan menjadi tumbuhan unggulan pada 
masing-masing negara dan menjadi komoditas ekspor andalan 
Pemanfaatan kayu mulai dari olahan individu, industri rumahan hingga 
industri besar. 
Pemanfaatan kayu di antaranya untuk pembuatan furnitur, sebagai bahan 
bakar, pembangkit listrik, bahkan sebagai suplemen makanan. Sebagai contoh 
beberapa karakter kayu berdasar  letak geografisnya seperti India yang 
merupakan eksportir berbagai kayu mentah dari jenis kayu yang lebih gelap 
seperti jati (Tectona grandis), meranti (Shorea sp.), dan Mahoni (Toona sp.). 
Indonesia juga memiliki karakter tumbuhan kayu yang sama seperti India 
sebagai hasil hutan tropis dan juga penghasil berbagai tumbuhan kayu 
potensial lainnya. Dalam geografis yang berbeda, Kanada, Amerika Serikat 
dan beberapa negara Amerika Latin merupakan penghasil pinus dan cemara. 
. Brasil juga merupakan pengekspor terbesar kayu mentah dunia 
yang sebagian besar berasal dari hutan di wilayah Amazon dari jenis pinus dan 
eukaliptus. Hasil olahan produk kayu yang diperdagangkan di antaranya 
adalah berupa kayu balok, bubur kayu (pulp) yang dihasilkan dari pemisahan 
bahan berserat dalam kayu, serpihan kayu, serbuk kayu, kayu lapis, berbagai 
jenis kertas, bahan campuran tekstil, lantai, dan furniture. Semua produk
olahan dari kayu tersebut dievaluasi berdasar  anatomi serat kayu yang 
menunjukkan kekerasan dan kelenturan serta nilai estetikanya sehingga dapat 
dipilah kemanfaatan sesuai peruntukannya yang pada akhirnya lebih 
meningkatkan nilai ekonomisnya 
Identifikasi arkeologi tumbuhan 
Kolaborasi ilmu anatomi dengan ilmu dendrokronologi yang mempelajari 
pertumbuhan sekunder kelompok tumbuhan gymnospermae dan tumbuhan 
dikotil berdasar  lingkaran tahunan pohon untuk mengungkap lama 
peristiwa perubahan iklim dan lingkungan masa lalu dari tahun ke tahun pada 
fosil tumbuhan. Identifikasi anatomi kayu berdasar  penampang melintang 
dari visualisasi xylem yang menunjukkan pola atau karakter pertumbuhan 
sekunder tumbuhan untuk melacak kondisi fosil tumbuhan selama masa 
kehidupannya. Dengan ilmu dendrokronologi dapat ditetapkan verifikasi 
tanggal pada bangunan, alat musik, dan karya seni serta beberapa benda 
arkeologi untuk memperkirakan keaslian karya tersebut  
Dendrokronologi pertama kali digunakan pada awal abad kedua puluh oleh A. 
E. Douglass yang dikembangkan dalam sebuah proses yang disebut 
penanggalan arkeologi yaitu cara yang tepat dalam menggunakan informasi 
untuk menentukan kondisi arkeologi selama periode waktu yang lama. Cincin 
pertumbuhan pohon juga dapat digunakan dalam hubungannya dengan 
penanggalan radiokarbon (14C). Karena sebagian besar pohon hanya hidup 
selama 100–200 tahun, sehingga untuk rentang waktu informasi yang lebih 
lama suatu fosil dapat diperoleh dengan mencocokkan visualisasi cincin 
tumbuhan dari pohon yang hidup dengan sampel spesimen fosil/ arkeologi
yang diawetkan dan dijaga dari kerusakan agar dapat diperiksa bagian-bagian 
anatomi untuk menunjukkan karakteristik pola pertumbuhan cincin xylem. 
Dengan demikian pemeriksaan akan memperoleh kecocokan informasi usia 
atau masa kehidupan suatu fosil tumbuhan  Identifikasi Bukti Forensik 
Ketika tanaman atau tumbuhan disita dan diperiksa untuk membuktikan 
perdagangan ilegal, petugas penegak hukum dapat menggunakan teknik 
anatomi tradisional, morfologi, dan/atau fluoresen (pewarnaan) untuk 
mengidentifikasi sampel kayu. Kemudian dapat dianalisis suatu hubungan 
kekerabatan tumbuhan berdasar  taksonominya. Dengan demikian secara 
forensik dapat teridentifikasi tumbuhan yang dilarang untuk diperdagangkan
karena tergolong langka dan terancam punah. Atau bahkan untuk identifikasi 
tanaman yang digunakan untuk kejahatan. Pekerjaan forensik berkaitan 
dengan tumbuhan secara makroskopis sering melibatkan identifikasi serpihan 
kayu dan potongan-potongan kecil bahan tanaman selain kayu (daun atau 
ranting). Metode mikroskopis memungkinkan untuk identifikasi racun atau zat 
lain yang dihasilkan oleh bagian-bagian tumbuhan dalam berbagai macam 
partikel tanaman yang berhubungan dengan peristiwa kriminalitas di tempat 
kejadian perkara (TKP). Fragmen tanaman yang ditemukan dan berhasil 
didentifikasi pada tersangka dapat memberikan petunjuk adanya hubungan 
bukti yang kuat dengan bantuan slide mikroskop laboratorium forensik dalam 
menerangkan duduk perkara di TKP.
Dalam sebuah kasus, penyidik menemukan lokasi bahan tanaman pada 
tersangka atau korban, dan kemudian membuat berita acara untuk menetapkan 
asal tanaman itu. Pada tingkat makroskopis memungkinkan hasil identifikasi 
yang cukup jelas. Namun apabila yang ditemukan hanya ranting atau rumpun 
daun atau serpihan kayu yang ditemukan di telapak tangan korban akan 
menyulitkan penyidikan dalam menyimpulkan jenis tumbuhan. Pada tingkat 
kesulitan lain adalah kemungkinan bukti tumbuhan pada tingkat mikroskopis, 
seperti butiran serbuk sari bunga yang indah dan menarik untuk dicium dan 
diduga mengandung racun dan dapat membunuh manusia karena terhirup. 
Dengan demikian menarik untuk penyelidikan lebih lanjut dengan 
memperlakukan barang bukti dari potongan tumbuhan agar terjaga keutuhan 
dan keamanannya sehingga dapat dilakukan ekstraksi lebih lanjut di 
laboratorium untuk mengidentifikasi secara jelas bahan tumbuhan yang diduga 
sebagai barang bukti kejahatan.
Jadi, pedoman anatomi harus dikembangkan menentukan lebih detail 
kandungan kimia setiap struktur tumbuhan untuk memberikan dukungan 
kepastian forensik bahwa suatu bahan tanaman aman atau tidak untuk 
manusia. Salah satu metode yang dikembangkan adalah analisis langsung 
dengan metode Real Time Time-of-Flight Mass Spectrometry (DART￾TOFMS) yang secara cepat dengan meneliti sampel massa ion untuk 
mengidentifikasi sampel kayu tumbuhan yang tidak diketahui spesiesnya. 
Spesimen yang tidak diketahui dapat diidentifikasi ke suatu kelompok spesies 
dengan membandingkan tanda kandungan kimia tertentu dari ion sampel 
dengan referensi keluaran DART-TOFMS. Banyak persamaan produk kayu 
dari pohon yang dilindungi dan yang tidak dilindungi karena kemiripan 
penampilannya. Sebagai contoh, Lancaster dan Espinoza pada tahun 2012 
telah menguji kandungan kimiawi tumbuhan dengan teknik DART-TOFMS
untuk mengetahui perbedaan tanda kimianya sehingga teridentifikasi 13 jenis
pohon yang sebelumnya tidak diketahui kekerabatannya 
Dengan metode DART-TOFMS, analisis perbedaan masa jenis menggunakan 
teknik analisis diskriminan linier dapat ditemukan kandungan kimia dalam 
akumulasi biosintesis secara tepat pada bagian-bagian tumbuhan. Komposisi 
biosistesis yang telah ditemukan pada tumbuhan dikelompokkan berdasar  
taksonominya sehingga dapat menjadi pedoman karektiristik kandungan 
kimiawi untuk menjadi pembanding dengan temuan barang bukti tumbuhan. 
Dengan demikian, DART-TOFMS dapat menjadi cara untuk mengidentifikasi 
tanaman yang dilindungi dengan cepat untuk memecahkan masalah dalam 
botani forensik atau untuk kepentingan forensik lainnya dan masih 
memungkinkan untuk terus dikembangkan dengan metode lainnya  .
Pengembangan tanaman dengan kultur meristem 
Meristem merupakan merupakan jaringan embrionik atau jaringan 
pertumbuhan yang tersusun atas sel-sel hidup yang memiliki kemampuan 
membelah diri secara aktif sebagai penanda pertumbuhan suatu tanaman. 
berdasar  anatomi, meristem memiliki 3 lokasi potensial yang telah 
disepakati meliputi: 1) meristem apeks yang berlokasi di ujung batang dan 
akar; 2) meristem lateral yang berpotensi pada pertumbuhan organ secara lebar 
yang disebut lateral; 3) meristem interkalar yang berada di antara jaringan yang 
sudah berdiferensiasi. Pemahaman terhadap sifat-sifat khusus sebagai karakter 
sel-sel meristematik dan lokasinya di dalam tanaman sangat potensial untuk 
dapat dikembangan dengan teknik hortikultura. Hal ini sangat penting bagi 
siapa saja yang ingin memuliakan tanaman dengan meningkatkan kuantitasnya 
khususnya secara vegetatif yang di antaranya dengan cangkok, stek dan kultur  jaringan 
Kegunaan praktis utama dari meristem apikal, khususnya pada meristem 
pucuk, adalah dengan kultur meristem untuk memproduksi tanaman secara 
vegetatif. Sel-sel meristem apikal merupakan parenkim yang tidak 
terdiferensiasi, dan selalu berada dalam kondisi ideal untuk pertumbuhan 
melalui pembelahan sel secara aktif. Diperlukan kehati-hatian dalam perlakuan 
setelah memisahkan meristem apikal dari tumbuhan. Karena setelah 
pemisahan, tumbuhan rentan kering sehingga harus segera dipindahkan ke 
media nutrisi. Semua tahap teknik ini harus aseptik atau steril sehingga tidak
terjadi interaksi dengan patogen. Keberhasilan penumbuhan apeks meristem
yang memanfaatkan pucuk atau akar, awalnya akan membentuk massa 

jaringan seperti kalus, kemudian nampak terbentuk tunas dan akar embrionik 

kecil pada media pertumbuhan yang telah diformulasikan dengan benar pada 

budidaya atau massa jaringan , Secara vegetatif, kultur meristem 

memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan  metode kultur kalus yang prosesnya 

penumbuhannya lebih lama . 

Meristem interkalar juga digunakan untuk perbanyakan tanaman dalam 

metode hortikultura. Salah satu fungsinya adalah menumbuhkan tanaman 

melalui batang yang tumbang sehingga dapat tumbuh kembali tegak sebagai 

tanaman baru. Hal ini meristem interkalar mampu menghasilkan akar adventif 

pada batang, misalnya pada budidaya tanaman Anyelir dan Triticum. 

Meristem lateral secara umum diaplikasikan untuk penumbuhan vegetatif yang 

memanfaatkan batang tanaman sebagai bahan utama pada metode cangkok 

dan stek. Dengan demikian dapat diturunkan sifat tanaman sejenis atau 

memodifikasi sifat tanaman dari jenis yang berbeda sehingga terbentuk varians

baru ,
Anatomi tumbuhan sebagai bagian ilmu pengetahuan tumbuhan terus 

mengalami kemajuan dengan prinsip dasar mengkaji persamaan dan 

perbedaan karakteristik morfologi dan fisiologi struktur tumbuhan berdasar  

identifikasi sel dan histologi jaringan beserta mekanismenya. Anatomi secara 

luas bermanfaat dalam segala aspek kehidupan. Pengembangan anatomi 

memiliki urgensi bagi para ahli pemulia tanaman, ahli pertanian, ahli ekologi, 

dan ahli konservasi yang membutuhkan akurasi identitas dan nama tumbuhan 

untuk kepentingannya. Aplikasi anatomi secara umum memiliki banyak 

manfaat dan kepentingan, di antaranya adalah: 1) untuk mengidentifikasikan 

taksonomi tumbuhan; 2) untuk identifikasi aktivitas jaringan, pertumbuhan dan 

patogenitas tumbuhan; 3) untuk diagnosis kandungan nutrisi dan zat

berbahaya; 4) untuk identifikasi karakteristik kayu pada tumbuhan potensial; 

5) identifikasi arkeologi tumbuhan; 6) identifikasi forensik; dan 7) untuk 

pengembangan tanaman dengan kultur meristem. Namun tidak menutup 

kemungkinan dapat terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban dan 

kebutuhan manusia.

anatomi tanaman 2


berdasar  pemahaman tersebut, selain akar pada batang dan daun, 
akar merupakan bagian utama tumbuhan yang tumbuh menuju inti 
Cormus Bumi. Xilem tumbuh di tengah akar yang disebut steles. 
Pada akar dikotil, xilem biasanya tumbuh membentuk sel silang di 
sepanjang akar. Di akar monokotil, stele tersusun dari empulur. 
Xilem tumbuh dalam pola melingkar ringan di dalam inti prasasti. 
Xilem tumbuh pada lapisan empulur luar di luar sel xilem s
2. Xilem pada batang, batang merupakan salah satu organ dasar 
tumbuhan berpembuluh. Batang adalah poros tanaman tempat semua 
organ lain tumbuh. Di dalam batang, xilem berjalan di sepanjang 
batang dan ada sebagai jaringan pembuluh. Pada dikotil, setiap 
wadah jaringan yang terdapat pada batang disusun membentuk cincin 
di sekeliling batang, biasanya xilem terdapat di dalam batang. Pada 
monokotil, jaringan pembuluh tersebut secara acak dan tidak 
membentuk cincin di sekitar batang s
3. Xilem pada daun, daun merupakan bagian tumbuhan yang 
mengandung klorofil paling banyak, sehingga fotosintesis pada daun 
paling kuat. Proses fotosistesis yang terjadi pada daun membutuhkan 
banyak air, yang harus diangkut melalui xilem. Setelah fotosistesis 
selesai, sejumlah besar makanan akan diproduksi, dan floem harus 
mendistribusikan makanan tersebut ke seluruh bagian tanaman.
Jaringan pengangkut ini memasuki bilah melalui tangkai daun. 
Kemudian 
 Fungsi Floem 
Jaringan floem terdiri dari sel-sel yang panjang dan berdinding tebal. Sel-sel 
yang menyusun jaringan floem adalah sel-sel hidup. Jaringan floem berfungsi 
mengangkut produk fotosintesis dari daun ke seluruh tanaman ke akar. Arah 
aliran pada jaringan floem terjadi dalam dua arah, dari seluruh badan daun ke 
dua arah dari badan menuju daun. Floem dapat dengan bebas mengangkut 
makanan ke atas ke bawah di seluruh tanaman, dari satu bagian ke bagian lain. 
1. Floem pada akar, akar adalah bagian tumbuhan di dalam tanah, 
tempat air dan mineral masuk ke seluruh bagian tumbuhan dari tanah. 
Akar juga memiliki fungsi menempel dan menopang tubuh agar 
kokoh. Floem tumbuh di tengah akar yang disebut steles. Di dalam 
akar dikotil, floem biasanya tumbuh di antara ruang-ruang yang 
tercipta dari hibridisasi xilem. Di akar monokotil, bintang tersusun 
dari empulur. Floem dan xilem tumbuh di inti prasasti dengan pola 
melingkar ringan. Floem dan xilem tumbuh di lapisan luar empulur, 
dan sel floem berada di luar sel xilem
2. Floem pada batang, batang merupakan bagian utama tumbuhan yang 
tumbuh di atas tanah dan menopang bagian tumbuhan lainnya, seperti 
daun, bunga, dan buah. Struktur batang lebih rumit dari akar tanaman 
karena memiliki ruas dan ruas. Di dalam batang, floem ditemukan di 
sepanjang batang dan berupa jaringan pembuluh. Pada dikotil, setiap 
wadah jaringan yang terdapat pada batang disusun membentuk cincin 
di sekeliling batang. Biasanya floem terletak di bagian luar batang. 
Pada monokotil, jaringan pembuluh tersebar secara acak dan tidak 
membentuk cincin di sekitar batang
3. Floem pada daun, daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang 
tumbuh di dahan. Biasanya daunnya berwarna hijau karena 
mengandung klorofil. Klorofil atau zat daun hijau adalah sejenis 
pigmen dan salah satu unsur utama fotosintesis. Proses fotosistesis 
yang terjadi pada daun membutuhkan banyak air, yang harus 
diangkut melalui xilem. Setelah fotosintesis selesai, sejumlah besar
makanan akan diproduksi, dan floem harus mendistribusikan 
makanan tersebut ke seluruh bagian tanaman. Oleh karena itu pada 
daun harus terdapat jaringan transpor xilem dan floem. Kedua 
jaringan transportasi ini memasuki bila melalui tangki daun. 
Kemudian jaringan pembuluh akan bercabang di daun, dengan tujuan 
mendistribusikan air secara merata dan memudahkan untuk 
mengumpulkan makanan yang dihasilkan dari proses fotosistesis. 
Floem juga memberikan dukungan struktural untuk daun
Tipe-tipe Jaringan Pengangkut 
berdasar  letak xilem dan floemnya, jaringan pengangkut dibagi menjadi 
tiga tipe, yaitu tipe kolateral, konsentris, dan tipe radial Tipe Kolateral 
Jaringan pengangkut yang letak xilem dan floemnya berdampingan. Floem
berada di bagian luar dari xilem. Ada tiga jenis tipe kolateral adalah terbuka, 
tertutup, dan bikolateral
1. Tipe terbuka adalah tipe kambiumnya terletak di antara xilem dan 
floem, contohnya tumbuhan berbiji terbuka (Gimnosperma) dan 
tumbuhan dikotil
2. Tipe tertutup adalah tipe tidak memiliki kambium di antara xilem dan 
floemnya, contohnya tumbuhan monokotil
3. Tipe bikolateral adalah yang memiliki floem luar, floem dalam, 
xilem, kambium luar, dan kambium dalam. Urutan posisi dari luar ke 
dalam adalah floem luar-kambium luar-xilem-kambium dalam floem 
dalam, contohnya tumbuhan dari famili Solanaceae (Terong￾terongan)
 Tipe Konsentris 
Letak xilemnya dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Ada dua jenis tipe 
konsentris adalah amfivasal dan amfikribal
1. Konsentris Amfivasal adalah tipe .konsentris dengan floem berada di 
tengah dan xilem mengelilingi floem, contohnya pada rhizoma dari 
Acorus sp 
2. Konsentris Amfikribal adalah tipe konsentris dengan xilem berada di 
tengah dan floem mengelilingi xilem, contoh pada tumbuhan paku￾pakuan
 Tipe Radial 
Tipe ini menurut jari-jari lingkaran adalah tipe jaringan pengangkut yang 
terletak di xilem dan floemnya yang bergantian, contohnya pada akar 
monokotil dan akar primer dikotil
Tumbuhan merupakan makhluk multiseluler yang terdiri dari banyak sel. 
Kumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama disebut jaringan. 
Pada tumbuhan, jaringan meliputi jaringan meristem, jaringan pelindung, 
jaringan dasar, jaringan penguat/penyokong dan jaringan pengangkut. Jaringan 
meristem dan jaringan pengangkut telah dibahas di Bab lain dalam buku ini. 
Namun, jaringan pelindung, jaringan dasar dan jaringan penguat akan dibahas 
di Bab ini.
Jaringan pelindung umumnya kita kenal sebagai epidermis. Jaringan ini 
terletak paling luar dari bagian tumbuhan sehingga berperan untuk melindungi 
tumbuhan. Baik akar, batang dan daun memiliki struktur epidermis yang 
spesifik menyesuaikan fungsi dari masing-masing organ tersebut. Jaringan 
yang mengisi di bawah jaringan pelindung umumnya adalah jaringan dasar. 
Jaringan dasar merupakan jaringan yang dimiliki oleh semua tumbuhan. Letak 
jaringan dasar hampir berada pada seluruh organ tumbuhan yaitu batang, daun 
dan akar. Struktur umum jaringan dasar adalah parenkim, namun pada 
beberapa tumbuhan parenkim mengalami modifikasi dan spesialisasi. Selain
jaringan pelindung dan jaringan dasar, jaringan lain yang akan dibahas di Bab 
ini adalah jaringan penguat. Jaringan penguat juga dikenal sebagai jaringan 
penyokong yang berperan untuk menyokong tumbuhan. Jaringan penguat atau 
penyokong tersebut di antaranya ialah jaringan kolenkim dan sklerenkima. 
Jaringan ini umumnya terletak pada batang tumbuhan.
 Jaringan Pelindung 
Mayoritas tumbuhan hidup pada lingkungan dengan faktor-faktor yang dapat 
mengganggu bahkan merusak pertumbuhannya. Ada lingkungan dengan 
paparan radiasi cahaya matahari tinggi yang dapat meningkatkan evaporasi 
pada tumbuhan. Sebagian di antaranya terpapar substansi senyawa-senyawa 
toksik yang dapat merusak. Adanya serangan baik serangga maupun patogen 
juga merupakan ancaman bagi tumbuhan. Termasuk di antaranya adalah 
kerusakan akibat angin. Oleh karena itu, tumbuhan memerlukan jaringan yang 
dapat melindunginya dari faktor lingkungan yang dapat mengganggu bahkan 
merusak pertumbuhannya. Jaringan tersebut adalah jaringan pelindung.
Jaringan pelindung memiliki struktur kompleks yang dikenal dengan sistem 
jaringan dermal. Sistem jaringan dermal merupakan jaringan yang berasal dari 
protoderm atau kambium gabus yang menutupi permukaan tumbuhan 
 Jaringan dermal terdiri dari beberapa lapis sel, termasuk di 
dalamnya adalah epidermis. 
Jenis sel penyusun epidermis di antaranya ialah:
1. Sel epidermis biasa yaitu sel yang tidak terspesialisasi pada 
epidermis. Sel ini dapat mengeluarkan kutikula. Kutikula pada 
epidermis daun berbentuk seperti lapisan lilin yang berperan untuk 
mencegah penguapan air berlebihan pada daun 
2. Sel penjaga yaitu sel yang mengelilingi dan mengontrol ukuran 
rongga stomata. Sel ini sekaligus mengontrol pertukaran gas dan 
kehilangan air, Stomata mayoritas terletak pada daun. 
Batang juga memiliki stomata, namun dalam jumlah yang sedikit 

3. Trikoma yaitu sel yang menonjol dari permukaan epidermis (Gambar 
7.1). Trikoma terdiri dari satu atau beberapa sel. Trikoma berperan
untuk mengurangi transpirasi serta mencegah predasi serangga 
Trikoma ada beberapa jenis  yaitu:
• Trikoma uniseluler yaitu trikoma yang terdiri dari satu sel.
• Trikoma multiseluler yaitu trikoma yang terdiri dari beberapa sel.
• Kelenjar trikoma (sekretori) yaitu trikoma yang mensekresikan 
zat tertentu.

• Sel dan struktur epidermis khusus, yaitu:
1. Multiple epidermis yaitu suatu epidermis yang lebih dari satu sel 
lapisan tebal (Gambar 7.2).Multiple epidermis berkembang dari 
protoderm selama proses sitokinesis. Lapisan sel ini beradaptasi 
sebagai tempat penyimpanan air 
2. Multistratose epidermis yaitu sebuah multiple epidermis dalam di 
mana semua lapisan berasal dari protoderm 
3. Velamen yaitu epidermis multistratosa yang terdapat pada akar udara. 
Velamen umumnya ditemukan pada tanaman epifit, salah satunya 
anggrek (Gambar 7.2). Sel pada velamen mengalami spesialisasi 
sehingga membentuk pita yang menebal dan mampu menyimpan air 
yang diabsorbsi dari atmosfer yang lembab, embun maupun hujan
Gambar 7.2: Multiple Epidermis pada Irisan Daun Begonia sp. (kiri) dan 
Multiple Epidermis pada Akar Udara pada Anggrek yang disebut Velamen 
(kanan) 
4. Hipodermis yaitu suatu lapisan di bawah lapisan epidermis yang 
berasal dari jaringan dasar meristem namun, strukturnya berbeda 
dibandingkan dengan jaringan dasar lain di sekitarnya. Hipodermis 
yang memiliki pita kaspari dapat disebut sebagai endodermis 

5. Litosist (sel batuan) yaitu sel yang mengandung butiran kalsium 
karbonat yang disebut sistolit 
6. Sel silika merupakan sel yang mengandung silika dan umumnya 
terdapat pada sel epidermis tanaman rumput
7. Nectary yaitu struktur sekresi khusus yang dapat mensekresikan gula 
dan umumnya bercampur dengan substansi lain 
8. Hidatoda yaitu pori khusus pada epidermis yang dapat mensekresikan 
air. Ketika laju transpirasi rendah dan tekanan air pada pembuluh 
xilem meningkat, maka kelebihan air akan dikeluarkan melalui pori 
ini 
Gambar 7.3: Kelenjar yang Mensekresikan Enzim Pencernaan pada Dionaea 
muscipula (Venus Fly Trap) (kiri) dan Kelenjar pada Epidermis Batang 
Limonium
Epidermis pada akar umumnya disebut rhizodermis. Epidermis yang terdapat 
pada akar umumnya tidak memiliki lapisan kutikula. Hanya beberapa taksa 
saja yang pernah diamati memiliki lapisan kutikula yang tipis. Stomata juga 
umumnya tidak ditemukan pada epidermis akar. Rambut akar yang terdapat 
pada epidermis akar berbeda dengan struktur trikoma. Rambut akar hanya 
terdiri dari satu sel yang mengalami spesialisasi yang disebut trikoblas. 
Sedangkan trikoma terdiri dari satu atau beberapa sel  Jaringan Dasar 
 Parenkim 
Sistem jaringan dasar pada tumbuhan merupakan jaringan yang berasal dari 
meristem dasar. Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan dasar adalah 
parenkim. Parenkim merupakan jaringan yang tersusun atas sel yang berisi 
protoplas hidup (Gambar 7.4). Bentuk sel parenkim polihedral serta berdinding 
tipis. Jaringan parenkim memiliki peranan penting dalam mekanisme fisiologis 
tumbuhan yaitu, fotosintesis, asimilasi, respirasi, penyimpanan, sekresi dan 
eksresi. Parenkim yang berada pada berkas jaringan pengangkut berperan 
dalam transportasi air dan nutrisi pada tumbuhan
Parenkim memiliki struktur morfologi dan fisiologi yang spesifik sesuai 
dengan fungsinya, baik sebagai tempat fotosintesis, penyimpanan substansi 
khusus maupun pengendapan bahan yang berlebihan di dalam tubuh 
tumbuhan. Bentuk jaringan parenkim juga bervariasi, bahkan ada yang 
berbentuk bintang (Gambar 7.5). berdasar  struktur morfologi dan 
fisiologisnya, jaringan parenkim mengalami spesifikasi di antaranya ialah
1. Klorenkim yaitu jaringan yang mengandung kloroplas dan berfungsi 
untuk fotosintesis. Bagian mesofil daun merupakan jaringan 
klorenkim yang terspesialisasi menjadi jaringan palisade dan spons 

2. Aerenkim yaitu jaringan yang berisi ruang udara intraseluler yang 
besar dan berfungsi dalam pertukaran gas
3. Endodermis yaitu jaringan yang mengatur pengangkutan bahan 
mineral ke dalam sebagian besar jaringan pembuluh akar serta bagian 
daun dan batang. Endodermis ditandai dengan adanya pita kaspari 

4. Parenkim penyimpanan yaitu ditandai dengan adanya akumulasi 
produk di dalam sel seperti pati, protein, minyak, hemiselulosa atau 
air. Salah satu contoh adalah jaringan parenkim yang berperan 
sebagai tempat penyimpanan dapat diamati pada Gambar 7.7.
Parenkim merupakan jaringan yang kompleks secara fisiologi karena setiap 
selnya berisi protoplas yang hidup. Walaupun jaringan parenkim merupakan 
jaringan dewasa, namun parenkim dapat melanjutkan aktivitas meristematik. 
Oleh karena itu parenkim memiliki peranan penting dalam penyembuhan luka, 
regenerasi serta pembentukan akar dan tunas, dan penyatuan pencangkokan 
pada tumbuhan. Setiap sel tunggal pada jaringan parenkim memiliki gen yang
sama seperti pada sel zigot. Hal ini menyebabkan sel pada jaringan parenkim 
memiliki kemampuan untuk membentuk sel embrio dan jika kondisi 
lingkungan mendukung maka embrio tersebut dapat menjadi tumbuhan yang 
lengkap. Sel yang memiliki kemampuan tersebut dikenal dengan istilah 
totipoten 
Jaringan Penguat 
 Kolenkim 
Kolenkim merupakan jaringan yang terdiri dari sel hidup yang umumnya 
memanjang secara aksial . Sel-sel yang terdapat pada jaringan 
kolenkim memiliki kemiripan dengan sel-sel yang terdapat pada jaringan 
parenkim, baik secara morfologi maupun fisiologi. Baik sel pada jaringan 
kolenkim maupun parenkim memiliki protoplas lengkap yang mampu 
melanjutkan aktivitas meristematik. Sel pada kedua jaringan tersebut 
mengandung kloroplas dan umumnya terletak bersebelahan. Perbedaan sel 
pada kedua jaringan tersebut terletak pada dinding sel pada jaringan kolenkim 
yang lebih tebal dan panjang. Karena memiliki banyak kesamaan, kolenkim 
dianggap sebagai parenkim berdinding tebal yang terspesialisasi sebagai 
jaringan penguat
Proses lignifikasi jarang terjadi pada sel-sel jaringan kolenkim. Dinding sel 
pada jaringan kolenkim mengandung pektin dan kandungan air yang tinggi. 
Hal ini menyebabkan kolenkim tampak berkilauan. Jaringan kolenkim
umumnya terdapat tepat di bagian bawah epidermis dan tidak terdapat di akar
(Gambar 7.8). Peranan jaringan kolenkim yaitu untuk menguatkan jaringan 
muda, khususnya pada pertumbuhan batang herba 
Jaringan kolenkim berdasar  struktur penebalan dinding selnya dapat 
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kolenkim Sudut (Angular), yaitu kolenkim dengan penebalan 
dinding sel paling banyak terdapat pada sudut sel (Gambar 7.9

2. Kolenkim lacunar, yaitu di antara sel kolenkim terdapat ruang antar 
sel di mana penebalan dinding sel paling menonjol berada pada sudut 
yang berdekatan dengan ruang antar sel (Gambar 7.9). Contoh 
kolenkim sudut dapat diamati pada batang tumbuhan Asteraceae dan 
Malvaceae 
3. Kolenkim Tangensial (Pelat), dapat dikenali dengan adanya 
penebalan tangensial pada dua sisi sel yang berlawanan, yaitu bagian 
dalam dan luar dinding sel (Gambar 7.9). Jenis kolenkim ini juga 
dikenal dengan istilah lamellar collenchyma.Contoh kolenkim 
tangensial dapat diamati pada batang muda tumbuhan Sambucus 
nigra 
4. Kolenkim Annular, yaitu kolenkim yang mengalami penebalan secara 
seragam. Contoh kolenkim ini terdapat pada batang Labiatae dan 
Umbelliferae serta pada tangkai daun Araliaceae dan Magnoliaceae 
 Sklerenkim 
Sklerenkim berasal dari bahasa Yunani yaitu skleros yang artinya keras dan 
enchyma yang artinya infus. Fungsi utama sklerenkim adalah sebagai struktur 
mekanis yang berperan sebagai penyangga  Sklerenkim
merupakan jaringan yang tersusun atas sel yang tebal, di mana dinding sel 
sekundernya terjadi lignifikasi (Gambar 7.10). Jenis sklerenkim berdasar  
bentuk selnya dibagi menjadi dua kategori yaitu serat dan sklereid
Serat sklerenkim umumnya panjang dengan sel berbentuk spindel. Dinding sel 
lebih kuat dibandingkan dengan dinding pada sel kolenkim dan berfungsi 
sebagai struktur pendukung pada bagian tumbuhan yang dewasa. Serat dibagi 
menjadi dua kelompok besar, yaitu xylary dan ekstraxylary. Xylary merupakan 
serat yang terletak pada berkas pembuluh xylem. Sedangkan ekstraxylary
merupakan serat yang terletak di luar pembuluh xylem. Contoh serat 
ekstraxylary yaitu serat floem primer, serat floem sekunder, serat kortikal yang 
berasal dari korteks serta serat perivaskular yang terletak di tepi silinder 
vaskular yang disebut serat perisiklik (Evert, 2006).
Sklereid yaitu sel yang umumnya pendek dengan dinding sel sekunder yang 
tebal dan terlignifikasi dengan kuat serta dilengkapi dengan banyak lubang 
sederhana  Sklereid terdapat pada batang, daun, buah dan 
pelindung pada biji  Sklereid diklasifikasikan menjadi 
beberapa tipe berdasar  bentuk dan ukurannya  yaitu:
1. Brakisklereid yaitu sel batu dengan panjang dan lebar yang hampir 
sama. Sel ini banyak terdapat pada korteks, floem dan dinding 
pelindung buah.
2. Astrosklereid yaitu sklereid berbentuk bintang.
3. Trikosklereid yaitu sklereid berdinding tipis menyerupai rambut 
dengan cabang-cabang yang menjorok ke dalam ruang antar sel. 
4. Makrosklereid yaitu sel sklereid yang berbentuk kolom memanjang 
(Gambar 7.11).
5. Osteosklereid yaitu sel sklereid berbentuk tulang, dengan bagian 
tengah memanjang membentuk kolom dengan bagian ujung yang 
membesar (Gambar 7.11).
Gambar 7.11: Makrosklereid dan Osteosklereid 
berdasar  pola distribusinya pada tumbuhan, sklereid dibagi menjadi empat 
tipe , yaitu:
1. Diffuse Sclereid yaitu sklereid yang terdispersi pada bagian mesofil 
daun.
2. Terminal Sclereid yaitu sklereid yang terdapat pada ujung saluran 
vena kecil.
3. Mixed Pattern yaitu perpaduan pola diffuse sclereid dan terminal 
sclereid.
4. Epidermal Sclereid
Jaringan sekretori adalah jaringan tumbuhan yang terdiri atas satu sel atau 
lebih yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa-senyawa (sekret) 
dari dalam tubuh tumbuhan seperti air, mineral, lender, getah, minyak, dan 
lemak. Jaringan sekretori terdapat pada semua bagian tubuh tumbuhan dengan 
bentuk, ukuran, dan produk yang bervariasi. Jaringan sekretori sering 
dikelompokkan berdasar  letaknya pada jaringan tumbuhan, berdasar  
letaknya pada jaringan tumbuhan, berdasar  substansi yang dihasilkan 
ataupun berdasar  bentuknya. berdasar  letaknya pada tubuh tumbuhan, 
jaringan sekretori dibedakan menjadi jaringan sekretori internal dan eksternal. 
Jaringan sekretori internal merupakan jaringan yang terdapat di antara berbagai 
jaringan dalam tubuh tumbuhan, contohnya sel sekretori yang berada di 
permukaan tubuh tumbuhan di antara sel epidermis disebut jaringan sekretori 
eksternal, contohnya trikoma glanduler, kelenjar, dan nektar 
Sekretori ditunjukkan pada fenomena kompleks tentang pemisahan substansi 
dari protoplasma atau bagian dari ptotoplasma. Substansi yang disekresikan
mungkin merupakan senyawa yang kelebihan ion yang dikeluarkan dalam 
bentuk garam atau asimilat yang berlebihan yang disekresikan dalam bentuk 
gula atau sebagai substansi dinding sel. Substansi yang disekresikan mungkin 
merupakan produk akhir atau produk antara suatu metabolisme yang tidak 
dapat dipergunakan atau dipergunakan sebagian pada proses fisiologis 
tumbuhan (alkaloid, tannin, resin, terpen, dan berbagai kristal) atau 
mempunyai fungsi fisiologis tertentu setelah dikeluarkan (enzim, hormon dan 
sebagainya).
Istilah ekskresi dan sekresi yang sering dipergunakan oleh para ahli fisiologi 
hewan sering juga diadopsi oleh para ahli botani. Pada hewan, ekskresi 
diartikan sebagai produk dari katabolisme (urin) sedangkan sekresi 
dipergunakan untuk suatu produk yang memiliki fungsi fisiologis tertentu 
(cairan gastrik) sedangkan pada tumbuhan substansi yang disekresikan sering 
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu rekret, sekret, dan ekskret. Suatu 
substansi dikelompokkan ke dalam substansi hasil peristiwa rekretori (rekret) 
apabila substansi tersebut langsung disisihkan dari penyerapan akar tanpa 
melalui proses metabolism. Substansi yang dihasilkan biasanya berupa air dan 
garam mineral. Struktur rekretori penghasil air dan garam mineral contohnya 
adalah hidatoda, kelenjar garam dan kapur. Hidatoda adalah suatu struktur 
yang mengeluarkan air dari mesofil ke permukaan daun. Hidatoda
mengeluarkan air dari ujung trakeid daun. Kelenjar garam dan kapur terdapat 
pada daun tumbuhan Halophyta (tumbuhan yang tahan terhadap keadaan 
garam yang tinggi)  Produk yang 
dikeluarkan dari kelenjar ini adalah Natrium Karbonat, Calcium Carbonat, 
atau Magnesium Carbonat. Suatu substansi dikelompokkan ke dalam 
substansi hasil peristiwa sekretori (secret) apabila substansi yang dihasilkan 
berupa produk asimilasi sebelum masuk ke disimilasi. Jaringan yang termasuk 
dalam jaringan sekretori misalnya rambut kelenjar pada daun tembakau. 
Rambut kelenjar pada jenis tumbuhan tersebut berupa tangkai yang terdiri atas 
satu sel atau lebih dan bagian kepala yang mempunyai tempat untuk 
mengeluarkan secret. Kelenjar madu umumnya terdapat pada bunga. Kelenjar 
ini dapat dijumpai pada bagian lain selain bunga sehingga sering dibedakan 
menjadi kelenjar madu floral dan ekstra floral sedangkan osmofora merupakan 
kelenjar yang mengeluarkan minyak menguap. Substansi ekskretori berupa 
senyawa hasil metabolisme sekunder 
Jaringan ekskretori disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang 
dihasilkan tidak keluar dari sel. Bentuk dan susunannya sangat bervariasi, 
misalnya sel kelenjar, sel ini berasal dari sel parenkim yang mengalami
diferensiasi. Sel jenis ini dapat dijumpai di seluruh bagian tubuh tumbuhan,
contohnya sel kelenjar pada biji kacang tanah (Arachis hypogaea), biji jarak 
(Ricinus communis), sel minyak pada kulit batang kayu manis (Cinnamomun 
zaylanicum) dan risom jahe (Zingiber officinale). Namun pada beberapa 
literatur tidak dibedakan antara rekretori, sekretori, dan ekskretori, semua 
pemisahan substansi dari protoplasma ataupun bagian protoplasma disebut 
dengan istilah sekretori 
 Jenis-jenis Sekretori 
mengelompokkan sekret dalam dua kelompok yaitu substansi 
metabolik dan substansi non metabolik. Substansi ini ditransfer di dalam atau 
keluar tubuh tumbuhan. Suatu substansi dikelompokkan dalam substansi 
metabolik apabila substansi tersebut masih memiliki fungsi lanjutan di dalam 
tubuh tumbuhan, misalnya RNA ditransfer dari into ke ribosom, enzim serta 
senyawa prekursor dari selulosa dan atau lignin ditransfer ke dinding sel yang 
sedang berkembang, hormon ditransfer dari parenkim meristematic ke dalam 
berkas pengangkut dan didistribusikan ke berbagai bagian organ atau 
organisme, dan fotosintesintat di transfer dari parenkim mesofil ke sel-sel 
penyimpanan parenkim lebih interior atau melalui sel pengiring ke dalam 
pembuluh tapis. Meskipun sesuai dengan konsep sekresi seperti yang 
didefinisikan, transfer fotosisntat ke dalam dan ke luar dari floem lebih sering 
disebut sebagai bongkar muat asimilat sedangkan substansi non metabolik 
apabila sudah tidak lagi memiliki fungsi lanjutan di dalam tubuh tumbuhan 
tetapi memiliki fungsi untuk menentukan kelangsungan hidup tumbuhan 
tersebut di llingkungannya. Senyawa-senyawa tersebut misalnya adalah 
minyak esensial termasuk terpen yang menyediakan aroma bunga dan menarik 
penyerbuk, alkaloid yang sangat beracun yang mencegah predasi oleh 
herbivora (ironinya manusia lebih tertarik pada alkaloid tertentu seperti 
nikotin, kafein, kokain, dan lain-lain), atau senyawa glikosida yang menjadi 
aktif apabila ada peristiwa enzimatis, tumbuhan yang melepaskan bau tajam 
seperti di dalam kubis dan Cruciferae lainnya yang mengusir banyak serangga, 
tannin dan resin yang dapat menghambat invasi jamur kayu, kristal kalsium 
oksalat yang membuat tumbuhan tidak enak dimakan ternak, alkohol tertentu 
yang menempel di rambut kelenjar seperti jelatang penyengat yang juga 
menghambat predasi, beberapa pigmen flavonoid di daun mengeblok radiasi
ultraviolet yang menghancurkan asam nukleat dan protein tetapi beberapa 
pakar mengakui bahwa sinar matahari berwarna biru hijau dan merah muda 
digunakan dalam proses fotosintesis dan peristiwa yang lain.
Struktur sel sekresi adalah fenomena umum antara lain:
1. Pembentukan dinding sel dan kutikula, lapisan suberin dan 
perpindahan senyawa tertentu antar sitoplasma sel yang berdekatan 
merupakan proses sekresi. Pada tumbuhan terdapat struktur sekresi 
khusus yang berupa sel atau sekelompok sel.
2. Mensekresikan senyawa-senyawa tertentu.
berdasar  senyawa yang dikeluarkan, jaringan sekretori dibedakan 
menjadi tiga kelompok, yaitu jaringan rekretori apabila senyawa yang 
dikeluarkan dari dalam tubuh tumbuhan belum masuk ke dalam 
proses metabolisme, jaringan eksekretori apabila senyawa yang 
dikeluarkan merupakan produk akhir proses metabolisme dan 
jaringan sekretori apabila senyawa yang dikeluarkan masih 
bermanfaat untuk proses metabolisme 
berdasar  bentuknya, jaringan sekretori dapat dibedakan menjadi rambut 
kelenjar, sel sekretori, ruang sekretori, kelenjar sekretori dan saluran sekretori. 
Rambut kelenjar berbentuk trikoma, menghasilkan getah, berfungsi sebagai 
insectivor, pada Nepenthes sp, menghasilkan enzim proteolitik sehingga dapat 
memecah protein pada serangga. 
Rambut kelenjar juga memiliki berbagai macam bentuk maupun struktur, 
contohnya: 
1. Rambut seperti gelembung yang terdiri atas sel sekretori yang besar 
di ujung dan menyempit di bagian bawah, dapat terdiri atas satu atay 
beberapa sel basal. Rambut ini dapat dijumpai pada Atriplex, 
2. Rambut dengan tangkai uniseriat dengan sel kepala lonjong bersel 
banyak, contohnya hidatoda-trikoma pada daun muda Cicer 
arientinum, 
3. Kelenjar multiseluler yang terdiri atas beberapa sel sekretori dan sel 
pengumpul di pangkal. Kadang dijumpai pula adanya sel tangkai. 
Contoh rambut ini adalah kelenjar kapur pada Plumbago capensis dan kelenjar garam pada Limonium sp 
Sel sekretori bersifat idioblast dan tunggal, memiliki cairan sel yang berbeda 
dengan sel sekelilingnya, misalnya sel minyak pada rimpang jahe(Zingiber sp), 
sedangkan kelenjar sekretori merupakan sekelompok sel berdinding tipis, 
mengelilingi suatu ruangan yang berisi suatu senyawa misalnya kelenjar pada 
daun Citrus sp atau saluran kelenjar pada daun pinus. Kelenjar sekretori 
biasanya digolongkan berdasar  isi selnya, tetapi beberapa kelenjar 
mengandung campuran zat-zat atau mungkin isinya tidak pada suku 
Calycanthchaceae, Lauraceae, Magnoliliaceae, Simarubaceae, dan 
Winteraceae. Sel-sel ini terdapat pada jaringan dasar batang maupun daun. 
Beberapa suku pada tumbuhan Dikotiledonae mengandung resin, yang lain 
mengandung lender, misalnya Catctaceae. Sel-sel yang berlendir sering 
mengandung rafida, misalnya pada Aloe sp. Mirosinase dapat dijumpai pada 
suku Capparidaceae. Saluran sekretori memanjang, rapi, berderet, merupakan 
fusi dari sederet sel, sepanjang saluran dikeluarkan getah terdiri atas satu sel 
tunggal atau beberapa sel berupa buluh majemuk yang membentuk artikulasi, 
bergabung, berbuku-buku atau mengalami anastomase 
Ruang sekretori dan kelenjar sekretori berbeda dengan sel sekretori karena 
ruang dan kelenjar dihasilkan dengan beberapa cara yaitu secara lisigen apabila 
ruangan antara sel yang terjadi karena lisisnya dinding sel, misalnya, Citrus sp, 
Gossipium sp, secara sizogen apabila ruang yang terjadi karena menjauhnya 
sel yang satu dengan sel yang lain, misalnya kelenjar minyak pada embrio 
Eucalipetus sp, secara sizolisigen apabila ruang yang terjadi merupakan 
gabungan tipe lisigen dan sizogen 
 Mekanisme Sekresi 
Dua mekanisme utama sekresi telah dikenalkan oleh Esau (1977). Sekresi 
granulomatosa atau granulokine dipengaruhi oleh fusi golgi atau vesikel 
reticulum endoplasma dengan membrane plasma atau tonoplast 
mengakibatkan transfer zat dalam vesikel ke luar membrane plasma atau ke 
dalam vakuola. Salah satu contoh adalah transfer granulomatosa senyawa 
precursor selulosa pada pembentukan dinding sel. Pada banyak kelenjar,
senyawa yang telah melewati membrane plasma sel terus ke bagian eksterior 
melalui dinding tangensial. Berbagai senyawa tersebut dicegah berdifusi 
kembali ke dalam tumbuhan melalui dinding apoplast oleh kehadiran bagian 
yang mengalami kutinisasi di dinding radial dan melintang menyerupai pita 
caspari pada sel endodermis. Jika senyawa menumpuk di subepidermal atau 
ruang subkutikular biasanya mencapai eksterior melalui pori-pori epidermis
(kadang-kadang merupakan modifikasi dari stomata) atau dengan disintegrasi 
kutikula 
Bagian dari molekul kecil secara langsung dapat melalui membran plasma dan 
dinding sel. Mekanisme ini disebut sekresi ekstrim (eksokrin). Gerakan zat 
dapat bersifat pasif mengikuti gradien konsentrasi atau aktif yang 
memanfaatkan energi dalam prosesnya. Contoh sekresi eksokrin adalah 
transportasi senyawa yang larut dalam air seperti garam dan gula dari simplas 
melalui apoplast dinding sel, kadang langsung ke eksterior seperti pada 
kelenjar garam dan nectar. Dalam kasus tertentu, sel dengan senyawa 
memasuki dinding sel adalah sel transfer. Sel transfer tersebar luas pada 
tumbuhan di daerah dengan aliran zat terlarut yang tinggi seperti antara mesofil 
daun pembuluh tapis pada transfer antar permukaan seperti antara embrio dan 
endosperma pada biji dan dalam struktur sekretori terutama beberapa jenis 
kelenjar. Dinding sekunder sel transfer ditandai dengan adanya pertumbuhan 
yang luas dan kompleks yang sangat meningkatkan luas permukaan dinding. 
Struktur dinding yang seperti sering disebut labirin dinding. Karena membran 
plasma menutupi permukaan dalam dinding, area untuk transfer yaitu sekresi 
melalui bagian itu sangat meningkat, kadang-kadang sebanyak 20 kali 
dibandingkan sel yang tidak ada pertumbuhan dinding. Zat mungkin akan 
dirilis keluar dari trikoma kelenjar atau struktur sekretori lainnya dengan cara 
disintegrasi kelenjar atau jaringan sekretori, atau dihancurkan oleh serangga. 
Rilis senyawa seperti ini disebut sekresi holocrine 
Pembahasan pada bagian ini akan mengikuti pengelompokkan yang dilakukan 
oleh Fahn (1979) yang mengelompokkan struktur sekretori menjadi dua 
kelompok berdasar  jenis secret yang dihasilkan. Kelompok pertama adalah 
struktur yang menghasilkan secret yang belum mengalami modifikasi dan 
sedikit mengalami modifikasi yang dihasilkan langsung atau tidak langsung 
oleh sistem berkas pengangkut sedangkan kelompok kedua membahas struktur 
sekretori yang menghasilkan secret hasil sintesis.
berdasar  tempat penyimpanan materi yang akan disekresikan antara lain:
a. Sekresi intraseluler, materi yang akan disekresikan disimpan di dalam 
sel.
b. Sekresi ekstraseluler, apabila materi disekresikan ke luar sel.
8.4 Jaringan Latisiferus 
Jaringan latisiferus terdiri dari saluran berdinding tebal, sangat memanjang dan 
banyak bercabag yang mengandung jus berwarna susu atau kekuningan yang 
dikenal sebagai lateks. Jaringan latisiferus mengandung banyak inti yang 
tertanam di lapisan tipis protoplasma. Merela didistribusikan secara tidak 
teratur dalam massa sel parenkim. Saluran lateks, di mana lateks ditemukan 
lagi dua jenis yaitu sel lateks atau saluran lateks non artikulasi dan pembuluh 
lateks atau lateks yang mengartikulasi.
8.4.1 Sel Lateks 
Sel lateks juga disebut sebagai saluran lateks non artikulat. Saluran ini adalah 
unit independen yang memanjang sebagai struktur bercabang untuk jarak yang 
jauh dalam tubuh tumbuhan. Mereka berasal dari sebagai struktur kecil, 
memanjang dengan cepat dan dengan percabangan berulang bercabang ke 
segala arah tetapi tidak bergabung Bersama. Dengan demikian tidak terbentuk 
jaringan seperti pada pembuluh lateks .
Pembuluh Lateks 
Pembuluh lateks disebut juga ductus lateks artikulat, ductus atau pembuluh ini 
adalah hasil anastomosis dari banyak sel. Mereka tumbuh kurang lebih sebagai 
saluran paralel yang melalui percabangan dan anastomosis dari banyak sel. 
Mereka tumbuh kurang lebih sebagai saluran paralel yang melalui 
percabangan dan anastomosis sering membentuk jaringan yang kompleks. 
Pembuluh lateks umumnya ditemukan di banyak family Angiospermae 
Papaveraceae, Compositae, Euphorbiaceae, Moraceae, dll. Fungsi ductus 
latisiferus tidak ditemukan dengan jelas. Duktus latisiferus juga dapat 
bertindak sebagai organ penyimpanan makanan atau sebagai jaringan 
translokasi .
Kelenjar Madu (Nectarium) 
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai bunga yang menghasilkan madu dan 
oleh karena karenanya bunga itu lalu mendapat kunjungan berbagai macam 
binatang (serangga, kelelawar, burung) untuk mendapatkan madu. Bunga yang 
dikunjungi binatang itu umumnya bunga yang sudah siap untuk diserbuki, baik 
kepala sari maupun kepala putiknya sudah masak untuk melakukan tugasnya. 
Dalam kunjungannya pada bunga untuk mencari makan, pada binatang tadi 
akan melekat serbuk-serbuk sari, yang pada kunjungannya pada bunga lain 
serbuk yang terbawa itu pada kemungkinan menyentuh kepala putik dan 
dengan demikian terjadilah penyerbukan.
Struktur sekresi luar yang menghasilkan cairan gula terdapat dua tipe yaitu:
a. Ekstrafloral misalnya pada tangkai daun (petiolus) contoh pada 
tumbuhan Passiflora, Ricinus, dan Impatiens.
b. Floral nectary.Polinisasi dan ditemukan pada sepal, petal, stamen, 
ovarium atau reseptakel/ tangkai bunga. 
Struktur sekresi ada yang eksternal misalnya glandular trikom, nectaries dan 
ada pula yang internal seperti laticifer (buluh latex). Pada struktur sekresi 
internal biasanya berbentuk saluran, peristiwa pembentukan saluran ini ada 
yang terjadi secara Schyzogenous atau Lysogenous. Dapat kita ketahui bahwa 
madu atau nectar yang dihasilkan oleh bunga bagi tumbuhannya sendiri 
mempunyai arti yang penting yaitu menyebabkan adanya kunjungan binatang 
yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan dan dengan itu ikut 
memainkan peranan dalam menjamin terjadinya keturunan baru yang 
seterusnya akan menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu di atas bumi ini.
Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu atau 
nektarium yang berdasar  asalnya dapat dibedakan dalam 2 yaitu:
a. Kelenjar madu yang merupakan suatu bagian khusus atau suatu alat 
tambahan pada bunga.
b. Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu bunga yang telah 
mengalami metamorphosis dan telah berubah pula tugasnya.
Mengenai bentuk dan tempatnya pada bunga juga amat beraneka macam 
antara lain:
a. Subang di atas bakal buah dan melingkari tangkai kepala putik 
misalnya pada bunga jeruk 
b. Seperti cakram pada dasar bunga, di sebelah bawah bakal buah.
Kelenjar madu yang merupakan metamorphosis salah satu bagian bunga dapat 
berasal dari:
a. Daun mahkota
b. Benang sari
c. Bagian lain pada bunga.
 Hidatoda 
Hidatoda adalah struktur yang terlibat dalam proses gutasi pada daun. 
Hidatoda terdapat pada sepanjang tepi daun dan ujung daun. Ciri utama 
hidatoda adalah terdapatnya banyak pembuluh xylem. Setiap hidatoda terbuka 
membentuk struktur pori pada epidermis daun. Bagian dalam pori tersebut 
disebut epitem yang tersusun atas sel parenkim. Epitem tersebut biasanya 
menempati bagian ujung pembuluh. Bagian sekeliling epitem terdiri atas 
jaringan klorenkim. Struktur hidatoda yang sempurna terdiri atas 3 bagian 
utama yaitu pembuluh xylem, epitem dan sel penjaga. Banyak juga struktur 
hidatoda yang memiliki lapisan tambahan berupa sel yang kaya tannin dan 
terletak di sekitar pembuluh daun. Hidatoda sering ditemukan pada tanaman 
air, herba, dan rumput-rumputan.
Jumlah hidatoda selalu lebih sedikit dibandingkan  stomata. Rata-rata jumlah 
hidatoda per mm² adalah kurang dari 1 hingga lebih dari 20. Ukuran hidatoda 
sendiri 2 kali lebih besar dibandingkan  stomata. Struktur hidatoda mudah diamati di 
bawah mikroskop cahaya dan mudah dibedakan dari stomata maupun sel-sel 
lainnya di sekitarnya. Hidatoda adalah kelenjar yang berfungsi untuk 
mensekresikan air agutasi. Hidatoda terletak di jaringan parenkim pada bagian 
ujung jaringan pembuluh. Hidatoda menyerap minera; atau nutrisi dari
jaringan xylem ke sel-sel pada daun. Kelebihan air disimpan di ruang antar sel, 
akumulasi air, tekanan mendorong air keluar melalui stomata agutasi.
Botanis bernama Gottlieb Haberlandt adalah seorang ilmuwan yang 
mengemukakan bahwa hidatoda terdiri atas dua jenis yaitu:
a. Hidatoda Aktif. Pada hidatoda aktif, pengeluaran air dari jaringan 
tumbuhan terjadi karena akibat daya dorong yang terbentuk oleh sel￾sel pembentuk epitem.
b. Hidatoda Epitem. Pada hidatoda epitem pelepasan air dari jaringan 
tumbuhan terjadi akibat adanya daya dorong dari tekanan akar

 Sekresi Eksogen 
Kelenjar nectar yang merupakan struktur sekresi luar dapat ditemukan pada 
tangkai daun atau petioles contoh pada tanaman Ricinus, Impatiens dan 
Passiflora.
 Trikoma 
Trikoma berasal dari Bahasa Yunani yang berarti rambut, yang halus atau 
pelengkap pada tanaman, ganggang, lumut, dan Protista tertentu. Mereka 
memiliki struktur dan fungsi yang beragam. Contohnya adalah rambut, rambut 
kelenjar, sisik, dan papilla. Selubung segala jenis rambut pada tanaman adalah 
indumentum dan permukaan yang menahannya dikatakan puber.
 Trikoma Alga 
Alga tertentu biasanya berfilamen, memiliki sel terminal yang diproduksi 
menjadi struktur seperti rambut memanjang yang disebut trikoma. Istilah yang 
sama diterapkan pada struktur seperti itu di beberapa Cyanobacteria seperti 
Spirulina dan Oscillatoria. Trikoma Cyanobacteria mungkin terhunus seperti 
pada Oscillatoria atau berselubung seperti pada Calothrix. Struktur ini 
memainkan peran penting dalam mencegah erosi tanah khususnya di iklim 
gurun yang dingin. Selubung berserabut membentuk jaringan lengket yang 
kuat yang membantu menjaga struktur tanah . Trikoma Tumbuhan 
Trikoma tumbuhan memiliki banyak ciri yang berbeda yang bervariasi antara 
spesies tumbuhan dan organ dari suatu tumbuhan. Ciri-ciri ini memengaruhi 
subkategori tempat trikoma berada.

 Trikoma 
Trikoma merupakan struktur tambahan yang berada pada epidermis dan 
berasal dari sel inisial yang sama dengan epidermis. Namun, tidak semua 
struktur tambahan pada epidermis merupakan trikoma, contohnya duri pada 
batang tumbuhan Rosa sp, merupakan emergensial karena berasal dari sel 
subepidermal. Kadang sulit untuk membedakan dua tipe struktur tambahan 
pada epidermis ini tanpa adanya studi ontogenik. Trikoma sangat berperan 
dalam studi taksonomi mengingat trikoma sangat spesifik untuk takson 
tertentu. Bahkan pada beberapa spesies keberadaan trikoma sangat berperan 
dalam analisis hybrid antar spesies
Trikoma dapat terdiri satu sel atau banyak sel, terdapat pada bagian permukaan 
organ. Bentuk, struktur, dan fungsi trikoma bermacam-macam. berdasar  
sifatnya trikoma dibedakan sebagai berikut. Trikoma non kelenjar adalah 
trikoma yang tidak mengeluarkan sekresi dapat terdiri atas satu sel atau banyak 
sel. Trikoma kelenjar adalah trikoma yang mengeluarkan sekresi berupa 
larutan garam, gula (nectar), terpentin, gum, dan lain-lain.
Secara umum trikoma pada epidermis tumbuhan berfungsi antara lain:
a. Sebagai pelindung
b. Mengeluarkan secret
c. Untuk menyebarkan biji
d. Menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah
e. Untuk mengurangi penguapan

Struktur tubuh tumbuhan terdiri dari kumpulan organ, jaringan, dan sel. Sel 
yang serupa saling bekerja sama membentuk sebuah jaringan, di mana tugas 
dan fungsi tiap jaringan memiliki tugas yang berbeda beda. Sesama jaringan 
saling bekerja sama membentuk organ. Organ pada tumbuhan yang utama 
yaitu akar, batang, daun dan alat reproduksi, seperti alat kelamin jantan dan 
betina pada bunga .
 Akar 
Radikula merupakan organ paling sederhana dari tumbuhan yang membentuk 
akar. Keberadaan radikula berfungsi untuk menembus tanah dan bebatuan 
guna mencari air dan unsur hara serta menyimpan cadangan makanan. Akar 
tidak hanya terdapat di dalam tanah, ada juga akar yang berada di atas tanah. 
Warna akar berbeda dengan warna bagian batang maupun daun, umumnya
berwarna kekuning-kuningan atau keputih-putihan.  apabila akar tumbuhan semakin putih, menunjukkan bahwa tumbuhan 
atau tanaman tersebut sehat, tetapi jika akar berwarna coklat cenderung 
kehitaman, menunjukkan bahwa tanaman tersebut tidak dalam kondisi sehat. 
Akar tumbuhan berfungsi untuk menopang sekaligus menegakkan tumbuhan, 
mencari unsur hara dan garam mineral serta air di dalam tanah serta 
membawanya ke batang untuk dilanjutkan ke daun guna membantu proses 
fotosinstesis. Pada beberapa tumbuhan akar digunakan untuk menyimpan 
cadangan makanan serta respirasi. 
Struktur penyusun akar tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu struktur bagian 
luar dan struktur bagian dalam. Struktur akar bagian luar terdiri dari tudung 
akar, batang akar dan cabang akar (untuk jenis tumbuhan dikotil) dan bulu 
akar. Struktur akar bagian dalam terdiri dari jaringan epidermis, korteks, 
endodermis dan stele (silinder pusat). 
Gambar 9.1: Penampang melintang dan membujur akar 
 Meristem Apikal 
Bagian ujung akar terdapat jaringan yang selalu tumbuh yang disebut 
meristem apikal. Jaringan ini terbentuk dari sel-sel initial yang berada di ujung 
batang atau akar tumbuhan. Jaringan meristem apikal yang membelah 
membentuk daerah pemanjangan karena pertumbuhan di ujung akar 
disebabkan oleh kombinasi antara pembesaran sel dan pembelahan sel yang 
berulang-ulang (mitosis dan sitokinesis).
Meristem apikal di ujung akar berfungsi untuk mengetahui kondisi tanah di 
sekitar akar, guna mengarahkan pergerakan akar menuju air dan nutrisi yang 
dibutuhkan oleh tumbuhan. Meristem apikal, yang dilindungi oleh tutup akar 
terus menghasilkan sel bahkan ketika tutup akar dikikis saat mendorong 
melalui tanah. Meristem apikal menghasilkan sel yang mati karena hilang 
karena abrasi saat menembus tanah tetapi juga menghasilkan sel guna yang 
memanjang dan meluas masuk ke dalam tanah . Kaliptra 
Kaliptra berasal dari lapisan sel yang menyelimuti ujung akar, ketika selubung 
sel bagian terluar mati, sel akan menumpuk dan melindungi ujung akar 
tumbuh membentuk bidal yang berguna sebagai pelindung. Kaliptra atau 
tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim. Saat 
sel-sel penutup akar matang, mereka menjadi parenkim dan terus-menerus 
didorong oleh penambahan sel-sel baru dari dalam. Mereka yang berada di 
luar di dekat tanah kurang lebih diratakan oleh tekanan dari dalam dan 
mengelupas saat mereka bergesekan dengan partikel tanah saat akar tumbuh 
lebih dalam. Tutup akar menghasilkan lapisan lendir berlendir yang dikenal 
dengan istilah mucigel itu lumasi ujungnya. Tetapi sepanjang umur akar, 
bahkan jika menembus banyak kaki ke dalam tanah, tutup akar terus 
diperbarui oleh sel-sel baru dari dalam sehingga ujung yang halus benar-benar 
didorong melalui tanah tanpa, seolah-olah, bersentuhan dengan saya t. Ini 
menjelaskan mengapa akar dapat menembus tanah liat yang kaku bahkan 
tanpa tekuk . Urutan dari luar ke dalam adalah 
sebagai berikut.
 Epidermis (lapisan luar/kulit luar) 
Epidermis akar terdiri dari lapis sel0sel rambut dan non rambut yang tersusun 
rapat. Pola dari epidermis ini dihasilkan dari diferensiasi yang diatur secara 
spasial. Epidermis akar umumnya tidak berkutikula. Di ujung akar, sel-sel 
epidermis termodifikasi menjadi bulu-bulu akar yang berfungsi untuk 
memperluas bidang penyerapan. 
Perkembangan epidermis akar pada tumbuhan vaskular dapat dibagi menjadi 
tiga kelompok besar berdasar  cara perkembangan rambut; 
• Tipe 1: setiap sel di epidermis dapat membentuk rambut akar;
Tipe 2: produk yang lebih kecil dari pembelahan sel asimetris 
membentuk rambut akar; 
• Tipe 3: epidermis diatur menjadi file terpisah dari sel-sel rambut dan 
non-rambut. 
Gambar 9.2: Epidermis dan Bulu Akar 
 Korteks (lapisan pertama/kulit pertama) 
Korteks merupakan daerah antara epidermis dengan silinder pusat. Korteks
terdiri atas sel-sel berdinding tipis dan tersusun melingkar di antara sel terdapat 
rongga sel yang berguna untuk menyimpan udara serta pertukaran udara. 
Beberapa jaringan sel terdapat di dalam kotek, yaitu parenkim, kolenkim dan 
sklerenkim. Adanya jaringan parenkim di dalam korteks maka pada lapisan ini 
mampu menyimpan cadangan makanan karena terkadang terdapat zat tepung 
di dalam sel kortek
 Endodermis (lapisan antara korteks dan stele) 
Lapisan endodermis akar terletak di sebelah dalam korteks, yaitu berupa 
sebaris sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel endodermis 
mengalami penebalan gabus. Penebalan berupa rangkaian berbentuk pita. 
Penebalan seperti pita ini disebut pita kaspari. Penebalan semula berupa titik 
yang disebut titik kaspari. Penebalan gabus menyebabkan dinding sel tidak 
dapat ditembus oleh air, sehingga mencegah keluarnya air dan zat terlarut 
dalam air melalui jalur apoplast. Untuk masuk ke silinder pusat, air melalui 
jaringan endodermis yang dindingnya tidak mengalami penebalan yang 
disebut dengan sel penerus. Endodermis berperan mengatur lalu lintas zat ke 
dalam pembuluh akar, terutama mencegah nutrisi meninggalkan struktur 
tumbuhan dan kembali ke tanah. 
Gambar 9.4:Jaringan Endodermis 
 Stele (silinder pusat atau lapisan tengah akar) 
Silinder pusat terletak di sebelah dalam endodermis. Di dalamnya terdapat 
pembuluh kayu (xilem), pembuluh tapis (floem) yang sangat berperan dalam 
proses pengangkutan air dan mineral, dan perisikel yang berada tepat di 
sebelah dalam endodermis. Perisikel berfungsi membentuk akar cabang. Akar 
ini akan menembus ke luar melalui endodermis, korteks, dan epidermis. 
Pertumbuhan cabang akar ini disebut pertumbuhan endogen. Pada tanaman 
dikotil, di antara xilem dan floem terdapat kambium ikatan pembuluh. Pada 
tanaman monokotil, selain xilem dan floem terdapat empulur tetapi tidak 
terdapat kambium ikatan pembuluh.
 Batang 
Batang tumbuhan merupakan bagian yang menghubungkan amat penting, 
karena sebagai pendukung tubuh tumbuhan, alat transportasi air, mineral, dan 
bahan-bahan makanan serta tempat tumbuhnya cabang, daun, dan bunga. 
Struktur batang juga kompleks seperti struktur anatomi akar, tetapi struktur 
batang lebih banyak difungsikan sebagai penyalur atau pembawa nutrisi dari 
akar menuju daun . Struktur anatomi batang tumbuhan antara 
monokotil dan dikotil berbeda, sebagaimana gambar berikut: 
Gambar 9.5: Struktur anatomi pada batang tumbuhan dikotil (a) dan 
monokotil (b) 
 Epidermis 
Jaringan epidermis terdiri dari sel-sel yang tipis, tersusun rapat dan umumnya 
berbentuk persegi, sering dilapisi kutikula pada bagian dinding sel bagian luar. 
Sel epidermis dijumpai pada batang yang masih muda, bila telah rusak maka 
fungsi sel epidermis diambil alih oleh periderm (hypodermis). Pada batang 
yang mampu berfotosintesa dijumpai stomata, yang kelak berkembang 
menjadi lentisel, sedang batang yang masih muda dijumpai trikomata 
(glanduler maupun non glanduler). Tumbuhan yang telah mengalami 
pertumbuhan sekunder, jaringan epidermis pada bagian akar maupun batang 
akan digantikan oleh jaringan gabus (periderm), sehingga mampu memberikan 
perlindungan yang kuat terhadap jaringan di bawahnya dan mengakibatkan 
permukaan akar atau batang tumbuhan menjadi kasar

Jaringan epidermis pada bagian permukaan dilapisi oleh sel yang disebut 
kutikula. Kutikula merupakan suatu jenis protein yang ada pada serangga dan 
menyusun kerangka luar, yaitu zat kitin. Permukaan kutikula biasanya terdapat 
zat lilin yang bersifat hidrofobik/tidak disukai air, hal tersebut menyebabkan 
batang tumbuhan akan mengkilap ketika terkena cahaya. Pertumbuhan 
sekunder pada bagian akar dan batang tumbuhan menyebabkan munculnya 
pori-pori kecil yang dinamakan lentisel. Lentisel berfungsi sebagai tempat 
pertukaran gas antara jaringan dalam dan lingkungan luar. Lentisel adalah 
jaringan berpori, memiliki sel dengan ruang antar sel yang besar di periderm 
tanaman berbunga dikotil. Di sisi lain, keberadaan lentisel ditemukan secara 
melingkar di seluruh permukaan batang, memanjang atau oval pada kedua 
batang dan akar 
Gambar 9.7: a) Kutikula ; b) lentisel (Lakna, 11)
Korteks 
Terutama tersusun dari sel parenkim yang berdinding tipis dan merupakan 
jaringan dasar dengan letak sel yang tidak teratur. Di Daerah peripir (pinggir) 
kadang-kadang terdapat kolenkim yang berkelompok atau membentuk
lingkaran tertutup. Jaringan sklerenkim berbentuk serabut, bisa sendiri sendiri 
atau berkelompok. Kortek dapat berisi tepung, kristal atau zat lainnya, tetapi 
terkadang terdapat idioblas berupa sel minyak, ruang lender, sel lender, sel 
Kristal, kelenjar minyak, sel hars, saluran gom, saluran lender. Bagian kortek 
paling dalam disebut endodermis atau fluoeterma atau sarung tepung. 
Penyebutan tersebut karena kortek terdiri atas selapis sel yang membentuk 
lingkaran dan berisi tepung. Endodermis pada batang yang telah dewasa (tua) 
tidak tampak lagi karena telah rusak/mati, sebab diganti oleh jaringan lain dari 
daerah stele.
 Endodermis (Jaringan Pengangkut) 
Jaringan endodermis adalah jaringan yang menandai batas dalam kortek yang 
berfungsi sebagai berkas pengangkut. Susunan endodermis pada tumbuhan 
dikotil dan tumbuhan monokotil memiliki beberapa perbedaan. Jaringan 
pengangkut sangat diperlukan oleh tumbuhan, hal tersebut guna mengangkut 
hasil serapan nutrisi dari akar menuju ke daun untuk proses fotosintesis. Hasil 
fotosintesis kemudian diangkut kembali untuk diedarkan ke seluruh tubuh 
tumbuhan untuk dimanfaatkan, sisanya akan disimpan. Simpanan atau 
cadangan makanan pada tumbuhan inilah yang dapat dikonsumsi oleh manusia 
Jaringan pengangkut (vaskuler) terdiri atas xylem dan floem. Xylem berfungsi 
mengangkut air dan zat – zat lain dari akar menuju daun. Floem berfungsi 
mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. 
Berikut gambar xylem dan floem:
Gambar 9.8:Jaringan Xilem dan Floem 
Xilem bertugas mengangkut air dan mineral dari akar ke batang kemudian ke 
daun. Jaringan xylem, sebagian besar disusun dari sel-sel khusus yang disebut
pembuluh. Pengangkutan dalam xilem merupakan proses fisik, jadi tidak 
memerlukan energi. 
Fungsi pembuluh tersebut yaitu: 
• Xilem membentuk tabung berlubang yang kontinu. Ini 
memungkinkan air mengalir dengan mudah.
• Diperkuat oleh bahan kimia yang disebut lignin. Sel tidak lagi hidup. 
Lignin memberi kekuatan dan dukungan pada kapal.
Gambar 9.9:Jaringan sel di dalam Xilem 
System pengangkutan yang terjadi di dalam jaringan floem disebut translokasi, 
karena naik dan turun batang. Floem terdiri dari sel-sel hidup, Sel-sel penyusun 
floem disesuaikan dengan fungsinya:
• Tabung saringan, khusus untuk transportasi dan tidak memiliki inti. 
Setiap tabung saringan memiliki ujung yang berlubang sehingga 
sitoplasma-nya menghubungkan satu sel dengan sel berikutnya.
• Sel pendamping, pengangkutan zat di floem membutuhkan energi. 
Satu atau lebih sel pendamping yang terpasang pada setiap tabung 
saringan menyediakan energi ini. Sebuah tabung saringan bergantung 
sepenuhnya pada sel pendampingnya.
 Stele 
Stele atau silinder vaskuler adalah jaringan pada batang tumbuhan vaskuler di 
bagian tengah, terdiri dari jaringan vaskuler, jaringan dasar, seperti empulur
dan sinar meduler, dan pericycle. Pericycle dianggap mewakili lapisan terluar
dari stele yang berbatasan dengan korteks. Stele dianggap mencerminkan arah 
evolusi sistem vaskular pada tumbuhan hal tersebut karena banyak jenis stele
yang dapat ditemukan di berbagai jenis tanaman yang sama.

Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan, 
meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk 
daun sangat bervariasi, namun pada umumnya terdiri dari suatu helai daun 
(blade) yang pipih dan tangkai daun yang disebut petiole, yang 
menyambungkan daun dengan buku batang. . mengatakan bahwa daun merupakan salah satu bagian penting dari 
tanaman karena memiliki klorofil, yaitu tempat terjadinya proses pembentukan 
makanan yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.
Menurut Gardner, Pearce and Mitchell (1991) Daun merupakan salah satu 
organ penentu tingkat produksi tanaman, karena perannya sebagai penyerap 
dan pengubah energi cahaya pada proses fotosintesis. Terganggunya proses 
penangkapan cahaya matahari akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan 
produksi tanaman. Daun merupakan salah satu bagian tumbuhan terpenting 
dan pada setiap tanaman dan umumnya memiliki jumlah daun yang banyak 
dan juga merupakan organ tumbuhan yang memiliki zat fungsi sebagai alat 
atau tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Setiap tumbuhan pada
umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Daun 
tumbuh dan melekat pada batang 
berdasar  definisi daun diatas maka dapat disimpulkan bahwa Daun 
merupakan organ pada tumbuhan terpenting yang menggunakan cahaya 
matahari untuk menghasilkan makanan melalui proses yang kompleks yang 
disebut dengan proses photosintesis. Bentuk dan ukuran daun sangat bervariasi 
tetapi daun mempunyai komposisi jaringan yang sama yaitu: epidermis dan 
derivatnya, mesofil, dan sistem pembuluh (Mauseth and Ross, 1988). Masing￾masing sistem jaringan itu sambung menyambung diseluruh tubuh tumbuhan, 
meskipun karakteristik spesifik jaringan dan hubungan spasialnya satu sama 
lain berbeda pada organ yang berbeda dalam tumbuhan tersebut.
 Struktural protoplas dan dinding 
sel 
Organisme multiseluler dengan suatu koloni sel dapat dibedakan pada adanya 
pembagian tugas di antara sel-sel yang berbeda struktur dan fungsinya. 
Beberapa cirikhas pembedanya di dalam protoplas, yaitu isi sel tanpa dinding 
selnya. 
 Sel-sel Parenkima 
Sel-sel parenkima melakukan sebagian besar fungsi metabolik tumbuhan, 
mensitesis dan menyimpan berbagai produk organik. Fotosintesis terjadi di 
dalam kloroplas sel-sel parenkim pada daun. Beberapa sel-sel parenkim pada 
akar dan batang memiliki plastida yang tidak berwarna, yang menyimpan pati.
Semua jenis sel-sel tumbuhan yang sedang berkembang umumnya memiliki 
struktur sel parenima yng secara umum sama sebelumnya selanjutnya 
mengalami spesialisasi struktur dan fungsi  Sel-sel Kolenkima 
Sel-sel kolenkima (collenchyma cells) membantu menyokong bagian 
tumbuhan yang muda, misalnya batang-batang muda seringkali memiliki 
silinder kolenkima yang tepat berada di bawah permukaannya. Sel-sel 
kolenkima dewasa yang masih berfungsi adalah sel-sel yang hidup memanjang 
bersama batang dan daun yang mereka dukung 
Gambar 10.2: Sel-sel Kolenkima 
Sel-sel Sklerenkima 
Sel-sel sklerenkima (scelerenchyma cell) juga berfungsi sebagai unsur 
penyokong pada tumbuhan namun dengan dinding sekunder tebal yang 
umumnya diperkuat oleh lignin. Sel sklerenkima telah sedemikian 
terspesialisasi untuk menyokong tubuh tumbuhan sehingga banyak yang tidak 
memiliki protoplas pada saat mencapai kematangan fungsional, yaitu tahapan
dalam perkembangan sel ketika set tersebut telah terspesialisasi untuk 
fungsinya tersebut 
Gambar 10.3: Sel-sel Sklerenkima 
 Struktur Anatomi Daun 
Daun merupakan organ tumbuhan yang terdiri dari sistem jaringan sebagai 
berikut 
1. Jaringan Epidermis
2. Jaringan Dasar
3. Jaringan Pembuluh
Sistem jaringan epidermis adalah suatu lapisan tunggal sel-sel yang menutupi 
keseluruhan tubuh suatu tumbuhan muda. Sistem jaringan dasar, yang 
bertanggung jawab atas sebagian besar fungsi metabolik tumbuhan tumbuhan, 
terletak antara jaringan epidermis dan jaringan pembuluh pada masing-masing 
organ. Sistem jaringan pembuluh juga terdapat secara kontinu di seluruh 
tumbuhan tersebut, akan tetapi tersusun secara berbeda pada masing-masing 
organ 
Jaringan Epidermis 
Lapisan terluar dari daun adalah epidermis yang umumnya mempunyai satu 
lapis sel yang berfungsi melindungi jaringan dari lingkungan luar, berperan 
dalam pengaturan pertukaran gas pada daun dan bagian permukaan luarnya 
dilapisi oleh kutikula

Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan 
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar . Derivat 
epidermis daun antara lain: trikoma, sel kipas, dan stomata. Trikoma 
merupakan salah satu derivat dari epidermis yang berfungsi sebagai rambut 
pelindung, banyak terdapat di permukaan daun dan mempunyai bentuk yang 
bervariasi. Trikoma terdapat dua tipe yaitu trikoma tanpa kelenjar dan trikoma 
berkelenjar. Trikoma berkelenjar berfungsi mencegah penguapan sedangkan 
trikoma non kelenjar berfungsi sebagai sekresi berbagai bahan pelarut seperti 
garam, gula, dan polisakarida lainnya 
Epidermis pada daun terdapat pada permukaan bagian atas (adaxial) dan pada 
permukaan bagian bawah (abaxial) dan mempunyai fungsi yang berbeda pada 
lingkungan yang berbeda    berdasar  fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami 
modifikasi seperti stomata dan trikoma.
1. Trikoma 
Trikoma adalah rambut-rambut yang tumbuh dari sel-sel epidermis 
dengan bentuk, susunan serta fungsinya bervariasi, berdasar  
jumlah sel yang membangunnya, trikoma dapat dibedakan menjadi 
uniseluler dan multiseluler. Trikoma uniseluler merupakan trikoma 
yang terdiri dari satu sel, sedangkan multiseluler merupakan trikoma 
yang bersel banyak  Trikoma biasanya muncul pada 
permukaan luar hampir seluruh organ tumbuhan baik organ vegetatif 
seperti daun, cabang, daun pelindung dan akar maupun organ 
reproduksi seperti sepal, petal, stamen, ginosium, biji dan buah. 
Trikoma dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu trikoma non 
glandular yang tidak mempunyai sekresi dan trikoma glandular yang 
mempunyai hasil sekresi 
2. Stomata 
Stomata merupakan celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel 
epidermis yang khusus, yakni sel penutup Stomata terdapat pada 
semua bagian tumbuhan di atas tanah, tetapi paling banyak 
ditemukan pada daun. Pada daun, stomata dapat ditemukan di kedua 
permukaan daun (amfistomatik) atau pada satu permukaan saja yaitu 
permukaan atas saja (epistomatik) atau pada permukaan bagian
bawah (hipostomatik), biasanya stomata dijumpai pada permukaan 
bawah. berdasar  susunan sel epidermisnya, 
stomata dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe: tipe anomositik, 
anisositik, parasitik, diasitik, aktinositik dan tipe siklositik 
Gambar 10.4: Stomata pada daun 
 Jaringan Dasar 
Mesofil merupakan jaringan dasar yang dikelilingi epidermis atau terletak di 
antara epidermis atas dan epidermis bawah. Mesofil dikatakan sebagai bagian 
paling utama pada organ daun. Hal ini dikarenakan pada bagian mesofil inilah 
banyak mengandung kloroplas serta ruang antarsel. Mesofil pada umumnya 
dapat bersifat homogen atau justru terbagi menjadi dua jenis jaringan yaitu 
jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons 
1. Jaringan Tiang (Palisade)
Jaringan palisade banyak mengandung kloroplas yang sangat penting 
dalam meningkatkan efisiensi fotosintesis . Jaringan palisade dapat ditemukan tepat dibawah satu 
atau berlapis jaringan. Jaringan palisade tersusun rapat dan lebih 
kompak dibandingkan  jaringan spons. Jaringan sel membentuk struktursel 
yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Pada 
sel palisade terdapat banyak kloroplas yang melekat di tepi dinding 
sel
2. Jaringan Bunga Karang (Spons)
Jaringan spons terletak di bagian bawah dari jaringan palisade dan 
memiliki struktur atau bentuk yang lebih beragam. Ruang antar sel 
pada jaringan ini lebih luas jika dibandingkan dengan palisade 
sehingga jaringan ini sangat cocok dalam menyimpan udara dan air 
.
Jaringan Pembuluh 
Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian 
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Berkas 
pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya 
adalah sistem tulang daun. Jika ditinjau dari pola pada sistem tulang daun, 
maka terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang 
daun sejajar 
Jaringan pembuluh pada daun berisi jaringan yang berfungsi sebagai sistem 
transportasi bahan dan hasil fotosintesis, terdiri dari xylem dan floem.
1. Xylem
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri 
dari berbagai macam bentuk sel. Unsur-unsur pengangkut air pada 
xylem adalah sel-sel panjang yang terdiri dari dua jenis: trakeid dan 
unsur pembuluh (vessel element). Kedua jenis sel itu mati pada 
kematangan fungsional, akan tetapi mereka menghasilkan dinding 
sekunder sebelum protoplas mati. Pada bagian tumbuhan yang masih 
tetap memanjang, dinding sekunder disimpan secara tidak merata 
dengan pola spiral atau cincin yang memungkinkan mereka renggang 
kembali seperti pegas ketika sel itu tumbuh. Penebalan dinding ini 
memperkuat sel-sel penghantar air pada tumbuhan. Trakeid dan unsur 
pembuluh yang terbentuk pada bagian tumbuhan yang tidak lagi 
memanjang umumnya memiliki daging sekunder yang hanya 
diselingi oleh ceruk (pit), yaitu bagian yang lebih tipis dimana hanya 
terdapat dinding primer.
Trakeid adalah sel panjang dan tipis dengan ujung yang runcing. Air 
bergerak dan mengalir dari sel ke sel terutama melalui ceruk,
sehingga air tidak harus melewati dan menembus dinding sekunder 
yang tebal. Karena dinding sekundernya mengeras dengan lignin, 
trakakeid berfungsi dalam penyokong dan pengangkutan air. Unsur 
pembuluh tersusun dalam bentuk ujung ke ujung, membentuk pipa 
mikro yang panjang, yaitu pembuluh xylem. Dinding ujung dari 
pembuluh mempunyai perforasi, memungkinkan air mengalir secara 
bebas melalui pembuluh xylem (Mitchell, 2003).
Gambar 10.5: Sel pengangkut air pada xilem (trakeid dan unsur 
pembuluh) 
2. Floem
Senyawa organik lainnya dan beberapa ion mineral diangkut di dalam 
floem tumbuhan melalui pembuluh yang dibentuk oleh rangkaian sel￾sel yang disebut anggota pembuluh tapis (sieve-tube member). 
Berlawanan dengan sel-sel xylem yang mengangkut air, anggota 
pembuluh tapis berada dalam keadaan hidup saat kematangan 
fungsional, meskipun protoplasnya tidak memiliki organel sperti 
nucleus, ribosom, dan vakuola yang jelas. Sepanjang sisi masing￾masing anggota pembuluh tapis itu terdapat paling tidak satu sel 
pendamping (companion cell), yang dihubungkan dengan anggota 
pembuluh tapis melalui plasmodesmata.
Pada beberapa tumbuhan, sel-sel pendamping juga membantu 
membuat gula yang dihasilkan di daun menuju anggota pembuluh 
tapis, kemudian floem akan mengangkut gula tersebut ke bagian lain 
tumbuhan tersebut
Fungsi Jaringan Epidermis 
Derivat epidermis daun antara lain: trikoma, sel kipas, dan stomata. Trikoma 
merupakan salah satu derivat dari epidermis yang berfungsi sebagai rambut 
pelindung, banyak terdapat di permukaan daun dan mempunyai bentuk yang 
bervariasi. Trikoma terdapat dua tipe yaitu trikoma tanpa kelenjar dan trikoma 
berkelenjar. Trikoma berkelenjar berfungsi mencegah penguapan sedangkan 
trikoma non kelenjar berfungsi sebagai sekresi berbagai bahan pelarut seperti 
garam, gula, dan polisakarida lainnya  Epidermis pada 
umumnya adalah suatu lapisan tunggal yang berfungsi untuk melindungi dan 
memiliki karakteristik tetap yang lebih terspesialisasi dengan fungsi organ 
tertentu yang ditutupi. Epidermis daun dan sebagian besar batang 
mensekresikan suatu lapisan berlilin atau kutikula (cuticle) yang membantu 
bagian tumbuhan yang berada diatas permukaan tanah menahan air, suatu 
adaptasi penting untuk kehidupan di darat.
Stomata merupakan celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis 
yang khusus disebut sel penutup. Stomata terdiri dari sel penutup, bagian 
celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Ruang udara dalam terdiri dari 
suatu ruang antar sel yang besar mempunyai fungsi ganda yaitu untuk 
fotosintesis, transpirasi, dan respirasi
 Fungsi Jaringan Dasar 
Sistem jaringan dasar adalah bagian terbesar dari semua tumbuhan muda, yang 
menempati ruangan antara sistem jaringan dermal dan sistem jaringan 
pembuluh. Jaringan dasar kebanyakan adalah parenkima, akan tetapi 
kolenkima dan skelrenkima juga umum ditemukan. Di antara fungsi jaringan 
dasar yang beraneka ragam itu adalah fotosintesis, penyimpanan dan 
penyokong. Jaringan dasar tumbuhan bukan hanya sekedar pengisi akan tetapi 
bertanggung jawab untuk melaksanakan sebagian besar metabolisme 
tumbuhan 
 Fungsi Jaringan Pembuluh 
Jaringan pembuluh biasanya terletak ditengah-tengah antara epidermis atas dan 
bawah. Jaringan pembuluh terdiri dari dua jenis jaringan yang mempunyai 
kepentingan yang asasi (xylem dan floem). Kedua jaringan ini bersama-sama 
membentuk jaringan pembuluh. Xylem dan floem terdiri dari sel-sel yang 
memanjang, disesuaikan dengan perpindahan bahan-bahan keseluruh bagian 
tumbuhan. Sel-sel kayu yang mati mengalirkan air dan memberikan tunjangan 
mekanis. Sel-sel hidup tertentu yang khas dalam floem merupakan saluran 
tempat mengalirkan bahan makanan.
Xylem tumbuhan bunga terdiri dari beberapa jenis sel. Untuk kepentingan 
pengaliran, maka yang terpenting adalah elemen pembuluh, sel yang agak 
memanjang dan ujungnya terbuka. Karena sel-sel ini berdinding sekunder dari 
kayu yang kaku, maka sel-sel tersebut dapat berfungsi sebagai tabung yang 
tidak dapat kempis, dan air yang terdapat di dalamnya dapat dalam keadaan 
terenggang. Di samping xylem dan perpanjangan pelepah yang berfungsi 
sebagai penunjang mekanis pada daun, sel-sel pengokoh yang khusus biasanya 
ada pada daun. Yang paling nyata adalah serat sklerenkima, yang biasa 
bergabung dengan berkas pembuluh yang besar. Serat-serat ini tidak 
merupakan saluran, tetapi memberikan kekuatan dan tunjangan mekanis dan 
membantu mencegah kelayuan daun karena kehilangan air dan melawan 
tekanan angin yang besar. Pada floem, sel-sel saluran yang terpenting adalah 
unsur pembuluh tapis, karena adanya lubang-lubang seperti tapis pada ujung 
sel. Air dan garam-garam mineral dari tanah mencapai sel-sel mesofil, 
bergerak ke arah yang berlawanan melalui jaringan daun
 Bunga 
Bunga merupakan bagian yang paling menarik dari tumbuhan. Bukan hanya 
manusia saja yang terpikat oleh keindahannya namun hewan seperti serangga 
juga terpikat oleh keindahan bunga seperti bentuk mahkota yang bagus, warna 
yang cerah dan aroma yang wangi. Serangga seperti kupu-kupu, lebah maupun 
kumbang sangat membantu penyerbukan, di mana serangga mendapatkan 
nektar dari bunga dan bunga terbantu dalam proses penyerbukan pada jenis 
tumbuhan.
Bunga (flos) adalah salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai 
alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan 
yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat 
tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. 
Jika kita memperhatikan suatu bunga, sangat mudah diketahui bahwa bunga 
adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna 
dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada
bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat 
dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada 
tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk 
melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang 
sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik 
ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, 
baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan 
oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon 
tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan 
pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu 
rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.
Bunga adalah suatu tunas yang bernas dengan empat lingkaran daun yang 
termodifikasi; kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen), dan 
putik (karpel). Dimulai dari bagian bawah bunga, terdapat kelopak (sepal), 
yang umumnya berwarna hijau. Kelopak membungkus bunga sebelum bunga 
merekah. Di atas kelopak bunga adalah mahkota (petal), berwarna cerah pada 
sebagian besar bunga. Mahkota membantu menarik serangga dan penyerbukan 
lainnya. Kelopak dan mahkota merupakan bagian bunga yang steril, yang 
berarti bahwa bagian-bagian itu secara tidak langsung terlibat dalam 
reproduksi. Di dalam cincin mahkota terdapat organ reproduksi; benang sari 
(stamen) dan putik (carpel), yang secara berturut-turut adalah bagian bunga 
“jantan: dan “betina”. Suatu benang sari terdiri dari sebuah batang yang 
disebut tangkai sari (filamen) dan suatu kantong yang terletak di ujung, kepala 
sari (anther), tempat serbuk sari dihasilkan. Pada ujung putik adalah kepala 
putik (stigma) yang lengket untuk menerima serbuk sari. Tangkai putik (style) 
mengarah ke ovarium (ovary) pada bagian dasar putik. Bakal biji, yang 
berkembang menjadi biji setelah fertilisasi terlindung dalam ovarium. 
Struktur Bunga 
Bentuk luar bunga sangat beraneka ragam tergantung pada jenis tumbuhan. 
Namun sebenarnya pola struktur dasar bunga itu kurang lebih sama.
Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah (lihat gambar 11.1):
1. Kelopak bunga atau calyx;
2. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna￾warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
3. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros 
oikia: rumah pria) berupa benang sari;
4. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikes 
oikia: “rumah wanita”) berupa putik.
Gambar 11.1: Struktur Bunga 
1. Kelopak bunga
Kelopak bunga adalah bagian bunga terluar atau paling rendah 
kedudukannya pada dasar bunga. Kelopak bunga biasanya berwarna 
hijau. Kelopak juga merupakan modifikasi dari daun yang tersusun 
melingkar. Bagian atau lembaran kelopak bunga disebut juga daun 
kelopak (sepal). 
2. Mahkota bunga
Mahkota bunga ada di sebelah dalam atau di atas dari kelopak bunga. 
Bagian atau lembaran mahkota disebut juga daun mahkota (petal). 
Ukuran mahkota biasanya lebih besar dan berwarna-warni 
dibandingkan kelopak bunga.
Mahkota dan kelopak bunga sering disebut perhiasan bunga. Kadang 
ditemui suatu bentuk/ jenis bunga yang tidak berdaun kelopak 
(apetalus), tidak bermahkota (apetalus) atau tidak memiliki perhiasan 
(bunga telanjang).Ada juga tumbuhan yang antara mahkota dan kelopaknya tidak bisa 
dibedakan baik bentuk maupun warnanya dan disebut juga tenda 
bunga (misal bunga sangsang). Lembaran daun tenda bunga disebut 
talus.
3. Benang sari
Benang sari ada di tengah mahkota. Secara lengkap bagian-bagian 
dari benang sari adalah tangkai (filamen), kepala sari (anther) dan 
serbuk sari (polen). Benang sari merupakan penghasil serbuk sari 
yang merupakan gamet jantan pada tumbuhan.
4. Putik
Putik berlokasi di bagian pusat bunga dan berasal dari modifikasi 
daun. Lembaran penyusun putik disebut karpel. Jumlah karpel bisa 
satu atau lebih. Setiap karpel memiliki ovarium yang di dalamnya ada 
sel telur Di atas ovarium ada tangkai (stylus) yang mendukung kepala 
putik (stigma). Stylus berupa saluran sempit, tempat lewatnya serbuk 
sari saat pertumbuhan. Stigma merupakan tempat melekatnya serbuk 
sari saat penyerbukan.Tidak semua bunga punya organ reproduksi 
lengkap. Bunga yang punya putik dan benang sari dalam satu bunga 
disebut hermaprodit sementara yang hanya memiliki benang sari 
disebut bunga jantan dan yang hanya memiliki putik disebut bunga 
betina.
Gambar 11.2: Struktur Bunga Sempurna 
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada 
pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji 
(ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung
embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima 
serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi 
pollen menuju bakal bakal buah.
Bagian-bagian bunga sempurna:
1. Bunga sempurna,
2. Kepala putik (stigma),
3. Tangkai putik (stylus),
4. Tangkai sari (filamen, bagian dari benang sari),
5. Sumbu bunga (axis),
6. Artikulasi,
7. Tangkai bunga (pedicel),
8. Kelenjar nektar,
9. Benang sari (stamen),
10. Bakal buah (ovum),
11. Bakal biji (ovulum),
12. Serbuk sari (pollen),
13. Kepala sari (anther),
14. Perhiasan bunga (perianthium),
15. Mahkota bunga (corolla),
16. Kelopak bunga (calyx)
Pada umumnya bagian bunga sempurna dibagi menjadi 2, yaitu bagian Fertil 
dan bagian Steril, yaitu:
1. Bagian Fertil
Bagian fertil merupakan bagian bunga yang secara langsung 
berpengaruh terhadap terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan 
pada bunga itu sendiri. terdapat dua Bagian bunga fertil yaitu kepala 
putik (pistillum) serta benang sari (Stamen).
2. Bagian Steril 
Bagian steril merupakan bagian bunga yang hanya berfungsi sebagai 
perhiasan dan kelengkapan bunga itu sendiri. Secara tidak langsung 
memengaruhi terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan. Bagian 
bunga steril adalah ibu tangkai bunga (pedunculus), daun tangkai
bracteola), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (bractea), daun 
mahkota (petal), tangkai bunga (pedicellus), daun kelopak (sepal).
Anatomi Bunga 
Bagian – bagian bunga yang lain:
1. Ibu tangkai bunga atau tangkai induk (pedunculus)
Tangkai bunga (bahasa latin: Rachis Pedunculus) adalah bagian awal 
dari sebuah bunga. Pedunculus (tangkai induk) bunga merupakan 
cabang kelanjutan dari sebuah ranting atau batang pohon / tanaman 
untuk menuju bunga.
2. Tangkai bunga (pedicellus)
Pedicellus adalah bagian yang sering kita jumpai, seperti yang kita 
ketahui tangkai bunga merupakan bagian bunga yang berada pada 
bagian bawah. Pedicellus (Tangkai bunga) inilah yang kerap kita 
jadikan sebagai bagian bunga yang kita petik dari pohonnya. 
Sehingga tangkai bunga berfungsi sebagai penopang dan penghubung 
antara tangkai dan juga ranting. 
3. Dasar Bunga (receptacle)
Receptacle adalah bagian bunga yang menjadi bagian dari ujung 
tangkai bunga, receptacle ini berguna sebagai tempat melekatnya 
mahkota bunga.
4. Daun tangkai bunga (brachteola)
Brachteola adalah bagian bunga berupa daun yang yang berfungsi 
sebagai daun pelindung. Daun tangkai bunga (Brachteola) ini tampak 
di luar bungan dan bisa terlihat. Daun ini berada pada bagian pangkal 
dari tangkai bunga.
5. Daun pelindung (bractea)
Bagian pelindung bunga (Braktea), bagian ini berbeda dengan 
kelopak bunga, karena Brachtea adalah daun terakhir yang menjadi 
tempat tumbuhnya bunga. Jadi, pada bagian ketiak daun ini, sang 
bunga berkembang serta tumbuh. (lihat gambar 11.3)6. Mahkota bunga (corolla)
Corolla merupakan salah satu bagian bunga yang seringkali 
direpresentasikan sebagai bunga itu sendiri. karena mahkota bunga 
merupakan bagian paling luar dari sebuah struktur keseluruhan 
bunga, yang biasanya memiliki warna yang cerah dan juga menarik. 
Mahkota bunga juga memiliki susunan dan juga bentuk yang berbeda 
pada setiap bunga, sehingga sering dijadikan indikator utama dari 
keindahan dan kecantikan dari sebuah bunga
7. Daun buah (carpella)
Carpell merupakan bagian fertil berupa ovulum (bakal biji) 
berkelompok membentuk putik (pistill).
8. Daun mahkota (petal)
Petal merupakan perhiasan bunga warnanya mencolok, berkelompok, 
serta membentuk corolla (mahkota bunga).
9. Kelopak bunga (sepal) 
Sepal (kelopak Bunga) adalah bagian bunga yang berupa kuncup saat 
bunga belum mekar. kelopak bunga berfungsi membantu menjaga 
bunga yang belum mekar. Saat bunga sudah sedikit mekar, maka 
kelopak bunga akan ikut membuka, serta membiarkan bunga tersebut
mekar. saat bunga sudah mekar dengan sempurna, kelopak bunga 
akan membentuk seperti bagian dasar sebuah bunga.
10. Benang sari (stamen)
Benang Sari adalah bagian yang sering disebut sebagai alat kelamin 
jantan sebuah bunga. Stamen berfungsi untuk membantu proses 
reproduksi dan juga perkembangbiakan di sebuah bunga, yang 
nantinya dapat menumbuhkan tanaman baru. Stamen (Benang sari) 
terdiri dari 3 bagian utama. yaitu Tangkai sari (filamen), Serbuk sari 
(polen), Kepala sari (anthera). 
Gambar 11.4: Serbuk sari
 Jenis-Jenis Bunga 
Para ahli biologi tumbuhan membedakan antara bunga lengkap (complete 
flower), yaitu bunga yang memiliki semua keempat organ tersebut, dan bunga 
tidak lengkap ( incomplete flower) yaitu bunga yang tidak memiliki satu atau 
lebih dari keempat organ tersebut. Bunga yang dilengkapi dengan serbuk sari 
maupun putik disebut bunga sempurna (perfect flower), (lihat gambar 11.2) 
meskipun bunga tidak memiliki kelopak maupun mahkota bunga. Bunga tak 
sempurna (imperfect flower), adalah bunga tak lengkap yang tidak memiliki 
kepala sari atau putik. Bunga uniseksual ini disebut stamina (bunga jantan) 
atau karpelat (bunga betina), tergantung pada kumpulan organ reproduksi 
mana yang dimilikinya. 
Jika bunga staminate dan karpelat terdapat pada individu tumbuhan yang 
sama, maka spesies tumbuhan tersebut disebut berumah satu (monoecious, 
dari bahasa Yunani “satu rumah”). Sebaliknya suatu spesies berumah dua atau 
dioecious (“dua rumah”) memiliki bunga staminate dan bunga karpel pada
tumbuhan yang berlainan, analog dengan kehadiran testis dan ovarium pada 
hewan jantan dan hewan betina yang terpisah 
 Buah 

Buah adalah hasil reproduksi antara putik dan serbuk sari pada tumbuhan 
Buah termasuk organ pada tumbuhan berbunga 
yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah 
biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak 
terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji 
tumbuhan.
Buah juga dapat berkembang tanpa pembuahan dan tanpa perkembangan biji.
Peristiwa tersebut dinamakan “partenokarpi” dan banyak ditemukan pada 
spesies yang berbiji banyak, seperti pisang, nanas, semangka dan tomat.
Partenokarpi dapat terjadi tanpa polinasi (jeruk, labu dan tomat) atau 
memerlukan rangsangan polinasi pada tanaman anggrek. Buah yang tak berbiji 
dapat pula diakibatkan oleh gugurnya embrio (anggur), namun terjadi buah 
seperti itu digolongkan dalam partenokarpi karena terjadi pembuahan disini 
Buah serta biji bersama-sama mengembangkan berbagai mekanisme untuk 
menyebarkan biji. Pada taksa yang lebih primitif biji membentuk sejumlah 
sifat yang membuatnya mandiri dan menggunakan berbagai agen yang 
membantu penyebaran biji. Namun Angiospermae yang lebih maju, buah
memiliki peran dalam penyebaran, dengan demikian, memindahkan biji.
Sebab itu, hubungan fungsional dan juga hubungan morfologi antara buah dan 
biji amat beragam dan peran ekologi dari buah juga perlu diperhatikan. Karena 
itu tidaklah mudah membuat klasifikasi buah 
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah 
lebih luas dibandingkan  pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah￾buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal 
buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain.
Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian 
botani biasa disebut buah sejati.
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang 
dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi 
longgar. Istilah "buah-buahan" dapat digunakan untuk pengertian demikian. 
Buah-buahan adalah setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh 
membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung air.
 Pembentukan Buah 
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal 
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing 
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali 
oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke 
kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari 
berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. 
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana 
terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur 
yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. 
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni 
persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan 
inti sel keduanya 
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), 
bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, 
tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk 
lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). 
Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen) 
dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian sehingga buah 
menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. 
Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya 
sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi 
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada 
bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang 
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di 
bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp 
(epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp 
(endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding 
tengah atau mesokarp (mesocarpium)
Struktur Anatomi Buah 
Pada umumnya buah berkembang dari bab alat kelamin betina (putik) yang 
disebut bakal buah yang mengandung bakal biji. Buah yang lengkap tersusun 
atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit buah yang masih gampang belum 
mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit buah ada yang sanggup 
dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp, dan endokarp.
Gambar 11.6: Struktur Anatomi Buah 
Lapisan buah terbagi atas:
1. Epikarp merupakan lapisan luar yang keras dan tidak tembus air, 
contohnya buah kelapa.
2. Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan berserabut, contohnya 
bersabut (kelapa), berdaging (mangga dan pepaya).
3. Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas lapisan 
sel yang sangat keras dan tebal, contohnya tempurung (kelapa), 
berupa selaput tipis (rambutan).
Gambar 11.7: Sayatan Buah 
Menurut Tjitrosoepomo (1989) baik buah sejati (yang merupakan 
perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga 
tipe dasar buah, yakni:
• Buah Tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan 
satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
• Buah Ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang 
memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh 
menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi 
kumpulan buah yang tampak seperti satu buah. Contohnya adalah 
sirsak (Annona).
• Buah Majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. 
Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan 
banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi 
satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga 
matahari (Helianthus).
 Biji 
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya 
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah 
terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji (bahasa 
Latin: semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah 
masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan 
kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi 
kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Biji merupakan sumber makan yang penting bagi hewan dan manusia. Di 
Antara Angiospermae, Poaceae paling banyak menghasilkan pangan yang 
berasal dari biji. Fabaceae menempati tempat kedua dalam kepentingan ini.
Selain untuk pangan, biji menjadi sumber minuman (kopi, coklat, bir), obat, 
serat (kapas), dan minyak yang digunakan dalam industri 
Struktur Anatomi Biji 
Struktur anatomi biji terdiri dari bagian-bagian
1. Kotiledon, cadangan kuliner embrio
2. Plumula, berdiferensiasi menjadi bakal daun
3. Radikula, bakal calon akar
4. Epikotil, bakal batang yang berada di atas kotiledon
5. Hipokotil, bakal batang yang berada di bawah kotiledon
6. Skutelum, permukaan keras
7. Testa, pelindung bijiPenjelasan struktur anatomi biji:
1. Kotiledon 
Kotiledon (disebut juga kotil atau daun lembaga) adalah bakal daun 
yang terbentuk, dan melekat pada embrio dengan hipokotil. 
Kotiledon merupakan organ cadangan makanan pada biji kelompok 
tumbuhan, sekaligus organ pertama yang dimiliki oleh tumbuhan 
yang baru saja berkecambah yang tak memiliki klorofil. Walaupun 
bagi kecambah ia berfungsi seperti daun, kotiledon tidak memiliki 
anatomi yang lengkap seperti daun sejati yang terbentuk kemudian 
Gambar 11.9: Kotiledon Berdaging pada Buncis 
2. Plumula
Plumula merupakan calon batang yang tumbuh selama masa 
perkecambahan. Fungsinya sebagai bagian tanaman yang akan
mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang dan 
daun. Plumula adalah pertumbuhan embrionik yang berkembang 
menjadi tunas. Ini menjadi daun asli pertama dari tanaman. Selama 
tunas benih, Plumula ditemukan di atas kotiledon. Plumula adalah 
bagian dari epikotil (pucuk kecil yang akhirnya menjadi batang 
tanaman, bunga, dan daun) yang tumbuh. Tumbuh kecil ketika ada 
cukup makanan disimpan di kotiledon atau endosperma. Sebaliknya, 
Plumula tumbuh besar ketika tidak cukup makanan disimpan dalam 
biji. 
Gambar 11.10: Letak Plumula, Radikula, Epikotil

3. Radikula
Radikula merupakan bagian pertama dari benih yang muncul dari 
benih selama perkecambahan. Pertumbuhan pertama dari tanaman 
yang belum sempurna, radikula keluar dari biji selama tahap 
pertunasannya. Bergantung pada arah perkembangannya, dua jenis 
radikula adalah simtropolis dan anatropous. Sintropous adalah 
pertumbuhan radikula ke arah hilus, atau bekas luka pada biji yang 
menandai titik perlekatan pada pembuluh bijinya. Antitroposa adalah 
hasil radikula dari hilus.
4. Epikotil
Epikotil merupakan bagian batang embrio atau kecambah yang 
berada di atas kotiledon.
5. Hipokotil
Hipokotil merupakan bagian batang embrio atau kecambah yang 
berada di bawah kotiledon.
6. Skutelum
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami 
modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi 
sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, 
sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula.
Gambar 11.12: Anatomi Skutelum dan Testa
7. Testa 
Cadangan makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang 
didalamnya terkandung pati, protein dan beberapa jenis enzim. 
Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, disebut testa. Testa
berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan 
embrio dan masuknya bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa 
memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikrofil. Di dekat mikrofil 
terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
 Bunga 
Pertumbuhan adalah sebagai pertambahan ukuran dan berat (sel-sel) yang 
tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu organisme 
mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang terjadi karena baik ukuran sel 
maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan protoplasma berlangsung melalui 
rentetan peristiwa di mana air, karbondioksida dan garam-garam organik 
diubah menjadi bahan-bahan hidup, misal: akar, batang, daun, bunga, buah dan 
biji .
Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai 
pertambahan ukuran, berat dan atau jumlah sel ukuran tanaman sebagai 
indikator pertumbuhan secara satu dimensi, dua dimensi dengan mengukur 
total luas permukaan daun atau tiga dimensi dengan mengukur volume akar
Tumbuhan tersusun atas tiga organ pokok yaitu akar (radiks), batang (caulis), 
dan daun (folium), sedang bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dipandang 
sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat, atau fungsi. Tumbuhan yang 
mempunyai ketiga unsur pokok tersebut dikelompokkan dalam kormofita  ,bahwa Proses pertumbuhan tanaman terdiri 
dari pembelahan sel, diikuti dengan pembesaran sel dan terakhir adalah 
diferensiasi sel. Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu, yaitu pada 
jaringan meristem. 
Selama pertumbuhan dan